Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Rabu, Januari 11, 2023

Kerjanya sudah banyak

 Dalam dunia kerja, ada beberapa hal yang menyebabkan orang tidak termotivasi. Diantaranya merasa sudah banyak kerja sehingga membuat karyawan tersebut terlihat sibuk kerjanya. Sikap karyawan ini mudah tersinggung, atau bersikap bertahan/menolak saat ada kerja tambahan (ditingkatkan produktivitasnya). Lalu bagaimana solusi untuk karyawan seperti ini ? 

Di sisi karyawan, kalau bisa tidak ada tambahan kerja. Tambahan kerja berarti tambahan uang. Selalu ada cara untuk memperlihatkan bahwa karyawan tersebut sibuk dan waktunya sudah tidak cukup untuk ditambah kerjaan lagi. Ada kebutuhan perusahaan untuk berkembang menjadi lebih besar dengan pendapatan yang lebih tinggi dan biaya yang minimal. Usulan karyawan adalah tambah karyawan dan kerjaan juga bisa fokus. Tapi bagi karyawan kerjaannya bisa beres, tapi biaya naik. Langkah yang masih mungkin adalah menganalisa pekerjaan dari karyawan yang ada, apakah memang pekerjaannya tidak bisa ditambah lagi atau karyawannya tidak mampu mengerjakannya (tidak didukung ilmu yang cukup) ? 

Banyak dari karyawan diterima tidak siap dengan perkembangan perusahaan, karyawan hanya disesuaikan dengan kebutuhan saat terima. Akibatnya perusahaan menjadi lambat untuk bertumbuh. Disini perlu ada team training untuk menangani karyawan seperti itu. Team training yang memiliki kualitas as profesional trainer, dapat mendisain/membuat materi training sesuai kebutuhan perusahaan dan perkembangan ke depannya, mampu mengarahkan hasil training kepada aktivitas kerja nyata, bersama manager memonotir dan mengevaluasi hasil training, mampu memotivasi luar dalam karyawan berbagai level. Pengalaman dalam training yang mampu melihat kerjaan karyawan, karyawan yang merasa berat ditambahkan kerjaan lagi lebih disebabkan oleh ketidakmampuan (tidak cukup ilmu) untuk mengerjakan pekerjaannya, dan tidak memiliki kemampuan bersikap yang bener menghadapi berbagai masalah dalam kerja sehingga kerjaan yang ada sudah membuat karyawan berat/sibuk.

Solusi awal adalah memberi ilmu dan ketrampilan karyawan dalam mengerjakan kerjaannya. Ilmu dan ketrampilan ini mesti membuat karyawan merasa lebih nyaman dan lebih mudah dalam mengerjakannya. Lebih nyaman dan lebih mudah membuat karyawan cenderung menerima "pelatihan" ini. Dari langkah ini saja, karyawan menjadi lebih produktif dan waktu yang dihabiskan lebih singkat. 

Selanjutnya team training mengarahkan pemanfaatan waktu untuk menambah kemampuan yang lebih tinggi. kemampuan yang lebih tinggi membuat karyawan naik level dan siap dengan pekerjaan berikutnya. Disini team training mesti mampu membangkitkan motivasi untuk karyawan melakukannya ikhlas (tanpa disuruh). Produktivtas yang meningkat dapat mengangkat pendapatan perusahaan dan dapat pula meningkatkan pendapatan karyawan. Sama seperti training awal, semua ini mesti diwujudkan dalam kerja nyata, dimonitor dan dievaluasi agar sesuai harapan dan terkontrol untuk selalu ditingkatkan. Jika 2 langkah tersebut sudah tidak bisa memberikan hasil, maka pilihan yang masih mungkin adalah mencari karyawan yang mampu dan memiliki motivasi untuk menerima tanggung jawab (langkah pengembangan karyawan). Terakhir dipikirkan untuk menambah karyawan.

Dari kasus itu, banyak perusahaan tidak memiliki team training yang profesional. Biasanya team training hanya sekedar penyelenggara training (fasilitator) saja. Kondisi ini banyak karyawan training di luar perusahaan, hasilnya hanya bikin pinter aja dan jago ngomong/berdebat. Mengapa ? Karena banyak yang habis training tidak menerapkan langsung ilmu dalam kerja. Alasannya adalah tidak sanggup menjalankan tanpa orang yang sepaham. Hanya sebagian kecil yang diterapkan. Banyak karyawan seperti ini hebat dalam interview karena memang banyak mengikuti training saja. Ada 2 solusi yang bisa dijalankan perusahaan adalah solusi pertama memiliki manager yang kuat sebagai trainer atau coach dalam mengelola dan mengembangkan karyawannya. Solusi kedua adalah merekrut trainer yang berpengalaman yang mengerti aspek karyawan dan perusahaan.

