Salam bahagia selalu, Insya Allah kita selalu bisa menikmati kebahagiaan hari ini.
Hari ini ada yang mengganjal saya dalam kehidupan sehari-hari, perhatikan hal berikut :
Saat sakit, kita buru-buru ingin cepet sembuh. Apa yang dilakukan ? Istighfar dan mohon maaf kepada Allah, lalu kita bersegera untuk berobat ke dokter. Dengan membaca Bismillah kita minum obat dan berharap kepada Allah bisa sembuh (berdoa). Semua itu dilakukan segera setelah sakit ... itulah reaksi cepat kita lakukan dan terus sampai kita sembuh.
Bagaimana kalau kita mengalami kesulitan ? Hampir mirip, banyak beribadah dan berdoa. Bekerja lagi dan lagi, dimana kerja kita masih sama. Kita mudah percaya bahwa ibadah dan doa itu lebih cepat menjadi solusi atas kesulitan. Apakah kita mau banyak belajar dan memahami kesulitan kita ? Belajar ilmu yang dapat mengantarkan kita kepada kemudahan.
Kesulitan itu bisa kita mengalami kekurangan pendapatan, dimana kebutuhan lebih besar dari apa yang kita dapatkan. Hal ini berdampak kepada sakit karena tidak cukup uang untuk membeli makanan. Kesulitan itu ditunjukkan pula oleh stress pekerjaan karena memang tidak cukup ilmu menyelesaikannya atau tidak bisa memenuhi waktu kerja yang semakin cepat.
Kata kunci solusinya adalah banyak ibadah dan berdoa kepada Allah, segera dan terus dilakukan. Sikap dan perilaku ini terus dilakukan sampai masalah kita selesai. Tidak ada yang salah ...
Renungkan ayat berikut ini
Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong) mereka, kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatannya). (QS. [15] Al-Hijr : 3)
Bisa jadi ayat ini adalah kisah kita dimana apa yang kita lakukan adalah mengejar dunia, yang memudahkan kita lalai kepada Allah dan Allah membiarkannya. Lalu sakit, stress, kekurangan yang kita alami sekarang adalah akibatnya.
Selanjutnya Allah mengingatkan kita memang ada kehidupan dunia ini, tapi ada tempat kembali yang baik yang mesti kita persiapkan. Bukan sekedar kesenangan dunia, tapi jadikan apa yang kita inginkan berbuah ibadah dan bekal kehidupan kita di akhirat nanti (kehidupan yang sebenarnya).
Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik. (QS. [3] Ali 'Imran : 14)
Berikut ini kutipan lagu Assalamu 'alaikum nya Oppick
Assalamu 'alaikum ya akhti.. ya ukhti..
Salam-salam hai saudaraku
Smoga Allah merahmatimu
Salam-salam wahai semua
Smoga hidup jadi bahagia
Bila hati terasa sedih
Bila jiwa terasa hampa
Mungkin kita sudahlah lupa
Berzikir tenangkan jiwa
Assalamu 'alaikum ya akhi.. ya ukhti..
Assalamu 'alaikum ya akhti.. ya ukhti..
Bila langkah sempit dunia
Rejeki dicari alangkah susah
Mungkin kita sudahlah lupa
Sedekah lapangkan harta
Dalam hidup semua bekerja
Kadang salah bahkan berdosa
Jangan-janganlah putus asa
Ampunan Allah selalu terbuka
Assalamu 'alaikum ya akhi.. ya ukhti..
Assalamu 'alaikum ya akhti.. ya ukhti..
Assalamu 'alaikum ya akhti.. ya ukhti..
Assalamu 'alaikum ya akhti.. ya ukhti..
Salam-salam hai saudaraku
Smoga Allah merahmatimu
Salam-salam wahai semua
Smoga hidup jadi bahagia
Dalam hidup tiada sempurna
Kadang khilaf kadang terlupa
Jangan-janganlah putus asa
Ampunan Allah selalu terbuka
Assalamu 'alaikum ya akhti.. ya ukhti..
Assalamu 'alaikum ya akhti.. ya ukhti..
Assalamu 'alaikum ya akhti.. ya ukhti..
