➤ Maknanya: Tidak sah salat jika tidak ada tuma’ninah. Itu adalah rukun salat, bukan sunnah.
Yuk kita cek salat kita, apakah benar kita belum tuma'ninah ? Kayaknya sih iya. Sehabis rukuk tak berselang lama kita udah berdiri lagi. Sujud pun demikian, tak lama dan segera duduk. Padahal saat sujud itu saat kita paling dekat dengan Allah, mestinya kita berlama-lama dan banyak berdoa kepada Allah. Bagaimana ? Tak perlu disesalkan dan memikirkan tentang kualitas salat kita kemarin. Yang terpenting saat ini kita memiliki dorongan untuk salat lebih baik. Salah satunya adalah melakukan salat dengan tuma'ninah.
Pastikan kita melakukan tuma'ninah dalam setiap gerakan dan membaca dengan tenang setiap bacaan Salat. Dalam takbir ... gerakan angkat tangan dengan tenang dan meletakkan kedua tangan di perut. Sebisa bersamaan dengan mengankat tangan dengan menyebut Allahuakbar. Diamlah sejenak dengan mentadaburi makna Allahuakbar yang membuat kita tunduk dalam hati. 1 - 3 detik barulah kita membaca doa iftitah Tapi ada yang bilang, "ooh begitu, tapi tak mudah dijalaninya". Memang hal itu berat, disebabkan karena kita terbiasa melakukannya lebih cepet. Ini adalah kebiasaan kita, makanya untuk merubah kebiasaan itu tidak mudah. Mulai dulu, terus berlatih sampai terbentuk kebiasaan baru. Mau ? Contoh di atas baru satu gerakan dan bacaan salat, hal yang sama untuk gerakan lainnya.
Setiap rukun salat harus ada tuma’ninah. Di antaranya:
Ruku’ – Diam sejenak dalam posisi membungkuk sempurna.
I’tidal – Tegak lurus sesaat sebelum sujud.
Sujud – Diam sejenak dalam sujud.
Duduk antara dua sujud – Duduk tenang sejenak sebelum sujud lagi.
Durasi tuma’ninah minimal cukup waktu untuk membaca zikir rukun satu kali, misalnya:
1. Perlambat gerakan salat.Jangan terburu-buru mengejar akhir waktu atau rutinitas.
2. Hafal makna bacaan salat.Pahami arti dari Al-Fatihah, tasbih, doa sujud—agar hati lebih mudah hadir.
3. Tarik napas tenang di setiap rukun. Jangan langsung pindah gerakan. Biarkan tubuh diam 1–2 detik, lalu lanjut.
Untuk mendorong kita melakukan tuma'ninah dalam salah, sebaiknya kita memiki sikap seakan inilah salat terakhir. Hal ini sejalan dengan hadis, Rasulullah ﷺ bersabda:
Insya Allah proses menerapkan tuma'ninah ini dapat memberi manfaat dalam Salat:
1. Semakin khusyuk dan sadar dalam setiap gerakan.
2. Melatih kesabaran dan ketenangan jiwa.
3. Salat menjadi lebih bernilai di sisi Allah karena dilakukan dengan penuh penghormatan.
Salat yang benar harus ada tuma’ninah di setiap rukun. Ia adalah rukun sah salat, bukan hanya pelengkap. Dengan tuma’ninah, salat tidak hanya sah secara hukum, tapi juga berfungsi menenangkan jiwa dan menghubungkan hati dengan Allah.
Berikut ini beberapa ayat tentang salat yang bener dan memberi manfaat banyak kepada diri kita.
1. QS. Al-Mu’minun [23]: 1–2
قَدْ أَفْلَحَ ٱلْمُؤْمِنُونَ • ٱلَّذِينَ هُمْ فِى صَلَاتِهِمْ خَـٰشِعُونَ
“Sungguh beruntung orang-orang beriman, (yaitu) mereka yang khusyuk dalam salatnya.”
Maknanya:
“Khusyuk” mencakup ketenangan tubuh dan kehadiran hati.
