Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Selasa, November 01, 2022

Magic Word Nggak bosen

Dalam keseharian saya kerja, hampir 80% mengerjakan hal yang sama. Misalkan datang pagi dengan melakukan finger print, memulai pekerjaan dengan mengecek pekerjaan yang belum diselesaikan dan apa yang mesti dikerjakan hari ini. Bertemu dengan rekan kerja yang sama setiap hari. Kepikiran nggak sih bikin bosen" ? Kok yang saya kerjain itu-itu aja dan tetep saya lakukan. Bagaimana dengan produktivitas kerja ? Tidak lebih baik.

Bosen kerja atau rutinitas kerja menjadi "berat" untuk dijalani, mungkin hal itu kerja ringan. Karena mengerjakan hal yang sama dengan cara yang sama, maka tidak ada peningkatkan kualitas (produktivitas) dari pekerjaan tersebut. Begini terus ? Pertanyaan ini cenderung mengantarkan saya kepada jawaban untuk tidak "begini terus", artinya da semangat untuk menjadi semakin baik. Tapi kan memang begitu-begitu aja kerjaannya.


Perhatikan orang lain, kok masih bisa sibuk dengan pekerjaannya ? Ada aja yang menarik untuk dikerjakan agar tidak bosen. Bayangkan jika saya mengerjakan dengan cara yang berbeda :

1. Melakukan dengan cara yang berbeda yang bisa jadi ilmunya tetep sama. Mengapa tidak ?

2. Melakukan dengan ilmu yang berbeda, tentu caranya pun berbeda. Sikapi aja semua itu membuat saya tertarik melakukannya.

3. Memotivasi saya mengerjakan pekerjaan itu dengan motif yang berbeda.

4. Memberikan pekerjaan itu sebagai kebaikan buat orang lain agar mereka seneng.

5. Menyikapi pekerjaan itu dengan hal baik yang bisa saya kerjakan.

6. Menciptakan suasana hati yang menyenangkan agar bisa mengerjakannya dengan seneng.

7. Atau mengajak orang lain kerja bersama saya agar nilai pekerjaannya semakin kaya.


Yakinlah bahwa ada banyak cara untuk bisa produktif dalam kerja, bosen itu mengarahkan saya kepada malas kerja (maker) sebagai pilihan yang nyaman bagi diri saya. BUKAN pilihan yang menjadikan semakin baik.

"Sehari mengerjakan hal yang sama dengan cara yang sama, sama dengan kehilangan 1 hari untuk menjadi lebih hebat". 



Hamba yang tak tahu diri

Dalam beberapa ayat di dalam Al Qur'an ditemukan banyak kata "tidakkah kamu bersyukur ?" Bersyukur bukan perkaran berterima kasih dengan mengucapkan Alhamdulillahirrabbilalamin. Perhatikan Allah menciptakan saya dengan pendengaran, penglihatan dan hati agar saya bersyukur. Tentu saya mesti bersyukur dengan menggunakan pendengaran saya, buat apa ? mendengarkan ayat-ayat Allah yang dikumandangkan atau disampaikan secara tersirat dalam hidup ini. Begitu juga penglihatan saya mesti melihat dan membaca ayat-ayat Allah, dan hati yang mesti dibiasakan untuk memahami dengan bener. Sudahkah saya bersyukur ?

Saya tidak bersyukur tidak mempengaruhi kekuasaan Allah, tapi yang sebenarnya rugi adalah saya. Saya ingin berhasil, ingin sukses, ingin bahagia. Apakah saya tahu caranya ? Apakah saya bisa mengerjakannya agar tercapai ? Begitulah saya yang dididik dengan ilmu untuk meraih apa yang saya inginkan dan Allah adalah yang membantu saya. dengan kondisi ini Allah pun masih sayang kepada saya, Allah ingin mewujudkan keinginan saya tercapai, Allah ingin membantu saya untuk memudahkan saya meraihnya dan yang pasti Allah juga selalu memanggil saya agar ingat kepadaNya, serta Allah pun memiliki resep sukses buat saya.

