Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Rabu, Desember 28, 2022

HP membajak kehidupan kita

Hari-hari ini dimana sedang liburan bagi siswa menjadikan mereka lebih banyak tidak beraktivitas, santai dan banyak istirahat. Apa yang dilakukan mereka ? Cenderung tidak produktif. Padahal waktu libur itu menjadi waktu emas untuk melakukan banyak hal seperti hobby mereka atau aktivitas lainnya. Mereka hanya bermain dengan Handphone (HP).

Dengan HP mereka dilarutkan dengan dunia maya yang tidak produktif, cenderung hanya chatting-chatting WA, nonton you tube, nonton tik tok, dan hal lain. Mereka melakukan sampai berjam-jaman. Keadaan ini membuat nyaman dan jika diganggu, maka mereka merasa bete dan "emosional". HP telah menghilangkan produktivitas seseorang dan menyita waktunya. Semestinya HP sebagai media untuk produktivitas. Mencari informasi atau mencari ilmu atau mengkomunikasikan dan sebagainya. Tanpa ada aktivitas yang kuat ingin dikerjakan, maka mata selalu melirik HP.

Bagaimana dengan ibu-ibu yang suka gaul ? Di rumah suka bikin bete kalau sudah mengerjakan tugas rumahan (atau terkadang tugas rumahan itu dikerjakan seadanya). Keadaan cenderung mengundang ibu-ibu menggunakan HPnya untuk ngobrol atau chatting. Sama halnya seperti siswa yang libur tadi, ibu-ibu banyak menghabiskan waktu berjam-jaman untuk "ngegosip".

Ada yang menggunakan HP untuk bisnis atau kerja, tapi tetep diusahakan tidak menghabiskan waktu mereka. Karena saat sudah memegang HP cenderung godaan bermain dari apa yang ada di HP tinggi. Karyawan saja banyak yang bermain HP saat sedang kerja, alasannya mau info atau terima info. Alasan banyak dibuat-buat agar mereka bisa bermain HP.

Yang lain adalah saat makan bersama di resto, masing-masing orang sibuk dengan HP nya dan tidak ada ngobrol dalam suasana makan bersama di resto. Yang satu upload makanan dan fotoin keadaan saat itu sebagai status, yang lain sibuk chatting. Aktivitas makan bareng seperti ini menjadi hambar. Tapi keadaan seperti sudah maklum. Tidak hanya itu ada orang yang sedang naik kendaraan pun masih bisa menggunakan HP untuk chatting atau Wa-an. 

Kesimpulannya HP sudah menyita banyak orang untuk fokus kepada hal yang kurang produktif. Saat bermain HP dengan alasan yang dibuat-buat,"produktif kok", bermain HP itu hanya ghaib atau maya. Produktivitas sebagai ibu rumah tangga, siswa, karyawan atau siapa saja adalah sebuah amal saleh yang kita persiapkan untuk kehidupan di dunia dan di akhirat. Saat kita bisa menghabiskan waktu dengan HP, maka mesti diteruskan dalam bentuk perbuatan nyata (amal saleh). Itu kalau yang kita dapatkan konten positif, tapi bagaimana kalau konten negatif ? Kita sering meresponnya dengan negatif pula. Malah tidak beramal saleh.

Siapkan diri kita dengan sikap yang bener agar dapat mengambil hikmah dari HP untuk dijadikan amal saleh kita. Membuat status yang bener agar mengingatkan orang lain, menyampaikan informasi yang bener, mengajak orang untuk berbuat baik, berbagi ilmu dan sebagainya. Ini saja sudah cukup menghabiskan waktu, jadi hindari untuk yang tidak produktif. Sikap seperti ini menjadi penting, lalu tambahkan ilmu agar kita mampu memperlakukan HP untuk hal baik saja, dan terakhir HP semakin memudahkan kita dekat kepada Allah dimana referensi Al Qur'an, tafsir, cara mengaji, kajian agama dan sebagainya sangat mudah di peroleh. Referensi ini tidak menghalangi kita lagi untuk semakin beriman dan bertaqwa.