Assalamu 'alaikum ya akhti.. ya ukhti..
Bila hati terasa sedih
Bila jiwa terasa hampa
Mungkin kita sudahlah lupa
Berzikir tenangkan jiwa
Dalam hidup semua bekerja
Kadang salah bahkan berdosa
Jangan-janganlah putus asa
Ampunan Allah selalu terbuka
Assalamu 'alaikum ya akhti.. ya ukhti..
lirik lagu ini adalah kita yang menjalani kehidupan ini. Ada yang lalai dengan petunjuk Allah, kehidupan dunia yang melalaikan. Bisa jadi hafal liriknya tapi hanya membaca (menyanyikan) nya saja, tetapi tidak memahami dengan hati. "Kalau juwa ini hampa, mungkin kita lupa berzikir", "Semua bekerja, kadang salah dan berdosa, tapi jangan putus asa untuk kembali kepada Allah dengan ampunannya", dan "rezeki susah dicari, mengapa kita tidak sedekah yang lapang rezeki". Atau sakitnya kita itu karena makan berlebih dan tidak menyehatkan.
Apa iya begitu ? Mestinya iya. Allah tidak pernah salah menentukan kehendaknya dan Allah tidak pernah menzalimi hambanya.
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami. (QS. [21] Al-Anbiya' : 35)
kehidupan ini adalah ujian dari Allah, hanya kita yang hanya menganggap kalau keburukan itu sebagai ujian atau azab, padahal keburukan itu adalah cobaan seperti halnya kebaikan. Kalau kebaikan kita anggap nikmat dari Allah, yang sering membuat kita lalai bersyukur. Akhirnya kita menerima balasannya. Bagaimana dengan keburukan ? Seperti dijelaskan di atas, kita terburu-buru bukan Sabar. Hadist berikut ini memberi hikmah yang besar bagi kita, keburukan yang kita terima hari ini adalah kebaikan agar kita semakin dekat kepada Allah.
"Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya."
Shahih al-Bukhari Hadits No. 5645
Diriwayatkan dari Abu Hurairah
Yang pertama adalah dihapusnya dosa. Kalaulah kita sakit, apa iya langsung disembuhkan Allah segera ? Tentu untuk menghapus dosa itu perlu dirasakan sebagai akibat dosa kita. Bisa jadi sakitnya kita sekarang lebih ringan dari azab di akhirat nanti. Kalau langsung sembuh, apa iya kita menerima "azab" dari penghapusan dosa. Maka sikap yang bener itu adalah sabar.
“Tidaklah seorang Muslim ditimpa kepayahan, penyakit, kegelisahan, kesedihan, gangguan, dan kesusahan, bahkan duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapus dosa-dosanya dengan sebab itu.”
(HR. Bukhari No. 5641 dan Muslim – Muttafaq ‘Alaih)
“Barangsiapa yang berusaha menjaga diri, maka Allah menjaganya. Barangsiapa yang berusaha merasa cukup, maka Allah mencukupinya. Barangsiapa yang berusaha bersabar, maka Allah akan menjadikannya bisa bersabar. Dan tidak ada seorang pun yang dianugerahi sesuatu yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (HR. Bukhari No. 1469)
Demikianlah Allah berfirman bahwa manusia itu menerima apa yang telah kita lakukan sebelumnya. Ini memberi peringatan kita untuk merenung bahwa mengevaluasi apa yang kita alami dengan ilmu yang bener.
dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, (QS. [53] An-Najm : 39)
Allah mengingatkan kita bahwa kehendak dan takdirnya itu adalah atas izinNYa.
“Tidak ada sesuatu pun yang terjadi kecuali dengan izin Allah.”
