Saya pernah menuliskan ide di lembar karton seukuran saku, apa-apa yang penting dan menarik bagi saya tulis, ternyata banyak juga. Saat itu saya tidak berpikir tulisan itu kapan dimanfaatkan. Saat ini saya membacanya lagi dan saya dapat mengembangkan tulisan tersebut menjadi lebih baik. Cara saya ini diganti dengan HP note yang bisa menulis di HP. Karena hanya beberapa orang yang memilikinya ... cara ini masih lazim digunakan bagi yang suka lupa atau mendapatkan ide dimana saja. Gampang kok, beli karton manila di toko kertas dan minta potong seukuran saku baju
Memberi ruang bagi pikiran untuk disemangati agar menjadi apa yang kita inginkan dengan Perbuatan yang baik
e-Book Munir Hsan Basri
Jumat, Oktober 28, 2022
Kapan saya cerdasnya ?
Kamis, Oktober 27, 2022
Katanya mau senyum terus
Katanya mau senyum terus ... apa iya ? Kalau lihat si A, saya seneng banget karena senyum terus. Kayak nggak ada masalah. Kok bisa ya ? Bisalah bahwa si A sering memberikan senyumnya jika bertemu orang. Memang sih ada juga hari si A kurang senyumnya, tapi dari frekuensi keseringan senyumnya, saya sih bilang si A orangnya murah senyum.
Memang tidak ada orang yang sempurna, tapi dari apa yang dilakukannya seperti tersenyum sering dilakukan. Makanya orang menyebut si A itu senyum. Orang tersenyum tidak bisa dipaksakan. Senyum yang tulus datang dari hati yang bahagia. Bisa aja orang memaksakan diri untuk tersenyum tapi jadi nggak enak lihatnya.
Wajah kita mencerminkan suasana hati. Suasana hati yang tidak bahagia, maka senyumpun terasa hambar. Sebaliknya orang yang bawaan seneng aja, maka senyumnya luar biasa. Perhatikan orang yang memiliki senyuman menunjukkan orangnya memiliki sikap positif. Ada sih masalah, tapi sikap positifnya membuat dia menjadi nyaman dengan masalahnya.
Mari perhatikan orang-orang berikut ini :
Apakah seorang pemimpin yang baik memiliki senyuman ? Mestinya iya, saya membayangkan pemimpin itu tidak murah senyum. Apa yang terjadi dengan yang dipimpinnya ?
Apakah seorang yang cerdas memiliki senyuman ? Mestinya iya juga. Bagaimana orang yang tidak relax bisa berpikir kreatif ? Relax mengantarkan seseorang murah senyum.
Apakah seorang karyawan tidak memiliki senyuman saat bekerja ? Mesti karyawan tersebut pasti stress dengan keadaaannya sendiri. Temennya kurang respek. Akhirnya bekerja pun tidak nyaman dan kurang produktif.
masih ada yang ingin dibayangkan orang tidak murah senyum ? Senyum menjadi bagian penting dari kesungguhan kita bekerja atau beraktivitas. Kurang senyum bisa menunjukkan sedikit terpaksa mengerjakan sesuatu. Menurut kedokteran, orang yang tersenyum memberi rangsangan positif dari seluruh tubuh untuk merasakan kenyamanan, dan sebaliknya mereka yang tidak mudah tersenyum membangkitkan otot-otot yang kaku dan stress.
Bukan persoalan ada maunya untuk tersenyum, tapi katanya mau senyum terus merupakan upaya untuk menyehatkan fisik kita (rasa bersyukur), yang juga menyehatkan batin (hati kita). dengan senyum banyak mengurangi tekanan (stress) dan membuat kita mudah bersikap positif dalam menghadapi hidup ini. Senyum membuat kita nyaman dan relax sehingga kita pun mudah untuk berpikir yang positif. Tidak ada ruginya, bahkan dalam Islam senyum adalah ibadah (senyum yang tulus pastinya).
