Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Selasa, Desember 13, 2022

Senangi pekerjaan jika mau uang

 Tampaknya tidak banyak orang menyenangi pekerjaannya, padahal dulu sebelum bekerja mati-matian cari kerja dan nggak penting uangya. Mereka menganggap uang itu dihasilkan dari kerja. Mengapa sekarang setelah dapat bekerja tidak bersemangat dengan pekerjaannya ? Apakah sudah berubah pandangan tentang kerja menghasilkan uang ?

Kerja yang sama tidak menghasilkan tambahan apa-apa, pendapatannya sama. Ada kenaikan pendapatan bulanan karena perhitungan inflasi. Karena mau jujur dengan pendapatan yang tidak bertambah, artinya pendapatan itu turun karena kebutuhan keluarga semakin meningkat. Apalagi pendapatan yang secara nilai menurun. Karena kebutuhan yang meningkat itulah, kita mesti menyenangi pekerjaan. Menyenangi pekerjaan itu berarti siap dengan pekerjaan yang bertambah banyak dan menghasilkan pekerjaan berkualitas. Tapi karyawan yang bekerja tidak menyenangi hal tersebut. Mereka mau bekerja jika memang pendapatannya ditambah dulu.

Agar kita mudah menyenangi tambahan kerja dan kerja yang berkualitas, maka menerima pekerjaan itu merupakan langkah awal. Jangan terburu-buru mengatakan,"kerjaannya berat dan susah". Pikirkan lebih detail pekerjaannya dan pisahkan menjadi bagian yang lebih kecil lagi. Disinilah kita menemukan pekerjaan itu ternyata tidak berat dan susah. Jika memang pekerjaan itu berat, kan boleh saja bertanya atau kita belajar lagi. Satu demi satu pekerjaan itu dapat diselesaikan, dan dampaknya memubuat kita pengen lagi dan membangun semangat lagi


yang lebih besar.

Bekerja yang banyak berarti menghasilkan produktivitas yang besar sehingga dapat membuka pintu rezeki yang besar (uang yang bertambah). Setelah mengerjakan kerjaan tambahan itu menciptakan rasa senang. 

Kerjakan apa yang saya senangi

Senangi apa yang saya kerjakan

Insya  Allah, apa yang kita senangi sebagai bagian dari ibadah kita kepada Allah. Untuk itu niatkan kerja kita untuk Allah. Langkah ini semakin menambah nilai pekerjaan kita dan semakin membuka peluang nilai uang yang kita cari semakin besar. 


Pembajakan amigdala marah berlebih

 Bisa jadi Anda dan saya pernah marah yang luar biasa untuk merespon orang lain, dan setelah itu merasa bersalah dan malu, seharusnya tidak perlu melakukan hal tersebut. Hal itu terjadi dengan sangat cepat. Itulah gambaran pembajakan amigdala, respon emosional terhadap stress yang dialami saat tidak mampu mengendalikan emosinya. Saat seseorang mendengar berita tentang tasnya hilang, bisa terjadi pembajakan amigdala dengan marah-marah. Karena berita tersebut membuat orang itu stress atau tertekan. Seiring waktu marahnya pun mereda dan mulai bisa berpikir normal.

Sebenarnya apa yang terjadi ? Informasi yang diterima oleh otak (tengah), dimana otak tengah itu seperti filter. Kalau filternya rapat menandakan ada tekanan (stress) dan saat filternya terbuka (tidak rapat) menandakan tidak ada tekanan. Saat informasi yang diterima otak tengah dalam keadaan rapat (filternya), maka terjadi pembajakan amigdala. Yang memaksa orang tidak mampu mengendalikan emosinya. Tindakannya negatif. Tapi sebaliknya, kalau otak tengah dalam keadaan relax (filternya tidak rapat), maka informasi itu dapat diteruskan kepada otak berpikir. Dari penjelasan ini, kita dapat mengambil hikmah bahwa keadaan kita relax atau tertekan sangat mempengaruhi dalam tindakan (pengambilan keputusan). Penting untuk membuat diri kita menjadi relax atau tenang sehingga mampu mengendalikan emosional dan bisa berpikir sehat.