Allah dekat dengan saya, tapi saya merasa jauh. Setiap hari Allah memanggil saya 5 kali sehari dengan panggilan kemenangan (azan), Allah memberi saya semangat setiap bangun pagi, Allah mengizinkan ilmu buat saya bekerja, Allah kasih kesehatan dan banyak nikmat lagi yang tidak saya bisa sebutkan ... saya hanya tahu saja. Apakah saya mendengar, melihat dan memahaminya ? Ternyata saya tidak memahaminya dengan hati. mendengar suara azan, tapi hati tidak memahaminya sebagai panggilan Allah untuk meraih kemenangan

Kejadian demi kejadian telah terjadi, ada musibah, ada sakit dan ada kegagalan ... Allah ya rahman ya rahiim tetap ingin membantu saya meraih apa yang saya inginkan. Akhirnya Allah membuat saya tak berdaya. Saat itulah hati saya memahaminya. Terimalah kembali saya kepadaMU, Maafkan, ampuni dan hapuskan kesalahan kami dengan tidak bersyukur kepadaMU.



Jangan sampai Anda juga mengalami yang sama, hanya karena sibuk kerja mencari uang untuk memenuhi hasrat hidup yang duniawi. Insya Allah tulisan ini menjadi renungan kita semua sebelum bekerja untuk selalu ingat Allah yang Maha Rahman dan Maha Rahiim


Senin, Oktober 31, 2022

Pertanyaan yang menyemangati

Ada banyak pertanyaan yang hadir setiap hari dalam pikiran saya. Ada yang mulai dengan kata tanya, Mengapa tidak begitu ? Yang mana yang dipilih ? Kapan mau dikerjakan ? Siapa yang bisa bantu ? Bagaimana cara mengerjakan semua ini ? Pertanyaan-pertanyaan itu muncul karena saya tidak melakukan yang seharusnya saya lakukan. Sebenarnya saya tahu jawaban semua itu, tapi merasa tidak yakin. Bertanya sendiri dan jawab sendiri. Dari sekian banyak pertanyaan tadi menjadi semakin tidak menentu karena saya tidak menjawabnya. Jawaban yang benar adalah dengan mengerjakannya. Bisa jadi pertanyaan-pertanyaan itu menjadi saling meniadakan dan melemahkan.

Kata orang ahli, pertanyaan yang tepat sudah menjadi 50% solusi untuk dijalankan. Pertanyaan seperti apa yang tepat itu ? Semestinya jawaban atas pertanyaan itu mesti menggugah saya untuk melakukannya. Misalkan saya bertanya pada diri saya sendiri, apakah saya semangat kerja ? Jawaban tidak jujurnya adalah saya semangat. Tapi kenyataannya saya tidak bersemangat. Apakah pertanyaan ini tepat ? Belum tepat. Karena tidak mengantarkan saya kepada tindakan atau perbuatan.

Keahlian bertanya menjadi kunci seseorang menemukan jawaban yang sekaligus tindakan yang mesti dilakukan. Bayangkan saat saya bertanya dengan kata mengapa ? maka jawabannya adalah mencari penyebab dan tidak ada jawabannya. Kalau saya pakai kata kapan ? susah menentukan waktunya. 

Bayangkan saya bertanyanya seperti ini, bagaimana caranya saya bekerja yang bener sekarang ? Tentunya saya menjawab, "saya mesti disiplin sekarang", "saya bertanggungjawab sekarang" dan sebagainya. Perhatikan jawaban tersebut. Ternyata jawaban dengan pertanyaan bagaimana mengajak saya untuk mengerjakan dengan semangat.



Bisa jadi saya selama ini banyak pertanyaan yang tidak mengarahkan saya untuk bersemangat kerja sehingga jadi banyak pertimbangan alias maker (malas kerja). Tumpukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak menyemangati setiap hari semakin membuat saya lemah dalam tindakan. Karena sudah terbiasa maker (malas kerja), saya membutuhkan energi yang cukup untuk memulai jawaban atas pertanyaan bagaimana agar terjadi.



Bagaimana caranya saya bisa menerapkan ilmu yang sudah saya miliki sekarang ? Jawab dan langsung kerjakan, jangan pernah menunda. Kata menunda membuat saya memikirkan banyak hal lagi yang akhirnya jadi maker (malas kerja). Kunci pertanyaan yang menyemangati adalah buatlah pertanyaan dengan bagaimana caranya .... ikuti jawaban dengan tindakan segera.

Jawablah pertanyaan berikut ini :

1. Bagaimana caranya saya sehat sekarang ?

2. Bagaimana caranya saya belajar dari kesalahan saya sekarang ?

3. Bagaimana caranya saya memulai untuk meraih apa yang saya inginkan sekarang ?

4. Bagaimana caranya saya bisa kerja yang bener sekarang ?

dan banyak pertanyaan lagi yang mesti saya buat agar saya selalu mengerjakan apa yang menjadi jawaban saya.