Insya Allah karyawan berkembang dan perusahaan pun bertumbuh semakin besar. Perusahaan yang mampu menghargai karyawan, maka karyawan maksimal  melayani konsumen.


                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                               

Selasa, Januari 10, 2023

bersyukur dimulai melihat potensi

 Apa sih yang dilakukan dengan bersyukur ? Banyak dari kita menafsirkannya dengan berterima kasih dan menerima dengan ikhlas. Misalkan bersyukur dengan gaji. Menerima gaji dengan ikhlas, tapi terkadang kita ikhlas dengan masih adanya keluhan,"gajinya nggak cukup dan curhat banyaknya kebutuhan yang ditekan dan sebagainya". lalu kita pun berterima kasih dengan mengucapkan Alhamdulillah dan berterima kasih. Dari waktu ke waktu, kok sudah bersyukur tapi tidak memperbaiki keadaan kita ? Petunjuk Allah, "bersyukur ditambah nikmatnya".

Bagaimana sih sikap bersyukur yang baik itu ? Sebenarnya cerita di atas itu menyatakan bersyukurnya belum sempurna. Masih ada keraguan dengan petunjuk Allah. keraguannya ditunjukkan dengan keluhan dan tidak memperbaiki dengan kerja dan ibadah yang semakin meningkat. Maka petunjuk di atas ada lanjutannya,"jika tidak bersyukur maka tunggu azab Allah". Bisa jadi tidak ada perubahan dalam hidup kita karena kita tidak bersyukur (syukur yang tidak yakin seperti di atas), maka kita menerima azab, kesulitan dan penderitaan.

Kita dibalas Allah atas apa yang kita kerjakan. Jika ingin bertambah nikmatnya berarti kita bersyukur dengan meningkatkan jumlah dan nilai kerja kita. bagaimana kita kerja yang lebih banyak dan berkualitas ? Pertama kita mesti melihat potensi (apa yang kita miliki) yang disebut juga nikmat saat ini. Saat kita merasa nikmat itu adalah pemberian Allah, maka kita pun memuji Allah atas nikmat saat ini. Pemberian Allah ini tidak mungkin kita "diamkan" tanpa menghadilkan kerja yang lebih baik, maka bersyukur mengajak kita kerja yang lebih lagi. Tambah kerjanya, kualitaskan kerja kita. Karena kerja yang tambah dan kualitas kerja yang lebih tinggi inilah Allah melihat kita bekerja untukNya, maka Allah balas dengan ditambah nikmatNya. Begitulah bersyukur yang bisa kita kerjakan lebih baik.

Lihatlah potensi (nikmat) atau kekuatan kita, dengan mengakui dan merasakan nikmat potensi tersebut. lalu pujilah Allah dengan pemberian itu. Ya Allah ya Maha Pintar yang telah memberi pikiran dan ilmunya, maka mulai maksimal berpikir yang lebih dengan memanfaat tubuh dan potensi sekitar kita. lakukan dengan petunjuk Allah. Setelah kita bisa melakukan kerja sampai tuntas, lalu tambahkan lagi kuantitas kerja tersebut atau tingkatkan kualitas kerja tersebut agar setiap periode kita menjadi lebih baik.


1. Saat awal, kita bertanya apa yang bisa dilakukan dalam kerja. kerjakan.

2. Tambahkan ilmu dengan potensi silaturahmi (belajar dengan orang lain) dan kita bisa mengerjakan lebih baik

3. Selanjutnya bagaimana cara kita untuk meningkatkan nilai kerja yang sudah dilakukan ? Beberapa jawaban langsung dijalankan, Insya Allah kita menjadi lebih berkualitas kerjanya

4. Apa yang bisa kita tingkatkan lagi dari nilai kerja kita ? Jika jawaban memerlukan beberapa hal, maka pelajari dan pahami dengan belajar lagi.

Langkah bersyukur itu mesti membuat kita sadar untuk memperbaiki keadaan dengan kemampuan yang ada secara terus-menerus. Kerja dan kehidupan kita menjadi dinamis dan berkembang. Begitulah sikap dan perilaku bersyukur.


