Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Sabtu, Maret 04, 2023

Berkomunikasi itu menarik dan bikin penasaran

 Belajar kok bisa penasaran ? Banyak orang rada "malas" untuk belajar, tapi ada orang yang belajar itu bikin menarik dan penasaran untuk tahu lebih banyak. Berawal dari kebutuhan untuk tahu sesuatu agar persoalan yang dihadapi menjadi selesai, belajar dapat memacu keadaan kita menjadi lebih nyaman. Belajar berkomunikasi dibutuhkan agar kita selalu sering salah komunikasi. Mau ngomong A, tapi diterima orang menjadi A-. Akhirnya komunikasi tidak berjalan sempurna. Perlukah kita belajar komunikasi ? Siapapun kita sangat perlu belajar komunikasi dengan benar agar orang lain bisa memahaminya dengan benar. 

Ada kepuasan jika kita bisa menyampaikan pesan dengan pas kepada orang lain. Keadaan seperti inilah yang bikin kita penasaran untuk belajar komunikasi. Menarik dan memberikan kebaikan yang banyak. Atau semakin penasaran bagi kita, mengapa seseorang tidak mengerti apa yang kita maksud ? Jika kita tidak belajar komunikasi, maka kita menjadi orang yang tidak dipercaya atau tidak mampu berkomunikasi dengan benar. Saat kita tidak memahami apa yang disampaikan orang, maka apa yang ingin kita lakukan menjadi tidak jelas. Akhirnya terjadi kesalahpahaman.

Setiap orang memiliki karakter dan pengalaman yang berbeda, maka komunikasi menjadi tidak membosankan untuk dipelajari. Semakin mampu memahami banyak orang membuat kita semakin disukai banyak orang. Salah satu tip untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain adalah jadilah pendengar yang baik. Mendengar dengan sengaja (bukan sekedar mendengar saja), ingin tahu lebih detail apa yang disampaikan. Menjadi pendengar yang baik itu mendorong kita untuk bertanya, bertanya tentang banyak hal yang disampaikan agar kita memahami pesan yang sesungguhnya.

Banyak kegagalan berkomunikasi itu disebabkan langkah awal yang tidak mau menjadi pendengar yang baik dan tidak mau bertanya. Seolah kita sudah paham. Kalimat yang sama belum tentu sama maknanya pada situasi yang berbeda. 

Bukan sekedar berkomunikasi, tapi pesan komunikasi itu dapat menaikkan level kita menjadi orang yang bisa berempati. Orang yang disenangi banyak orang. Menjadi pendengar yang baik pun sudah disenangi orang. Yuk belajar menjadi pendengar yang baik dan dorong diri kita untuk bertanya agar komunikasipun menjadi menarik (dua arah).

Insya Allah kultum motivasi ini dapat memberdayakan diri kita untuk menjadi komunikator yang baik. Masak sih kita menjadi orang yang "diasingkan" karena tak pandai berkomunikasi ? 

Jumat, Maret 03, 2023

Belajar dari guru yang tepat

 Dalam dunia kerja, saya sering membutuhkan ilmu dan pengetahuan agar pekerjaan yang dihadapi dapat diselesaikan dengan mudah dan ringan. Saat menghadapi atasan yang memberi tugas tanpa  membimbing tapi maunya,"pokoknya beres". Saya sebagai bawahan mau bertanya "takut" dan ada perasaan,"masak begitu aja nggak bisa".  Maka mau tidak mau saya menggali kemampuan saya untuk mengerjakannya. Disinilah saya menjadi karyawan yang belajar karena harus menyelesaikan tugas. Bagaimana cara saya belajar ?

Belajar bisa dari mencari referensi ilmu dari buku dan lainnya. Secara saya pelajari dengan otodidak. Mau bertanya dengan temen kerja, jawabannya sederhana,"maaf saya tidak ada waktu dan sibuk". Atau mungkin juga temen kerja saya belum cukup ilmu juga untuk mengajari saya dan ada kekhawatiran takut disamai ilmunya. Alhasil saya tetap harus mencari ilmunya.

