Semangat pagi rekan-rekan, Insya Allah dimudahkan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dan diizinkan keinginannya. Aamiin
Alhamdulillah kali ini masih diberi kemampuan untuk menulis catatan kajian petunjuk Allah masih seputar doa, dimana sebelumnya juga masih tentang doa. Saya masih ingin mengkaji lebih lanjut tentang doa dari sisi apa sih yang diinginkan oleh saya yang berdoa. Isinya pasti berupa keinginan, tapi apakah keinginan itu berupa tujuan. Bukankah tujuan itu mesti dilalui dengan aktivitas dan permasalahan yang mengikutinya. Boleh saja berdoa untuk sebuah keinginan seperti tujuan ingin bahagia. Apakah tepat saya berdoa untuk kebahagian itu ? Mengapa saya tidak berdoa proses menuju bahagia itu diberi kemudahanan dan kelancaran ? Mana yang mungkin pantas buat saya berdoa untuk bahagia atau berdoa untuk proses menuju bahagianya ? Secara umum, apa saja boleh didoakan kepada Allah, tapi sebagai hamba berdoa itu dapat membuat diri saya semakin baik.
Berandainya saja, doa untuk kebahagiaan itu dikabulkan Allah. Maka saya sangat berterima kasih dan bersyukur, dimana saya dapat merasakan kebahagiaan itu. Hati menjadi tenang dan tentram, tidak merasa kehawatir tentang masa depan saya, saya tidak merasa takut dengan kehilangan apa yang saya miliki dan sangat ingin terus beribadah. Saya beranikan untuk jujur, disini kebahagiaan itu dapat saya raih tapi saya tidak merasa melakukan aktivitas yang menyakinkan sehingga saya bahagia. Bisa jadi aktivitas saya itu tidak benar, tapi Allah beri rahmat dan mengizinkan bahagianya, atau bisa jadi saya beraktivitas tidak sempurna tapi saya sudah dapatkan kebahagiaannya. Disinilah apa yang mesti saya beri catatan, bahwa kebahagiaan itu tidak membuat saya semakin mahir untuk beraktivitas menuju kebahagiaan itu. Dengan kata lain, setelah saya bahagia, seperti rada agak tidak mudah bagi saya untuk mempertahankan kebahagiaan itu karena tidak tahu apa yang mesti saya lakukan. Maka dari itu saya memberi catatan pada diri saya sendiri tentang isi doa saya dan menjadi pantas saya berdoa untuk apa yang saya jalani menuju kebahagiaan itu dimampukan dan diizinkan Allah.
Dari catatan di atas, mestinya saya memiliki kepatutan kepada Allah dalam berdoa. Saya mesti tahu benar apa sih yang ingin doakan. Bukankah berdoa itu saya meminta pertolongan kepada Allah, Apa sih yang pertolongan Allah ? Pertolongan yang saya minta adalah sesuatu yang menjadi masalah saya yang sebenarnya.Misalkan saya berdoa minta kepada Allah rezeki berupa "uang. Ya Allah ya Razzaq Ya Rahman Ya Rahiim, berikan kami rezeki (uang) untuk kehidupan kami. Aamiin. Saya dan bisa jadi semua manusia berdoa seperti itu. Sebenarnya apakah masalah saya dan Anda adalah uang ? Lalu kalau Allah kabulkan uang itu, apakah masalah saya selesai ? Sedangkan saya tidak tahu cara mengelola uang, saya tidak punya aktivitas dalam menginvestasikan uang dan sebagainya. Apa yang terjadi setelah mendapatkan uang ? Saya menggunakan uang itu untuk ditabung dan digunakan (kebutuhan). Semakin hari semakin habis uangnya tanpa ilmu, dan tabungan pun menipis. Bisa jad beginilah doa yang tidak tahu masalah yang ingin diminta pertolongan dari Allah. Saya membayangkan saat itu saya tidak punya karena saya tidak memiliki pekerjaan. BUkankah masalah saya adalah tidak memiliki pekerjaan ? Bagaimana kalau saya berdoa kepada Allah meminta tolong, Ya Allah Ya Razzaq Ya Rahman Ya Rahiim mohon petunjuk agar kami bisa mendapatkan pekerjaan yang halal dan baik, dan Ya Rasyid Ya Alim, tunjukilah hati kami dengan ilmuMU agar kami