(QS. At-Taghabun: 11)
Jangan terburu-buru atas apa yang terjadi pada diri kita. Karena hanya Allahlah saja yang bisa melepaskan semua itu dan hanya kepadaNya pula kita bertawakkal :
Apa saja di antara rahmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia, maka tidak ada yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan-Nya maka tidak ada yang sanggup untuk melepaskannya setelah itu. Dan Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana. (QS. [35] Fatir : 2)
Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkanmu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu? Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal. (QS. [3] Ali 'Imran : 160)
Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS. [6] Al-An'am : 17)
Oleh sebab itu, daripada terburu-buru meminta kita sembuh (kalau sakit) dan malah meminta kesembuhan itu dari obat (dokter), maka yang terbaik adalah Sabar, hati yang tenang dengan prasangka baik kepada Allah,
1. Berpikir dan memahami dengan hati
2. Ikhlas menerima apa yang terjadi
3. Memahami persoalan dan korelasinya dengan ilmu
4. Menemukan ilmu agar persoalan yang dihadapi dapat dilewati dengan perbuatan baik
Al-Baqarah ayat 155
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,
Al-Baqarah ayat 156
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).
hadis tentang belajar ilmu ternyata mengantarkan kita kepada tindakan-tindakan positif (jalan ke surga),
"Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.": (HR. Muslim)
Hadis ini berikut ini semakin mengajak kita mencari ilmu sesuai dengan apa yang kita hadapi. Kalau sakit, maka sepantasnya kita belajar tentang penyakit dan pola hidup sehat. Kalau stress, maka kita mesti mendalami kemahiran kita tentang ilmu bikin stress, dan seterusnya. Dan yang pasti mendahulukan kembali kepada Allah dengan memohon doa.
"Barangsiapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat hendaklah ia menguasai ilmu, dan barangsiapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat) hendaklah ia menguasai ilmu.": (HR. Ahmad)
Apapun yang terjadi itu adalah azab Allah, atau Ujian
Bukanlah tanda keburukan, melainkan tanda bahwa Allah menghendaki kebaikan baginya, Menghapus dosa-dosanya, Meninggikan derajatnya, Menguatkan iman
Inilah ayat yang membuat kita tidak bersikap sabar. Tidak sabar dengan tergesa-gesa yang telah menjadi sifat manusia, maka Allah tidak cinta dan tidak menemani orang yang tidak sabar.
Fussilat ayat 49
لَا يَسْـَٔمُ الْاِنْسَانُ مِنْ دُعَاۤءِ الْخَيْرِۖ وَاِنْ مَّسَّهُ الشَّرُّ فَيَـُٔوْسٌ قَنُوْطٌ
Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika ditimpa malapetaka, mereka berputus asa dan hilang harapannya.
Al-Isra' ayat 11
وَيَدْعُ الْاِنْسَانُ بِالشَّرِّ دُعَاۤءَهٗ بِالْخَيْرِۗ وَكَانَ الْاِنْسَانُ عَجُوْلًا
Dan Manusia (seringkali) berdoa untuk kejahatan sebagaimana (biasanya) dia berdoa untuk kebaikan. Dan memang manusia bersifat tergesa-gesa.
Sekali lagi, "penderitaan" atau "kesenangan" adalah ujian Allah, maka bersabarlah. Bersabar bukan hanya diam dan menerima apa adanya, tapi bersikap ikhlas, semua kembali kepada Allah, dengan ikhlas membuat kita bisa berprasangka baik kepada Allah. Ini adalah ujian yang membawa kita untuk introspeksi dengan belajar ilmunya dan akhirnya kita memperbaiki keadaan menjadi lebih baik.
Bandingkan ... misalkan saat sakit. Sikap dan tindakan kita yang terburu-buru menyebabkan kita tidak bisa berpikir sehat. Lalu ke dokter atau dan minum obat . Beberapa hari kemudian belum sembuh, terus kita seperti bertanya,"sudah ke dokter dan minum kok belum sembuh ?" Inilah hasil sikap terburu-buru. Ke dokter lagi ? Ya dan minum lagi. Kalau kita percaya kepada Allah, hanya Allahlah yang menyembuhkan sakit kita. Dengan sabar yang membuat hati tenang dan memahami apa yang terjadi, ikhlas, kembali kepada Allah, berilmu dan berobat bila perlu.
Catatan bahwa ketika orang sakit, menurut para pakar adalah keadaan dimana tubuh kita sedang menyembuhkan diri (kemampuan menyembuhkan dari diri sendiri). Kemampuan menyembuhkan diri sangat positif didukung jiwa yang tenang, prasangka baik kepada Allah dan didukung ilmu yang bener.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar