Salam sejahtera dan damai selalu, dan Insya Allah dengan hati yang damai memberi kebaikan dalam berakhlak. Aamiin
1. Setiap perbuatan dalam kehidupan ini dengan merasa dilihat Allah,
2. Ada Allah sebelum berbuat sehingga kita berusaha menjadi kerja yang terbaik dihadapanNya,
3. dan karena ada Allah yang mengawasi dan mengetahui diri kita yang sesungguhnya, maka kita pun boleh meminta tolong sama Allah dalam setiap perbuatan menjadi semakin baik.
4. berusaha membaca Bismillahirrahmanirrahiim, yang dimaknai sebagai "memanggil" Allah dalam setiap perbuatan untuk diawasi dan dibimbing dengan petunjukNya
5. dan mengucapkan Alhamdulillahirrabbilalamin, ungkapan rasa terima kasih atas pengawasan Allah dan apa yang sudah kita lakukan (walaupun masih banyak salahnya) dan berterima kasih atas ampunan Allah atas kesalahan.
Agar kita bisa menerapkan asmaul husna dengan benar, maka alangkah baiknya kita mengenal Asmaul Husna, yang berarti "nama-nama Allah yang indah dan baik", merupakan 99 nama Allah yang mencerminkan sifat-sifat-Nya. Di antara nama-nama tersebut, Ar-Rahman dan Ar-Rahiim adalah dua yang paling sering disebut, bahkan dalam pembukaan setiap surat Al-Qur’an (kecuali satu). Kedua nama ini menggambarkan kasih sayang Allah yang luas dan mendalam. Ar-Rahman berarti Maha Pengasih, sedangkan Ar-Rahiim berarti Maha Penyayang.
Memahami dan menerapkan nilai-nilai dari Asmaul Husna dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya bentuk ibadah, tetapi juga cara untuk menciptakan lingkungan yang harmonis, baik di rumah maupun di tempat kerja. Artikel ini akan membahas bagaimana kita bisa menerapkan sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahiim dalam dua konteks utama kehidupan: di kantor dan di rumah.
Ada perbedaan Makna Ar-Rahman dan Ar-Rahiim penting untuk dipahami agar mudahkan diterapkan :
Ar-Rahman: Kasih sayang Allah yang luas dan mencakup semua makhluk, tanpa memandang iman atau amal. Sifat ini bersifat umum dan menyeluruh.
Ar-Rahiim: Kasih sayang Allah yang khusus, lebih mendalam, dan berkelanjutan, terutama ditujukan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman.
Kedua nama ini sering disebut bersama, seperti dalam pembukaan surat Al-Fatihah:
"Bismillahirrahmanirrahim"
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang."
(QS. Al-Fatihah: 1)
Dengan memahami makna ini, kita bisa meneladani sifat-sifat tersebut dalam interaksi kita dengan sesama manusia.
Sebaiknya saya dulu jabarkan beberapa hal penting penerapan ar rahman dan ar rahiim di Kantor, Lingkungan kantor sering kali menjadi tempat yang penuh tekanan, kompetisi, dan tuntutan. Namun, dengan menerapkan nilai Ar-Rahman dan Ar-Rahiim, kita bisa menciptakan suasana kerja yang lebih sehat dan produktif.
1. Empati dan Kepedulian terhadap Rekan Kerja
Meneladani Ar-Rahman berarti menunjukkan kasih sayang yang luas kepada semua orang di kantor, tanpa membedakan jabatan, latar belakang, atau performa kerja. Contohnya:
a. Menyapa rekan kerja dengan ramah setiap pagi.
b. Menawarkan bantuan kepada rekan yang terlihat kesulitan.
c. Tidak mempermalukan atau menyalahkan orang lain di depan umum.
2. Memaafkan Kesalahan. Sifat Ar-Rahiim mengajarkan kita untuk bersikap lembut dan pemaaf, terutama kepada mereka yang telah berbuat salah namun menunjukkan penyesalan. Di kantor, ini bisa diterapkan dengan:
a. Memberi kesempatan kedua kepada bawahan yang melakukan kesalahan.
b. Tidak menyimpan dendam atas konflik kecil.
c. Menyelesaikan masalah dengan dialog dan bukan dengan emosi.
3. Kepemimpinan yang Humanis.
Bagi seorang pemimpin, meneladani Ar-Rahman dan Ar-Rahiim berarti memimpin dengan hati, bukan hanya dengan aturan. Pemimpin yang pengasih dan penyayang akan:
a. Mendengarkan keluhan dan masukan dari tim.
b. Memberikan apresiasi atas kerja keras.
c. Menyediakan waktu untuk pembinaan dan pengembangan karyawan.
4. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Nyaman
Kasih sayang juga bisa diwujudkan dalam bentuk perhatian terhadap kenyamanan fisik dan mental karyawan, seperti:
a. Menyediakan ruang istirahat yang layak.
b. Memberikan fleksibilitas waktu kerja saat ada kebutuhan pribadi.
c. Menjaga komunikasi yang sehat dan terbuka.
Sedangkan beberpa hal yang kita bisa diterapkan di rumah. Rumah adalah tempat pertama dan utama untuk menerapkan nilai-nilai kasih sayang. Ar-Rahman dan Ar-Rahiim bisa menjadi landasan dalam membangun keluarga yang harmonis dan penuh cinta.
1. Kasih Sayang kepada Pasangan
Dalam hubungan suami-istri, meneladani Ar-Rahman berarti mencintai tanpa syarat, dan Ar-Rahiim berarti menjaga cinta itu dengan kelembutan dan perhatian. Contohnya:
a. Mendengarkan pasangan dengan penuh perhatian.
b. Menghindari kata-kata kasar dalam konflik.
c. Memberikan kejutan kecil sebagai bentuk cinta.
2. Mendidik Anak dengan Cinta
Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat dan rasakan. Orang tua yang meneladani Ar-Rahman dan Ar-Rahiim :
a. Memberikan pelukan dan kata-kata positif setiap hari dalam obrolan dengan keluarga.
b. Mendidik dengan pendekatan yang lembut, bukan kekerasan.
c. Memberikan waktu berkualitas untuk bermain, belajar bersama, aktivitas bersama.
3. Menghormati Orang Tua dan Anggota Keluarga Lain
Kasih sayang tidak hanya kepada yang lebih muda, tetapi juga kepada yang lebih tua. Ini bisa diwujudkan dengan:
a. Menyediakan waktu untuk berbicara dan mendengarkan orang tua.
b. Membantu pekerjaan rumah tanpa diminta.
c. Menjaga komunikasi yang baik antar anggota keluarga.
4. Menjaga Rumah sebagai Tempat yang Damai
Rumah yang penuh kasih sayang adalah rumah yang damai. Ini bisa dicapai dengan:
a. Menghindari pertengkaran yang tidak perlu.
b. Menyelesaikan konflik dengan musyawarah.
c. Menjaga kebersihan dan kenyamanan rumah bersama-sama.
Penerapan Asmaul Husna, khususnya Ar-Rahman dan Ar-Rahiim, dalam kehidupan sehari-hari bukanlah hal yang sulit, tetapi membutuhkan kesadaran dan niat yang kuat. Di kantor, sifat ini bisa menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif. Di rumah, sifat ini bisa membentuk keluarga yang harmonis dan penuh cinta.
Dengan meneladani kasih sayang Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, kita tidak hanya menjadi pribadi yang lebih baik, tetapi juga menjadi agen perubahan positif dalam lingkungan kita. Semoga kita semua bisa terus belajar dan menerapkan nilai-nilai luhur ini dalam setiap aspek kehidupan.
Berikut ini beberapa ayat-ayat Al Qur'an yang berkenaan dengan ar rahman dan ar rahiim. Allah berfirman:
"Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Pengasih (Ar-Rahman), maka mintalah kepada-Nya dengan pengajaran yang baik."
(QS. Al-Isra: 110)
Penerapan di Kantor
1. Empati dan Kepedulian terhadap Rekan Kerja
Meneladani Ar-Rahman berarti menunjukkan kasih sayang kepada semua orang, tanpa diskriminasi. Rasulullah SAW bersabda:
"Orang-orang yang penyayang akan disayangi oleh Allah Yang Maha Penyayang. Sayangilah yang di bumi, niscaya yang di langit akan menyayangimu."
(HR. Tirmidzi)
Contoh penerapan:
a. Menyapa rekan kerja dengan ramah.
b. Membantu rekan yang kesulitan tanpa pamrih.
c. Tidak mempermalukan orang lain di depan umum.
2. Memaafkan Kesalahan
Sifat Ar-Rahiim mengajarkan kita untuk bersikap lembut dan pemaaf. Allah berfirman:
"Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
(QS. An-Nur: 22)
Di kantor, ini bisa diterapkan dengan:
a. Memberi kesempatan kedua kepada bawahan.
b. Menyelesaikan konflik dengan dialog.
c. Tidak menyimpan dendam atas kesalahan kecil.