Katanya mau senyum terus ... berusahalah menjaga hati untuk tetap berprasangka baik kepada siapa pun dan khususnya kepada Allah. Belajarlah tersenyum saat kita sendiri, saat beraktivitas apa saja dan buatlah diri kita bisa berimajinasi melihat diri kita sendiri sedang tersenyum.
Rabu, Oktober 26, 2022
Apa iya saya bicara begitu
Saya pernah memikirkan apa yang ada di dalam teko, maka itulah yang keluar. Ibarat teh yang ada di teko,, maka saat saya tuangkan maka teh dalam teko itulah yang saya dapatkan. perumpamaan ini sering kita dengar atas ucapan yang keluar dari apa yang ada dalam pikiran. Mungkinkah sesuatu yang tidak ada dalam pikiran kita terucap ? Sepertinya tidak. Pasti sudah ada dalam memori pikiran kita. Kita merasa tidak pernah ada, tapi memori yang sudah tercipta dalam kondisi kita sadar maupun tidak sadar.
Kalau isi dalam teko tidak ada pilihan untuk dikeluarkan, tapi apa yang ada dalam pikiran kita BISA memilih apa yang diucapkan. Jika dalam keseharian saya sering mengatakan,"selamat pagi" sebagai sapaan kepada seseorang saat bertemu, maka ucapan itu pula yang terjadi setiap hari. Apa yang terjadi saat saya tidak mengucapkan itu ? Ada kata yang baik seperti "Assalamualaikum" saat saya berkumpul dengan sesama muslim, atau saya mengucapkan kata yang tidak begitu nyaman kepada seseorang yang lebih muda dengan "hai". Atau saya bisa berucap tidak baik saat saya tidak suka atau lagi marah kepada seseorang,"pagi". Jadi kita bisa memilih ucapan yang baik saat kondisi sadar bertemu orang yang lebih tua atau orang baik, dan sebaliknya ucapan tidak baik saat kondisi yang memang jadi kebiasaan berkumpul dengan kelompok yang tidak baik atau lagi marah.
Apa sih yang bisa saya lakukan ? Paling tidak, saya harus berani mempelajari ilmunya. Ilmu menyapa misalkan, saya belajar memahami makna ucapan "Assalamualaikum" untuk sesama muslim. Saya menjadi membiasakan ucapan itu karena itu petunjuk Allah dalam bermasyarakat dan memiliki makna yang baik. Ada semacam dorongan yang saya dapatkan dengan mengucapkan "Assalamualaikum" sehingga saya menjadi nyaman dan tenang, sekalipun saya memiliki memori lain untuk mengatakan "selamat pagi" dan lainnya. Bagaimana dengan ucapan buruk ? Saya cenderung dalam keadaan tidak "sadar" atau terbiasa.
Beberapa orang dapat menilai dari ucapan saya yang baik dan yang tidak baik. Menilai apa ? Menilai kepribadian saya. Memang lisan yang diucapkan seseorang itu bisa menentukan nilai atau kualitas pribadinya. Paling tidak, kita dapat menilai apa yang sedang terjadi pada saat itu tentang perilakunya. Berprasangka baik mesti saya lakukan terhadap ucapan seseorang. Saat seseorang berkata kurang sopan atau tidak baik, bisa jadi dia lagi bermasalah atau lagi sakit dan sebagainya. Saya mesti belajar untuk merespon ucapannya dengan ucapan yang lebih baik agar tercipta suasana yang semakin baik.
Magic Word Hilang harapan
Harapan ? Ya, harapanlah yang membuat kita masih ingin mengerjakan banyak hal untuk kekhidupan kita besok hari. Harapan muncul karena apa yang kita kerjakan hari ini belum memuaskan kita alias kita masih kecewa.
Bagaimana seseorang yang malas atau kerja begitu-gitu aja ? Disinilah kita tidak memaknai harapan sesuatu yang penting. Harapan itu masih ada tapi kita sudah tidak percaya, apakah harapan itu bisa dicapai ? Padahal harapan itu bisa dicapai jika kita berusaha optimal dan terus-menerus.
