Salam bahagia selalu, dan Insya Allah kita terus menjadi orang yang dinamis untuk menjadi orang yang semakin baik.
Hari ini saya ingin membahas kebiasaan yang lain. Apa iya ? Bayangkan sebagai muslim saat bersin, apa yang kita ucapkan ? Alhamdulillah. Otomatis dan baik buat kita. Ini kebiasaan yang bagi buat kita, tapi kita mesti menindaklanjuti makna ucapan kita tersebut agar kebiasaan menjadi terasa bermakna. kebiasaan lain yang sering kita alami, kita mengucapkan "terima kasih" dan bertanya "apa kabar" kalau bertemu temen. Dalam hal bertanya "apa kabar" memang kebiasaan, tapi ala kadar aja sebagai basa basi. Sebenarnya kebiasaan ini bisa bermakna asal kita melakukannya dengan senang hati dan menikmati keadaannya. Bertanya "apa kabar ?" mungkin basa-basi, tapi bisa kita maknai dengan membalas jawaban dari temen. Misalnya,"katanya baik tapi kok rasa muram begitu".
Umum: Tentukan niat dan prioritas harian agar tidak terombang-ambing.
Spiritual: Bangun dengan mengingat Allah (dzikir pagi), niatkan semua aktivitas sebagai ibadah.
2. Membaca dan Belajar Setiap Hari
Umum: Minimal 10–15 menit membaca buku bermanfaat.
Spiritual: Sertakan membaca Al-Qur’an atau tafsir setiap hari.
3. Latihan Fokus dan Syukur
Umum: Tulis 3 hal yang disyukuri setiap pagi.
Spiritual: Jadikan syukur sebagai doa dan renungkan nikmat Allah.
4. Jaga Shalat Tepat Waktu
Umum: Disiplin waktu mencerminkan kontrol diri.
Spiritual: Shalat adalah pusat kesadaran kepada Allah dalam sehari.
5. Batasi Distraksi Digital
Umum: Atur waktu untuk media sosial, jangan biarkan menguasai pikiran.
Spiritual: Hindari konten yang menggelapkan hati.
6. Lakukan Kebaikan Kecil Setiap Hari
Umum: Senyum, bantu orang, ucapkan kata baik.
Spiritual: Niatkan semua kebaikan karena Allah.
7. Latih Kesabaran dan Tahan Emosi
Umum: Berhenti sejenak sebelum merespon.
Spiritual: Ingat bahwa Allah mencintai orang yang sabar.
8. Evaluasi Diri Sebelum Tidur
Umum: Cek apakah hari ini mendekatkanmu ke tujuan.
Spiritual: Muhasabah, istighfar, dan doa sebelum tidur.
9. Perkuat Koneksi dengan Orang Positif
Umum: Lingkungan menentukan kebiasaan.
Spiritual: Pilih teman yang mengingatkanmu pada Allah.
10. Jaga Tubuh dan Pikiran
Umum: Olahraga ringan, makan sehat, cukup tidur.
“Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.”
(QS. Al-Hadid: 4)
Saat bangun tidur, ucapkan doa bangun dan niatkan semua aktivitas sebagai ibadah.
Kesadaran: “Aku sedang menghadap Allah, Dia mendengar setiap doaku.”
3. Membaca Al-Qur’an Setiap Hari
Walau hanya 1 halaman, biasakan tilawah dan tadabbur.
Kesadaran: “Ini kalam Allah yang menuntun hidupku.”
4. Dzikir di Setiap Transisi Aktivitas
Ganti scrolling tanpa arah dengan dzikir ringan (Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar).
Kesadaran: Menghubungkan rutinitas dengan ingatan kepada Allah.
5. Menjaga Lisan dan Niat
Hindari ghibah, ucapan sia-sia, dan perkataan negatif.
Kesadaran: “Setiap kata dicatat oleh malaikat.”
6. Bersyukur di Tengah Aktivitas
Saat bekerja, makan, atau berkendara, ucapkan syukur.
Kesadaran: “Nikmat ini datang dari Allah, bukan semata usahaku.”
7. Menahan Diri dari Hal Haram dan Syubhat
Latih diri menahan pandangan, menahan tangan, dan menahan hati dari yang dilarang.
Kesadaran: “Allah selalu melihatku, meski tak ada yang melihat.”
8. Muhasabah Sebelum Tidur
Renungkan: “Apa hari ini sudah membuat Allah ridha?”
Istighfar dan doa agar Allah menerima amal hari ini.
9. Bersedekah atau Berbuat Baik Setiap Hari
Meski kecil, biasakan memberi atau membantu orang lain.
Kesadaran: “Aku memberi bukan karena orang, tapi karena Allah.”
10. Menghadirkan Allah dalam Keputusan Kecil
Sebelum memutuskan sesuatu, biasakan berkata dalam hati:
“Kalau Allah melihat (dan Dia memang melihat), mana yang paling Dia suka?”
Berikut tool yang membantu kita dengan ceklist
☐ Niat lillah saat bangun
☐ Shalat tepat waktu
☐ Tilawah minimal 1 halaman
☐ Dzikir setiap pergantian aktivitas
☐ Jaga lisan & niat
☐ Ucapkan syukur di tengah kesibukan
☐ Hindari hal haram & syubhat
☐ Muhasabah sebelum tidur
☐ Satu kebaikan untuk Allah
☐ Hadirkan Allah dalam keputusan
Pernahkah kita merasa hari-hari berjalan begitu cepat, sampai kita lupa untuk berhenti sejenak dan mengingat Allah? Kita bangun, bekerja, makan, berinteraksi, lalu tidur—semua seperti otomatis. Di antara kesibukan itu, adakah ruang bagi hati untuk berkata, “Aku bersama Allah, dan Allah bersamaku”?