Senin, Januari 09, 2023

kerja yang suka aja 2

Sebelumnya saya sudah menulis kerja suka aja 1 yang berisi, menjadikan yang tidak disukai mulai disukai dengan cara belajar ilmunya agar kerja yang tidak disukai itu dapat dipahami. Temui cara mudah dan nyamannya. Selanjutnya saya berbagi bagaimana cara lainnya ?

Misalkan saya tidak suka membuat laporan, karena ribet dan lama. Langkah pertama saya belajar bagaimana membuat laporan yang nyaman dan mudah. Saya belajar ilmunya dan apa yang dibutuhkan oleh penerima laporan. Bisa jadi saya sudah tahu bahwa membuat laporan itu tidak ribet dan tidak lama, tapi masih berat aja. Keberatan ini membuat saya males dan masih belum suka. Keadaan ini solusi dengan ilmu atau logika. Bagaimana dengan hati ?

Apa bisa dengan hati bisa membuat saya suka ? Bagaimana caranya ? Sebenarnya saya bisa menggunakan hati asal hati saya terbuka dan tidak dipengaruhi oleh nafsu/berpikir emosional. Memahami dengan hati itu adalah mereferensikan kepada Al Qur'an. Saya mulai pertanyaan, siapakah yang memberi saya pekerjaan ? perusahaan atau atasan, tapi hati menjawab bahwa pekerjaan ini adalah amanah dari Allah yang telah mengizinkannya kepada saya. Karena ini amanah, saya pun mesti bertanggung jawab kepada Allah, BUKAN sekedar kepada atasan atau siapa saja yang meminta laporan tersebut. Mungkin bertanggung jawab itu belum membuat saya ikhlas, jika membuat laporan itu adalah ibadah dan menjadi amal saleh saya. Barulah saya merasa senang untuk mengerjakannya. Karena membuat laporan itu untuk kebaikan saya dimana bisa menjadi pembuka pintu rezeki saya. 

Dengan pemahaman di atas saya yakin membuat laporan mulai disukai dan berjalannya waktu saya pun dapat menikmati hasilnya. Hasil yang saya rasakan dan saya dapatkan diantaranya kepercayaan dan laporan saya menjadi dibutuhkan orang. Keadaan ini menjadikan saya semakin menyukainya. Saya membayangkan satu kerja yang tidak disukai sudah bisa disukai, maka ada dampak berikutnya untuk menjadikan yang tidak disukai lainnya menjadi disukai.


Hidup semakin bahagia karena pemahaman dengan hati itu mengantarkan saya semakin menikmati hidup dengan apa yang saya sukai semakin banyak. Kalau sudah suka, maka saya pun selalu ingin meningkatkan jumlah dan kualitasnya. 

Minggu, Januari 08, 2023

Berbuat baiklah

 Terkadang memang berat untuk berbuat baik (kebajikan), karena memang pasti dilawan oleh setan yang menggoda kita dengan berbagai cara. Mulailah kita digoda dengan,"itu kan bukan kerja kamu, ntar keenakan orang lain" sampai,"kalau udah berbuat baik itu sampaikan ke orang bahwa itu saya yang kerjakan". Apalagi kita juga merasa sok sibuk sehingga tidak ada waktu. Mau berbuat baik ntar juga tidak direspon sama orang juga kok ?


Begitulah kita digoda untuk tidak berbuat baik. Itulah pikiran logis yang diajak untuk mengerjakan hal yang menguntungkan bagi kita dan diajak tidak nyaman untuk berbuat baik itu. Padahal petunjuk yang saya tulis dari referensi yang mutlak kebenarannya. Siapa yang berbuat kebaikan dengan iman, Allah menghapus kesalahan kita dan diperbaiki keadaan kita. Ada orang yang tidak mau dihapus kesalahannya. Bukankah kesalahan yang dihapus itu semakin membersihkan hati yang membuat kita semakin mudahberbuat baik. Apakah ada orang yang tidak mau diperbaiki keadaannya menjadi lebih baik ? Bukankah kehidupan yang lebih baik itu menjadi keinginan kita ? Yuk kita berbuat baiklah karena Allah membalasnya dengan yang lebih baik.

Petunjuk ada di hati

 Kalau saya belajar dengan pikiran. Semua itu terjadi atas izin Allah. Sudah belajar tapi tidak paham, atau sudah paham tapi tidak mudah dikerjakan. Dengan bersungguh-sungguh belajar bisa jadi kita mendapatkan ilmu dan pengamalannya.