Didalam belajar ilmu tersebut, kadang kala saya menemukannya. Tapi saya butuh waktu lama untuk memahaminya, bisa jadi saya yang tidak mudah memahaminya atau penyampaian ilmu yang tidak mudah dipahami. Jika pemahaman saya yang tidak mudah, maka mengerjakann tugas tersebut menjadi lama, "bisa tapi lama". Sampai disini bisa jadi saya selesaikan tugas atasan. Tapi ada rasa penasaran yang tumbuh agar ilmu tadi mudah dipahami ... disinilah saya membutuhkan kesabaran untuk menemukan guru (referensi) yang membuat saya mudah memahaminya dan bisa menerapkannya. Dengan demikian saya tidak boleh berhenti belajar untuk menemukan guru (referensi) yang memudahkan saya memahami banyak ilmu.

Saya membayangkan begitu banyak ilmu (referensi) yang disampaikan seseorang dan belum tentu cocok (mudah dipahami) oleh pencari ilmu. Ada kecocokan gaya (pengalaman dan cara memahami) dari seorang guru yang menyampaikan kepada muridnya. Ada kala guru A cocok dengan murid C, dan bisa juga guru A tidak cocok dengan murid D. Atau saat saya tidak mudah mengerjakan tugas, maka saya menggali ilmu yang sudah dimiliki untuk didetailkan dan dikembangkan agar mendapatkan kemudahan. Pemahaman ilmu seperti dapat menjadi cara memahami yang baik karena saya dapat memahami kesulitannya dan tahu caranya. Jika ini dikembangkan terus bisa membuat saya menjadi "guru" buat mereka yang memiliki keadaan yang sama.

Sekalipun seseorang itu pintar, tapi belum tentu dapat mengajarkan ilmunya kepada orang lain. Bisa tapi menjadi agak susah dipahami. Oleh karena itu jangan menganggap bahwa seseorang yang kurang pintar tidak dapat menjadi guru yang baik. Jangan pernah berhenti mengajarkan dan mengembangkan diri dari ilmu yang dimiliki menjadi lebih baik agar kemampuan menjadi semakin mudah untuk dipahami banyak orang. Belajar lalu mengajarkan, belajar lagi dan mengajarkan lagi dan seterusnya.

Berterima kasihlah kepada atasan seperti di atas, dengan itu saya bisa meningkatkan kemampuan saya. Disinilah sikap positif yang mesti saya lakukan agar melihat yang tidak saya suka menjadi kebaikan. "Saya bisa mengerjakan tugas atasan, berarti saya dipercaya". kepercayaan itu mahal dan butuh waktu dan tenaga untuk mendapatkannya. Apalagi rasa berterima kasih ini saya sadari sebagai bentuk iman (percaya dan yakin) kepada Allah, yang telah memberi potensi pikiran, hati, perasaan dan tubuh yang sehat. Hanya karena rahmat dan karuniaNya lah saya dapat melakukan hal di atas. Dan sudah seharusnya saya memuji Allah atas semua itu, Segala Puji hanya bagiMu ya Allah atas kekuasaan dan kekuatanMu. Pujian ini menjadi sangat berarti saat saya menerukannya dengan kerja yang semakin meningkat kemampuan saya, dan upaya untuk terus belajar. Engkau beri izinMu oleh ilmu yang saya dapat dalam meraih rezekiMu. Tiada Tuhan Selain Allah dan Engkau Maha Besar.

Insya Allah kultum motivasi ini selalu memberdayakan diri tanpa perlu orang lain, berprasangka baik kepada Allah. Allah yang mengizinkan "tugas" dan Engkau juga yang memiliki cara menjalankan tugas itu.

Kamis, Maret 02, 2023

Hadirkan diri untuk terlibat dalam setiap perbuatan

 Apa yang terjadi saat kita berbagi atau sedekah ? Kita berusaha untuk ikhlas tanpa berharap balasan dari penerima, bukankah ini menjadi upaya menyempurnakan ikhlas dalam berbagi. Tapi mungkin ada yang mengalami seperti ini, senang dipuji saat berbagi, berbagi itu bisa jadi untuk menghindari penerima dari komunikasi saat itu. Atau ada juga merespon tidak baik atas reaksi penerima. Inilah keadaan dimana kita berbagi dan hadirnya emosional kita. Dimana kehadiran logika, bahasa tubuh dan hati ?

Kehadiran logika, bahasa tubuh dan hati hanya hadir sebentar saja. Apa yang terjadi setelah kehadiran tersebut ?

1. Diawal hati, bahasa tubuh dan logika hadir saat memulai berbagi, setelah itu ketiganya tidak dominan dan perasaan (emosional) mengambil alih dalam perbuatan tersebut.