Pembajakan amigdala ini tidak bisa membedakan tekanan fisik atau emosional. Pernahkan Anda merasa takut yang luar biasa dan merespon dengan mengoceh sendiri saat ada berita bos marah ? Ancaman bos marah itu bukan fisik menyerang Anda, tapi sudah membuat Anda tertekan dan langsung bereaksi. Apalagi ada ancaman fisik. Orang yang mengalami pembajakan amigdala adalah orang yang responsif untuk menyerang atau lari terhadap sesuatu. Bagaimana sikap dan perilaku Anda saat lingkungan memaksa Anda untuk berubah ? Awalnya bisa jadi Anda sangat tidak suka dan melawan perubahan itu, inipun merupakan pembajakan amigdala.

Seorang karyawan yang mau diaudit saja dapat merasakan ketakutan dan marah dan meminta audit di tunda. Atau ada karyawan yang sudah nyaman dengan posisinya menjadi gelisah karena diminta pindah bagian. Atau saat seorang sales ditanya tentang penjualannya yang menurun dengan membela diri bahwa penjualannya tidak turun tapi karena banyak faktor lingkungan. Atau hal kecil saat menonton TV dan channelnya dipindahkan orang lain. Pembajakan amigdala ini sering terjadi setiap hari. Hati-hati saat kita pernah mengalaminya dan bisa terjadi lagi. Maka ada orang yang disebut suka marah atau berbuat tanpa mikir dulu atau sangat responsif atau juga tidak suka dikritik.


Yuk kenali pembajakan amigdala ini membuat kita berbuat negatif, dan kalau sudah terjadi kita agak sulit untuk mengakuinya (ada gengsi). Untuk itu berlatih untuk mencegah terjadinya pembajakan amigdala :

1. Tidak perlu merespon segera apa yang kita terima, hanya bertahan 6 detik saja (proses pembajakan amigdala).

2. Melatih napas panjang atau sesaat sebelum terjadi bisa mengambil napas panjang agar oksigen yang masuk lebih banyak. Oksigen ini memberi ruang bagi akal sehat berfungsi.

3. Beralih kepada hal lain atau meninggalkan situasi tersebut.

4. Menciptakan kondisi yang sehat dan relax (tenang dan sabar). Bila perlu suasana tempat kerja atau rumah yang sehat dan tenang (tidak serem atau menakutkan)

5. Banyaklah beribadah dan beramal yang mampu meningkatkan fungsi hati. Hati mampu mengendalikan emosional kita. Ikuti selalu dengan doa agar dilindungi oleh Allah dari "kejahatan" dari manusia dan setan.

Insya Allah kita sadar tidak mudah mencegah pembajakan amigdala, apalagi tidak dicegah. Jika terjadi pembajakan amigdala, maka kita mesti sadar kepada Allah dan meminta ampun. Berani meminta maaf dan memperbaiki diri.

Senin, Desember 12, 2022

Kontinuitas, mengapa nggak ?

 Dalam keseharian saya, banyak hal yang diulang-ulang. Makan diulang sampai 3 kali, kerja setiap hari, bangun pagi setiap hari, salahpun dilakukan berkali-kali. Saking penuhnya waktu dengan aktivitas pengulangan tadi membuat saya merasa tidak ada waktu. Bagaimana dengan Anda ?

Kalau ditanya, "mas ada waktunya untuk bertemu ?" Yang mudah diingat oleh saya adalah kebiasaan sehari-hari saya, kalau banyak yang belum dikerjakan maka saya bilang,"nggak ada waktu, nanti saja ya". Begitu memori saya menuju apa yang biasa saya lakukan (memori pengulangannya sangat kuat), jam 12:00 - 13:00 saya istirahat, jam 13:00 sampai selesai saya buat laporan, dan sebagainya. Bagaimana dengan hasil dari pengulangan saya ? Biasa saja sih. Beberapa aktivitas pengulangan membuat saya semakin baik karena semakin mahir atau trampil, memang waktu beraktivitasnya lebih cepat. Tapi tetep saja saya menyisihkan waktunya seperti biasa. Saya renungkan ternyata semakin hari tidak semakin baik dan semakin banyak aktivitas pengulangan yang telah menghabiskan waktu saya.

Pengulangan atau kontinuitas itu baik, tapi mesti diperhatikan bahwa pengulangan itu mesti semakin berkualitas. kalau tidak, maka pengulangan itu membuat saya bosen karena semua sudah bekerja otomatis tanpa berpikir sadar lagi. Bahkan saya tidak bisa menikmati proses aktivitas tersebut. Oleh sebab itu, saya mulai merenungkan apa yang sudah saya lakukan, misalkan saja "bangun pagi". Jam bangun paginya sama. Tetapi pengulangan bisa memberi makna berbeda saat saya melakukan hal berikut :

1. Saya mempersiapkan diri untuk tidur lebih awal agar sewaktu bangun tubuh lebih fresh.

2. Menambahkan aktivitas ringan sewaktu bangun pagi, misalkan mandi terlebih dahulu atau minum air putih 2 gelas dan sebagainya. 