Menganggap harapan itu tidak mungkin dicapai telah menghilangkan kepercayaan kita kepada yang memberi harapan. Siapa sih yang memberi harapan itu ? Orang yang hebat, tetap aja yang nanya manusia tidak menjamin harapan itu bisa diraih. Harapan sesungguhnya kita harapkan datang dari Allah. Yang Maha Tahu dan Berkuasa.Selasa, Oktober 25, 2022
Magic Word tidak tahu
Awalnya kita tahu lalu belajar mulai tahu dan paham, tapi juga tidak pernah tahu. Ilmu dan ketrampilan itu luas sekali. Jika Anda yang merasa sudah tahu semuanya, berarti Anda hanya tahu sedikit. Kali ini saya menuliskan kata tidak tahu hari esok. Apakah pernah tahu kejadian besok hari ?
Kerja dan Agama
Kalau ditanya apa hubungannya kerja dan agama ? Beberapa orang menjawab pasti ada hubungannya. Tanpa agama, buat apa kita kerja. Bukankah kerja itu cari duit, dikaitkan dengan agama berarti salah satu bentuk rezeki dari Allah. Kita pun berdoa agar rezeki yang halal dan berokah. Kalau rezeki urusan agama (Allah), maka kita memintanya pun kepada Allah melalui media kerja (berdagang/berbisnis atau karyawan) sebagai amanah Allah. Bagaimana caranya ? caranya pasti usaha dengan ilmu yang sesuai ketentuan Allah.
1. Tujuan kerja cari duit, artinya mencari rezeki yang Allah sudah tentukannya. Karena kita tidak tahu seberapa besar rezekinya, maka kita berusaha konsisten. Jika kita merasa belum cukup, maka kita memohon agar diberikan lebih dengan terus meningkatkan kerja kita dengan sabar atau kita memiliki sikap merasa cukup (bersyukur). Niat kerja menjadi penting agar Allah meridhainya, dan Allah mencukupkan kebutuhan kita.
2. Kerja diberikan atau diizinkan Allah karena kita memilihnya dan Allah memberikan amanah itu kepada kita. Amanah itu ya tanggung jawab. kerja kita mesti dibekali ilmu yang bener dan selalu belajar agar mudah dan nyaman dalam mengerjakannya.
3. Cara kerja kita mesti sesuai ketentuan Allah, berupa kerja yang baik atau amal yang baik. Disiplin waktu, mengerjakan dengan tenang dan sabar, bertanya jika tidak tahu dan sebagainya. Tidak ada pemilik atau atasan yang tidak suka karyawan yang tidak kerja yang bener, dan pasti mau mengajarinya jika belum tahu.
4. Tentunya proses mencari rezeki (duit) ini tidak luput dari ggodaaan syetan, mengapa ? Karena kita melakukan kerja kepada Allah dan syetan berjanji menggoda kita dengan rayuan jalan pintas atau menghalalkan segala cara atau impian kosong kecuali orang yang ikhlas.
Dari keempat point di atas, dapat disimpulkan bahwa kerja itu ya ibadah seperti halnya shalat dan sebagainya. Perhatikan niat kerja kepada Allah, kerja diterima sebagai amanah, kerjanya dikerjakan sebagai amal saleh, selalu berlindung kepada Allah. Bukankah itu urusan agama ? Iya.
Jangan sampai, kita bersikap berbeda yaitu Agama (Allah) sebagai "pembantu" kita. Kita ingin mencari uang dengan kerja keras dan kerja cerdas. Lalu kita meminta "bantuan" agar keinginan kita itu (cari duit) dikabulkan dengan banyak ibadah dan doa. Saat kita kerja kita "lalai" kepada Allah yang telah memberi petunjuk dan cara kerja yang bener. Saya memberi perumpamaan ... seperti kita pengungkit sebagai alat bantu kita untuk mengangkat barang dengan lebih mudah. Pengungkit itu dibutuhkan kalau kita perlu. atau saya menganggap Allah itu seperti pembantu. Saya kita butuh minum teh, maka kita meminta pembantu membuat dan mengantarkannya kepada kita dan hanya bilang terima kasih. Pembantu itu dibutuhkan saat kita perlu minum teh dan lainnya, selebihnya tidak. Perumpamaan ini saya tulis bukan untuk merendahkan Allah, yang seharusnya kita utamakan dan selalu menjadi yang pertama. Perumpamaan ini saya tulis sesuai kemampuan dan pengetahuan saya UNTUK SAYA JADIKAN RENUNGAN, apakah saya seperti itu kepada Allah ?