Insya Allah HP sebagai media mengantarkan kita kepada aktivitas yang produktif. 

Selasa, Desember 27, 2022

Bagaimana menjadikan bahagia tujuan kita ?

 Judul di atas hanya salah satu pertanyaan, apakah salah saya menjadikan bahagia sebagai tujuan hidup ? Tetapi saya tidak mudah untuk mewujudkannya. Mengapa ? Karena saya tidak memiliki nilai untuk diukur dan untuk dievaluasi. Sama halnya dengan tujuan seseorang untuk menjadi orang baik. terus gemana dong agar tujuan itu mendorong saya untuk mewujudkannya ?

Bahagia menjadi porsinya hati, yang bersifat kualitatif (bukan kuantitatif). Sudahkah saya bahagia hari ini ? Bisa sudah. Bahagia karena dapat beribadah lebih baik. Terus bagaimana hari berikutnya ? Saya juga bahagia karena ibadah. Apakah hari berikut itu lebih baik dari hari sebelumnya ? Disinilah saya rada bingung. Untuk memudahkannya, saya mendefinikan bahagia menurut padangan saya terlebih dahulu. Misalkan yang membuat saya bahagia, salah satunya bersedekah. Untuk mengukurnya saya bisa membuat parameter sedekah :

1. Nilai ikhlasnya yang bisa diterjemahkan dalam nilai 0 - 10 (angka terbesar adalah paling ikhlas). Kesempurnaan angka 10 tidak saya gunakan karena kesempurnaan itu milik Allah, dan ikhlas saya tidak sempurna. Angka 0 bisa saya gambarkan untuk niat saya tidak ikhlas, dimana saya bersedekah untuk tujuan tertentu.

2. Yang kedua,  saya mengukur sedekah itu dari angka yang saya berikan (berupa uang). Semakin besar nilai Rp yang berikan semakin bahagia. Saya juga membuat penilaiannya 0 - 10. Angka 0 saya tidak bersedekah dan angka 1 uang minimal yang saya sedekah misalkan Rp 1000.

3. Cara saya bersedekah yang saya ukur dari tidak ada yang melihat atau dilihat orang lain. 0 - 1, angka 0 sedekah yang dilihat orang dan 1 untuk sedekah yang orang tidak lihat. Kondisi inipun bisa menjadu ukuran kebahagiaan saya

4. Sedekah karena sengaja (rencana) atau sedekah dadakan. Sama juga ada angka 0 dan 1.

5. dan saya bisa menggali lebih banyak faktor lain dari sedekah yang membuat saya bahagia.

Tetapi saya juga mesti membuat faktor lain selain sedekah yang membuat saya bahagia. Faktor lain adalah saya mendapatkan rahmat Allah (dikabulkan doa saya), seberapa besar saya memberi bantuan berupa amal jariyah, kualitas salat saya dan seterusnya. banyak dong ? Betul banyak dan sangat tergantung dari wawasan seseorang. Tapi tidak perlu juga semuanya menjadi parameter kebahagiaan. Saya bisa memulainya dengan 3 parameter dulu, 3 bulan berikutnya saya tingkatkan menjadi 5 dan seterusnya. 

Saya berpikir bahwa tujuan itu mesti didefinisikan dengan benar agar pikiran saya dapat memahaminya. Misalkan saya tetap ngotot tujuan saya adalah ingin bahagia. Renungkan, apa yang diperintahkan pikiran saya tentang bahagia kepada tubuh ? ... Tidak ada. Kata bahagia tidak memberi perintah apapun. Sama halnya jika tujuan kita menjadi orang baik, apa perintah pikiran kepada tubuh (pelaksana) untuk menjadi orang baik ? Tidak ada. Ada yang bilang,"ada pak, berbuat itu membantu orang lain". Lalu berbuat baik itu kan banyak. jadi pikiran saya bingung untuk memerintahkan berbuat baik yang mana ? Disinilah pikiran menjadi tanpa perintah, dan membuat saya menjadi pemimpi saja. Agar tidak bingung, tujuan saya itu mesti saya definisikan menjadi spesific (penjelasan dari bahagia, seperti contoh di atas).


