Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Kritik belum tentu mau mengubah keadaan

 Dalam sebuah diskusi kecil, seorang temen berani berkomentar untuk menyatakan bahwa ada yang salah dengan langkah yang diambil oleh team. Langkah yang diambil selama ini tidak banyak memberi dampak, dia kritik dan protes. Mesti ada cara lain yang bisa menjamin langkah team menjadi semakin meningkat. Terus dengan semangat itu dia mengemukakan pendapatnya. Semua team menyambutnya.

Dalam semangat brainstorming tersebut ada pertanyaan iseng kali ya atau ada yang bilang lawannya kritik itu. Pertama yang ditanyakan, apakah temen tadi mau menjadi pimpronya ? Jawabannya sederhana,"saya hanya kasih ide dan pimpronya silakan yang lain". Pertanyaan selanjutnya adalah "kan yang tahu isi dari kritik itu adalah yang menyampaikan dan sangat mengerti. Mengapa tidak menjadi pimpronya aja ? Bukankah dengan jadi pimpronya kan bisa tahu salah dan benernya dan tidak menyalahkan orang lain". Dengan ringan temen tadi bilang,"saya siap bantu". Keadaan ini menjadi tidak berujung dan tidak ada kesepakatan untuk melaksanakannya. Semestinya menyampaikan ide atau kritik itu memang benar-benar memahami dengan benar dan yakin untuk membawa perubahan yang dikawal sendiri. Insya Allah hal seperti ini memberi kebaikan ke semua pihak.

Berani kritik memberi dampak memberi keberanian untuk mewujudkannya. Mulai saja mengkritik diri sendiri tentang hal kecil, misalkan bisakah kita sendiri bangun pagi dengan aktivitas yang bermakna, mengkritik diri untuk selalu ada waktu belajar agar semakin meningkatkan kemampuan, atau bisakah kita lebih fokus bekerja lebih meningkat. Keberanian mengkritik diri yang bertanggung jawab terhadap perubahannya menjadi modal penting untuk meningkatkan nilai diri di mata orang lain.

Tetapi adakalanya saat dikritik orang lain menjadi kita semakin berubah. Kita sebagai orang yang mau berubah (belajar), yang tidak mempedulikan siapa yang menyampaikan. Tapi kita peduli untuk memahami lebih lanjut agar kritik dapat merubah diri kita sendiri. Ini adalah langkah baik untuk semakin meningkatkan kemampuan kita.

Terkadang kritik itu memang datang dari orang yang bisa mengkritik saja, hal inipun mesti berterima kasih karena kita dievaluasi secara gratis. Sebaliknya banyak temen kita yang hanya ABS saja, jadi kita tidak mendapatkan feedback yang baik. Ciptakan persepsi apapun kritik itu pasti ada nilai baik dan kita pun mesti terbuka menerimanya (tanpa melibatkan emosional kita).

Insya Allah kultum motivasi ini dapat memberdayakan diri semakin baik. Jangan melihat orang lain itu sebagai "lawan" tapi anggaplah mereka adalah temen lama yang ketemu lagi, jadi apa yang disampaikan itu merupakan feedback (kritik) yang membangun.



No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...