Hari ini saya ingin mengajak kita merasakan kerja dengan melibatkan Allah yang Maha Melihat. Dalam tulisan sebelumnya kata " Ya Basir", yang berarti Maha Melihat dimaknai sebagai
2. Melihat Tanpa Batas Ruang dan Waktu. Penglihatan Allah tidak terbatas seperti manusia. Ia melihat seluruh makhluk, di mana pun berada, bahkan dalam gelap gulita sekalipun.
3. Tidak Pernah Lalai atau Terlewat. Tidak ada satu gerakan pun—sekecil apa pun—yang luput dari penglihatan Allah. “Dia mengetahui (melihat) pengkhianatan mata dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (QS. Al-Mu’min: 19)
4. Melihat sebagai Dasar Penilaian dan Pengawasan. Kesadaran bahwa Allah Maha Melihat akan membuat seseorang:
✅ Lebih berhati-hati dalam bertindak
✅ Tidak menyepelekan dosa kecil
✅ Ikhlas berbuat baik meski tidak dilihat manusia
a. Maha Mengetahui, tidak sekedar melihat tapi mengetahui apa yang terjadi yang tampak maupun yang tidak nampak.
b. Maha Mengetahui keadaan hambaNya. Dimana saja, kapan saja, Allah tahu keadaan kita yang sebenarnya.
c. Maha Mendengar, menjadi satu kesatuan dengan Maha melihat. Mendengar apa yang dilihat dengan benar.
d. Dari ketiga point di atas, Allah sekaligus merespon atau membalas atau "mengizinkan" apa yang menjadi kehendakNya.
(Ruang kerja siang hari. Mamat sedang menonton video lucu di internet. Myra lewat dan melirik layarnya.)
Myra: Mamat... itu kamu nonton video lucu ya?
Mamat: Eh? Eh? Bukan, ini… ini lagi riset buat presentasi. Kan butuh hiburan juga biar ide ngalir… ehehe.
Bujang: (muncul dari belakang sambil bawa kopi). Riset katanya. Video lucu bisa jadi materi presentasi apaan, Mat?
Mamat: Yaaa siapa tahu bisa masukin elemen hiburan... biar nggak kaku.
Myra: (tersenyum sambil duduk). Mat, kamu lupa ya? Atasan mungkin nggak lihat, tapi Allah Maha Melihat.
Mamat: Hehe… iya sih, tapi ini cuma sebentar kok.
Bujang: Sebentar pun kalau udah nyolong waktu kerja, tetap aja bukan hak kita. Kayak makan makanan orang lain, cuma satu sendok... tapi tetap bukan milik kita.
Mamat: (menghela napas, mulai menutup tab video)
Kalian bener. Kadang kita lebih takut dilihat bos daripada diingatkan Allah. Padahal yang Maha Melihat tuh... gak pernah cuti.
Myra: Betul, Mat. Kita kerja buat nyari rezeki halal. Kalau waktunya kerja, ya niatkan ibadah juga. Allah lihat usaha kita.
Bujang:Nah gitu dong. Mending sekarang kita fokus beresin tugas. Nanti pas istirahat, baru deh nonton video lucu sampe puas.
Mamat: (tertawa kecil) Deal. Tapi abis ini Myra juga harus nonton bareng, biar nggak aku doang yang ketagihan.
Sebenarnya dalam keseharian kerja kita, banyak hal kita "meniadakan Allah yang Maha Melihat". Yang masuk kerja pas teng jam masuk atau ada juga yang lewat. Kalau ditanya,"telat ya?", dengan panik dan kaget dijawab dengan nada membela diri seolah tak salah,"Nggak telah kok, pas jam di absennya". Sampai kita pulang kerja. Saat pulang kerja ... Bukankah kita selalu siap jam pulang kerja berakhir, tapi bukankah kita sudah menyelesaikan kerja 15 menit sebelumnya. Artinya jam kerja kita berkurang dari apa yang kita komitmen kan. Semua ini bisa jadi tak terlihat oleh atasan atau HRD, tapi Allah Maha melihat apa yang kita kerjakan, dan Maha mendengar apa yang diucapkan oleh hati kita serta Allah Maha Mengetahui keadaan kita saat itu. Apakah Allah tidak bertindak ? Allah selalu membalas sekecil apapun yang kita perbuat. Ada amanah yang tidak dipertanggungjawabkan dengan bener, ada ketidakjujuran, "menipu" Allah dengan tidak menganggap Allah ada dan seterusnya. Apa iya Allah mau memberikan karir yang baik buat kita.
Contoh penerapan keyakinan "Allah Maha Melihat" dalam dunia kerja. Ini bisa membantu membentuk karakter pekerja yang jujur, bertanggung jawab, dan profesional meskipun tanpa pengawasan langsung.
🟩 Penerapan Keyakinan “Allah Maha Melihat” dalam Dunia Kerja
"Meski atasan tidak melihat, aku tahu Allah selalu melihatku."
Karyawan yang meyakini Allah Maha Melihat tetap bekerja dengan disiplin meskipun tanpa pengawasan langsung. Ia tidak curang dalam absensi, tidak mengakali laporan, dan tidak menyalahgunakan fasilitas kantor.
💡 Kerja yang jujur dan amanah adalah bentuk ibadah
💡 Kesadaran kepada Allah menjaga profesionalitas, bahkan tanpa pengawasan manusia
💡 Waktu kerja bukan untuk disia-siakan — itu bagian dari tanggung jawab
Asmaul Husna "Al-Bashir" (ٱلْبَصِيرُ) berarti "Yang Maha Melihat" — Allah melihat segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, yang besar maupun yang kecil, yang dilakukan secara terang-terangan maupun diam-diam. Menerapkan sifat Ya Basir dalam kehidupan kerja dapat membawa dampak positif yang besar, baik untuk kedisiplinan pribadi maupun untuk hubungan profesional. Berikut beberapa cara Anda bisa menerapkannya:
🌟 Jika Anda ingin saya bantu membuat refleksi harian atau affirmation kerja berdasarkan Asmaul Husna, saya bisa bantu juga.
Pertanyaan selanjutnya, apakah hal ini bisa diterapkan di kantor yang modern seperti sekarang ini ? Dari segi nilai atasan dan pemilik perusahaan sangat menginginkannya. Tapi ini kan cara-cara Islam dan tidak semestinya diterapkan di kantor. Di kantor ya urusan kantor, tidak boleh menerapkan nilai keislaman. Apalagi yang pemilik adalah bukan muslim. Ada beberapa profesional dalam kerja sangat menginginkan hal ini, sangat ingin nilainya diterapkan. Dilain sisi, perusahaan muslim tidak menerapkannya, entah karena apa. Bisa jadi karena persepsi dari kelemahan ilmu agama dan kecenderungan perusahaan adalah persepsi perkara dunia. Akhirnya saya hanya menyarankan bagi setiap karyawan yang muslim untuk bisa menjalankan ini untuk kepentingan dirinya sendiri, memberi kebaikan bagi diri untuk semakin beriman.