Bagaimana dengan urusan kantor, target saya tahun ini 2023 adalah kerja keras. kerja keras pun tidak bisa dilaksanakan oleh tubuh. Bayangkan "saya kerja keras", kerja seperti apa ? Ada yang bilang,"kerja sampai malam". kerja sampai malam itu adalah definisi dari kerja keras, maka pikiran saya bisa menjalankannya. kalau begitu kerja keras bisa juga didefinisikan kerja yang sungguh-sungguh sampai menuntas. Atau yang lainnya. 

Bisa jadi selama ini saya tidak mencapai tujuan saya karena saya tanpa disadari membuat tujuan merasa sudah bener, tapi pikiran saya tidak memahaminya sehingga saya tidak melakukannya. Insya Allah penjelasan di atas sebagai sudut pandang saya, yang saya alami. Setiap orang memiliki sudut pandang sesuai latar belakangnya. Semakin luas wawasannya semakin memudahkan mereka untuk membuat tujuan yang bener-bener bisa diwujudkan. 

   

Bagaimana tujuan menjadi nyata ?

 Ketemu lagi untuk melanjutkan tulisan sebelumnya tentang tujuan. Tulisan kali ini ingin menjelaskan lebih jelas tentang tujuan yang mengantarkan saya untuk mewujudkannya. Mengapa saya mesti mengungkapkan hal ini ? Karena banyak orang sudah menganggap tujuan sudah selesai tanpa perlu merumuskan tindakan detail yang mesti dilakukan. "yang penting kerja aja". Pertanyaan renungan, "buat apa saya membuat tujuan tanpa ingin mewujudkannya ?"

Saya lanjutkan tujuan saya ingin menjadi manager sales dengan nilai 1 M dalam 2 tahun (2024). Maka yang perlu saya siapkan adalah langkah-langkah untuk mencapainya. langkah-langkah itu mesti dapat diterjemahkan oleh otak (pikiran) dan bisa dilaksanakan dengan kekuatan fisik saya.

Apa sih yang mesti saya lakukan ? 

1. Mulai sekarang saya mesti membangung sikap sudah seperti manager. Saya bukan lagi staf atau asisten manager, sekarang saya adalah manager sales. Seorang sales manager mesti bisa memimpin (mengarahkan) diri sendiri dan orang lain menuju tujuan. Sikap manager menuntut saya untuk mengarahkan diri saya dan mulai mengajak temen atau orang lain untuk melakukannya.

2. Angka 1 M yang saya buat mestinya melebihi apa yang sudah dicapai oleh manager saat ini. Hanya dengan cara melebihi target manager saat ini, saya bisa dipercaya oleh perusahaan untuk menjadi manager selanjutnya. Bisa manager sales untuk produk baru atau di perusahaan lain. Untuk mencapai itu 


a. saya wajib mempersiapkan waktu yang lebih atau waktu yang berkualitas untuk mengerjakan dengan kesungguhan. 

b. Tak hanya waktu saya persiapkan fisik untuk siap dan mendukung langkah-langkah yang saya lakukan (tentu kerja yang melebihi dari kerja sebelumnya). 

c. Diantara waktu itu saya mesti mengisinya dengan belajar dan mengamalkannya (praktek).

d. Sengaja pula untuk mencatat apa yang sudah dilakukan, baik langkah-langkahnya dan pencapaian angkanya. Untuk apa ? Untuk dimonitor dan dianalisa agar selalu ada evaluasi.

