Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Senin, Maret 20, 2023

Menyambut puasa

  Menyambut puasa ? Iya, pasti disambut dengan kalimat Marhaban (agak kearab-araban, tapi nggak masalahlah). Menyambut puasa, maka banyak orang berziarah, mengunjungi sanak keluarga, dan bersih-bersih rumah serta aktivitas lainnya. Ada juga yang mempersiapkan pakaian baru puasa dan makanannya. Tapi jarang sekali yang menyambut puasa itu dengan program yang benar selama berpuasa. Ada sih yang mempersiapkan dan membuat komitmen puasa tahun ini dengan taraweh di berbagai Masjid, mengaji Al Qur'an, menambah ibadah dan amalan.

Sudahkah kita menyambut puasa ? Puasa ya aktivitas puasa untuk menjadi taqwa. Bukan sekedar siap berpuasa di bulan puasa, tapi sudahkah kita berlatih sebelumnya dengan puasa sunnah untuk menyesuaikan suasananya ? Tidak sekedar puasanya tapi program selama puasa, seperti shalat tepat waktu, mengerjakan shalat sunnah dan memperbanyak amal. mengapa ini mesti kita persiapkan ? Agar kita sudah menciptakan kebiasaan. 

BUkan sekedar menyambut puasa saja, selama puasa adalah waktu berlatih untuk menjadi biasa selama 1 bulan. Bisakah kita melakukannya. Bangun pagi, shalat Tahajjud, shalat subuh lebih awal, diikuti dengan membaca Al Qur'an dan tidak tidur lagi, tetap bekerja dengan semangat (tanpa mikir lapar dan haus), memperbanyak ibadah dan amal dan sebagainya. Apa yang diharapkan selama 1 bulan puasa itu ? Kita mesti melanjutkan kebiasaan itu di bulan setelah puasa juga.

Yuk kita mulai merencanakan bulan puasa dengan target yang ingin capai. Sisihkan waktunya dan just do it saja. Ingin sedekah ? siapkan waktu dan persiapannya untuk dijalani di waktu yang tepat dan orang yang tepat. Ingin memperbaiki shalat ? siapkan waktu untuk membaca buku dan mendalami Al Qur'an tentang shalat dan dalam shalat diterapkan ilmunya. Ingin memperbanyak amal ? Siapkan diri tentang amal apa yang ingin diperbanyak dan luangkan waktu untuk mengerjakannya. Ingin mengaji lebih baik ? Siapkan waktu dan ilmu baca dan referensi untuk memahaminya. Ingin berbagi makanan buka puasa ? Siapkan diri dan waktunya untuk berbagi kepada orang yang berhak menerimanya. Semua keinginan itu tidak sekedar keinginan saja, tapi harus berani menyediakan waktunya dan persiapan dengan ilmu yang benar.

Yang terpenting adalah kita sambut puasa dari hari ini seolah kita sudah berada di dalam bulan puasa. Jangan sia-siakan waktu selama berpuasa dan bulan puasa dengan sesuatu yang tidak ada kebaikan (mesti beraktivitas). Awali semua aktivitas itu dengan niat yang ikhlas.

Insya Allah kultum ini dapat memberdayakan diri untuk menyambut puasa dan mendapatkan kebaikan dari puasa. Teruslah memotivasi diri untuk mendapatkan kebaikan dari puasa. 

Minggu, Maret 19, 2023

Jalani dengan kepasrahan ... Tidak mudah

 Kata pasrah itu merupakan langkah terakhir dari upaya yang sudah dilakukan tidak mendapatkan hasil yang sesuai. Tapi ada juga yang membiarkannya situasi tersebut dan beralih kepada aktivitas lain. Selalu diiringi doa agar semua terjadi. Kebutuhan hidup tidak cukup, mau bilang apa lagi ? Pasrah aja dan mengiringinya dengan bersyukur, menerima apa adanya. "Tak ada yang bisa dilakukan lagi".