3. Kepemimpinan yang Humanis
Pemimpin yang meneladani Ar-Rahman dan Ar-Rahiim akan memimpin dengan hati. Rasulullah SAW bersabda:
"Ya Allah, siapa saja yang mengurus urusan umatku lalu menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia. Dan siapa saja yang mengurus urusan umatku lalu memudahkan mereka, maka mudahkanlah dia."
(HR. Muslim)
Contoh:
a. Mendengarkan keluhan tim.
b. Memberikan apresiasi atas kerja keras.
c. Memberikan pembinaan dengan pendekatan yang lembut.
Penerapan di Rumah
1. Kasih Sayang kepada Pasangan
Dalam hubungan suami-istri, kasih sayang adalah fondasi utama. Allah berfirman:
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri supaya kamu merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang."
(QS. Ar-Rum: 21)
Contoh:
a. Mendengarkan pasangan dengan penuh perhatian.
b. Menghindari kata-kata kasar.
c. Memberikan kejutan kecil sebagai bentuk cinta.
2. Mendidik Anak dengan Cinta
Rasulullah SAW adalah teladan dalam mendidik anak dengan kasih sayang. Beliau bersabda:
"Barang siapa tidak menyayangi, maka ia tidak akan disayangi."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Contoh:
a. Memberikan pelukan dan pujian.
b. Mendidik dengan pendekatan lembut.
c. Bermain dan belajar bersama anak.
3. Menghormati Orang Tua dan Anggota Keluarga Lain
Allah memerintahkan untuk berbuat baik kepada orang tua:
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya..."
(QS. Luqman: 14)
Contoh:
a. Menyediakan waktu untuk berbicara dengan orang tua.
b. Membantu pekerjaan rumah.
c. Menjaga komunikasi yang baik.
4. Menjaga Rumah sebagai Tempat yang Damai
Rumah yang penuh kasih sayang adalah rumah yang damai. Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya orang mukmin itu bersikap ramah dan tidak kasar. Tidak ada kebaikan pada orang yang tidak bersikap ramah dan tidak disukai orang lain."
(HR. Ahmad)
Contoh:
a. Menghindari pertengkaran.
b. Menyelesaikan konflik dengan musyawarah.
c. Menjaga kebersihan dan kenyamanan rumah bersama-sama.
Meneladani sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahiim dalam kehidupan sehari-hari adalah bentuk ibadah dan pengabdian kepada Allah. Di kantor, sifat ini menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan produktif. Di rumah, sifat ini membentuk keluarga yang harmonis dan penuh cinta.
Dengan mengamalkan kasih sayang Allah dalam interaksi kita, kita tidak hanya menjadi pribadi yang lebih baik, tetapi juga membawa keberkahan dalam setiap aspek kehidupan. Semoga kita semua diberi kekuatan untuk terus meneladani sifat-sifat Allah dalam kehidupan kita.
Berikut ini saya kisahkan seorang manager, namanya Bujang. Bujang tegas, tapi suka marah. Marahnya pun tentang pekerjaan, bisa jadi disebabkan oleh tekanan pekerjaan yang menuntut hasil sempurna. Ternyata dampak emosionalnya ini bikin beberapa karyawan tidak nyaman, termasuk di rumah dimana Bujang memiliki anak perempuan sebutlah Rid, yang sering kena efek dari perilakunya yang emosional. Kisah ini bukan yang sebenarnya tapi hanya rekayasa saja untuk menggambarkan tema tulisan ini.
Kisah Bujang: Pelajaran Kasih Sayang dari Kantor ke Rumah
Bagian 1: Kantor yang Penuh ketegangan
(Di ruang kerja, suasana tegang. Bujang, manajer yang dikenal keras, sedang memanggil Raka, staf muda yang terlambat menyerahkan laporan.)
Bujang: “Mat! Ini sudah minggu kedua kamu telat! Kamu pikir kerjaan ini bisa diselesaikan seenaknya?”
Mamat (menunduk): “Maaf, Pak. Saya sedang mengurus ibu saya yang sakit…”
Bujang (memotong): “Alasan lagi! Kalau kamu nggak bisa kerja profesional, lebih baik mundur!”
(Mamat keluar dengan wajah sedih. Rekan-rekan lain hanya bisa saling pandang, tak berani bicara.)
Bagian 2: Rumah dan Gambar Rida
(Malam hari, Bujang pulang dan melihat anaknya, Rida, sedang menggambar.)
