Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Jumat, Juli 25, 2025

Melihat dan Maha Melihat

Salam bahagia selalu dan Insya Allah kebahagiaan itu tercurahkan kepada kita dari sisi Allah.

Hari ini saya menulis tentang Allah itu Maha Melihat. Mungkin ada yang sudah paham dan mungkin ada yang penasaran sudah paham kok dibahas. Tetapi yang sudah paham pun begitu tidak mudah mengamalkannya, karena kaitannya hanya antara kita dengan Allah saja. Apa yang kita perbuat sehari-hari selama ini tidak memperhitungkan bahwa Allah itu Maha Melihat, buktinya kita masih melakukan yang dilarang Allah dan tidak berbuat yang terbaik.


Masih ingat tentang ihsan ? masih dong, lalu Apa itu ihsan ? Dalam hadits Jibril yang terkenal, Rasulullah ﷺ menjelaskan: "Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu." (HR. Bukhari dan Muslim)

👁️ Hubungan Ihsan dengan “Melihat” dan “Dilihat”
1. Seolah-olah Melihat Allah dalam ibadah. Ini adalah tingkatan tertinggi dalam ibadah. Seorang hamba beribadah dengan kesadaran penuh, seakan-akan ia sedang berhadapan langsung dengan Allah.
Ini melahirkan kekhusyukan, keikhlasan, dan cinta dalam ibadah.
2. Jika Tidak Bisa, Maka Yakin Allah Melihatmu. Ini adalah tingkatan minimal dari ihsan. Meskipun kita tidak bisa membayangkan Allah secara fisik, kita tetap sadar bahwa Allah Maha Melihat (Al-Baṣīr) dan Maha Mendengar (As-Samī‘).
Kesadaran ini mendorong kita untuk:
a. Menjaga amal dan niat
b. Menjauhi maksiat meski dalam kesendirian
c. Berbuat baik meski tidak dilihat manusia


Ihsan adalah bentuk tertinggi dari iman dan ibadah. Ia sangat erat dengan sifat Allah sebagai Al-Baṣīr dan Al-Samī‘.
Semakin kuat keyakinan kita bahwa Allah melihat dan mendengar, semakin tinggi kualitas ihsan kita.

Menerapkan ihsan ini sangatlah tidak mudah, bayangkan fungsi mata yang melihat itu tidak bisa melihat Allah maupun telinga yang juga tak mampu merasakan keberasaan Allah. Kalau begitu kita mesti bagaimana ?

Ihsan dapat kita fungsikan mata dan hati, dan pendengaran dan hati. Hati yang mampu merasakan kehadiran Allah. Inipun kita mesti memiliki hati yang bersih. Bagaimana kalau bersih ? Yang bisa kita lakukan adalah pada saat itu kita telah sungguh-sungguh menuju Allah dengan meniadakan kepentingan lain selain Allah, membersihkan diri dengan mengawali dengan istighfar dan fokus untuk Allah. Terakhir kita mesti mengikhlaskan apa yang kita kerjakan baik itu ibadah ataupun kerja. Mungkin masih kita tafsiran hanya berharap kepada Allah, tapi ini saya berpikir ... bagaimana kalau kita ibadah tidak berharap apa-apa dari Allah, kita pasrahkan menyerahkan kepada Allah apa yang Allah kehendaki kepada kita.

👁️ Kaitan Ihsan dengan Allah Maha Melihat
1. Kesadaran Spiritual
Ihsan mengajarkan kita untuk beribadah seolah-olah melihat Allah, dan jika tidak mampu, maka yakin bahwa Allah melihat kita. Ini langsung berkaitan dengan sifat Al-Baṣīr, yang berarti Allah melihat segala sesuatu—baik yang tampak maupun tersembunyi.
“Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Ahzab: 9)
2. Pengawasan Ilahi
Dalam ihsan, kita menyadari bahwa tidak ada amal yang luput dari penglihatan Allah. Ini mendorong kita untuk:
a. Ikhlas dalam beramal
b. Menjaga perilaku meski tidak dilihat manusia
c. Menghindari maksiat meski dalam kesendirian
3. Kualitas Ibadah
Ketika kita sadar bahwa Allah melihat kita, ibadah menjadi lebih khusyuk, terarah, dan bermakna.
Ini adalah inti dari ihsan: beribadah dengan kesadaran penuh akan kehadiran Allah.

Konsep Ihsan, Al-Baṣīr
Sifat Allah      : Seolah-olah melihat Allah
Dampak           Meningkatkan kekhusyukan
Sifat Allah       : Yakin Allah melihat kita
Dampak           :  Menjaga amal dan niat
Sidat Allah      : Pengawasan Ilahi
Dampak           : Meningkatkan integritas pribadi

👁️ Ayat Al-Qur'an tentang Allah Maha Melihat (ٱلْبَصِيرُ)
1. QS. Al-Ahzab [33]: 9
"Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan."
2. QS. Al-An’am [6]: 103
"Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan."