Kondisi pasrah itu berharap kepada Allah agar persoalan yang dihadapi dapat diberikan jalan keluar. Emangnya sebelum pasrah kemana saja ? Ya berusahalah, tapi hasilnya nggak dapat. Bukankah hasil yang diharapkan itu merupakan izin Allah, yakin nggak sih kita ? Yakin. Yakin apa percaya aja ? Kalau yakin, bukankah kata pasrah tersebut menjadi awal dari semua usaha kita. Kok bisa ? Kata pasrah itu merupakan "menyerahkan diri kita kepada Allah untuk mengikuti petunjukNya agar mendapatkan izinNya". Sudahkah kita melakukan usaha yang sesuai petunjuk Allah ? Jangan sampai kita berharap izinNya tapi tidak mengikuti petunjukNya.

Contohnya, kalau sakit itu datang dari Allah dan Allah pula yang menyembuhkannya. Dalam sabda Nabi Muhammad saw, "sakit itu menghapus dosa". Maka bukan seharusnya kita sudah merasakan sakit yang parah setelah beberapa kali berobat ke mana saja, kemudian pasrah dengan penyakitnya. Kalau ingin izin sembuh, maka mohonlah ampunan kepada Allah dari segala dosa dan kesalahan selama ini. Kemudian mengikuti petunjuk hidup sehat dan berobat ke dokter atas dasar iman. Kepasrahan itu hadir di awal untuk memohon ampunan Allah dan mengikuti petunjukNya. 

Saat ingin mewujudkan keinginan, mulailah memasrahkan diri kepada Allah dengan menyampaikan (doa), apakah keinginan kita dirahmati Allah atau nggak ? Bisa mengeceknya lewat Al Qur'an dan memeriksa niat kita. Lalu kepasrahan itu diikuti dengan memahami apa yang kita inginkan itu kepada Al Qur'an sehingga mendapatkan petunjuk yang benar. Pasrahkan diri kita saat menjalani petunjuk itu kepada Allah. Insya Allah kita dapat mewujudkan keinginan itu dengan melibatkan Allah sejak awal sampai akhir.

Terlepas dari semua itu, kita dapat memulai kepasrahan itu untuk memohon ampunan Allah terhadap apa yang sudah kita kerjakan. Sampaikan mohon ampunan kita kepada Allah dengan mengingat (membayangkan) yang salah dari kita. Apa yang kita alami (tidak mendapatkan hasil) dengan pasrah itu dapat menumbuhkan harapan baru dari Allah. Yakin dan pasrahkan kepada Allah agar kita semakin yakin dengan apa yang kita lakukan.


Apa yang kita dapat kita maknai kali ini adalah kata pasrah bukan sekedar pasrah di akhir usaha kita, tapi kepasrahan itu dimulai sejak awal dengan mengikuti petunjuk karena kita beriman. Kultum motivasi ini tidak lain untuk memberdayakan diri kita agar semakin beriman dan semakin berbahagia

Jumat, Maret 17, 2023

Malam hari

 Malam hari ? Emangnya ada apa ? Ada yang suka dan merindukan, karena ingin menikmati malam hari untuk istirahat dan bertemu keluarga. Tapi ada sebagian kecil yang ingin hari itu bisa lebih panjang, karena mereka ingin bekerja lagi. Sebenarnya karyawan bekerja seharian untuk membahagiakan keluarga. Maka malam hari adalah waktu yang tepat untuk berinteraksi dengan keluarga. Bisa juga interaksi itu di hari Libur, Minggu. Rasanya setiap malam jauh lebih baik daripada hari Libur. 