2. Perasaan (emosional) kita selalu ingin tahu tentang bagaimana proses itu berlangsung (merasakan) dan bagaimana respon atas apa yang kita lakukan.

a. Saat kita berbagi, emosional merasakan susahnya proses berbagi sehingga sering memunculkan keraguan. 

b. Saat berbagi, emosional "melihat" reaksi orang terhadap kita. Kok kurang respect ? dibagi kok biasa saja, atau kok hanya sekedar mengucapkan terima kasih yang datar. Bahkan ada yang menolak halus pemberian kita dan bisa juga mereka malah meminta yang lain. Dan banyak lagi. Secara emosional kita hadir dalam proses berbagi itu, tapi disisi lain hati, logika dan bahasa tubuh tidak hadir dengan positif.

c. Setelah berbagi logika yang cenderung negatif menguatkan dominasi emosional saat berbagi. Logika kita bilang,"kalau begini ya cukup sampai disini aja, tidak ingin berbagi lagi". 

d. Akumulasi dominasi emosional yang cenderung negatif dan tidak terbimbing oleh hati membuat kita "berpikir" menjadi tidak sungguh-sungguh dan tidak ingin menginginkan proses berbagi sempurna.

Sebaiknya kehadiran kita (diri yang meliputi hati dan logika) dapat membimbing emosional dan bahasa tubuh yang positif. Misalkan saat berbagi hati selalu ingat Allah (ihsan) dengan terus membayangkan Allah Maha Melihat kita sehingga kita tidak ingin berbagi itu hanya sekedar formalitas saja, tapi mengundang hati yang bersilaturahmi, berempati, dan lainnya. Maka logika kita terus menggali kemampuan kita untuk hadir dalam berbagi dengan mudah dan ringan. Keadaan ini mengantarkan kita dengan perasaan senang.

Hati-hati dengan perasaan yang merasa mau cepat selesai, yang penting saya sudah lakukan, memikirkan pekerjaan lain, dan sebagainya, karena semua itu mengalihkan fokus untuk hadirnya hati, logika dan bahasa tubuh yang positif.

Dalam shalat juga menjadi tidak berkualitas, karena kita ingin cepat selesai shalatnya, yang penting saya sudah shalat dan merasa tidak penting dengan kualitasnya. Hanya dengan menghadirkan hati saja, shalat itu menjadi bermakna. Misalkan bagaimana hati memahami bacaan shalat sebagai doa kita kepada Allah. Maka perasaan (emosional) kita sangat senang membayangkan doa itu dikabulkan Allah. 

Kerja kita ? Kalau sudah dekat waktu pulang kantor, kita sudah terbius untuk bersiap pulang. Sebaliknya di saat kita memulai pekerjaan membuat kita merasa berat dan susah. Bayangkan jika hati hadir dalam kerja tersebut, memulai kerja itu bagian penting dari rasa syukur kepada Allah sehingga kita bersegera bekerja dan memberikan yang terbaik. Yuk berlatih menghadirkan diri (hati) dalam setiap perbuatan kita.

Dmikian kultum motivasi kali ini untuk selalu memberdayakan diri menjadi semakin menikmati kehidupan dengan mudah dan ringan. Sekalipun yang kita hadapi itu besar dan banyak masalah, maka sikap dan perbuatan tetap dengan selalu menghadirkan hati yang besar sehingga apa pun yang diperbuat menjadi mudah dan ringan


Rabu, Maret 01, 2023

Berharap pasti kecewa

 Apa yang Anda pikirkan saat mengerjakan pekerjaaan ? Bisa jadi banyak yang berpikir apa Anda bisa mengerjakan pekerjaan itu benar. Lalu fokus Anda tertuju kepada hasilnya. Walaupun Anda tahu tenatng pekerjaan tersebut tidak dikerjakan dengan sempurna, tapi selalu berharap hasilnya baik. Apa bisa ? Fokus kepada hasil menjadi lebih besar daripada fokus melakukan kerja dengan lebih baik.

Perhatikan mereka yang kerja yang "tertekan" harus selesai dengan hasil yang sesuai harapan. Apa yang terjadi ? Mereka tidak mendapatkan keadaan yang membuat situasi nyaman sehingga apa yang dikerjakan yang terbaik. Keadaan ini cenderung membuat capek dan sering kecewa. Kerja yang melelahkan dan hasil yang tidak direspon lebih baik sudah cukup mendorong kita untuk kecewa. Bagaimana sebaliknya ?