Magic Word Berani

Saya sering mempertanyakan dalam diri sendiri tentang Bonek dari fan sepakbola. Yang ada adalah nekat bukan berani. Perilakunya tidak baik dan membuat orang terganggu. Tapi mereka meraih apa yang diinginkan, bisa menonton langsung. Puas, seneng dan bahagia. Apakah peristiwa ini tidak baik ? Semua hal ada yang baik dan tidak baik, tapi saya dapat mengambil pelajaran untuk ditingkatkan menjadi kebaikan. Apa itu ?



Bonek tadi sebenarnya memiliki keberanian untuk bisa menonton bola langsung tim kesayangannya. Keberanian itu untuk menonton menyingkirkan ketakutan mereka karena mereka tidak ada uang yang cukup. Berani menyingkirkan ketakutan. Tetapi faktanya memang kurang apik, karena keberanian mereka yang ditunjukkan membuat orang lain jadi takut. Perilaku boneknya kurang santun dan tidak baik (umumnya). Ada bonek yang santun, mereka pergi dengan menumpang dari truk (gratis) ke kendaraan lainnya. Apa yang terjadi ? Saya bisa mengetahui bagaimana mereka yang gagal tidak bisa menumpang truk ? Mereka tahu caranya yang tidak tepat sehingga membuat mereka memperbaiki caranya, dan bisa berhasil menumpang. 

1. Berani menyingkirkan ketakutan, Semakin berani semakin mengecil nilai ketakutan sehingga saya bisa segera bertindak/kerja

2. Berani mengajak saya tidak banyak memikirkan caranya bener atau salah dan hasilnya. Yang penting kerjakan dulu dan hasilnya memberitahukan saya bahwa ini bener atau salah. Karena memang semua orang tidak tahu apa yang terjadi. Setelah terjadi, maka beranikan untuk memperbaikinya agar tujuan tercapai.



Untuk bisa berani mesti banyak berlatih dari satu ketakutan kepada ketakutan lainnya. Misalkan takut saat sakit saat naik kendaraan dalam keadaan hujan, maka beranikan diri untuk menggunakan jas hujan atau tanpa jas hujan dan diikuti dengan tindakan untuk menyegarkan tubuh. Atau saya takut lapar kalau mau puasa. Puasa dulu aja dan tidak perlu mikir laparnya, bila perlu sahur yang sehat dan minum vitamin. Atau saya mau shalat, tapi takut ada panggilan dari atasan. Mengapa tidak shalat aja dulu dan jika ada panggilan bisa memberi tahu saat dipanggil. berlatihlah terus agar keberanian itu semakin bertumbuh dan besar.

Saya mulai memberanikan diri dengan cara memancing emosi (harga diri) saya untuk tergerak. Masak sih nggak berani ? Ini mah mudah ? kerjakan saja sudah mengurangi rasa takut salah dan sebagainya. Saya mau nulis ini saja selalu ada ketakutan dikomentari orang yang lebih ahli. Saya tulis aja, dan kalau ada komentar berarti saya bisa belajar memperbaiki tulisan saya dan tentunya saya berterima kasih. 

Minggu, Oktober 30, 2022

Katanya mau bersemangat memulai

Katanya mau bersemangat memulai, kok masih biasa-biasa saja ? Bukankah bersemangat itu mampu menggerakkan saya dalam aktivitas yang tidak biasa. Saya bersemangat atau berada dalam keadaan senang mengerjakan apa yang saya inginkan. Yang tadinya saya merasa berat memulai, dengan semangat mengajak saya memiliki energi luar biasa untuk kerja/aktivitas.

Saya cek lagi tentang kata "mau bersemangat", kalau ditanya kata tersebut semua orang mau. Tapi hanya beberapa orang yang bergerak (bersemangat). Ternyata kata mau belum mampu mendorong kuat saya untuk mengerjakan. Perhatikan, Apakah saya mau kerja yang semakin baik hari ini ? Jawabannya hanya "mau". Untuk itu saya mesti menyikapi kata mau dengan beberapa hal :





1. Disaat saya mau bersemangat untuk memulai, maka sudah ada energi sedikit. Energi ini menjadi bisa menjadi energi beneran jika sudah kerja/beraktivitas.