Tidak mungkin seseorang khusyuk tanpa tuma’ninah, karena tergesa-gesa menandakan hati tidak hadir.
🕊️ 2. QS. Al-Baqarah [2]: 45
وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلْخَـٰشِعِينَ
“Dan sesungguhnya salat itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.”
Maknanya :
Ayat ini menekankan bahwa salat yang benar (yakni, bernilai di sisi Allah) adalah yang dilakukan dengan penuh kekhusyukan—dan itu memerlukan ketenangan, konsentrasi, dan tuma’ninah.
3. QS. Al-Isra’ [17]: 109
وَيَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا
“Dan mereka tersungkur atas wajah mereka sambil menangis, dan (salat) mereka bertambah khusyuk.”
Maknanya :
Dalam kondisi hati yang khusyuk, tubuh pun tenang dan penuh penghayatan saat bersujud. Ini sangat dekat dengan makna tuma’ninah.
Meskipun kata tuma’ninah tidak disebut langsung dalam Al-Qur’an, nilai dan maknanya sangat ditegaskan, terutama melalui:
Perintah untuk khusyuk, Salat sebagai dzikrullah, dan
Peringatan bahwa amal tanpa kesadaran dan kehadiran hati kurang bermakna. Maka, tuma’ninah adalah wujud praktis dari khusyuk dan dzikrullah dalam salat sebagaimana diajarkan oleh Nabi ﷺ dan sejalan dengan semangat Al-Qur’an.
Berikut ini beberapa istilah seperti meditasi dan relaksasi, yang rada mirip dengan tuma'ninah, tapi berbeda. Inilah penjelasannya
1. Point Arah atau tujuan
a. dari Salat itu sendiri Aspek Tuma’ninah dalam Salat adalah Mendekat kepada Allah, bentuk penghambaan & dzikir,
b. sedangkan dalam aspek Meditasi memiliki Pencerahan diri, ketenangan batin,
c. Dalam relaksasi , Melepaskan ketegangan fisik dan mental
2. Point dari sumber ketenangan.
a. Dari sisi aspek tuma'ninah berasal Ketenangan berasal dari kesadaran akan kehadiran Allah
b. Pada meditasi sumber Ketenangan berasal dari fokus internal atau objek meditasi
c. Dalam relaksasi berasal ketenangan dari pelemasan tubuh & nafas
3. Dalam penerapannya
a. Tuma'ninah dalam salat itu Ada aturan syariat (rukun, gerakan, bacaan wajib, dll). Bacaan-bacaan suci (Al-Fatihah, tasbih, doa)
b. Pada meditasi Bebas tergantung metode (Zen, Vipassana, dsb.) Mantra, napas, atau diam Nafas, musik lembut, atau pikiran kosong
c. Dalam relaksasi Bebas dan tidak bersifat spiritual. Nafas, musik lembut, atau pikiran kosong
Akhir dari Tujuannya tuma'ninah dalam salat itu Mencapai jiwa yang tenang (nafs muṭma’innah) dan ridha Allah, sedangkan dalam meditas diperelah kedamaian batin, dan untuk relaksasi didapat pencerahan diri Mencapai rileksasi jasmani-emosional
Insya Allah dengan penjelasan di atas kita dapat memahami tuma'ninah yang sebenarnya agar tidak bercampur dengan cara lain yang dianggap mirip.
Berlatihlah dalam setiap salat kita, masak sih kita tidak bisa. Sesulit apapun, tetaplah melakukan tuma'ninah dalam salat. Perbanyak istighfar agar hati semakin bersih, dimana hati siap menerima petunjuk Allah. Semakin banyak pula membaca referensi dari Al Qur'an dan hadis tentang salat dan tuma'ninah agar hati ini semakin yakin, dan lengkapi usaha yang sungguh-sungguh kita untuk salat dengan tuma'ninah itu dengan
doa. Semua ini bisa menjadi inspirasi, motivasi diri dan memberdayakan diri untuk menjadi hamba yang semakin baik.
Sahabatmu
Munir Hasan Basri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar