Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Senin, Februari 20, 2023

Kritik belum tentu mau mengubah keadaan

 Dalam sebuah diskusi kecil, seorang temen berani berkomentar untuk menyatakan bahwa ada yang salah dengan langkah yang diambil oleh team. Langkah yang diambil selama ini tidak banyak memberi dampak, dia kritik dan protes. Mesti ada cara lain yang bisa menjamin langkah team menjadi semakin meningkat. Terus dengan semangat itu dia mengemukakan pendapatnya. Semua team menyambutnya.

Dalam semangat brainstorming tersebut ada pertanyaan iseng kali ya atau ada yang bilang lawannya kritik itu. Pertama yang ditanyakan, apakah temen tadi mau menjadi pimpronya ? Jawabannya sederhana,"saya hanya kasih ide dan pimpronya silakan yang lain". Pertanyaan selanjutnya adalah "kan yang tahu isi dari kritik itu adalah yang menyampaikan dan sangat mengerti. Mengapa tidak menjadi pimpronya aja ? Bukankah dengan jadi pimpronya kan bisa tahu salah dan benernya dan tidak menyalahkan orang lain". Dengan ringan temen tadi bilang,"saya siap bantu". Keadaan ini menjadi tidak berujung dan tidak ada kesepakatan untuk melaksanakannya. Semestinya menyampaikan ide atau kritik itu memang benar-benar memahami dengan benar dan yakin untuk membawa perubahan yang dikawal sendiri. Insya Allah hal seperti ini memberi kebaikan ke semua pihak.

Berani kritik memberi dampak memberi keberanian untuk mewujudkannya. Mulai saja mengkritik diri sendiri tentang hal kecil, misalkan bisakah kita sendiri bangun pagi dengan aktivitas yang bermakna, mengkritik diri untuk selalu ada waktu belajar agar semakin meningkatkan kemampuan, atau bisakah kita lebih fokus bekerja lebih meningkat. Keberanian mengkritik diri yang bertanggung jawab terhadap perubahannya menjadi modal penting untuk meningkatkan nilai diri di mata orang lain.

Tetapi adakalanya saat dikritik orang lain menjadi kita semakin berubah. Kita sebagai orang yang mau berubah (belajar), yang tidak mempedulikan siapa yang menyampaikan. Tapi kita peduli untuk memahami lebih lanjut agar kritik dapat merubah diri kita sendiri. Ini adalah langkah baik untuk semakin meningkatkan kemampuan kita.

Terkadang kritik itu memang datang dari orang yang bisa mengkritik saja, hal inipun mesti berterima kasih karena kita dievaluasi secara gratis. Sebaliknya banyak temen kita yang hanya ABS saja, jadi kita tidak mendapatkan feedback yang baik. Ciptakan persepsi apapun kritik itu pasti ada nilai baik dan kita pun mesti terbuka menerimanya (tanpa melibatkan emosional kita).

Insya Allah kultum motivasi ini dapat memberdayakan diri semakin baik. Jangan melihat orang lain itu sebagai "lawan" tapi anggaplah mereka adalah temen lama yang ketemu lagi, jadi apa yang disampaikan itu merupakan feedback (kritik) yang membangun.



Minggu, Februari 19, 2023

Mulai semangat tapi nggak jadi

 Dalam sehari-hari sering kita mengalami apa yang kita kerjakan menjadi rada malas untuk dikerjakan lagi bahkan sudah tidak dikerjakan lagi. Pagi hari semangat berangkat kerja dan ingin menyelesaikan pekerjaan hari ini, tapi disiang hari pekerjaan itu berat dan akhirnya menundanya. Apa yang terjadi ?

Semangat itu sudah cukup memberi energi untuk mengerjakan apa yang kita targetkan. Ternyata semangat yang memiliki energi tidak cukup, mengapa ? Karena kita memikirkan hasilnya tanpa menguatkan kemampuan untuk menyelesaikannya. Yang kita pikirkan adalah hasilnya, dalam proses kerja itu tentu terkadang belum memperlihatkan hasil, maka hasil kerja tersebut direferensikan dengan semangat kita tadi dinilai belum berhasil. Perasaan kita menilai hal itu sebagai ketidakberhasilan, perasaan jadi tidak nyaman dan merasa berat. Keadaan ini menyebabkan pikiran tidak menindaklanjuti pekerjaan sampai tuntas.

