Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Produktivitas kerja dengan kehadiran diri

 Dalam dunia kerja semakin hari semakin banyak yang tidak percaya kalau tidak melihat karyawannya hadir secara fisik. Hal ini terjadi saat atasan yang disiplin melihat stafnya tidak berada di tempat kerja saat jam masuk. Bagaimana bisa tahu kehadiran bawahan di tempat yang berbeda (cabang) ? Ada yang pakai foto selfi kehadiran atau ada yang cek random dengan menelpon karyawan bersangkutan atau pakai aplikasi dan sebagainya. Sebenarnya kehadiran bisa dijadikan ukuran bagi semua orang BUKAN saja karyawan, tapi atasannya sendiri harus memberi teladan. Terkadang ada pilih kasih, orang tertentu boleh hadir terlambat dan yang lain wajib hadir tepat waktu. Ini salah satu sebab mengapa disiplin kehadiran menjadi tidak berhasil. Ada yang bilang,"ditempat saya semua hadir tepat waktu". Bukankah hadir tepat waktu itu masih bermasalah, jika belum mulai kerja. Masuk jam 08:00 dan mulai kerja jam 08:30, alasannya rapi-rapi dulu, sarapan dulu lah, baru juga nyampe di absensi jam 08:00. semua alasan ini hanya cara menyiasati kehadiran tepat waktu, tapi tidak berarti.

Saya melihat dari sisi karyawan, mereka berat dalam salah satu disiplin kerja untuk hadir fisik saja. Ada yang berlagak,"yang penting hasil kerjanya, kehadiran tepat waktu itu tidak penting". Ada benernya, tapi banyak orang seperti itu sebenarnya beberapa hanya mencari alasan aja karena mereka tidak bisa datang tepat waktu dan belum seprofesional apa yang mereka ucapkan. Mengakui berat masuk kerja bukan sekedar itu saja. Tapi banyak hal yang terjadi. Mari melihat diri agar diri kita lah yang hebat (mendapatkan keuntungan/kebaikan dan tak perlu melihat hasilnya kepada perusahaan). Salah satu disiplin dalam masuk kerja tepat waktu adalah sikap seseorang yang tidak positif atau tidak melihat kerja sebagai bagian dari kehidupannya, seperti halnya seseorang makan, minum, bangun tidur dan aktivitas lainnya. Sikap yang ada pada karyawan itu cenderung berat atau malas berangkat kerja, macetlah, panaslah dan sebagainya. Bayangkan kalau kita sikapi berat dalam berangkat kerja, mestinya bangun pagi juga malas, dan senang tidur malam (menganggap tidur memerlukan waktu yang cukup). Teruskan bayangkan apakah mereka males juga terima uang hasil kerja ? Sikap ini mesti diubah menjadi positif. Dimulai 

1. Dari Uang yang diperoleh dari hasil kerja, semakin banyak hal dikerjakan dengan waktu yang cukup (dengan kehadiran lebih awal) maka semakin tidak berat mengerjakan pekerjaan di kantor. Bahkan datang pagi itu memberi kesempatan pikiran yang masih fresh untuk mudah mengerjakan pekerjaan.

2. Sikap positif di atas memberi dampak untuk kerja yang semakin baik. Mengapa ? Karena tidak terganggu oleh emosional, karena situasi dan kondisi yang tidak nyaman (dengan kehadiran yang sekedar tepat waktu) membuat banyak orang merasa tidak mudah memulai pekerjaan. Situasi ini membuat akal sehat cenderung aktif dan siap menjalani kehidupan hari ini.

3. Apa yang terjadi setelah itu ? Bekerja menjadi produktif dan hasilnya jauh lebih baik. Hal ini dapat menghadirkan penilaian perusahaan untuk dipercaya.

4. Sikap positif di atas mesti dibangun dengan tidur lebih awal tanpa banyak pikiran yang terbawa tidur. Buatlah relax sebelum tidur agar tidurnya menjadi berkualitas dan bangunnya menyegarkan.

5. Kerja - istirahat - tidur - bangun - kerja lagi, siklus yang dihadapi setiap hari. Bukan sekedar dijalani rutin, tapi dikembangkan menjadi aktivitas yang menarik (tidak bosen) dengan terus mengembangkan diri menjadi pribadi yang positif. Istirahat dan tidur yang cukup dan berkualitas, Insya Allah bangunnya seger dan sehat, dan yang mesti ditingkatkan kualitasnya adalah kualitas kerja yang produktif dan tetap semangat. kerja yang demikian dapat mempengaruhi kualitas istirahat dan tidur yang baik. Jadi menjadi disiplin yang bener, maka jadikan kerjaan menjadi menarik karena produktif dan berkualitas.

Disiplin masuk kerja bukan sekedar tepat waktu, bukan sekedar 30 menit lebih awal, bukan sekedar kehadiran yang dilihat atasan, tapi disiplin kerja mesti membuat rasa nyaman dan mendorong kerja yang produktif. Hal ini menjadi penilaian untuk menjadi dipercaya, dan nilai kepercayaan inilah yang mesti dipertaruhkan agar nilai ini menjadi kebaikan dalam pendapatan kerja karyawan.

Kultum motivasi kali ini ingin mengingatkan semua untuk selalu menjadi orang yang produktif dan berkualitas tinggi. Dimulai dari sikap dan menindaklanjutinya dalam kerja. Memberdayakan diri untuk bisa produktif mesti dilakukan. Tak perlu merasa tidak adil karena bekerja produktif kepada atasan dan perusahaan, yang wajib itu karyawan sendiri yang menikmati semuanya.

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...