Malam hari sepanjang waktu itu sudah memberikan kesempatan bagi siapapun untuk menikmatinya. Waktunya sama, tapi ada yang bahagia dan ada yang tidak bahagia. Setiap hari terjadi dan memberi kesempatan, tanpa kita atur. Malam hari terjadi. Apakah kita dapat memanfaatkan waktu malam hari ? Waktu ada, tapi banyak yang menghalanginya. Apa itu ? Fisik kita yang lelah, dan ada kecenderungan kita ingin melepaskan lelah. Kalau sudah begitu maka interaksi keluarga tidak ada, yang berdampak bahagia itu tidak ada. Ada upaya dengan makan malam dan bersih diri agar tubuh lebih fresh. Tapi keadaan yang cukup baik ini masih digoda oleh hal-hal kecil yang mengalihkan fokus kita berinteraksi bersama keluarga. Semua orang sibuk dengan aktivitasnya. Akhirnya interaksi itu sangat kecil, yang ada paling saling menyuruh atau meminta tolong. 

Bisa nggak sih kita menikmati malam hari yang membahagiakan ? Mesti ada keinginan sehingga waktu malam hari itu dapat dimaksimalkan. keinginan itu dapat direncanakan melalui media seperti makan malam, ngobrol abis shalat jamaah,  atau jalan-jalan dan sebagainya. Jika tidak ada media untuk berinteraksi itu, maka semakin tidak mudah terjadi interaksi sekalipun ada waktunya. 

Malam hari dapat memberi ketenangan yang dapat meredam emosional sehingga dapat berpikir jernih. Begitulah Allah menundukkan alam untuk manusia agar bersyukur. Salah satu bersyukur itu adalah berinteraksi bersama keluarga. Apakah kita merasakan nikmat dari bersyukur di malam hari ? Sangat tergantung bagaimana kita memanfaatkan malam hari dengan aktivitas yang bermanfaat. Bersyukur itu mesti diupayakan bukan sekedar "membiarkan" kita beristirahat seiring tubuh yang semakin lemah cenderung malas dan ingin segera tidur (lelah).

Ada kalanya malam hari itu ditunggu banyak orang untuk menikmatinya bersama-sama di warung, resto dan caffe. Media ini sering digunakan untuk saling ngobrol zaman now. Tapi apakah manfaatnya lebih besar dari keburukannya ? Semua orang memiliki sudut pandang yang berbeda. Ada yang menghabiskan gaya hidup tersebut setiap malam, dan kecenderungannya menuju sesuatu yang tidak bermanfaat. Sekali-kali boleh saja, yang penting melibatkan keluarga sehingga diperoleh kebaikan. 

Terlepas dari semuanya, Allah menciptakan malam itu tidak sia-sia. Maknanya ada kebaikan (berupa kesempatan), kesempatan menjadi benar-benar kebaikan jika kita siap dengan fisik yang sehat dan memiliki komitmen yang diwujudkan dalam tindakan (interaksi) berama keluarga. Bayangkan sudah berapa malam hari yang kita lalui ... adakah kita bersyukur dengan mendapatkan kebahagiaan ? Bersyukur di malam hari itu menentukan keadaan kita di pagi hari, untuk memulai kerja (mencari karunia Allah).


Insya Allah kultum kali ini untuk terus memberdayakan diri dan memotivasi diri menjadi semakin baik, mampu melihat kesempatan dan potensi yang ada menjadi menambah nilai diri kita. 

Kamis, Maret 16, 2023

Distraksi ... lawan atau alihkan

 Distraksi atau dikenal sebagai pengganggu fokus kita atau sesuatu yang mengalihkan perhatian kita. Dalam dunia kerja disebut sebagai hacker dari produktivitas. Salah hacker prduktivitas itu adalah HP, hand phone dengan segala aplikasinya. Detik.com atau IG atau FB dan sejenisnya telah menyita waktu kita, entah HANYA sekedar ingin tahu berita atau status orang. Sudah menjadi kecanduan kita untuk pegang HP, baru bangun tidur saja HP duluan yang dilihat. Kecanduan berat dimana kita merasa tidak gaul kalau nggak bawa HP. ketinggalan HP, dibelain ambil HP dulu karena merasa hilang nyawa. Distraksi HP ini menjadi sudah sangat tergantung dan tidak mudah untuk disingkirkan, dengan alasan,"nggak apa-apa kok dibawa dan hanya dibuka kalau perlu". Satu keluarga atau pertemanan saja yang niatnya mau makan bersama lebih sering dipertontonkan masing-masing orang sibuk dengan HPnya. Hal lain yang membuat kita semakin terjebak dengan distraksi HP adalah suara notification setiap ada hal baru dari aplikasi. Suaranya sih tidak besar, terdengar kecil atau geter SUDAH bisa mengalihkan pikiran beralih ke HP. kalau ngga kuat langsugn ingin buka aplikasinya. HP pun sudah menjadi distraksi berjamaah. Bayangkan kita yang ingin istirahat dari HP , langsung ditelpon orang yang WA kita, "kok WA nya tidak dijawab". Bisakah kita hidup tanpa HP 1/2 hari saja ? Kalau mau jujur HP sudah menghack kita minimal lebih dari 2 jam per hari.