Ternyata hasil kerja menjadi pemicu menurunnya semangat karena perasaan ikut berperan dalam menyikapi hasilnya. Oleh sebab itu mulailah berpikir tentang hal berikut ini :

1. Semangat yang sudah kita miliki sebaiknya digunakan untuk membuat perasaan senang, tumbuhkan selalu sikap positif agar mampu menghadapi ketidakberhasilan. Hal ini membutuhkan fisik yang kuat agar energi terjaga.

2. Buatlah konsep setiap pekerjaan itu dapat dilakukan secara bertahap atau dikerjakan secara ringan sesuai kedetailan pekerjaannya. Setiap tahapan pekerjaan mesti mendasari pikiran mudah dikerjakannya dan perasaan merasa ringan. Kecenderungan hasilnya lebih mudah dicapai. Apa yang terjadi jika ada keberhasilan ? Maka perasaan senang dan menambah nilai semangat. Kita pun semangat menjalani proses tersebut sampai tuntas.

Mau ? Misalkan mau berangkat kerja di pagi hari aja bisa tidak semangat, kalaupun ada semangat bisa membuat semangat turun selama perjalanan. Bagaimana jika kita berangkat lebih pagi ? Bukankah perasaan senang karena tidak macet dan suasana nyaman, inilah proses awal memulai berangkat kerja di pagi hari ini. Terbayangkan saat naik kendaraan pun menjadi mudah bagi pikiran karena perjalanan yang sepi. Maka selama perjalanan membuat perasaan senang dan pikiran tidak stress. Perasaan ini dapat menjaga semangat kerja yang lebih meningkat. Lalu tahapan berikutnya tibalah kita di tempat kerja. Nah disinilah kita diuji, apakah mampu mempertahakan semangat itu ? Apakah kita jadi santai atau ngobrol dengan temen dan sebagainya ? Jika iya kondisi ini dapat mempengaruhi semangat karena tidak langsung kerja. Menjaga semangat itu mesti mengalirkan energinya kepada media, yaitu kerja (bukan ngobrol). 


Insya Allah kultum motivasi ini dapat memberdayakan diri semakin meningkatkan kemampuan kita. Sekali lagi jangan pernah menyia-nyiakan energi yang ada untuk hal yang tidak mendukung kita kerja yang bener. Istirahat atau ngobrol itu boleh, tapi jangan sampai energi itu habis dan sulit untuk kembali bersemangat kerja.

Sabtu, Februari 18, 2023

Nilai diri karyawan

 Kalau ada yang bertanya," berapa sih nilai dirimu ?" Nilai diri saya pasti tinggilah. Dilanjut lagi, berapa tingginya ? Pokoknya  tinggilah. Seperti percakapan tak berujung, yang nanya pengen tahu dan yang ditanya tidak menjawab pasti. Sebenarnya apa sih yang disebut nilai diri ? Orang bilang memiliki harga diri, dan tidak mau direndahkan. Apakah hanya karena tersinggung, bikin harga diri terusik dan langsung emosional. Berarti harga diri Anda sebatas harga emosional itu ?

Dalam perjalanan hidup orang, nilai diri tidak begitu diperhatikan. Tapi banyak orang memperhatikan apa yang diperolehnya, seperti rumah mewah, jabatan tinggi, gaya hidup dan sebagainya. Bukankah yang sebenarnya itu adalah nilai diri merupakan kualitas dan kuantitas apa yang kita kerjakan (perbuatan). Nilai diri itu terlihat atau terukur saat kita melakukan perbuatan yang membuat sebarapa banyak orang dapat menikmati kebaikan. Bahkan ada orang sangat ingin merindukan kita. Memang ada sih hubungan antara perbuatan dan hasil yang diperoleh, tapi tidak selalu. Kalau ditanya harga diri berarti kita bisa menjawab perbuatan apa yang sudah kita lakukan yang membuat kita memiliki kemampuan dan memberikannya kebaikan kepada orang lain.

Berapa sih nilai diri karyawan ? Ya sebesar gajinya. Pembuktiannya adalah proses kerjanya, apakah kerja didukung ilmu yang bener atau tidak ? Terkadang ada kemampuan dari lulus dari sekolah tinggi (MBA), tapi kerjanya tidak bisa ditunjukkan. Maka penilaian diri karyawan itu atas apa yang dikerjakan, contoh Kemampuannya =1.000, dan perbuatan = 10. Sedangkan ada karaywan yang sekolahnya hanya SMA dimana kemampuannya 350 lah dan perbuatan (dipercaya) = 1.000. 