mampu menemukan pekerjaan bagi kami dan kami pun mampu mengerjakannya. Aamiin. Doa seperti ini jauh lebih patut dan pantas saya panjatkan kepada Allah Yang Maha Tahu SegalaNya, sedangkan saya saya lemah, saya tidak tahu, tidak memiliki apa-apa. Apa yang terjadi dengan doa yang saya sampaikan ? Saya memohon petunjuk (karena ketidaktahuan saya) agar diberi jalan menuju pekerjaan yang halal dan baik bagi saya. Dengan doa ini saya memohon diberi petunjuk (ilmu) sehingga mampu menemukan pekerjaan saya, baik di mata Allah. Dan doa berikutnya saya memohon Allah memberi kemampuan (ilmu, semangat, keyakinan dan motivasi) untuk dapat mengerjakan pekerjaan yang Allah berikan. Al hasil, saat doa ini Allah kabulkan saya diamanhi pekerjaan, lalu saya yakin mampu mengerjakannya dan Allah pun izinkan rezeki yang saya inginkan. Bahkan nilai rezeki yang saya inginkan itu bisa semakin bertambah karena saya diberi ilmu dan petunjuk Allah untuk mengerjakan pekerjaan semakin baik. Subhanallah walhamdulillah walaailaa ha illallah WallahuAkbar
Bisa jadi dalam berdoa itu bisa saja saya berdoa untuk keinginan saya, seperti contoh di atas "memohon rezeki", dan alangkah indahnya saat saya mulai memahami makna doa yang lebih baik dari sisi kepatutan dan kepantasannya, saya pun berdoa dengan memohon masalah yang sebenarnya saya hadapi untuk minta pertolongan Allah. Proses ini adalah proses yang baik menuju keimanan yang meningkat.Proses terus belajar untuk petunjuk Allah dan Insya Allah diberikan petunjuk di hati ini untuk semakin memahami petunjuk Allah. Begini pula saya berusaha untuk menjadi semakin baik imannya dengan membaca petunjuk Allah dan mulai tergerak hatinya untuk memahami dan mengamalkannya. Insya Allah pula hati ini selalu dijaga imannya oleh Allah dalam menjalani kehidupan ini, yang penuh dengan hal yang melalaikan hati dalam beriman.
Catatan belajar petunjuk Allah (Tajuk Allah) edisi 03 ini adalah berdoa itu memohon pertolongan, pertolongan terhadap masalah yang saya hadapi. Pahami dengan benar apa yang sebenarnya yang menjadi masalah yang saya hadapi. Lalu sayapun menyampaikan doa ini untuk Allah mampukan dan izinkan terjadi. Dengan cara ini saya saat doa saya diizinkan, maka saya sudah siap menghadapinya. Menghadapi dengan ilmu dan kemampuan dari Allah sehingga apa yang saya dapatkan dari doa saya dapat berkembang menjadi paham untuk mensyukurinya.
BUkankah dalam pekerjaan saja saya mesti tahu masalah saya yang sebenarnya, dari sinilah saya memohon doa kepada Allah. Sekali lagi bukan sekedar tujuan yang ingin saya raih atau masalah yang bukan sebenarnya. Contoh lain, Apakah saya berdoa untuk jodoh saya ? Tidak salah, karena doa itu mengikuti ilmu saya saat itu. Apakah saya boleh berdoa agar dipertemukan dengan orang-orang saleh ? Jauh lebih baik. Bagaimana kalau saya berdoa untuk diberikan kemampuan (ilmu komunikasi, ilmu agama dan sebagainya) untuk mampu berani mendekat kepada orang-orang saleh ? Dan bermohon pula kepada Allah untuk memberikan saya. salah satu orang saleh itu menjadil pasangan hidup saya. Bagaimana pandangan Anda tentang berdoa seperti ini. Semua berpaling kepada iman seseorang, dan hanya Allahlah yang tahu segalaNYa.
Insya Allah TAJUK Allah 03 ini memberi inspirasi dan motivasi bagi siapa saja yang dapat mengambil hikmahNya. Yang kurang pasti dari saya yang lemah dan tidak tahu ini, Paling tidak saya berusaha memberdayakan diri saya menjadi semakin baik. Feedback menjadi hal baik buat saya dalam membangun tulisan ini. Terima Kasih
Munir Hasan Basri
Book Writer, Trainer, Motivator