Anda boleh mempraktekkan. Apa itu ? Buatlah suasana menjadi nyaman dan mengerjakan dengan efektif, step by step. Tekanan paling minimal, dan suasana ini membuka hal untuk mengerjakan lebih baik. Keadaan yang membuat kita selalu ingin memberikan yang terbaik dalam kerja, dan hasil mengikuti. Suasana ini sejalan dengan alam bawah sadar kita.

Pilih yang mana ? Insya Allah kultum ini membuka pikiran kita untuk menjalani hidup dengan lebih baik. Kultum motivasi yang memberdayakan diri.

Suasana  

Selasa, Februari 28, 2023

Tidak ada hari tanpa capek

 Setiap orang selalu merasa capek setiap hari, wajar dong ? Pastilah ada capeknya, baik yang kerja sungguh-sungguh atau tidak maupun yang pengangguran. Bagaimana itu bisa terjadi ? Kerja atau tidak kerja tubuh kita memerlukan energi yang cukup. Energi yang tidak cukup itu membuat kerja menjadi tidak tuntas, alias capek. Lalu apa yang membedakan capek setiap orang ?

Yang tidak bekerja bukan berarti tidak beraktivitas, pasti ada aktivitasnya. Bisa jadi aktivitasnya tidak banyak atau berat, tapi pikirannya menguras energi. Pikiran dan aktivitas banyak bertentangan, pikiran maunya kerja dan tubuh merasa tidak ada yang dikerjakan, konflik ini menguras energi. Itulah capeknya orang tidak bekerja.

Bagi yang bekerja, ada kesungguhan dalam mengerjakan pekerjaannya. Yang bekerja sungguh-sungguh pasti merasa "puas" saat capek itu hadir dipenghujung hari. Inilah perbedaannya dengan yang tidak ada pekerjaan. Hati-hati, kita jangan terpengaruh kepada "kemalasan kerja" karena capeknya menjadi luar biasa tanpa hasil. Keadaan inilah yang bisa mengundang orang sedikit kerja tapi berharap hasil banyak.

Jika capek itu ada, mengapa kita tidak memiliki sikap positif ? Tidak perlu merasakannya, tapi cukup disikapi dengan memberi asupan energi baru atau beristirahat. Keadaan Capek mengundang kita menjadi emosional, tidak mudah untuk berpikir logis. Yuk kita bangun sikap positif saat capek dengan bersyukur bahwa kita sudah melakukan sesuatu yang positif dan memberi kebaikan kepada kita sendiri. Dan lanjutkan sikap terhadap capek itu dengan pikiran logis yaitu menambah energi dan beristirahat.

Kultum motivasi kali ini terus ingin memberdayakan diri menjadi manusia positif dengan apapun yang kita hadapi, baik yang positif maupun yang negatif. 

Senin, Februari 27, 2023

Zikir itu tidak hanya ingat tapi dekat

 Zikir kepada Allah menunjukkan kesungguhan saya untuk mengingat Allah, baik itu berupa lisan atau perbuatan. Lisan atau perbuatan saya dalam mengingat Allah mengandung makna saya sadar terhubung dengan Allah. Maka tidak lain zikir yang sebenarnya adalah sadar terhubung dengan Allah, menyebut nama Allah, ingat Allah, dan semakin dekat kepada Allah.

Saat shalat sebagai zikir kepada Allah, maka shalat itu mesti sadar terhubung kepada Allah, menyebut (ingat) nama Allah, merasakan kehadiran Allah, dan semakin dekat kepada Allah dalam setiap bacaan dan gerakan shalat saya. Sudahkah saya shalat sebagai zikir kepada Allah ? Mulailah berlatih memahami bacaan shalat agar dapat merasakan lisan dan hati tersambung dengan benar. Bacaan itu dapat saya maknai dengan hati yang tunduk dan selalu memuji Allah sehingga diri saya merasa selalu ingat dan dekat dengan Allah. Efek dari shalat pun mesti saya rasakan membuat saya tetep ingat dan dekat dengan Allah, yang mendorong saya ingin shalat lagi. Inilah pemahaman saya dan sangat ingin mewujudkannya. Selalu ada setan yang menghalanginya, dan tetaplah iringi dengan doa.

Bahkan doa yang juga sebagai zikir kepada Allah, selalu semakin ingat saya kepada Allah dan dapat merasakan kehadiran Allah (dekat). Bukankah saat berdoa saya yakin tersambung kepada Allah ? Sama halnya pula zikir yang lain seperti istighfar. Semua zikir mesti membuat saya terhubung dengan Allah, semakin ingat dan semakin dekat.