3. Ingat menjadi manager itu tidak bisa dicapai dengan kemampuan yang sama dengan sekarang. Mesti bertambah dari apa yang sudah dilakukan :

a. Biasa masuk tepat waktu, sekarang mesti datang lebih awal dan langsung kerja.

b. biasa kerja tanpa rencana, sekarang kerja dengan rencana dan cek list pelaksanaannya dan dievaluasi.

c. Biasa jualan hanya 150 juta, sekarang bertambah aktivitas sales dengan berbagai cara untuk meraih secara bertahap 500 juta, 750 juta dan 1 M.

d. Biasa rada stress, maka sekarang target itu bukan membuat saya tertekan, tapi membuat saya menyenanginya karena itu kan buat saya. iringi dengan sikap hidup prasangka baik kepada Allah.

e. Biasanya kerja tepat waktu, sekarang boleh saja sedikit menambah waktu kerja di kantor atau melanjutkannya di rumah.

f. Biasanya sering ngobrol dalam kerja, sekarang ngobrolnya mesti berorientasi menghasilkan penjualan dengan membuat jaringan (silaturahmi).

g. Biasanya tidak semangat, sekarang menguatkan keyakinan agar semangat itu terus meningkat BUKAN semangat yang tidak konsisten.

h. Teruskan dengan langkah-langkah lain yang menunjang menjadi managernya dan menunjang meraih penjualan 1 M serta langkah-langkah mendekat kepada Allah agar mendapatkan kekuatan dan bimbingan dalam meraihnya.

Tujuan merubah saya dari keadaan sekarang menuju keadaan nanti dengan sikap lebih baik, ilmu yang semakin tinggi sehingga kemampuan pun meningkat, memiliki ketrampilan yang luar biasa dan akhir membuat saya semakin banyak beribadah (iman) kepada Allah.


Senin, Desember 26, 2022

Bagaimana tujuan mudah diraih ?

 Tujuan ? Punya dong. Terus apakah sudah sampai tujuannya ? Belum nyampe dan lagi diusahain. Kapan tujuan tersebut rencana dicapai ? Terus aja dikerjakan sampai dicapai. Ini dapat menunjukkan tujuan tersebut tidak mendorong kita untuk mencapainya. Tujuannya tidak salah tapi kurang detail dan terarah. Jadinya tujuan masih jadi tujuan dan tidak mudah diraih.

Anda bisa jadi sudah paham tentang membuat tujuan dengan kriteria SMART yang banyak digunakan dalam manajemen. Saya pahami satu huruf demi satu huruf,

Spesific, detail dalam membuat tujuan yang terdefini dengan bener.  Semakin detail semakin dipahami oleh pikiran untuk dijalankan sebagai tindakannya nanti. Misalkan Tujuan kerja saya adalah menjadi manager sales. Apakah tujuan ini cukup ? Bagaimana kalau saya spesific lagi, manager apa ? Manager sales di kantor saya bekerja. Apakah sudah memotivasi ? Bagaimana manager sales yang terukur ? Misalkan menjadi manager sales dengan catatan penjualan 1 M perbulan. Tujuan ini semakin menuntun saya meraihnya. Dapat dicapai nggak ? Insya Allah bisa tidak berlebihan dengan melihat kemampuan saya sendiri. Tapi apakah sudah cukup ? Bagaimana jika saya sebutkan berapa lama pencapaiannya ?  Menjadi manager sales dengan pencapaian 1 M perbulan yang diraih dalam 2 tahun. Nyata nggak tujuan ini ? realistic, bukan angan-angan. Jika pencapaian saya masih ragu dalam 2 tahun, bisa saja saya menggantinya 3 tahun agar realistic. Realistic dapat mendorong semangat saya dan tahap demi tahap mudah saya kerjakan dan tidak membuat saya tertekan. Disinilah yang terpenting mesti saya lakukan :

1. Tujuan mesti mendorong saya untuk mengerjakan dengan mudah dan ringan. Agar dapat menjaga semangat untuk terus kontinu mencapai tujuan.