2. Energi yang sudah dalam kerja/aktivitas dapat mengukur seberapa besar kemampuan saya untuk melewati hambatan dan masalah. Kondisi ini sering kali menjadi penentu, apakah saya meneruskan semangat itu dengan langkah-langkah nyata (kerja). Kekuatan energi semangat saya dapat dibesarkan dengan seberapa kuat keinginan saya untuk mewujudkannya (imajinasi pikiran), Semangat dan energi terus bergulir seperti bola salju menjadi semakin besar.

3. Hindari semangat yang sudah ada menjadi lemah karena waktu atau ada rutinitas yang mesti dikerjakan. Alihkan semangat tadi kepada untuk menjadwalkan ulang atau menyelesaikan rutinitas, dan segera kembali dengan semangat awal saya.

4. Terkadang ada orang yang bisa disugesti dengan baik oleh pikirannya sendiri. "katanya mau bersemangat untuk memulai" dapat diganti dengan memberi sugesti kuat lewat "katanya berani bersemangat untuk memulai". Ada kata-katanya yang bisa mendorong saya untuk bersemangat seperti :

Setiap kalimat saya selalu mengatakan dengan kata kerja, mengandung perintah kepada pikiran untuk mengerjakan, subjeknya saya dan diikuti dengan waktunya sekarang.  Saya mengerjakan tulisan tentang kerja saya hari ini. Kata "saya" sebagai subjek pasti mudah dipahami pelakunya "saya" sendiri tanpa melibatkan orang lain. Dengan kata lain karena saya maka saya bisa mengerjakannya. Mengerjakan apa ? Membuat tulisan tentang kerja saya, dan bukan juga kerja orang lain. Maka saya dapat menyakinkan saya menguasai materinya. Kapan ? Iya, sekarang. Pikiran hanya mau mengerjakan apa yang sekarang ada dipikiran dan memerintahkan tubuh melakukannya. Jika pekerjaan itu ditunda, maka hanya dijadikan memori di pikiran dan belum tentu keluar lagi untuk dikerjakan. Seandainya tidak bisa dilakukan sekarang, maka kata waktu mesti disebutkan waktu kejadiannya dengan detail. Misalkan hari Selasa tgl 1 November 2022,bila perlu ada jamnya. Hindari kata besok atau lusa karena bisa mengaburkan pikiran untuk memerintahkan apa yang dikerjakan. 

5. Ada cara lagi untuk segera bersemangat adalah afirmasi, menguatkan pikiran kita dengan banyak hal positif untuk mengerjakannya. Afirmasi dapat dikuatkan dengan imajinasi yang detail yang bisa saya bayangkan terjadi, berupa skenario film perjalanan dari awal sampai akhir. Saya membiasakan keyakinan untuk mengerjakannya untuk menguatkan imajinasi tersebut. 

Banyak hal dari apa yang saya dapat kerjakan saat ini dengan cara di atas. Menulis di blog ini pun hanya mengandalkan semangat aja. Aktivitasnya hadir di depan komputer sekarang dan mulai mengetik apa yang ada di pikiran, atau membaca sesuatu yang bisa membangkitkan memori saya tentang kerja saya, yang ingin ditulis. Lalu saya meneruskan tulisan kata demi kata menjadi sebuah kalimat, kalimat demi kalimat menjadi paragraf. Saat menulispun saya dituntun oleh pikiran untuk meneruskannya sampai tuntas. Jadilah sebuah tulisan. Pengalaman ini sangat mengasyikkan dan menyenangkan yang bisa membangkitkan saya terus bergulir untuk menuliskan ide lain. Bagi Anda ? Apa yang Anda inginkan terjadi

Mungkin dalam ibadah, saya juga mengalami kesulitan untuk memulai shalat pada waktunya. Memaksakan diri untuk memulai (energi yang besar) dengan menumbuhkan semangat untuk shalat. Ada imajinasi saya, "Kalau saya belum shalat juga ntar tidak baik buat saya dan ada semacam pikiran tidak mendahulukan Allah sebagaimana iman saya". Imajinasi ini segera menuntun saya untuk wudhu, agar bener dalam shalatnya. Wudhu pun terkadang asal saja untuk memenuhi syarat sahnya wudhu. Saat wudhu, saya pun menguatkan semangat awal tadi dengan keyakinan bahwa "kalau wudhunya asal, maka ntar shalatnya juga nggak bener". lalu seterusnya. Ada niat dan ada doa sebelum mengerjakan serta berlindung kepada Allah atas godaan syetan ... jangan dianggap biasa, tapi itu cara Allah menuntun kita untuk memulai semuanya dengan bener. Apakah saya memahaminya ? Belajar dan berlatihlah setiap shalat dan memiliki target untuk semakin baik dalam setiap shalat. Godaan pasti ada, teruslah shalat dan meningkatkannya.