Nilai diri adalah perkalian antara kemampuan dan perbuatan

Karyawan MBA = 1.000 x10 = 10.000

Karyawan SMA = 350 x 1.000 = 350.000

Secara nilai diri karyawan SMA  lebih tinggi daripada karyawan MBA, tapi gaji sebaliknya. Memang masih banyak perusahaan menghargai mereka yang memiliki sekolah tinggi dengan gaji besar. Tetapi sebagai karyawan yang memiliki nilai tinggi secara dapat meningkat dari gaji.

Yang tidak baiknya adalah karyawan MBA itu senderung sombong dengan kepintarannya sehingga merasa lebih tinggi dan bisa memerintahkan karyawan SMA dengan seenaknya dan harus menurut lagi. Padahal belum tentu ilmu karyawan MBA itu benar ? Sekalipun benar tidak mudah untuk diwujudkan. Perlu ilmu lain selain ilmu MBAnya adalah ilmu mengayomi bawahan yang diterima dan mudah dikerjakan oleh karyawan dibawahnya. Orang yang memiliki kebijakan belum tentu bijak untuk melaksanakan kebijkannya. Jadilah orang yang memiliki nilai diri yang tinggi, bukan sekedar ilmu tinggi. Maka banyaklah menjadi orang yang terus berkarya untuk dipercaya.

Kultum ini sebagai motivasi kita untuk mengukur diri dan memperbaikinya. Pemberdayaan diri selalu menjadi tolak ukur upaya meningkatkan nilai diri dari dorongan internal. Salah satunya adalah terus membaca dan memahami kerja dengan bijak dan selalu menerapkannya.

Jumat, Februari 17, 2023

Karyawan malas

 Bisa jadi malas itu bagi sebagian orang tidak ingin, tapi sebagaian lain pengen banget. Jika seorang karyawan sudah MALAS kerja, maka ungkapannya tidak MALAS, malah rajin. Keadaan adalah yang sering terjadi. Misalkan ada karyawan yang suka ngobrol, bilang diskusi dan belajar sama orang lain. suka ngobrol itu bagian dari MALAS kerja. Ada juga yang sok sibuk seperti mengerjakan pekerjaan dengan komputer, kesibukan itu ditutupi posisi monitor yang tidak terlihat orang lain.

MALAS itu lawannya RAJIN. Perhatikan banyak orang selalu menutupi kemalasannya dengan seperti rajin, apalagi di hadapan atasannya. Karyawan seperti ini adalah toxic yang bisa menyebar kepada karyawan yang lain. Karyawan yang malas selalu membela dirinya dengan sikap baik dan perilaku baik (rajin), dan merasa tersinggung kalau dibilang malas. Bagaimana mengubah malas menjadi lebih baik beraktivitas ?

Paling mudah adalah kontrol atas karyawan itu sendiri, bisa kontrol langsung atau bertanya sama temennya. Manfaatnya ada, dimana karyawan yang malas merasa dimonitor dan diawasi. Bisa jadi dia mengerjakan pekerjaannya. Tapi yang menjadi persoalan adalah apakah ada waktu untuk mengontrolnya. Karyawan yang malas pasti bersiap untuk dikontrol, dan setelah dikontrol menjadi waktu yang diinginkan oleh karyawan malas. Bayangkan kontrol karyawan itu mesti tidak hanya satu karyawan, tapi bisa banyak. Disinilah atasan telah kehilangan waktu banyak

Bagaimana kalau memberi kepercayaan dengan kerja yang cukup agar waktu kerjanya menjadi sempit (seperti dikejar waktu) ? Tidak hanya bersandar kepada job desc tapi pekerjaan tambahan yang related. Job desc yang diberikan mesti dibuat kontrol (output kerja) berupa laporan dan hasil berupa fisik. karyawan diminta untuk melaporkan ke atasan setiap waktu yang ditentukan.

Yang berikutnya adalah memberi motivasi tentang tujuan kerja. kecenderungan malas itu karena tidak bisa mengerjakan atau ilmu tak cukup sehingga bikin bosen dengan apa yang sudah dikerjakan. Motivasi ini menerangkan bahwa kerja itu menjadi kebutuhan semua orang dan mesti mengalahkan rasa malas. Diajarkan cara mengatasi malas dan memberi lead untuk masa depan dan karirnya, serta mendorong bahwa kerja itu ibadah.