3.  Memajukan jam bangun pagi lebih awal agar bisa menambah aktivitas baru atau siap untuk aktivitas berikutnya.

4. Memasukkan dalam diri semangat bangun paginya sehingga bangunnya memang dinanti-nanti dan menyenangkan.

5. Dan hal lainnya.

Saya menafsirkan bahwa kontinuitas itu memang pengulangan, tapi pengulangan yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Misalkan kontinuitas menyiram tanaman, apa yang saya lakukan tidak mesti menyiram di jam dengan air yang sama dan seterusnya. Bagaimana di hari saya menemukan tanaman mulai tidak sehat, apakah saya terus menyiramnya ? Tentu tidak, pengulangannya tentu melakukan agar tanaman itu terus berkembang. Kontinuitas memang melakukan terus-menerus dan mesti mengikuti waktu untuk terus berkembang. 

Sudahkah saya mengulang makan dari hari ke hari dengan memberi makna kepada saya yang semakin sehat dan fresh dalam beraktivitas lain ? Bagaimana saya mampu kerja setiap hari untuk bertumbuh menjadi semakin bagus ? Alangkah indahnya pengulangan yang seperti ini yang membuat saya bertumbuh semakin baik. 

Sudahkah kita dinanti-nanti orang ?

 Perasaan sih, "saya diperlukan orang". Apa iya ? Karena saya masih berada di sekitar mereka dan masih bekerja bersama. Memang saya masih diperlukan orang-orang di sekitar saya, tapi belum tentu dinanti-nanti kehadiran saya. Apa sih yang dinanti-nanti oleh mereka ? Tentu orang sangat menantikan seseorang karena ada hal yang dibawa dan membuat mereka senang atau menjadi semakin baik.

Terkadang orang yang ringan tangan sangat dinanti-nantikan oleh banyak orang. Karena banyak hal yang dikerjakan dibantu dengan kehadiran saya. Saya membantu siapa saja dengan ikhlas kepada siapa saja, dan saat saya tidak hadir sepertinya banyak orang merasakan ada yang kurang. Begitulah apa yang saya lakukan dengan ringan tangan jadi yang dinanti-nantikan oleh orang lain. Sudahkah Anda menjadi ringan tangan ?

Adapula saya sangat dinanti-nantikan karena bisa membuat suasana ramai dan menyenangkan. Sapaan dan menyapa saja menjadi bermakna, senyum dan kehadiran saya yang membuat orang merasa gembira dan bersemangat dalam kerja. "Pokokna ramai deh kalau saya". Sifat dan perilaku ini sudah tertanam dalam memori setiap orang yang berkomunikasi dengan saya. Sudahkah Anda menjadi dinanti-nantikan oleh orang lain untuk membuat suasana menjadi ramai dan menyenangkan ?


Dan banyak lagi yang saya mesti kembangkan agar apa yang saya lakukan sangat dinanti-nantikan orang. Sebaliknya hindari sikap dan perilaku saya yang membuat orang cuek dengan kehadiran saya. Hal ini sangat merugikan saya sendiri. Untuk bisa dinanti-nantikan orang lain, paling tidak saya mesti ikhlas dalam memberi apapun yang bener kepada orang lain.  Memberi yang bener itu membahagiakan saya dan membuat orang lain merasakannya. 

Untuk bisa menjadi dinanti-nantikan orang lain, tidak terlepas dari suasana hati yang bahagia di rumah. Bahagia di rumah jangan pernah diabaikan, dan bahagia itu bukan sekedar memberi uang/materi, tapi memberi hal yang sama dengan ikhlas. Memberi waktu dan perhatian dengan suasana hati yang bahagia dan menyenangkan. Semoga kita dimampukan untuk mewujudkan orang yang dinanti-nantikan.