Dalam setiap zikir mesti diawali dengan sedikit "memaksa", lalu memahami makna zikir, merasakan zikir dan semakin hari semakin merasakan kehadiran Allah (selalu diingat dan dekat). Insya Allah semakin hari Allah berikan hidayah untuk mampu berzikir dengan benar

Insya Allah kultum ini mampu memberdayakan diri untuk semakin bertambah iman saya. Hal ini dapat menjadi motivasi semakin banyak berzikir dan beribadah.

Minggu, Februari 26, 2023

Sakit itu baik buat diri sendiri

 Dalam hidup ini kita kadang mengalami sakit, susah, dan masalah atau musibah. Bagaimana saya bersikap dengan hal tersebut ? Sesuai kondisinya, jika sakit saya bertahan untuk sembuh dengan istirahat dan baru ke dokter saat sakitnya semakin parah. Jika ada kesusahan, maka meminta bantuan mereka yang lebih paham. Dan bersabar saat terjadi musibah. Semua itu seperti berjalan baik, apakah iya ?

Secara logika di atas, saya menjadi orang yang dapat mengatasi semuanya. Tapi saat saya mengalaminya, tidak mudah. Saat sakit, ternyata sakitnya membuat saya tidak nyaman dan banyak hal negatif yang hadir saat sakit. Kok bisa ya saya sakit ? Saat uang saya tak cukup bayar dokter, maka saya diamkan sakitnya dan berharap bisa sembuh seiring waktu. Sakit saya itu membuat saya terhambat dalam kerja dan membuat saya tidak nyaman. Saya berusaha tetap kerja sekalipun sakit, tak ada pilihan. Begitulah apa yang terjadi saat sakit, demikian juga dengan kesusahan dan musibah. 

Terus apa yang bisa saya lakukan ? Saat sakit hadir, maka mau tidak mau saya mesti menerima sakit dengan ikhlas. Sekuat mungkin tidak mengeluh tentang sakitnya, dan wajarlah kalau ada rasa sakit yang dikeluhkan sesaat. Tidak mengeluh itu sebagai tanda penerimaan sakit dengan ikhlas. Menyakini bahwa sakit itu diizinkan Allah untuk diri saya, untuk mengingatkan saya tentang hidup sehat itu baik dan mesti dipelihara. Saya sakit karena ada hal yang salah dalam mengelola hidup saya sehingga terjadi sakit. kesalahan itu adalah dosa (mengabaikan nikmat Allah sehingga Allah cabut kenikmatannya). Bersyukur pula atas sakit, karena Allah ingin membersihkan diri saya dari dosa dan kesalahan. Atas dasar itulah saya mesti banyak melakukan kebaikan, mulai dari memohon ampun Allah dan berbuat baik dalam hidup lewat ibadah dan amal saleh (kerja yang semakin dirahmati Allah).

Saat saya beriman kepada Allah, maka saya mesti memelihara iman itu dengan menjalankan petunjuk Allah. Beribadah dan beraktivitas (amal saleh). Bukan berarti juga yang tetap sehat itu tidak ada kesalahan atau dosa. Setiap manusia tak lepas dari dosa dan kesalahan. Sikapilah untuk selalu introspeksi diri dengan terus bersyukur saat tidak sakit, dan bersabar saat sakit.  Saat tidak sakit pun saya mesti juga ingin meminta ampun kepada Allah. 

Bayangkan saat sehat, dimana saya mendapatkannya lebih banyak dari saat sakit. Sakit mungkin hanya 1 minggu, sedangkan sehat mungkin bertahun-tahun. Kok saya lebih fokus sakit yang hanya sebentar dengan mengeluh dan sebagainya. Bandingkan sakit dan tidak sakit ... Alhamdulillah saya masih diberi sakit dan tak perlu khawatir. Insya Allah saya mendapatkan kebaikan dari apa yang saya alami, sakit maupun tidak sakit.

Kultum motivasi ini tidak lain untuk mengambil hikmah dari kehidupan saya. Saya mesti memberdayakan diri untuk selalu menjadi semakin sehat, semakin mudah dalam beraktivitas (hidup), semakin pandai menghadapi masalah. 

Featured post

Udah bisa bangun paginya

Alhamdulillahirabbilalamin masih diberi kesempatan hari ini, dibangunkan dan diberi pikiran fresh untuk memperbaiki keadaan sendiri. Hari se...