Hidup dalam kesadaran kepada Allah bukan berarti kita harus meninggalkan dunia, tetapi menghadirkan Allah dalam setiap langkah. Kesadaran ini bisa dimulai dari kebiasaan kecil, yang jika dilakukan konsisten, menjadi karakter yang melekat.
Berikut 10 kebiasaan sederhana yang bisa kita latih setiap hari agar hati selalu terhubung dengan Allah.
(Situasi: pagi hari di kantor sebelum mulai bekerja)
Mamat: (mengetik sambil buru-buru) “Aduh, deadline lagi, deadline lagi. Pagi-pagi langsung pusing!”
Myra: (tersenyum) “Pusing kenapa? Udah niat kerja buat siapa?”
Mamat: (bingung) “Ya buat bos lah… buat gaji!”
Myra: “Hmm… kalau gaji telat, kamu masih semangat kerja nggak?”
Mamat: “Ya nggak juga sih… Eh, maksud kamu apa?”
Bujang: (nyelutuk) “Dia maksudnya, niatin kerja buat Allah. Gaji itu cuma bonus, bro!”
Mamat: (mikir sebentar) “Kerja buat Allah? Hm… menarik juga. Kalau gitu, tiap ketik laporan juga dapat pahala?”
Myra: “Ya iya. Asal niat benar, jaga amanah, dan nggak curang.”
Bujang: “Lagian kalau Allah yang jadi tujuan, kerja nggak gampang stres. Karena kita tahu, yang nilai bukan cuma bos, tapi Allah juga.”
Mamat: (senyum) “Oke deh. Mulai sekarang, kerja lillah. Bismillah!”
(Dialog ini menunjukkan bahwa kesadaran kepada Allah bisa hadir di tengah rutinitas kerja, bukan hanya di masjid.)
bagaimana ingin menampilkan kebiasaan baik saja dan menghentikan kebiasaan buru
Pertanyaan ini penting, karena menumbuhkan kebiasaan baik dan menghentikan kebiasaan buruk bukan proses instan. Dalam perspektif kesadaran kepada Allah, ini bukan hanya soal self-discipline, tapi juga soal niat lillah dan kontrol hati.
✅ Cara Menampilkan (Menumbuhkan) Kebiasaan Baik
Mulai dari Niat yang Benar
Luruskan niat: “Aku lakukan ini karena Allah.”
Niat yang kuat akan jadi energi saat malas datang.
Mulai Kecil, Jangan Perfeksionis
Misal: Mulai dari tilawah 1 halaman, bukan 1 juz.
Konsistensi lebih penting daripada jumlah besar tapi putus.
Tautkan ke Aktivitas yang Sudah Ada (Habit Stacking)
Setelah shalat Subuh → baca Al-Qur’an 5 menit.
Setelah makan → ucapkan doa syukur.
Gunakan Pengingat dan Lingkungan
Pasang sticky note: “Hari ini sudah niat lillah?”
Cari teman yang sama-sama punya misi memperbaiki diri.
Rayakan Progres Kecil.
Ucapkan hamdalah tiap kali berhasil.
Sadari Dampaknya pada Akhirat dan Diri
Tanyakan: “Kalau aku mati setelah melakukan ini, apa aku rela?”
Ganti dengan Kebiasaan Baik (Replacement)
Misal: Daripada scrolling gosip → baca artikel Islami.
Marah → tarik napas, ucapkan istighfar.
Buat Hambatan untuk Akses Kebiasaan Buruk
Blokir aplikasi yang bikin lalai.
Jauhkan diri dari lingkungan yang memicu maksiat.
Gunakan Kontrol Hati (Muraqabah)
Ingat: “Allah melihatku sekarang.”
Ini cara paling efektif mengontrol diri.
Istighfar dan Jangan Menyerah
Kalau terjatuh, segera taubat.
Allah lebih sayang hamba yang terus kembali daripada yang menyerah.
Perubahan bukan datang tiba-tiba. Ia lahir dari kebiasaan yang kita tanam setiap hari. Maka, jika kita ingin hidup dalam kesadaran kepada Allah, kita harus mulai dari dua hal: menghentikan kebiasaan buruk dan menggantinya dengan kebiasaan baik.
Karena iman itu naik dan turun. Jika kita biarkan diri terus mengulang keburukan, hati kita akan keras dan iman merosot. Sebaliknya, ketika kita melatih diri mengulang kebaikan, iman akan subur. Rasulullah ﷺ bersabda:
Artinya, bukan banyaknya yang membuat Allah ridha, tapi konsistensi. Dan konsistensi itu lahir dari kebiasaan.
(HR. Ahmad)
“Jangan tunggu sempurna untuk berubah. Mulailah berubah agar Allah sempurnakan dirimu.”
✅ Kebiasaan = otomatis, sehingga kita tidak berpikir banyak saat melakukannya.
❌ Tapi sisi negatifnya: kalau terlalu otomatis, kita kehilangan kesadaran (presence).
Insya Allah, penjelasan ini dapat menginpirasi dan memotivasi dir untuk menjadi semakin baik. Dengan memberdayakan diri dapat memperbaiki diri menjadi orang dengan kebiasaan baik yang selalu sadar (hadir dalam setiap tindakan).
Munir Hasan Basri