Bujang: “Gambar apa itu, Nak?”
Rida (menunjuk gambar): “Ini Ayah… waktu marah-marah di telepon. Aku takut…”
(Bujang terdiam. Di gambar itu, ada awan gelap di atas kepala seorang pria, dan anak kecil menangis di bawahnya.)
Rida (tersenyum kecil): “Tapi aku juga gambar pelangi. Kalau Ayah senyum, rumah jadi hangat…”
(Bujang memeluk Rida, air matanya menetes. Ia merasa tersentuh dan malu.)
Bagian 3: Renungan Malam
(Di kamar, Bujang membuka Al-Qur’an dan membaca surat Al-Fatihah.)
"Bismillahirrahmanirrahim"
(QS. Al-Fatihah: 1)
Bujang (berbisik): “Jika Allah membuka setiap urusan dengan kasih sayang, kenapa aku begitu mudah marah?” (Ia teringat hadis Rasulullah SAW)
"Sayangilah yang di bumi, niscaya yang di langit akan menyayangimu."
(HR. Tirmidzi)
Bagian 4: Kantor yang Berubah
(Keesokan harinya, Bujang memanggil Raka lagi. Tapi kali ini dengan nada berbeda.)
Bujang: “Mat, saya minta maaf atas kemarin. Saya tahu kamu sedang berusaha. Mari kita cari solusi bersama.”
Mamat (terkejut, lalu tersenyum): “Terima kasih, Pak. Saya akan berusaha lebih baik.”
(Suasana kantor mulai berubah. Bujang menjadi lebih sabar, lebih mendengarkan, dan lebih membimbing.)
Bagian 5: Rumah yang Hangat
(Di rumah, Bujang mulai lebih sering tersenyum, bermain dengan Aisyah, dan membantu istrinya.)
Istri Bujang: “Ayah sekarang beda ya… lebih lembut.”
Bujang (tersenyum): “Rida yang mengajarkan Ayah tentang pelangi…”
Hikmah dialog di atas,
Kisah Bujang mengajarkan bahwa kasih sayang adalah kekuatan, bukan kelemahan. Meneladani sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahiim berarti:
a. Menyebarkan empati dan kelembutan di tempat kerja.
b. Membangun rumah yang penuh cinta dan kehangatan.
c. Menjadi pribadi yang lebih sabar, pemaaf, dan bijak.
Allah berfirman:
"Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
(QS. An-Nur: 22)
Demikianlah pemahaman dan beberapa amalan yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari di kantor dan di rumah. Keduanya saling terkait, dimana suasana rumah itu bisa membuat kita nyaman dan berpengaruh (terbawa) di kantor. Sebaliknya seorang karyawan, apapun jabatannya mampu mengendalikan emosionalnya dengan baik di kantor membuat kerja yang menyenangkan, maka kehidupan di rumah bisa menyenangkan pula. Semua ini dapat kita jalani dengan meneladani sifat dari Asmaul Husna, ar rahman dan ar rahiim.
Allah berfirman :
Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan. (QS. [28] Al-Qasas : 77)
Inilah ayat Al Qur'an yang memerintahkan kita untuk berbuat baik sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu (ar rahman dan ar rahiim). Bukan saja perintah tapi ini amanah Allah dan merespon dan membalas apa yang telah kita terima dari Allah berupa kebaikan yang banyak. Sudahkah kita bertanggung jawab ??? Kalau tidak kita termasuk orang yang berbuat kerusakan. Dengan hadirnya ar rahman dan ar rahiim, Insya Allah kita terbimbing untuk selalu bertindak yang baik di kantor, di rumah dan dimana pun kita berada.
(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats), berbuat maksiat dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat! (QS. [2] Al-Baqarah : 197)
Jangan khawatir apa yang kita kerjakan yang baik itu, pasti diketahui, dilihat dan didengar Allah, sekalipun kita sendiri tanpa ada orang lain yang melihat. Sekecil apapun kebaikan itu dibalas 10 kali sampai 700 kali dan menjadi bekal yang terbaik yang kita bawa. Itulah bekal ketaqwaan kita. Semua itu terjadi saat kita mempergunakan akal sehat (pikiran dan hati).
Insya Allah tulisan ini dapat membangkitkan kita untuk meneladani sifat-sifat dari Asmaul Husna. Memotivasi diri dan selalu dapat memberdayakan diri agat menjasi semakin beriman. Inilah salah satu yang terbaik dalam motivasi, yaitu motivasi islam.
Sahabatmu
Munir Hasan Basri