Demikian kultum kali ini untuk memberdayakan diri agar tidak jadi malas. Hendaklah selalu memotivasi diri untuk menjadi lebih baik. Kapan lagi ? kalau bukan sekarang.





Kamis, Februari 16, 2023

Manajemen syukur yang terus-menerus 1

 Kali ini melengkapi tentang menajemen bersyukur. Ada pertanyaan dari temen yang bilang,"saya sudah bersyukur kok, menerima apa yang ada dan berterima kasih". Fakta tidak banyak yang berubah dalam hidupnya. BUkankah kalau bersyukur itu ditambah nikmatnya. Secara naluriah mereka, buat apa dong bersyukur kalau tidak ada perubahan ? Akhirnya bersyukur yang dijalaninya hanya formalitas saja, bersyukur ya berterima kasih, ya bersyukur menerima keadaan sampai menunggu perubahan dari kebaikan Allah yang Maha syukur.

Bisa jadi sampai hari ini kita bersyukur hanya sampai pada lisan saja, apa merasa "terpaksa" bersyukur. Bersyukur menerima pemberiaan Allah dan saat diambil jadi kurang bersyukur, yang ada hanya meminta kepada Allah agar dikembalikan pemberian Allah itu. Bagaimana sih seharusnya kita bisa bersyukur yang bisa konsisten (terus-menerus) ? Memang tak mudah, wajar sebagai manusia bisa bersyukur dan kadang tidak. Yang terpenting saat tidak bersyukur segera ingat Allah dan bersyukur lagi.

Membayangkan diri kita menerima pemberian dari seseorang, misalkan diberikan uang  sebesar Rp 100.000. Apa yang dapat kita maknai pemberian itu ... orang itu baik dan mau membantu kita atau ada udang dibalik batu. Ada beberapa waktu mau menerima pemberian itu, malah balik tanya,"dalam rangka apa pemberian ini ?". Disisi lain ada orang yang sedang membutuhkan uang Rp 100.000, maka pemberian itu langsung dengan mengucapkan, "terima kasih dan Anda baik sekali".  Maknanya :

1. Seseorang yang menerima dapat menilai dari pemberian itu, berapa nilainya bagi kita, apa manfaat pemberian tersebut dan nilai lainnya. Dengan menyadari nilai dari pemberian itu, maka seseorang memuji pemberian itu kepada orangnya. Perhatikan jika tidak bernilai pemberian itu, maka tidak ada pujian dan hanya ucapan terima kasih saja.

2.  Dalam bersyukur dapat kita analogikan seperti hal diatas. Langkah awal pastilah kita beriman (percaya tanpa ragu). Level iman ini menjadi kekuatan untuk bersyukur. Selanjutnya, kita mensti menyadari pemberian Allah yang Maha segalanya. Apa pemberiannya ? 

a. Kita yang tadi mati dihidupkan, maka sadarilah bahwa kehidupan ini adalah kenikmatan. 

b. Allah memberi kita pendengaran, penglihatan, hati serta penyempurnaan penciptaannya. Kita diberi modal untuk menikmati kehidupan ini. Telinga yang bekerja otomatis (tak banyak bisa kita kontrol) bekerja untuk kita, bisa mendengar. kita bisa berpikir, kita berdiri tanpa jatuh, bisa berbicara dan sebagainya

c. Allah memberi petunjuk untuk menjalani kehidupan di dunia ini agar mendapatkan kebaikan dan berdampak kepada kehidupan di akhirat.

d. Allah menundukkan alam ini untuk manusia. 

e. Ada orang tua, saudara, isteri/suami, anak yang selalu mensupport dan menginginkan dan berdoa agar kita menjadi orang baik (sukses di dunia dan diakhirat)

f. Ada juga teman, bawahan, atasan yang juga mendupport kita.

Sadarkah kita dengan pemberian semua itu ? tahukah nilai dari pemberian itu ? 

Bayangkan jika ditanya,"berapa nilai tangan kita ?" Pasti kita jawab pastilah nilainya tak terhingga. Apa artinya ? Bukankah nilai yang tak terhingga itu menunjukkan nilai tangan itu bisa menghasilkan nilai tak terhingga. Sudahkah nilai tangan itu diwujudkan ? Kok kita hanya mendapatkan pendapatan hanya Rp 2 juta dengan kerja (menggunakan tangan ini) ? Sadarilah ternyata kita belum bersyukur ... baru 2 juta, padahal bisa menghasilkan nilai tak terhingga. Bagaimana caranya ? Optimalkan tangan dengan ikhlas, bukankah balasan keikhlasan itu tak terhingga.

