Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

14.11.24

Menjadi trainer sepanjang masa

 Semangat pagi rekan-rekan, Insya Allah pekerjaan saat ini menjadi pekerjaan yang langgeng walaupun sudah tidak bekerja di perusahaan dan menjadi sumber amal saleh. Aamiin

Tulisan saya sebelumnya tentang pengalaman dunia training center dan trainer adalah Membangun training center dari nol, Mengembangkan training center, Menjadikan training center sebagai pusat informasi, Membangun training center sebagai pusat pelatihan, Meneruskan keberadaan training center, Membangun kemampuan trainer, dan Efek kemampuan trainer,  Membuat materi training itu mudah,  Training center untuk Manager dan Direksi, Training center menyelenggarakan Sekolah SPG, Membangun kemampuan Salesmen, Training center menciptakan manager sales, Training Center dibangun oleh pimpinan dan teamnya, New Product Launching by Training Center, Menyemangati trainer terus berkembang, Trainer yang menginspirasi, Menjadi trainer sepanjang masa


Judul kali ini kayak serem. Apa iya ingin menjadi trainer sepanjang masa ? Dan ada yang nanya, bagaimana sudah tidak menjadi trainer lagi karena pekerjaan baru ? dan mau bilang, apakah sejalan trainer dengan masa sekarang ? Okelah mari saya mulai. Yang pertama adalah apa sih yang dimaksud dengan trainer ? Istilah trainer dikenal karena orangnya melakukan training. Ada trainer di tempat Gym atau sejenisnya. Tapi trainer yang saya maksud disini adalah orang yang menyampaikan pelatihan (training). Ternyata trainer tidak hanya menyampaikan pelatihan, tapi memiliki tujuan. Tujuan menyampaikan pelatihan itu adalah Change. Bisa jadi change dari chance yang ada, saat menyampaikan kepelatihan. Apa sih yang menjadi tujuan kepelatihan ? Change, merubah peserta kepelatihan yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak paham menjadi paham, yang tidak bisa menjadi bisa, yang tidak mahir menjadi mahir. Dibalik semua change itu menyasar kepada cara bersikap, berilmu dan berketrampilan. Lalu ada pertanyaan, bagaimana kalau peserta setelah kepelatihan tidak paham-paham apa yang disampaikan ? Kepelatihan tersebut disebut gagal. Atau jika saat ingin lebih detail lagi, Apakah cukup peserta kepelatihan itu pintar dengan materinya ? Tidak cukup pintar atau trampil didalam kepelatihan, karena changenya sebatas pada pemahaman saja, tapi tentu pintar dalam menerapkannya dalam pekerjaan yang ditunjukkan oleh memiliki kemampuan tinggi.


Dari tujuan di atas, maka di sisi trainer mestilah menjadi orang yang mampu dan mahir dalam materi dan mampu pula berubah dalam pekerjaannya (trainer yang berubah dan berkembang). Kalau mau dibilang bahwa trainer itu seperti halnya guru (mendidik), maka sikap dan tindakan dalam mendidik itu mesti ada dalam setiap orang, baik memiliki bawahan atau tidak. Tidak ada kata bosan dalam pekerjaan seorang trainer, begitu banyak aspek yang mesti dididik pada dirinya sendiri agar menjadi orang yang berhasil dalam mendidik. Inilah yang menginspirasi trainer untuk terus belajar dan mendidik diri sendiri dan peserta. kemampuan ini terus terpakai apapun amanah yang dipegang. Misalkan menjadi seorang staf saja, mesti memiliki kemampuan mendidik diri sendiri agar menjadi staf yang profesional. Seorang staf seringkali berkoneksi dengan orang lain, maka kemampuan yang dimiliki mesti ditularkan kepada orang lain agar pekerjaan menjadi tersambung dengan baik. Apalagi sudah memiliki jabatan, maka kemampuan mendidik ini mesti disampaikan kepada bawahan. Apakah bawahan mampu mengamalkan apa yang diperintahkan atau disampaikan ? Ini disebut juga "kepelatihan". Atasan adalah trainer dan wajib mengubah (change) bawahannya agar memiliki kemampuan tinggi.

Trainer tidak hanya membuat materi kepelatihan, ada proses belajar yang terus berkembang dan ada pula change yang ingin dibuat dengan mendorong menerapkan materi kepelatihan. Bayangkan kemampuan ini dimiliki juga oleh seorang staf atau atasan, maka pekerjaan yang dilakukannya menjadi berkelanjutan. kemampuannya terus berubah menjadi semakin produktif. Artinya makna menjadi trainer itu tidak pernah putus dan terus dijalani. 



Seorang trainer mesti pula menjadi orang yang menarik dan sekaligus motivator bagi terlaksananya kepelatihan. Akhirnya mendorong peserta untuk menerapkannya. Bukankah siapa pun dia, mesti menjadi personal yang menarik dan mampu bekerja dengan baik, atau menjadi inspirator orang lain. Amanah ini menjadi penting dari seorang trainer, dan saat kemampuan ini diterapkan oleh seorang karyawan maka jadilah karyawan yang produktif.

Ilmu dan pengalaman seorang trainer sejati adalah terus berkelanjutan sampai usianya. Kalau hanya sebagai trainer saja, biasanya ilmu dan pengalamannya terbatas dan berhenti dalam mengembangkan diri. Apa iya seorang karyawan tidak memiliki kemampuan seperti trainer ini ? Disinilah seseorang dibilang profesional atau seorang yang mahir dibidangnya. 



Bagi saya menjadi trainer di perusahaan atau lembaga itu bisa selesai karena sesuatu. Sebagai trainer perusahaan itu bisa selesai, tapi sesungguh saya masih menjadi trainer dengan jabatan berbeda. Menjadi seorang manager bidang berbeda, saya adalah meneruskan tugas trainer itu bersama jabatan dan orang yang berada di dalamnya. Saya mesti membawa change menjadi semakin mahir team. Kalaupun saya sudah pensiun dalam pekerjaan, menjadi trainer itu tetap terus saya kerjakan, paling tidak untuk temen-temen dekat, keluarga, dan paling utama saya sendiri untuk terus mengembangkan diri. Buat apa ? Saya berbagi kepada siapa saja (terutama menulis buku atau menulis di medsos) dimana saya terus menjadi trainer yang update. Kemampuan menjadi trainer update itu mesti menjadi bagian dari amanah pada siapapun dengan apa yang ditekuninya. 

Sekali lagi dalam diri seorang trainer itu ada proses belajar, terus belajar untuk update, menjadi menarik dan menggugah orang untuk change, merubah sikap, ketrampilan dan ilmu dan sekaligus action, kemampuan yang berkelanjutan, menjadi orang yang menyenangkan dengan perubahan, mendidik, memastikan perubahan terjadi, menjadi ahli, mahir dan profesional, berani menerapkan ilmu baru, menyenangi masalah dan happy untuk menemukan solusi, berpikir kritis pada diri sendiri, dan berpikir kreatif.  Beginilah saya menyakini trainer itu menjadi sepanjang masa,  sampai detik inipun (saat saya menulis ini), amanah menjadi trainer itu selalu ada. Dalam diri seorang karyawan yang produktif ada amanah dalam dirinya sebagai trainer, begitu pula pada diri seorang pimpinan.

Inilah yang saya lakukan dan saya mengalaminya sepanjang tahun, dan saya bersyukur dengan amanah menjadi trainer ini. Saya bisa melanglang buana dari satu bidang ke bidang lain, dari satu daerah ke daerah lain, dari satu ilmu menjadi berbagai ilmu, dari satu buku ke buku yang banyak, dari satu pelatihan menjadi pelatihan yang banyak. Semua ini karena Allah yang izinkan dan karena pertolongan Allah. Ikuti terus tulisan saya berikutnya ....

Munir Hasan Basri

Writer, trainer, motivator


No comments:

Post a Comment

Featured post

Menjadi trainer sepanjang masa

 Semangat pagi rekan-rekan, Insya Allah pekerjaan saat ini menjadi pekerjaan yang langgeng walaupun sudah tidak bekerja di perusahaan dan me...