Distraksi tidak hanya HP, tapi distraksi itu bisa datang dari dalam diri kita. Dari bangun pagi, telat bangun pagi itu membutuhkan waktu agak lama untuk mulai aktivitas. Dengan alasan suasana dingin, masih capek, hanya sekedar mengatakan "sebentar lagi", dan sejenisnya telah mengambil dari waktu kita untuk memulai aktivitas yang sebenarnya. Shalat Subuh sebagai panggilan Allah, dengan ringan dikalahkan dan terjadi setiap hari. Distraksi ini di pagi hari ini sangat mempengaruhi distraksi berikutnya. Distraksi pagi ini yang terjadi semakin menumbuhkan distraksi "malas".

Distraksi sangat menantikan waktu yang memang tidak ada pemanfaatannya, seperti waktu kosong tanpa ada kegiatan yang berarti, waktu istirahat, aktvitas rutin seperti makan dan sejenisnya. Waktu-waktu seperti itu yang mengundang distraksi. Yang paling sering adalah distraksi untuk memperlama keadaan itu, yang dirasakan menjadi semakin nyaman. Seolah aktivitas yang dikerjakan itu seperti penting. Ada yang bilang, "makan itu perlu dan untuk menambah energi dalam kerja" atau "kan tidak ada kerjaan, maka menikmati itu nggak apa-apa" atau kita sering bilang,"perlu waktu istirahat yang cukup agar fresh kerjanya".

Distraksi juga memasuki dunia kita tanpa kita sadari terjadi. Apa itu ? kerja rutinitas, dimana kerja yang tanpa perlu mikir dan semua berjalan seperti otomatis. Mengapa ini terjadi ? karena kita mengulang-ulang kerja yang sama setiap saat. Tidak rasa dalam kerja tersebut. Bisa juga sih, makan aja bisa rutin sehingga kita tidak merasakan nikmatnya makanan dimana makanan yang dimakan paling enak. Kerja rutin juga demikian seperti kerja sebagai call center, menyetir mobil dan sebagainya. Buktinya ? kerja rutin itu bisa disambi dengan pekerjaan lain. Ada orang nyetir sambil main HP, melayani orang sembari memikirkan pekerjaan lain. Apa yang kita kerjakan bersamaan atau sejenisnya telah mengurangi nilai dari pekerjaan itu, dengan kata lain kerja rutin kita TIDAK PRODUKTIF.

Hati-hati pula kita terhadap keseriusan kerja yang dijalani dan mesti terus dikonsistenkan dan dituntaskan. mengapa ? Jika dalam proses kerja kita itu mengalami kesulitan atau kebuntuan, maka ada hack untuk meneruskannya atau menundanya. Penundaan karena ada kesulitan dan tidak menjadwalkan kembali adalah distraksi juga. Apalagi penundaan itu memang terjadi karena kita merasa bisa dikerjakan besok. 