Yuk kita ingin tahu dan mencari tahu nilai pemberian Allah itu. ternyata pemberian Allah itu tidak bisa kita hitung, sangat banyak. Untuk itu mulai menyadari pemberiannya saja, dan mulai pula fokus dari pemberian yang bisa kita sadari dan rasakan. Misalkan kita menyadari dan merasakan kita memiliki tubuh yang sehat, maka tubuh ini mempunyai nilai besar. Maka bersyukurlah dan jangan sampai tubuh kita jadi sakit atau diambil Allah pemberian nikmat sehat itu. karena Allah itu Maha berkuasa segala hal.

Setelah menyadari dan dapat merasakan pemberian Allah itu, karena pemberian itu adalah Allah yang rahman dan rahim. keadaan ini memunculkan kekaguman dan ingin mengakui keMahaan Allah itu ... kita ingin memujinya. Memuji Allah adalah akibat dari langkah pertama yang menyadari dan menghargai pemberian Allah. ikuti ulasan berikutnya


Insya Allah kultum ini dapat memotivasi kita untuk jadi lebih baik dalam bekerja, yaitu meluruskan dan mengharmonikan iman yang sejalan dengan kerja dunia. Keadaan ini memberdayakan diri kita menjadi semakin beriman.

  


Suka responsif dam emosional itu BUkan masalah

Dalam sehari-hari masalah itu identik dengan hambatan yang terjadi saat saya ingin menjadi lebih baik. Misalkan ada staf yang susah di atur dan dianggap stanya yang bermasalah. Waktu staf salah, seorang atasan dengan responsif tanpa mikir banyak memarahi staf yang salah. Marahnya atasan itu dianggap bener, karena memberitahu staf yang salah. Atau anak yang salah dianggap masalah bagi orang tuanya, Tapi perilaku orang tua yang "memarahi" dianggap bener.

Ada yang menarik lagi, saat saya tidak berbuat baik. Apa yang terjadi ? yang disalahkan itu adalah lingkungan atau "setan" yang menggoda. Memang bener sih ada orang yang salah, dan dengan sikap dan perilaku yang "emosi" itu bagian dari memperbaiki kesalahan tersebut. Apakah begitu ? Pastikan sikap dan perilaku saya pun ikut salah. Perhatikan dengan baik, staf salah, atasan marah, ... Selanjutnya pasti tidak baik. Yang negatif diteruskan negatif maka selanjutnya cenderung negatif. Sikap dan perilaku negatif itu bisa berhenti jika mau dihentikan. Staf yang hadir utuh, maka menerima marahan atasan untuk tidak mengulangi kesalahan agar tidak dimarahi lagi. Atau Atasan tidak perlu marah untuk menyelesaikan masalah stafnya, cukup memberitahu dan mengarahkan cara yang bener. 

Jadi judul diatas itu sering dialami semua orang, karena beberapa orang tetep aja emosional lagi. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak menganggap emosional itu masalah. Yang ada dipersepsinya itu adalah orang salah kalau nggak dimarahi, malah salah terus. Dari sikap seperti inilah banyak orang terus bersikap dan perilaku emosional terus-menerus. 

Yuk mulai berpikir saat tidak emosional untuk mengubah sikap dan perilaku emosional itu menjadi lebih baik. Logika bilang, nggak baik marah itu, nggak baik responsif (tanpa mikir), nggak baik buru-buru itu, nggak baik ikuti banyak orang, nggak baik menunda itu, nggak baik hanya pilih yang disukai saja, nggak baik hanya ingin yang nyaman (tidak susah) saja. Maka saya kerja itu buat kemanfaatan bagi saya, saya jadi dipercaya, saya jadi disukai dan saya jadi problem solver, dan sebagainya. Kan akhirnya kemampuan itu menambah nilai diri saya di mata perusahaan.

Bagaimana kalau sikap dan perilaku itu dilanjutkan menjadi memahaminya dengan hati ? Saya melihat staf yang salah, maka saya mesti memberitahu dan mengajarkan ilmunya. Tak hanya itu saya memberi ilmu itu sebagai kesempatan saya melakukan amal soleh. Bahkan saya ingin mengabdi kepada Allah karena Allah telah berikan segala untuk saya bekerja. Allah berikan keluarga yang selalu berdoa untuk saya sukses, Allah siapkan staf yang membantu pekerjaan saya, Allah telah berikan pula konsumen yang "cerewet" agar saya menjadi sabar dan lainnya.