Kalau ingin merasakan senang, maka dengan mudah kita bisa mencari dan menemukan lokasi yang membuat kita senang. Tapi bisa saja perasaan kita tidak bisa senang karena ada masalah. Keinginan kita untuk senang atas izin Allah.

Yang memberi izin segala hal adalah Allah, termasuk musibah, kesulitan, masalah. Allah mengizinkan terjadi karena ulah perbuatan kita sendiri. Bisa jadi musibah yang mestinya menimpa kita dapat dicegah karena kita memohon maaf atas kesalahan dan berbuat baik. 

Allah memberi petunjuk bagi kita di hati untuk melewati musibah dengan baik, jika hati kita mau menerimanya. Hati yang mau menerima tentunya tidak ada "setan" atau selain Allah, hati yang tersambung dengan Allah, hati yang percaya tanpa ragu kepada Allah, hati yang mendorong ikhlas untuk berbuat baik, hati yang suka dibersihkan dengan istighfar dan zikir kepada Allah. 

Dengan hati yang mau menerima petunjuk, Insya Allah kita bisa belajar dan mengamalkan ilmu, bisa merasakan perasaan yang baik (senang) dan bisa berbuat yang baik.

Sabtu, Januari 07, 2023

Orang merasa bersalah pasti kerjakan yang baik

 Dalam hidup banyak pesan yang saya bisa dapatkan, terkadang tidak sengaja pesan itu saya dapatkan. Alhamdulillah hati dapat melihatnya dengan bener. Mungkin rekan-rekan juga pernah mengalaminya. Kalau dipikir nggak baiknya, apalagi perasaan kita. Misalkan saya menanyakan sesuatu kepada staf dengan mendekatinya,"pekerjaannya sudah selesai ?" Niatnya memang ingin bertanya saja, tapi staf tadi jadi merasa bersalah karena melakukan hal lain. Minta maaf dan berpura-pura sedang mengerjakannya. 

Ada hikmah dari contoh di atas, mesti ada kontrol dan minimal bertanya mengingatkan seseorang atas apa menjadi pekerjaannya. Hal ini dapat terjadi kalau saya memahaminya dengan hati. Kalau logika dan emosi, pasti tidak suka dan marah pada saat menemukan staf yang tidak mengerjakan tugasnya dan malah "bermain". 

Misalkan lagi anak saya ditanya,"udah belajar". Maka reaksinya pasti menunjukkan sedang belajar. Belajarnya hanya ingin merespon agar terlihat belajar. Tetapi selanjutnya bisa jadi anak saya belajar, dan seiring waktu dan tidak ditanya lagi. Belajar pun berhenti. Padahal saya hanya bertanya saja dan tidak ada niat memerintahkan belajar. 

Saya membayangkan jika saya mengingatkan seperti hal di atas menjadi periodik, maka bisa berdampak baik kepada yang diingatkan. Ada semacam tanda, misalkan waktu atau suasana yang membuat yang menerima pesan jadi siap-siap untuk menjawab pertanyaan. contoh lain adalah hanya bertanya,"sudah shalat belum ?" maka respondnya banyak yang segera shalat, "ini lagi mau shalat". Seolah memang saat ditanya sedang mau shalat. Begitulah yang terjadi dalam sehari-hari, tapi bagi mereka yang tidak peduli dengan pesan itu bisa menjadi khawatir bahwa mereka diketahui tidak dalam mengerjakan apa yang dipasankan. Ada takut dan marah, akhirnya orang diingatkan menjadi "basa-basi" waktu mengerjakan hal baik itu.


Hikmah lain adalah saya dapat melihat orang berbuat baik menjadi tidak ikhlas, apa yang dikerjakannya ditunjukkan oleh sikap dan perilaku yang tidak nyaman dilihat. Hati saya dapat merasakannya. Keadaan ini bisa memancing emosi, tapi ingatlah bahwa saya tidak ingin menutupi hati yang sudah terbuka. Insya Allah banyak ilmu dan hikmah yang saya bisa dapatkan dari kehidupan ini, asal memahami dengan hati.

kekuatan dan impian

 



Featured post

Bos hebat karena ada bawahan yang hebat

Alhamdulillahirabbilalamin. Kehidupan dunia ini tidak selalu baik, kadang menyenangkan dan ada kalanya bikin kita tidak baik-baik saja. Tak ...