2. Tujuan dapat saya lakukan dengan step by step dengan target pencapaian secara bertahap. Misalkan 1 Milyar itu dapat saya capai dalam 3 tahun, maka tahun pertama saya mesti meraih 500 juta danri 250 juta saat ini. tahun kedua targetnya saya mesti capai 750 juta dan tahun ketiga saya menuju 1 M.

3. Dengan point 2, saya merasa tidak tertekan sehingga semangat dan motivasi tidak down. Langkah ini lebih baik dibandingkan membuat target tidak dengan smart atau membuat target tinggi yang membuat rasa kahawatir tinggi dan tertekan. 

4. Tujuan yang sudah dibuat mesti dilanjutkan dengan tindakan-tindakan detail yang dipahami oleh pikiran dan mudah dikerjakan fisik saya (saya bahas pada tulisan berikut).

5. Angka dan waktu dalam tujuan mesti dibuatkan evaluasi, apakah sudah tercapai ? Jika belum tercapai, maka mesti ada langkah perbaikan untuk menuju waktu yang telah ditetapkan. Ada monitor angka pencapaian dan apa yang menjadi masalah saat itu (segera dilanjut ada tulisan selanjutnya).

6. Tujuan dapat dijadikan peta perjalanan dalam pikiran saya. Point 4 selalu mengevaluasi perjalanan saya agar tidak menyimpang karena hal tertentu.

7. Tujuan ini menjadi baik jika saya sampaikan kepada Allah yang mengizinkan apapun yang terjadi di alam ini. Agar tujuan saya dapat dirahmati Allah dan bukan sekedar emosional saya karena alasan tertentu. Insya Allah saat Allah merahmati dan mengizinkannya, maka saya dapat mengerjakan bersama Allah. Saya diberi kekuatan, saya diberi petunjuk dan bimbingan, saya ditolong saat menghadapi masalah dan saya pun dilindungi dari godaan setan.


Insya Allah dengan tujuan yang bener dapat menuntun saya mengerjakan dan meraihnya dengan cara yang bener pula.

Kadang seneng kadang kecewa edisi 2

 Kemarin saya sudah berbagi tentang seneng dan kecewa. Banyak aktivitas agar kemungkinan seneng lebih besar. Semakin sedikit beraktivitas semakin kecil untuk senengnya, tergantung nilai dari aktivitas tersebut. Kali ini ingin berbagi kebanyakan orang merespon dari rasa kecewa. Salah satu larut dalam kekecewaan dan marah sendiri dan curhat kepada orang lain. Yang lebih berbahaya adalah sikap diam (apalagi mereka yang pendiam), maka rasa kecewa semakin sakit dan ingin menyendiri.

Perhatikan saat saya berharap sesuatu yang baik dari pasangan saya atau anak saya, ketika mereka mengecewakan saya. Maka alamiah sebagai manusia cenderung marah, saya nggak marah karena tidak ingin ribut. Saya tahan marah saya dan rasanya pasti sakit. Saya dan banyak orang untuk menghindari kekecewaan itu dengan pergi dari keadaan itu. Biasa menyendiri atau tak ingin diganggu, keadaan bergejolak emosi sekalipun ada aktivitas. Emosi belum terkendali dan berkembang menjadi prasangka, mengapa begitu ? apa mereka begini dan begitu ? Semua tidak ada prasangka baik.  Muka saya pun tidak tersenyum. Seiring waktu dengan semakin aktivitas itu lebih terfokus dan emosinya smekain menurun. Tahu nggak sih, bahwa kejadian itu telah tersimpan dengan baik di memori pikiran saya. Memori itu kuat karena ada emosi yang kuat. Memori ini selalu menemani saya, selalu muncul memori sakit itu saat menerima rangsangan/keadaan yang sama. Ini adalah akibat dari apa yang saya lakukan, merespon emosi dalam diri.

Menyendiri ? Boleh aja sih dalam rangka meredam emosi, aktivitas ini dimaksudkan untuk mengalihkan fokus aktivitas. Pengalihan fokus bisa lebih baik kepada aktivitas dengan banyak orang yang sedang kondisi seneng. Pengalihan secara pikiran memindahkan fungsi emosi ke fungsi fisik (aktivitas) dan fungsi pikiran. Cara ini efektif untuk meredam emosi dan langsung memfungsikan pikiran sehat.