Distraksi dari luar bisa terjadi dan sangat tidak mudah ditolak. lagi serius beraktivitas, ada ajakan pasangan atau anak untuk mengikuti aktivitas lain. Maka hal inipun sangat menghack produktivitas hidup kita. Ada kala kerja, ada telpon dari rumah untuk disuruh pulang karena ada hal penting, padahal yang penting itu masih bisa dikerjakan oleh keluarga. Tapi kehadiran kita sangat diharapkan saja. Telpon dari keluarga saja yang tidak begitu penting masih bisa menghack kerja kita, karena kita jadi kepikiran. Sebenarnya telpon ini masih bisa dibicarakan saat dirumah.

Sadarkah distraksi seperti hal di atas, telah menjadi hal yang tidak kita sadari dan telah menghack waktu atau produktivitas kita. Seolah kita telah sibuk dan aktivitas penuh. Akhirnya ingin mengatakan kita telah banyak berbuat yang baik, tapi memang "nasib" belum membuat kita berubah nasibnya. Disini tidak terlihat distraksinya. Di waktu-waktu tertentu kita bilang,"mengapa dulu saya tidak kerjakan ini dan itu ?"

Ada tips yang membuat kita mengurangi distraksi hidup/kerja :

1. Distraksi itu bisa saja terjadi tapi jangan diterusin. Siaplah kembali kepada aktivitas utama.

2. Distraksi sebaiknya tidak dilawan, tapi dilakukan pengalihan saja. Caranya : 

a. Ciptakan keinginan beraktivitas itu sangat kuat dan siapkan waktunya. Disarankan waktunya tidak panjang tapi konsisten setiap hari.

b. Maksimalkan diri selalu sehat, terutama pikiran. keadaan yang sehat ini dapat menyemangati diri lebih baik

c. Dengan waktu dan memiliki energi (sehat) sudah mampu mengalihkan distraksi itu kepada aktivitas utama.

d. Distraksi itu semakin rendah saat kita memiliki prinsip selalu menuntaskan pekerjaan.

3. Distraksi itu jika dicari sumbernya adalah setan. Setan tidak mau manusia itu jadi orang baik, orang sukses, apalagi orang yang dekat dan berada di jalan yang bener (Allah). Maka tak salah jika kita pun memohon perlindungan kepada Allah agar dijauhkan dari distraksi yang merusak (hack) kehidupan kita.

Demikianlah bicara distraksi yang bisa hack kehidupan kita atau setan yang merekayasa semua agar kita sadar bahwa hidup ini tidak sia-sia dan mesti disyukuri dengan aktivitas/kerja yang bermanfaat. Kultum motivasi singkat yang membangun diri menjadi berdaya. Daripada lupa kepada Allah karena distraksi (setan), maka perbanyaklah mengingat Allah. Ingat Allah maka Allahpun ingat kita, tidak ada tempat distraksi dalam diri kita. Tingkatkan dan fokus ibadah dan amal maka distraksi pun minimal.


Berterima kasihlah

 Berterima kasih itu tidak menjadi ringan dalam lisan, apalagi diiringi sikap negatif yang didominasi oleh emosional. Atau yang merasa mudah di lisan tanpa diiringi hati. Terima kasih ya. lalu apa hikmahnya  bagi saya ? Apakah saya menjadi orang yang bersyukur dari ucapan terima kasih itu ? Dilain hari saya pun masih mengucapkan terima kasih.

Saya merasa bahwa berterima kasih itu merupakan ungkapan (sikap) atas pemberian dari orang lain atau pemberian dari Allah. Dari orang lain, pemberian itu berupa perhatian, bantuan, sikap dan perilaku baik, materi dan apa saja (tentunya yang baik). Kisah menarik, suatu hari di masa lalu saya memberi nasehat kepada seseorang untuk selalu berprasangka baik kepada orang terdekatnya. Orang tersebut mengucapkan terima kasih dan bener-bener dilaksanakan. Kemudian saya merasakan yang sama seperti orang tersebut. Saya bertemu dan ngobrol. Orang tersebut mengatakan,"kok kamu jadi begini ?" dan dilanjutkan dengan mengulang nasehat saya dulu,"kita mesti selalu memiliki prasangka baik, karena hanya dengan itu adalah pintu menuju keadaan yang lebih baik". Saya pun merasa diingatkan dan saya bilang,"iya saya paham". Dalam hati saya agak tidak mudah untuk mengakuinya. Saya bilang,"oke makasih ya". Padahal jika saya dalam keadaan tidak emosional bilang,"ooh ya ya, masih inget juga kamu. saya kayaknya lagi bete hingga tidak bisa berpikir sehat. Terima kasih banget ya udah mengingatkan saya".