Insya Allah kultum motivasi ini bisa memberdayakan diri kita semua untuk menjadi hidup yang lebih bermakna. Bukan sekedar memuaskan nafsu saja, tapi berpikir untuk menjadi manfaat bagi orang lain, dan akhirnya membuat diri kita bersyukur atas kebaikan Allah. 


Rabu, Februari 15, 2023

Nggak masalah ? Masak sih ?

 Setiap karyawan yang bekerja pastilah menemui masalah, ada yang bisa menyelesaikan masalah dengan ilmu yang benar dan ada pula yang tidak mudah menyelesaikan. Beberapa karyawan sekalipun bisa menyelesaikan masalah, tapi memerlukan waktu yang lama. Apa ada karyawan yang masalahnya tidak besar dan minim ?

Dalam beberapa kali saya bertemu dengan karyawan, mereka bilang bahwa mereka tidak ada masalah. Lalu langsung tanya, apa iya nggak masalah dalam kerjanya ? Mungkin mereka menganggap bahwa apa yang mereka kerjakan selama ini tidak ada hambatan yang berarti, semua pekerjaan dapat dikerjakan dengan baik. Awalnya mereka bekerja adalah memiliki masalah, misalnya belum memiliki penghasilan (uang). Ada masalah ada dorongan untuk menyelesaikannya, masalah uang maka orang kerja. Apakah sudah dapat uang masalahnya selesai ? Belum tentu, selalu "masalah baru", mungkin bagi orang tersebut sudah cukup (nggak ngotot cari uangnya). Ada masalah dalam kerja karena ada tuntutan (target) dimana karyawan tersebut tidak cukup ilmunya dalam memenuhi target kerja. Tapi dengan berjalannya waktu, masalah kerja dan target itu dapat dikerjakan. Apakah selesai masalahnya ? Tentu ada lagi, apa itu ? Ternyata kerja karyawan tersebut sudah penuh sehingga terlihat sibuk, dan biasanya menolak kerja tambahan. Karyawan tidak ingin meneruskan masalah itu dituntaskan dan tak ingin juga menelusuri masalah selanjutnya, dan butuh solusi. Begitulah karyawan yang bekerja yang sudah banyak yang dikerjakannya dan menghabiskan waktu kerja mereka. 

Membayangkan mereka bilang tidak ada masalah dengan pekerjaannya, kehidupan mereka stabil dan tidak ada perubahan yang berarti. Selamanya kerja seperti itu dan tidak ada waktu, pertanyaan adalah apakah mau kerja seperti itu terus yang bisa membuat karyawan mulai bosen dan mau juga pendapatannya ya segitu-segitu aja ? Jawaban ini "pasti" karyawan mau. Hal ini adalah masalah karena karyawan mau lebih baik. Masalah bukan sekedar apa yang dihadapinya saja, dan mencari masalah dengan menciptakan "keinginan".

Perhatikan orang di atas Anda, Manager, direkur dan pemilik perusahaan. Mereka memiliki kerjaan yang lebih banyak dan lebih hebat dari Anda sebagai karyawan, mereka memulainya seperti Anda sekarang. Mereka memiliki waktu yang sama dengan Anda. Ubah sikap dan perilaku menjadi lebih baik, masalah bukan sekedar masalah, tapi tentang memberdayakan diri untuk menjadi lebih baik. Maka senanglah terus kerja agar masalah demi masalah dapat diselesaikan dan menjadikan Anda naik level. 

Ada karyawan yang bilang,"cukup aja dengan bersyukur dan tak perlu ngoyo". Renungkan jika Anda bersyukur dengan benar, maka hidup Anda semakin bermakna dan mendapatkan nikmat lebih banyak. Bayangkan jika Anda tetap stabil dalam hidupnya, bukankah nikmat Anda tidak bertambah yang menunjukkan Anda belum bersyukur. Syukur Anda selama ini mesti ditingkatkan dan diperbaiki. 

Insya Allah kultum kali ini dapat memberdayakan diri untuk siap naik level kehidupan baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kerja. Inilah motivasi yang bisa membangkitkan kita menyenangi masalah dan berani pula untuk menemukan solusinya.


Featured post

Udah bisa bangun paginya

Alhamdulillahirabbilalamin masih diberi kesempatan hari ini, dibangunkan dan diberi pikiran fresh untuk memperbaiki keadaan sendiri. Hari se...