Insya Allah kita semua diberikan petunjuk untuk selalu menjadi orang yang beramal saleh, selalu memulai apapun yang bener dan bukan sekedar hanya memikirkannya. 


Jumat, Oktober 28, 2022

Alangkah indahnya saat saya bisa bersyukur

Tulisan ini bukan untuk mengajari tapi membayangkan diri saya mampu bersyukur. Kata orang,"nggak gampang bersyukur" dan ada lagi, "Semua juga tahu bersyukur dan sudah bersyukur ". paling tulisan ini untuk mengingatkan saya sendiri yang menjadikan saya semakin baik. Imajinasi "Alangkah indahnya saat saya bisa bersyukur" paling tidak menyimpan memori yang indah dan ada keinginan saya terbayang bisa diwujudkan.


Insya Allah diberi jalan untuk bersyukur saat saya tidak tahu sesuatu, karena ketidaktahuan itu memberi saya kesempatan belajar terutama kepada Sang Pencipta yang Maha Mengetahui segala hal. Belajar membaca petunjukNya, memahaminya secara bertahap dan terdorong belajar mengamalkannya.

Insya Allah diberi kekuatan dan tetap beriman untuk bersyukur saat saya mengalami masa sulit, karena masa sulit itu bia jadi menghapus kesalahan saya atau menjadi pelajaran bagi saya untuk selalu berharap kepadaMu, kesempatan untuk tumbuh menjadi semakin dewasa.

Insya Allah diberi kemampuan untuk bersyukur saat saya dalam keterbatasan, karena keterbatasan itu untuk memperbaiki apa yang salah dari saya di masa lalu terutama di masa lapang. Adakah saya mengeluh dengan keterbatasan selama ini ? Bersyukur dari keterbatasan adalah memampukan diri lepas dari keterbatasan dengan kerja yang lebih kreatif.

Insya Allah diberi kekuatan untuk bersyukur saat saya menghadapi tantangan dan hambatan, karena hal itu dapat membuat saya konsisten untuk terus melakukan. Saya dapat meningkatkan kemampuan dan kekuatan menjadi semakin tinggi.

Insya Allah diberi kesadaran untuk bersyukur saat saya menyadari kesalahan dan mengakuinya. Karena kesalahan itu mengajari kita hikmah dan memperbaikinya dengan tindakan yang benar.

Insya Allah diberi petunjuk untuk bersyukur saat saya lelah dan tak berdaya, karena kelelahan itu telah menjadikan saya berbeda dengan apa yang saya lakukan. 

Alangkah indahnya hati ini dapat bersyukur, lalu pikiran pun diberi kemampuan untuk memahaminya, dan tubuhpun mewujudkannya walaupun berat. Sekali saja sudah bisa bersyukur, maka menjadi mudah untuk bersyukur berikutnya. Jika ada hambatan bersyukur pun, maka saya bersyukur sudah diberitahu cara untuk meneruskan bersyukur lagi.

Alangkah indahnya bersyukur dalam kerja dan keseharian kita. 

Ada masalah disikapi dengan tenang dan nyaman agar hati dan pikiran mampu memahaminya. 

Ada keluhan disikapi dengan prasangka baik agar keluhan itu bukan sekedar keluhan (kekecewaan) tapi sebagai masukan untuk menjadi semakin benar. 

Ada orang yang bersikap tidak baik kepada kita disikapi dengan tenang untuk memberi ruang kepada hati dan pikiran  untuk memahami dengan benar, lalu merespon tetap dengan tindakan yang lebih baik



Terkadang untuk bersyukur tidak mudah, tapi tetaplah terus bersyukur agar semakin bener bersyukurnya. 



Kapan saya cerdasnya ?