1. Disisi orang yang merasa berterima kasih, bukan sekedar terima kasih saja tapi mesti mampu menerapkan apa yang sudah kita terima. Jika bantuan yang kita terima, maka ucapan terima kasih itu mesti dilanjutkan dengan membalas pemberian itu dengan berbalik memberi sesuatu kepada orang yang sudah memberi kita sebelumnya. Itulah makna kebaikan dari berterima kasih. Hindari kita selalu bilang terima kasih untuk hal yang sama, paling tidak kita membalikkan keadaan agar orang yang memberi dapat bersyukur pula dengan pemberian kita.

2. Untuk berterima kasih, dimana kita pernah memberi kepada orang lain terutama nasehat. Saat kita menegur dan berikutnya kita ditegur, rasa berterima kasih itu mesti ikhlas. Seperti percakapan di atas. Beranikan untuk mengakui dan berterima kasih dengan ikhlas.

3. Berterima kasih itu bukan sekedar lisan saja, tapi kita diberi kesempatan merasakan nikmat yang kita terima dan memberi manfaat positif. Saat kita menerima bantuan orang lain berupa uang dimana kita memang lagi tidak punya. Keadaan saat itu bener-bener kita bisa rasakan sangat membantu dan banyak manfaatnya. Maka ucapan terimanya sangat tulus. Begitu juga jika kita ada persoalan yang tidak mudah, dan saat itu ada yang memberi solusinya. Maka lisan terima kasih itu sangat berasa di hati kita.

Halangan untuk mengucapkan terima kasih dengan tulus itu datang dari respon negatif kita, keadaan kita saat itu. Apakah kita dalam keadaan tenang atau tidak ? Apakah kita dalam banyak masalah atau tidak ? atau Apakah kita orangnya gengsian (harga diri) ? Perbanyaklah zikir agar hati tenang dan selalu prasangka baik kepada orang lain sehingga apapun yang masuk kepada kita menjadi sebuah kebaikan.

Terima kasih ya sudah membaca tulisan ini, Insya Allah diizinkan mendapatkan kebaikan yang banyak. Demikian kultum motivasi kali ini untuk selalu memberdayakan dari agar semakin banyak kebahagiaan karena suka memberi kebaikan.

Rabu, Maret 15, 2023

Apa makna jika shalatnya bener maka semua jadi baik

 Ungkapan yang sudah umum bagi semua muslim bahwa diakhirat nanti di cek dulu adalah shalatnya. Jika shalatnya bener maka perilaku yang lain aman. Tapi sebaliknya jika shalat belum bener, maka mesti dihisab perilaku lainnya. Bukankah shalat adalah yang paling utama bagi umat muslim. Ternyata ungkapan hadist itu yang sebenarnya berbunyi seperti berikut :

Dalam sebuah hadits riwayat Tirmidzi dari Abu Hurairah yang disebutkan juga oleh An Nasa'i, dikatakan bahwa amalan yang pertama kali dihisab adalah sholat. Adapun Al Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.

Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah sholatnya. Maka, jika sholatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta'ala berfirman, 'Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki sholat sunnah.' Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari sholat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya." (HR. Tirmidzi dan An Nasa'i)

Tapi jika melihat dampak di luar shalat dalam diri kita sendiri, banyak perilaku yang tidak baik dan tidak mengikuti petunjuk Allah. Maknanya shalat kita belum bener. Apakah yang kita lakukan ? Kita lebih memperbaiki perilaku kita dengan berbagai cara daripada memperbaiki shalatnya. Bisa jadi kita belum yakin bahwa shalat itu bisa memperbaiki perilaku kita. Bahwa pesan di atas adalah sabda Nabi Muhammad saw, yang wajib kita kerjakan. Shalat itu adalah shalat wajib yang disempurnakan shalat sunnahnya. Sudahkah kita mengerjakannya ? Menjelang bulan puasa yang segera hadir, maka alangkah indahnya kita hiasi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas shalat kita. Dengan terbiasa selama sebulan, Insya Allah dapat ditingkatkan lagi setelah bulan puasa.

Dalam hadist yang lain, shalat kita menghapus kesalahan kecil sebelumnya. Dalam Al Qur'an difirmankan bahwa shalat itu mencegah yang keji dan mungkar. Bukankah sudah memberi keyakinan kepada kita bahwa shalat itu menjadi utama dalam membentuk perilaku kita. Mungkin komitmen shalat itu sampai hari ini masih berorientasi kepada permohonan kita kepada Allah, shalat lebih berkualitas saat membutuhkan dan setelah kita cenderung formalitas dan seadanya (menggugurkan kewajiban).

Ayat yang difirmankan Allah, bahwa shalat itu mencegah yang keji dan mungkar ... sudah cukup memberi petunjuk bahwa jika ada hal yang tidak beres dari kita, shalatlah dan perbaiki kualitas shalat kita, serta sempurnakan dengan shalat sunnahnya. Jika kita gagal dalam bekerja, bukankah kita melakukan kesalahan yang kecil sampai yang besar. Oleh karena itu bisa jadi kegagalan itu bentuk kesombongan tanpa pasrah mengikuti petunjuk Allah. Selain istighfar, shalat dan sabar menjadi penolong kita. Shalat yang bener mengampuni kita dari kesalahan itu dan bersiap untuk memperbaikinya dan dibimbing Allah. hal kecil saja, jika kita marah maka dapat diturunkan tensinya dengan shalat, lalu meminta maaf dan memperbaiki diri. Kita merasa bahwa keterpurukan, masalah dan sejenisnya bukan masalah yang berhubungan dengan Allah dan shalatnya. Maka kita jarang untuk memperbaiki kualitas shalatnya, dan cenderung hanya memperbaiki perilaku dengan ilmunya.

Kita ini hanya mendengar (seruan dari iman yang Allah berikan) dan taat mengerjakannya. Terkadang kita ingin bertanya, mengapa begini dan mengapa begitu ? Sebagai hamba yang diciptakan Allah, maka hak kita adalah menjadi hamba yang terbaik dengan menjalankan petunjuk Allah. Bukan untuk protes, bertanya dan sebagainya. Bisa jadi penasarannya kita untuk terjawab dengan menjalankan petunjuk Allah. Yuk kita segerakan shalat, sempurnakan shalat sunnahnya, tingkatkan kualitas shalatnya, perbanyak shalatnya, mengamalkan hikmah shalat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bekal iman yang sudah ada, Insya Allah shalat yang semakin meningkat itu mengantarkan kita kepada kehidupan yang lebih baik.

Kultum motivasi ini ingin me


nyakinkan diri saya untuk semakin baik dalam beriman dan beramal saleh. Caranya ? memberdayakan diri dari potensi yang saya miliki agar menjadi hamba yang bersyukur. Shalat dan minta pertolongan dengan shalat dan sabar saat menemui kesulitan.



Teman terbaik adalah musuh kita

 Judul di atas adalah beberapa pengalaman banyak orang, yaitu teman terbaik atau anak buah yang baik itu adalah orang yang memusuhi kita, atau selalu ada orang yang mengkritik dan tidak sependapat dengan kita. Seorang bos senang dengan bawahan yang penurut dan hanya menjadi pelaksana yang baik. Apakah anak buah ini mampu atau mau memberi kritik atau komentari dengan apa yang terjadi ? Mereka selalu memuji atasannya dan bilang,"yes sir". Jika ini yang terjadi, maka mulailah sebagai atasan mengambil tindakan evaluasi.