Minggu, Desember 11, 2022

Orang bertaqwa saja masih mau ingat

Selamat malam, kali ini saatnya saya merenungkan petunjuk Allah. Ayat berikut ini menyampaikan orang bertaqwa jika ditimpa was-was dari syetan, mereka ingat kepada Allah. 
Apa hikmahnya bagi saya. 
1. Orang bertaqwa saja masih mengikuti petunjuk Allah untuk ingat Allah saat was-was dari syetan. Bagaimana dengan saya ? Sangat jarang saya ingat kepada Allah, karena bisa jadi saya tidak tahu mana yang was-was itu. Maka dari itu saya mesti banyak mengingat kepada Allah dimana saya tidak melakukan hal baik, bisa jadi inilah yang membuat saya tidak berbuat baik.
2. Saya ingat Allah saat memiliki masalah, padahal masalah itu merupakan hasil dari was-was syetan yang saya ikuti. Mengingat Allah itu menjadi penting untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Orang bertaqwa itu saat mereka ingat Allah, maka mereka bisa melihat kesalahannya. Insya Allah saya yang belum bertaqwa dengan bener, dibukakan Allah hatinya untuk melihat kesalahan saya dan terus memohon ampun.
4. Bisa jadi karena rahmat dan karunia Allah, saya sudah banyak diberikan Allah ampunan dan belum diberikan azabNya. Maka dari itu sudah sepantasnya saya untuk mengingat Allah. Salah satu mengingat Allah itu adalah shalat. Insya Allah dalam 5 waktu shalat itu, saya bener-bener shalat yang bener agar bener-bener ingat Allah secara sadar.

Insya Allah malam ini bisa memberi saya kebaikan, ada petunjuk dan saya yakin dengan petunjuk ini dan mampukan saya untuk mengamalkannya ya Allah.


 

Indahnya hari Minggu

 Hari Minggu, hari yang banyak ditunggu. Hari libur adalah dimana hari yang semaunya kita beraktivitas. Mau istirahat boleh, mau tiduran hingga siang boleh juga, mau menghabiskan waktunya untuk hobby nggak salah, mau beres-beres rumah mestinya, mau jalan-jalan juga mengasyikkan, dan banyak yang bisa kita lakukan, karena memang waktunya tidak kerja. Tapi apakah semua itu hanya untuk membalas waktu yang sudah kita habiskan untuk kerja ? Atau untuk mengembalikan tubuh yang lebih fresh saat bekerja lagi ? atau memang rutinitas yang dikhususkan untuk mengisi liburan bersama keluarga ? Semua yang kita kerjakan adalah pilihan.

Apakah ada namanya hari libur ? Libur itu pengertiannya tidak kerja formal, tapi kan kita tetap beraktivitas di rumah. Sikap dan pandangan terhadap hari libur itu tidak bekerja di kantor dan diisi dengan aktivitas di rumah. Di rumah tidak libur mestinya, bahkan pada saat hari libur itu adalah seperti hari-hari biasa beraktivitas. Hanya waktunya yang lebih lama. Apakah tidak bisa jalan-jalan di malam hari pada waktu kerja ? Apakah tidak bisa memberi waktu untuk hobby setiap hari ? Apakah tidak bisa tidur/isitirahat yang berkualitas setiap hari ? Apakah tidak bisa masak setiap hari untuk keluarga ? Hindari melakukan aktivitas di hari Minggu yang bisa dilakukan di hari lain, karena menjadi mubazir waktunya.

Sebenarnya indahnya hari Minggu adalah dilakukan bersama-sama keluarga untuk waktu yang lebih lama. Misalkan beres-beres rumah bersama dan bercengkrama, wisata dengan menyediakan perhatian bersama, nonton di bioskop bersama keluarga, membuat masakan baru dan dinikmati bersama, berkunjung ke rumah saudara atau temen sekeluarga, dan banyak lagi. Karena dilakukan bersama keluarga,maka indahnya itu berasa. Apalagi aktivitas itu memang jarang dilakukan sehingga ditunggu-tunggu. 


Semakin indahnya hari Minggu saat aktivitas itu tanpa berharap apa-apa dari keluarga, tapi malah proaktif untuk memberi banyak hal. Menikmati aktivitas bersama itu  dengan hati dan kesungguhan menghadirkan kebahagiaan yang luar biasa. Insya Allah, apa-apa yang dilakukan di hari Minggu BUKAN membuat lelah dan kecewa, tapi merasakan kebahagiaan saja.


Memberi untuk keluarga

 Dalam keseharian seorang suami atau isteri yang bekerja di kantor merasa lelah sampai tiba di rumah. Tidak banyak melakukan sesuatu. Mereka cenderung untuk dilayani saat berada di rumah, misalkan minta disiapkan makan malam, meminta untu dimaklumi karena tidak bisa memberi perhatian, memberi waktu, memberi bantuan, dan sebagainya. Yang ada adalah mereka menghabiskan waktu untuk istirahat, yang sifatnya minta tolong (menerima aktivitas). Padahal suami atau isteri yang bekerja mencari uang untuk keluarga. Apakah hanya memberi uang saja sudah cukup ? mestinya tidak.