Saya pernah menuliskan ide di lembar karton seukuran saku, apa-apa yang penting dan menarik bagi saya tulis, ternyata banyak juga. Saat itu saya tidak berpikir tulisan itu kapan dimanfaatkan. Saat ini saya membacanya lagi dan saya dapat mengembangkan tulisan tersebut menjadi lebih baik. Cara saya ini diganti dengan HP note yang bisa menulis di HP. Karena hanya beberapa orang yang memilikinya ... cara ini masih lazim digunakan bagi yang suka lupa atau mendapatkan ide dimana saja. Gampang kok, beli karton manila di toko kertas dan minta potong seukuran saku baju

Baru saya ngeh bahwa kepintaran itu muncul pada saat kita kecewa atau gagal BUKANnya saat kita belajar. Hanya kita tidak fokus dengan ocehan kita saat kecewa atau gagal. Kekecewaan itu bisa kepada diri sendiri atau orang lain. Saat kita jujur terhadap diri sendiri, ada ada solusi atau ide mengatasi kekecewaan kita atau kegagalan kita.
1. Mengapa sih selalu begitu bukan begini ? Kita tahu kalau mengerjakan seperti begitu hasilnya begitu, tapi semua itu kita yang memilih begitu karena alasan terntentu. Setelah tahu hasil begitu, masih mau kita mengerjakan seperti itu ? Berubah dong.
2. Seharusnya saya melakukan ini dan itu, Kok tahu kita ? Padahal sebelum mengerjakan selalu ada faktor lain yang menyebabkan kita tidak mengerjakannya. 
3. Seandainya saya kemarin ini dan itu ... mesti saya tidak seperti ini
4. Dan banyak lagi 
Apa hikmahnya ? Saya ingin mengatakan bahwa kecerdasaan saya sudah ada dan memang tidak dimanfaatkan. Mengapa ? Bisa jadi kecerdasan dikalahkan dengan faktor emosional sehingga ksaya cenderung memilih yang saya nyaman.


Misalkan, saya dulu tidak mengambil untuk berusaha (berdagang) selagi muda. Tapi terus bekerja sampai tua sebagai karyawan. Ada karir yang menggoda atau ada uang yang lebih banyak yang bisa diperoleh, ada impian yang besar dan ada juga proses belajar serta lainnya. keputusan untuk tetap jadi karyawan memang terlihat hebat di mata sesama temen dan relasi, apakah hanya ingin dipuji atau diapresiasi dengan baik. Bagaimana di masa pensiun ? Tidak ada yang bisa dioptimalkan lagi dan banyak pertimbangannya. Ada penyesalan kenapa nggak dari dulu menjadi pengusaha ? 
Keputusan menjadi karyawan terus ada sedikit logikanya dan cenderung "emosional" dan hal inilah yang membuat saya "menyesal".


Sekedar info saja, saya merasakan rezeki Allah itu ada dan semakin baik jika saya mengupayakannya dengan tulus. Ada karir untuk menjadi pengusaha yang lebih besar, ada proses belajar dengan konsumen dan apa yang saya hasilkan, ada uang yang cukup yang bisa dikelola dengan baik, ada juga pujian dan sebagainya. Semakin semangat untuk memberikan produk dan jasa terbaik untuk konsumen, dan ada keinginan untuk menambah produk.
Agar kita bisa mengoptimalkan ilmu dan ketrampilan, maka memulailah dari kecil dari sekarang apapun yang mau didagangkan. Tidak ada ilmu yang sempurna untuk memulai dagang. Ilmu menjadi semakin sempurna dengan menjalaninya. Yakin lah,
Kecerdasan kita dapat kita hadirkan dengan cara berimajinasi tentang keinginan kita mau berdagang/berbisnis.
Seandainya saya .... 
Saya bisa ....
Saya nanti ....
dan sebagainya
Imajinasi itu diwujudkan dengan semangat mengerjakannya (dengan tulus) dan melibatkan Allah. Konsisten seperti halnya kita kerja (konsisten sampai pensiun). Ada semangat untuk menyempurnakan produk dan layanan sehingga sesuai dengan keinginan pelanggan.

Kakak saya pernah bilang ke saya, "kok kamu bisa dan sungguh-sungguh mengembangkan perusahaan tempat saya bekerja, tapi nggak mau kerja sendiri ?" Seperti Magic Word saya sebelumnya, "Orang sukses mengerjakan apa yang ia imajinasikan dan apa yang iya pikirkan atau apa-apa yang orang lain diskusikan". Just do it Now.



Featured post

Udah bisa bangun paginya

Alhamdulillahirabbilalamin masih diberi kesempatan hari ini, dibangunkan dan diberi pikiran fresh untuk memperbaiki keadaan sendiri. Hari se...