Sama halnya dengan teman. Teman yang baik merasa tidak enak kalau protes, jadi lebih baik pilih aman juga. Sikap dan perilaku seperti ternyata bisa "merusak" kinerja atasan atau temen kerja. Keadaan inilah yang membuat nyaman semua orang. Tidak ada yang kritik, tidak ada protes, tidak ada masukan atau sejenisnya ... yang ada adalah anak buah atau temen yang sudah merasa keadaannya sendiri mulai terganggu atau mengalami kesulitan. Inilah alasan mengapa anak buah atau teman tidak mau kritik. Mereka membuat atasan dan temen nyaman sehingga mereka pun merasa nyaman. Mereka bilang,"bos orangnya baik dan hebat". Dibalik ungkapan itu mereka memiliki kepentingan yaitu kenyamanan dengan bos yang baik, dan untuk menjaganya mereka selalu "yes sir".

Hal ini banyak terjadi di dalam perusahaan atau bahkan dalam masyarakat. Bagaimana kita dapat menguji hal tersebut ? 

1. Yang pertama, kita mesti membuat kebijakan atau sikap yang drastis. Di kantor atasan bisa membuat keputusan yang tidak nyaman aja dimana meminta kebijakan yang selama dilonggarkan menjadi sangat ketat. Maka yang pertama protes adalah bawahan yang dekat dengan kita (atau temen deket). Dengan membuat kebijakan atau sikap, kita mesti mulai membuat jarak dan tegas dalam mengambil keputusannya. Siapapun yang bilang,"yes sir" merasa mulai terganggu. Jika hasilnya bener, maka ini adalah penyesuaian yang dilakukan anak buah sebagai pelaksana.

2. Anak buah yang baik atau temen yang baik mestinya membangun diri kita menjadi lebih baik lagi BUKAN sekedar "yes sir". Yang kita butuhkan adalah bukan temen baik atau anak buah yang baik, tapi kita butuh diperhatikan untuk menjadi semakin baik. Inilah loyalitas dari temen baik. Tapi hal ini jarang kita dapatkan. Maka selama bertemen atau menjadi atasan tidak pernah atau sedikit memberikan kritik untuk menjadi semakin baik ... Mereka adalah orang yang mengambil keuntungan dari kata temen baik atau anak buat yang baik buah mereka, yang pasti mereka mau kenyamanan.

3. Bersikaplah menerima kritikan dari luar temen baik atau anak yang baik. Jika point 1 dan 2 tidak membangun kita, maka lakukan sikap ketiga ini menjadi penting. Siapapun yang mengkritik, baik membangun atau tidak mesti diperhatikan. Tidak perlu melihat dari siapa yang mengemukakan kritik itu, tapi kita fokus dengan isi materinya. Bangunlah diri kita dengan sikap menerima kritik dengan senang hati. Inilah yang dapat membangun kita menjadi semakin baik.

4. Syukur-syukur kita menjadi orang yang pembelajar yang selalu ingin lebih baik dengan ukuran yang benar.

Syukuri ada temen baik atau anak buah yang baik, tapi hal itu tidak cukup untuk membangun diri kita menjadi semakin baik. Jangan sampai kita terlena dengan teman baik atau anak buah yang baik, karena semua itu terjadi karena ada kepentingan yang mengamankan kenyamanan mereka. Jadi teruslah belajar dari mana saja dan tidak percaya 100% kepada temen baik atau anak buah yang baik. Sikap open mind mengajak kita banyak tahu tentang kita dan team, sikap open mind bisa terjadi jika kita bener-bener mengendalikan emosi dan berpikir akal sehat.


Kultum motivasi kali ini semoga mampu memberdayakan diri untuk selalu menjadi semakin baik hari ini. Praktek kan dan lihatlah apa yang terjadi. 

Featured post

Udah bisa bangun paginya

Alhamdulillahirabbilalamin masih diberi kesempatan hari ini, dibangunkan dan diberi pikiran fresh untuk memperbaiki keadaan sendiri. Hari se...