Alangkah indahnya, jika kita beriman dan yakin tanpa ragu kepada Allah. Maka pilihan kerja kita adalah amanah dari Allah dan yakini itu. Dengan kesadaran ini kita mampu melihat yang baik-baik dalam kerja. Hadirlah semangat karena percaya Allah. Semangat membawa energi positif yang bisa menggerakkan kita bekerja yang baik (beramal saleh), hari demi hari kita bekerja untuk menjadi semakin baik (konsisten dan meningkat kemampuan lewat berbagai masalah) dan semakin dekat kepada izin Allah.
Insya Allah mulai memahami bahwa kerja dan agama tidak bisa dipisahkan, kerja itu menjalankan agama dan mengamalkan agama dengan kerja. Allah menyukai orang-orang yang konsisten (istiqamah) dan selalu memperbaiki diri (semakin bener).
Tulisan ini merupakan bagian dari e-Book Semangat Kerja yang konsisten. Kami tuangkan dari berbagai pengalaman kami dan orang-orang disekitar kami yang telah bekerja lebih dari 35 tahun. Hanya Rp 50.000, segera kontak WA 087823659247
Senin, Oktober 24, 2022
Harapan dan kemampuan
Harapan ? Mestinya selalu ada di saat kita terpuruk atau tumbuh dari keinginan untuk lebih baik. Walaupun harapan itu kecil mampu membangkitkan kita untuk meraihnya. Tidak terbayangkan saat harapan itu tidak ada lagi ... bisa menyebabkan peristiwa yang tidak baik. Harapan bisa jadi diciptakan oleh pikiran positif kita atau harapan itu datang dari orang lain. Harapan itu muncul saat kita memang belum mencapai apa yang kita inginkan.
Apa hubungan dengan kemampuan ? Setiap harapan "memaksa" kita untuk meningkatkan kemampuan agar kerja yang dilakukan dapat memenuhi harapan kita. Saat ini kita memiliki kemampuan A, sedangkan kita memiliki harapan B. Yang terjadi adalah kita memaksimal kemampuan A untuk menjadi lebih tinggi (kemampuan B) sehingga harapan B itu dapat diraih. Harapan. Menjaga harapan mendorong kita bekerja lebih baik, yang berarti meningkatkan kemampuan.
Semua orang tidak bisa memastikan harapan itu tercapai atau tidak. Kita hanya berusaha dan menyempurnakannya. Konsistensi kerja yang kita lakukan karena kita YAKIN kepada Allah yang menumbuhkan harapan itu. Untuk itu kita mesti belajar ilmu dan petunjuk Allah agar kita mampu bekerja sesuai harapan Allah.
Featured post
Udah bisa bangun paginya
Alhamdulillahirabbilalamin masih diberi kesempatan hari ini, dibangunkan dan diberi pikiran fresh untuk memperbaiki keadaan sendiri. Hari se...
-
Banyak orang diperdaya dirinya dan senang, hasilnya materi. But sedikit orang berdayakan dirinya dan bahagia, hasilnya produktif bisa mendap...
-
Setelah saya menulis membangun training center dari nol , saatnya saya bercerita mengembangkan training center itu sendiri. Bermodal awal ...
-
Selamat siang semuanya, Semoga sehat selalu dan bisa beraktivitas yang menyenangkan. Saya ingin berbagi tentang pengalaman berada di dalam ...