Dua ayat di atas sudah cukup buat kita mesti mikir 2 kali untuk berbuat sesuatu, menjadi orang yang ikhlas berbuat yang baik dan mencegah perbuatan keji dan mungkar. 
Biasanya kita mesti berpikir apa yang kita kerjakan itu kepada orang lain, tapi saya berpikir lebih dalam bagaimana kita berpikir tentang apa yang kita kerjakan terhadap diri sendiri.
Misalkan, apakah kita masih mau malas denan santi atau menunda pekerjaan atau tidak bekerja tuntas atau kerja seadanya atau bekerja dengan perasaan kesel atau terpaksa ... Semua ini kan dilihat Allah, baik yang lahir (yang nampak) maupun yang tersembunyi (batin). Inilah yang mesti kita bangun dengan selalu berzikir Ya Baṣīr agar kita selalu merasa dilihat dan diawasi.

👁️ Makna dan Kisah tentang Al-Baṣīr (ٱلْبَصِيرُ) – Maha Melihat
📖 Makna : Allah Maha Melihat segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Dia melihat amal, niat, dan isi hati manusia tanpa alat bantu dan tanpa batas.
📜 Contoh dalam Al-Qur'an
Dalam Surah Al-Isra’ ayat 1, Allah menyebut:
“Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Ini menunjukkan bahwa Allah menyaksikan segala peristiwa, termasuk perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad ﷺ 3.
Pelajarannya : Tidak ada yang luput dari penglihatan Allah, termasuk amal tersembunyi.
Kita diajak untuk berbuat baik meski tidak dilihat manusia, karena Allah selalu melihat.
Al-Baṣīr kadang dipasangkan dengan Al-Laṭīf (Maha Lembut) atau Al-Khabīr (Maha Mengetahui secara mendalam)

Renungan :
Allah Melihat pasti berbuat atas apa yang kita kerjakan dan jangan pernah merasa Allah mendiamkan saja.
Apakah kita masih tidak membersihkan diri di awal pagi untuk melaksanakan subuh ??? Masak sih kita Subuh belum mandi ?
Apakah kita masih membiarkan ruangan atau rumah yang tidak bersih atau berantakan ?? Bukankah Allah mencintai orang yang bersih dan rapi ... sebagian dari iman.
Apakah kita masih mau menunda apa yang seharusnya kita lakukan ? Apakah kita masih berkata dalam hati dengan alasan tertentu atau Allah juga maklum ?
Apakah kita ibadah dan kerja yang tidak didukung ilmu dan keimanan yang benar sehingga semua itu dilakukan seadanya (menggugurkan kewajiban) ??? Allah kan melihat isi hati kita.
Apakah kita masih berbuat baik itu ada maksudnya (menguntungkan diri kita sendiri dan merasa nyaman) ?? sehingga kita tidak ikhlas. Allah mengetahuiNya.
Memang kadang kita sadar kepada Allah yang Maha Melihat, Insya Allah kita jadi orang baik. Tapi untuk menjaga kesadaran tidak mudah dan seringnya kita "lalai" atau lupa sehingga tidak merasa lagi Allah itu mengawasi. Untuk itu latihlah untuk sadar kepada Allah, khususnya Allah yang Maha Melihat agar perilaku kita terjaga dengan iman.
Ini adalah catatan belajar untuk menyadarkan kita selalu kepada Allah. Insya Allah ilmu dan pemahaman petunjuk Allah itu dapat membuka hijab yang selalu mengajak kita untuk sesuatu yang tidak baik. Tidak lain selalu ingin mensucikan diri (hati) agar kita mampu merasakan diri diawasi Allah. Proses ini adalah upaya untuk memberdayakan diri menjadi semakin baik. Wajar kita memanfaatkan petunjuk Allah sebagai motivasi diri, yang kita kenal sebagai motivasi islam. Tidak ada yang sia-sia dari ciptaan Allah.

Sahabatmu
Munir Hasan Basri 
artikel dan kisah yang menggambarkan makna mendalam dari Asmaul Husna Al-Samī‘ (Maha Mendengar) dan Al-Baṣīr (Maha Melihat):


🕊️ Makna dan Kisah tentang Al-Samī‘ (ٱلسَّمِيعُ) – Maha Mendengar

📖 Makna

Allah Maha Mendengar segala sesuatu—baik yang keras maupun yang pelan, yang terang-terangan maupun yang tersembunyi. Bahkan bisikan hati pun didengar oleh-Nya. Pendengaran Allah tidak terbatas oleh ruang, waktu, atau bahasa


📜 Kisah: Khaulah binti Tsa’labah

Dalam Surah Al-Mujadilah ayat 1, Allah menyebut bahwa Dia mendengar keluhan seorang wanita bernama Khaulah binti Tsa’labah yang mengadukan masalah rumah tangganya kepada Rasulullah ﷺ.


“Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya...”

Ini menjadi bukti bahwa Allah mendengar keluhan hamba-Nya, bahkan sebelum Rasulullah ﷺ selesai mendengarkan1.


💡 Pelajaran:

Allah mendengar doa dan keluhan kita, bahkan yang tidak terucap.

Kita diajak untuk menjaga ucapan dan memperbanyak doa dengan keyakinan bahwa Allah mendengar.


 Isi Booklet Inspiratif (Siap Cetak atau Salin ke Word/PDF)
🕌 Judul: Kisah Inspiratif Asmaul Husna
Tema: Maha Mendengar (Al-Samī‘) & Maha Melihat (Al-Baṣīr)

📜 Kisah Khaulah binti Tsa'labah
Dalam Surah Al-Mujadilah ayat 1, Allah menyebut bahwa Dia mendengar keluhan seorang wanita bernama Khaulah binti Tsa'labah yang mengadukan masalah rumah tangganya kepada Rasulullah ﷺ.

“Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya...”
(QS. Al-Mujadilah: 1)
قَدْ سَمِعَ ٱللَّهُ قَوْلَ ٱلَّتِى تُجَٰدِلُكَ فِى زَوْجِهَا

🌟 Renungan Al-Samī‘ (Maha Mendengar)
Allah mendengar segala ucapan dan bisikan hati.
Kita tidak pernah sendiri—Allah selalu mendengar.
Jaga lisan dan perbanyak doa dengan keyakinan.
👁️ Renungan Al-Baṣīr (Maha Melihat)
Allah melihat semua amal dan niat, bahkan yang tersembunyi.
Berbuat baik meski tidak dilihat orang lain.
Tidak ada yang luput dari penglihatan-Nya.
📖 Ayat Al-Qur'an Terkait
QS. Al-Baqarah [2]: 127 – Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui
QS. Al-Ahzab [33]: 9 – Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan
QS. Al-Isra [17]: 1 – Allah Maha Mendengar dan Maha Melihat
🧭 Aplikasi Praktis
Dzikir harian: “Ya Samī‘” dan “Ya Baṣīr”
Menjaga ucapan dan niat
Berbuat baik secara konsisten
Memohon dengan keyakinan bahwa Allah mendengar dan melihat

Selain kisah Khaulah binti Tsa'labah, ada beberapa kisah dan penjelasan dalam Islam yang menggambarkan sifat Allah sebagai Al-Samī‘ (Maha Mendengar) dan Al-Baṣīr (Maha Melihat):


🕊️ Kisah dan Penjelasan tentang Al-Samī‘ (Maha Mendengar)

📜 1. Doa Nabi Zakariya

Dalam QS. Maryam: 3-4, Nabi Zakariya berdoa dengan suara lembut memohon keturunan:


“Ketika ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut...”

Ini menunjukkan bahwa Allah mendengar doa yang lirih sekalipun.


Pelajaran: Allah mendengar doa yang tulus, bahkan yang tidak terdengar oleh manusia lain.


👁️ Kisah dan Penjelasan tentang Al-Baṣīr (Maha Melihat)

📜 2. Kisah Nabi Musa dan Fir’aun

Dalam QS. Taha: 46, Allah menenangkan Nabi Musa dan Harun saat menghadapi Fir’aun:


“Janganlah kamu berdua takut, sesungguhnya Aku bersama kamu berdua; Aku mendengar dan melihat.”


Pelajaran: Dalam situasi sulit, Allah hadir, mendengar dan melihat perjuangan hamba-Nya.


📖 Penjelasan Ulama tentang Al-Baṣīr

Menurut Imam Al-Muzani dan ulama tafsir lainnya 1:


Allah melihat segala sesuatu, bahkan yang paling kecil dan tersembunyi.

Nama Al-Baṣīr disebut lebih dari 40 kali dalam Al-Qur'an.

Allah melihat amal manusia dari segala sisi, dan akan memberikan balasan sesuai hikmah-Nya.

2 : 127,137,181. 2:224,227,244,256. 3:34,121. 4:58,134,148. 5:76. 6:31,115. 7:200.

8:17,42


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured post

Udah bisa bangun paginya

Alhamdulillahirabbilalamin masih diberi kesempatan hari ini, dibangunkan dan diberi pikiran fresh untuk memperbaiki keadaan sendiri. Hari se...