Yang menjadi pertanyaaan juga adalah kapan waktu yang bisa diberikan kepada keluarga jika saat pulang dari kerja sudah lelah ? Bisa jadi mengambil waktu libur, Sabtu dan Minggu. Kebersamaan bersama keluarga pun tidak banyak karena tetap dalam kondisi kurang fit dan hanya libur bareng dengan makan bersama dan belanja. Dan kondisi ini tidak terjadi setiap Minggu. Lalu, apa sih yang dicari dengan kerja ? Yang pasti untuk mendapatkan uang, dan uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Jika uang yang berkecukupan dan bisa dikumpulkan dapat membeli keinginan diri dan keluarga, maka dapat menunjukkan kesuksesan dari hasil kerja. Dan diharapkan dengan serba kecukupan dan kesuksesan dapat memberi kebahagiaan. Artinya hidup  ini untuk meraih kebahagiaan di masa usia akhir kerja.

Mengapa kebahagiaan itu tidak diraih duluan ? Bagaimana caranya ? Agar bisa meraihnya, kita mesti tahu arti bahagia. Apa sih bahagia ? Apakah bahagia itu tercukupi materi ? Faktanya menunjukkan orang yang berkecukupan tidak selalu behagia, dan ada orang yang berglamour harta dan kepopuleran pun hanya seolah bahagia. Disisi lain ada orang kaya, tapi jarang memberi. orang kaya ini sibuk menjaga kepemilikan agar tidak berkurang sehingga kerja yang luar biasa untuk mengumpulkan materi. Ada orang yang biasa saja, dan suka memberi apa saja untuk orang lain. Hati tenang dan membuat orang ini bahagia. Atau orang yang pernah kecewa adalah mereka yang selalu berharap (menerima). Jika kita tidak berharap (menerima) dan memberi ikhlas, maka tidak ada kekecewaan tapi malah bahagia. Kalau begitu bahagia mestinya dapat kita raih setiap hari. Caranya banyaklah memberi saat kerja dan saat bersama keluarga. Bahagia bukan sekedar buah dari pikiran, karena memberinya cenderung untuk untung/rugi. Bahagia adalah kerja hati (ikhlas), mendorong pikiran yang sehat dan mampu mengendalikan emosi. Yang dibutuhkan adalah tubuh dan pikiran yang sehat.

Membayangkan kebahagiaan itu terjadi saat bersama keluarga, tentu memberi kondisi yang nyaman bersama keluarga dan tidur yang enak. Beraktivitas bersama keluarga menjadi  menyenangkan. Saat bangun pagi dan berangkat kerja, kebahagiaan itupun terus berlanjut. Jika bahagia maka kerja pun memberi produktivitas.kerja yang produktivitas dapat menumbuhkan kepercayaan yang berujung kepada uang. Dan Allah pun membalas kerja yang selalu memberi (produktivitas) dengan pahala dan memenuhi kebutuhan. Soal sukses tidak penting, tapi semua itu menjadi hak Allah untuk memberikannya. kebahagiaan dimulai dari sore hari (pulang kerja), maka aktivitas dan kerja adalah waktu perantara untuk menuju puncak kebahagiaan. Maka selama kerja di siang hari berusaha untuk meningkatkan fisik menuju kebahagiaan.

Memberi apa saja ? Memberikan perhatian, memberikan waktu untuk orang lain, membantu, memberi senyum, kerja yang terbaik, memberi materi, memberi waktu bersama anak, beraktivitas yang membuat orang lain merasakan nyaman, tidak mengharapkan apapun dari orang lain kecuali dari Allah, dan sebagainya. Semua itu dapat kita berikan di rumah dan di tempat kerja, maka kebahagiaan itu terus terjadi dan semakin produktif.

Dari penjelasan di atas, saya menyebutkan pola mendapatkan uang dan sukses adalah USB. Sedangkan untuk pola mendahulukan bahagia saya sebut pola hidup BUS Way.  B adalah bahagia, U adalah uang dan S adalah sukses. 

Featured post

Udah bisa bangun paginya

Alhamdulillahirabbilalamin masih diberi kesempatan hari ini, dibangunkan dan diberi pikiran fresh untuk memperbaiki keadaan sendiri. Hari se...