Dalam agama disarankan saat emosi untuk salat sunnah, hal ini merupakan pengalihan fungsi emosi kepada hati. Hati yang sadar kepada Allah membuka pikiran sehat untuk bertindak yang bener. Kalau marah (umumnya berdiri), maka duduklah. Jika masih marah (emosi juga) maka tidurlah. Saya melihat pesan ini bertujuan mengalihkan perhatian dengan gerakan fisik yang lebih "lemah". Misalkan orang emosi diajak ke tempat laiin untuk membicarakannya dengan duduk. Ternyata Agama memberikan solusi untuk hal kecewa. 

Masih kecewa, saya perbanyak aktivitas agama sehingga fungsi hati dapat membimbing saya untuk bisa berakal sehat dan emosi terkendali. Kemudian jika masih terjadi, lakukan pengalihan aktivitas dari posisi tubuh berubah atau bergerak aktivitas lainnya yang banyak orangnya. Kalaupun ingin menyendiri, hindari diam mesti melakukan aktivitas. Insya Allah semua ini mencegah dan merespon kecewa yang berkelanjutan.

Minggu, Desember 25, 2022

Kadang seneng kadang "kecewa" edisi 1

 Dalam hidup ini tak semua yang kita rasakan itu menyenangkan terus, ada kalanya seneng, tapi ada juga kecewanya. "Mengapa ya kecewa itu nggak enak " ucap saya dalam hati. Padahal saya sudah berusaha untuk menyikapinya dengan seneng. Sepertinya semua orang mengalaminya, tapi yang bermasalah adalah "kekecewaan" yang berlangsung lama. Inilah akibatnya kecewa yang berkepanjangan merusak aktivitas saya selanjutnya. Terus saya mau ngapain lagi ?

Semakin sering kecewa membuat suasana hati menjadi tidak nyaman, dan tidak banyak aktivitas yang bisa saya kerjakan. Inilah saya yang dikuasai emosional yang merusak diri. Berharap segera pulih, tapi tidak cepet pulihnya dan barulah saya tidak merasakan lagi kekecewaan itu setelah melewati berbagai aktivitas yang tidak menarik (menurut saya). Barulah rasa kecewa itu pulih menjadi nyaman. Ini adalah solusi yang mau tidak mau saya lakukan agar pulih daripada tidak ngapa-ngapain yang membuat rasa kecewa itu samakin lama. Dari sini saya diajari untuk banyak beraktivitas itu membuka wawasan probabilitas tidak kecewa itu semakin tinggi. Dan aktivitas yang saya kerjakan mendorong saya fokus dan mengalihkan kekecewaan itu "hilang". Perhatikan orang yang sibuk tidak terlena dengan kekecewaan tapi mereka terus beraktivitas dan menemukan kesenangan yang beragam, sekalipun ada yang bikin mereka kecewa.

Dalam dunia kerja, setiap karyawan tidak mudah untuk banyak beraktivitas karena ruang kerja yang itu-itu saja. Apalagi mereka yang staf yang hanya di depan komputer saja. Keadaan ini membuat "kebetean (kecewa)" sering terjadi. Yang pertama suasananya itu-itu saja bikin bosen. Kedua yang dikerjakan itu-itu saja. Kan bikin bete bikin moody. ketiga bikin mudah ngantuk di dalam ruangan. Banyaklah beraktivitas baik di dalam ruangan kerja atau mengambil ruang di luar. Saya merasakan bahwa kondisi ini mesti didukung dengan kesegaran yang luar biasa agar aktivitas bisa "lama". Untuk menjaga kesegaran itu perlu serutin mungkin untuk minum air putih dan mengerjakan hal-hal kecil yang berbuah kepada hasil yang nyata. hasil yang nyata itu membangkitkan semangat dan kesegaran semakin tinggi. Hindari beraktivitas tanpa perencanaan, karena dapat merusak kesegaran itu menjadi menurun. Rencanakan kerja hari ini dan menuntaskannya.

