Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

9.11.24

Lisanmu adalah singamu

 Semangat pagi rekan-rekan, Insya Allah hari ini selalu ada kebaikan yang menyemangati diri dalam beraktivitas. 

Perhatikan setiap hari tiada lisan yang terucap maupun hanya dalam hati menghiasi langkah kehidupan setiap orang. Tidak hanya itu saja, tapi ada banyak hal lain seperti beraktivitas rutin dan bekerja. Tetapi bila didalami lebih lanjut, ternyata dalam beraktivitas pun mesti ada background lisan saya. Seperti saat ini saya sedang menulispun selalu ada yang saya pikirkan seperti ngomong sendiri. ini adalah lisan dalam hati. Lisan ini adalah salah satu penentu kualitas diri saya. Kok bisa ? Iyalah bukankah apa yang saya pikirkan (lisan yang tak terucap) maupun lisan langsung merupakan seluruh pikiran saya. Apa hubungan dengan kualitas diri ? Ada dong. Seluruh pikiran saya bisa disebut saya sendiri, saat isi pikiran tidak baik menjadikan saya tidak baik, dan sebaliknya isi pikiran baik maka hadirlah kebaikan dalam diri saya. Bukankah ini menunjukkan kualitas diri saya. Begitulah yang terjadi tentang lisan, dimana seringkali lisan itu lebih diperhatikan saat berisi yang tidak baik. Ada ungkapan yang mewakili itu "Hati-hati, lisanmu adalah singamu".


Mengapa yang sering diperhatikan itu adalah lisan yang tidak baik ? Bisa jadi karena memang inilah yang sering dirasakan dan berdampak tidak baik. Ada lisan yang dengan nada tinggi saja, bisa ditafsirkan seseorang itu lagi emosional. Dampak yang dirasakan secara umum adalah direspon dengan hal tidak baik juga, sangat bergantung kondisi seseorang saat itu :
1. Apakah dalam keadaan relax atau santai ? Kondisi relax mendorong seseorang merespon dengan hal baik. Kalau tidak relax, maka seseorang dalam kondisi emosional yang cenderung merespon secara emosional juga.
2. Apakah materi lisannya bisa mudah diakses oleh keadaan sadar atau tidak memiliki referensi di dalam pikiran ? Kondisi ini bisa membuat seseorang diam atau merespon karena gengsi dengan sok tahu atau malah berprasangka tidak baik.
3. Apakah seseorang memilki pikiran positif atau tidak positif ? Saat kebiasaan dan alam bawah sadar yang membentuk sikap seseorang itu positif, maka responnya cenderung positif, dan sebaliknya. 
Inilah beberapa kondisi yang mempengaruhi lisan seseorang. Bagaimana dengan Anda ?

Misalkan lisan atasan yang menegur bawahan yang terlambat,"Terlambat terus !" Lisan ini bisa jadi singanya, karena bisa menyinggung perasaan yang ditegur menjadi tersinggung, dan langsung menjawab,"Emang gue pikirin". Dalam hatinya,"ntar saya balas kalau dia telat. Sok disiplin, bos aja yang begitu". Sebaliknya lisan yang tadi bermaksud menegur keterlambatan menjadi berarti dan positif saat kondisi yang ditegur itu relax dan berpikir positif, kira-kira begini responnya,"Terima kasih nasehatnya, berikutnya saya usahakan tidak terlambat lagi". Bener kan apa yang terjadi begitu ? Lalu bagaimana kalau saya ngomong sendiri ? Sama juga. Misalkan saya bilang ke diri saya sendiri,"lagi males banget". Apakah lisan itu berhenti di situ saja ? Tidak, pasti ada jawaban selanjutnya dari saya sendiri. Bisa jadi jawabannya,"Wajarlah saya males karena capek habis kerja". atau saya membela diri saya sendiri,"nggak apa kok males, kan sekali-sekali aja".  kalau pikiran saya positif, maka saya menjawab,"nggak boleh males, ayo bangun dan beraktivitas lagi". Kalimat hati-hati Lisanmu adalah singamu, kata singamu berarti efek tidak baik dari lisan atau direspon dengan lisan yang tidak positif. Maka pesan itu diawali dengan hati-hati karena merasa khawatir berdampak buruk bagi diri sendiri dan orang lain.


Ada banyak kata yang terucap maupun yang tidak terucap, ada yang mengatakan sekitar 20.000 kata. Bayangkan kata-kata (atau lisan)  tersebut didominasi oleh makna tidak baik atau kata (lisan) tidak baik, maka dominasi ini menciptakan gambaran tentang orang tersebut. Menjadi baik kalau kata (lisan) didimoninasi oleh makna positif. Kata (lisan) tidak positif itu seperti virus yang mudah menyebar dan  menguatkan. Bayangkan saat lagi marah, kata (lisan) yang hadir adalah makna tidak positif dan bisa berkelanjutan dengan kata (lisan) tidak positif lainnya. Tetapi hal ini tidak terjadi begitu saja, dengan kata (lisan) positif. Dalam hal ini hati-hati lah dengan kata-kata (lisanmu) yang cenderungnya tidak positif. Untuk itu latihlah mengganti kata (lisan) tidak positif dengan makna positif. Latihan ini tidak mudah dan mesti kontinu.
Tidak ada orang yang ikhlas membuat diri saya sendiri menjadi semakin baik, tapi saya sendirilah yang membuat saya menjadi baik. Saat nasehat (lisan) orang lain kepada diri saya sendiri itu baik maupun tidak baik, tetaplah saya  saya bersyukur dan berterima kasih. Dengan prasangka baik, semua lisan itu menjadi berharga untuk membuat kualitas diri saya. 
Tulisan ini tidak lain hanya untuk mengkaji kejadian sehari-sehari agar memberdayakan diri saya sendiri dan pasti memotivasi diri. Kajian sekaligus memberi nasehat bagi diri sendiri tanpa perlu menunggu kata (lisan) dari orang lain. Ada kalanya saya lebih banyak sendirinya daripada berintraksi dengan banyak orang.  Kata (lisan) mu adalah dirimu.


 

No comments:

Post a Comment

Featured post

Trainer yang menginspirasi

Semangat pagi rekan-rekan, Insya Allah apapun yang dilakukan dapat mengantarkan kepada keikhlasan. Aamiin Tulisan saya sebelumnya tentang pe...