Mau memulihkan kekecewaan atau bete atau moody ? 

1. Siapkan diri untuk selalu fresh (kesegaran fisik yang baik). Tidak mengapa ada kekecewaan, tapi yang penting dapat dipulihkan. Kekecewaan selalu ada dan tidak mudah dihilangkan.

2. Rencanakan apa yang ingin dikerjakan agar terarah dan termotivasi. Kerjakan rencana secara bertahap yang mudah dan segera menuntaskannya. Hasil yang saya dapatkan bisa memelihara kesegaran dan motivasi saya.

3. Banyak beraktivitas, dan diantara aktivitas itu ada yang menyenangkan. kesibukan saya beraktivitas bisa meredam kekecewaan dan menikmati aktivitasnya dengan baik.

4. Sesekali lakukan aktivitas yang banyak membuat tubuh bergerak.

5. berusaha menuntaskan aktivitas segera. 

Semoga saya dan Anda terus dapat belajar dari apa yang kita alami, yang akhirnya kita mendapatkan cara untuk mengatasinya. Mau seneng ? Siapkan diri untuk segera memulihkan kekecewaan. maka kekecewaan itu adalah jalan menuju kesenangan.


Membuat jadi menarik

 Dalam banyak pekerjaan menjadi penting untuk membuatnya menarik agar mudah dipahami dan dicerna oleh pikiran orang lain. Tapi memang ini seperti basa-basi, cukup menyampaikan apa adanya saja sudah luar biasa. Sebenarnya orang seperti rada malas dan hanya mengerjakan sesuai yang diminta/diberikan. Ada yang benar-benar ingin menyempurnakan pekerjaannya/aktivitasnya agar menjadi baik dan dapat dipahami, hal ini membutuhkan waktu dan ilmu.

Adakala membuat jadi menarik itu berkesan tidak baik karena untuk menutupi pekerjaan/aktivitas yang kurang oke. Kalau kondisi ini yang terjadi maka pesan dari pekerjaan atau aktivitas menjadi kurang menarik, walaupun dibuat semenarik mungkin. Orangnya rada malas atau orangnya terlalu teknis. Orang yang terlalu teknis memang tidak suka dengan yang menarik, teknis selesai.

Menarik adalah upaya untuk menimbulkan ketertarikan orang untuk mau membaca atau melihat pekerjaan/aktivitas, lalu mengundang orang untuk memahami dan menjalankannya. Pekerjaan atau aktivitas yang menarik itu bukan pekerjaan yang mudah, tapi membutuhkan perhatian dan ilmu. Sesuatu yang dikerjakan dengan senang hati dan tidak diminta. Hasilnya memberi kepuasan batin, ada kebahagiaan bagi yang mampu mengerjakannya. Tak hanya itu membuat menarik ini menjadi ladang amal karena pekerjaan sunnah yang disenangi Allah. Artinya ada rasa syukur dan bertambah kemampuan. Insya Allah ditambah nikmat yang bisa kita dapatkan.


Yuk kita memulai yang menarik itu di rumah, membersihkan rumah dengan merapikan. memasak sepenuh hati agar rasanya enak, mengerjakan tugas yang lebih dari yang diminta, datang lebih awal di kantor dan langsung mengerjakan tugas, membuat laporan dengan analisa dan kesimpulan untuk meningkatkan kinerja, selalu menuntaskan pekerjaan sebelum waktunya. Dan banyak lagi yang bisa kita lakukan. Insya Allah kita dimampukan Allah.

Featured post

Udah bisa bangun paginya

Alhamdulillahirabbilalamin masih diberi kesempatan hari ini, dibangunkan dan diberi pikiran fresh untuk memperbaiki keadaan sendiri. Hari se...