Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Minggu, April 27, 2025

Bergeraklah segera

 Semangat pagi semuanya. Insya Allah kita selalu diberikan kebaikan dari apa yang kita lakukan dan diterima kebaikan itu sebagai amal soleh. Aamiin

Banyak hal kita sudah meninggalkan hal remeh-temeh dalam seharian kita, ditunda atau tidak dikerjakan atau tidak dianggap penting. 

Batu-batu kecil bisa menjadi gunung besar. 

Mungkin kalimat ini biasa saja, "emang begitu ?" Lalu mau diapakan ? Iya bener gunung itu baru terlihat kalau kita membuat terowongan ... ternyat gunung itu gabungan bongkahan kecil. Lalu kita melihat Candi Borobudur yang disusun dari "bata" atau batuan yang tersusun rapi. Bener nggak ? Terus apa buat kita ?

 Langkah-langkah kecil bisa menyusuri bermil-mil. 


Pernahkan kita hiking ? bukan hebatnya kita mencapai satu tujuan yang jarak 50 km dalam waktu yang cepat. Secepat-cepatnya kita berjalan atau berlari, semua itu dimulai dari satu langkah kecil atau satu gerakan lari yang dilanjutkan berikutnya. Langkah yang diulang-ulang itulah yang mengantarkan kita kepada tujuan. Tak pernah seseorang melangkah lebih dari beberapa langkah dalam satu waktu dan sampai di tujuan. Artinya ada proses dan waktu yang harus dilewati. Fokus kepada langkah itu menjadi penting daripada memikirkan tujuannya. 

Perbuatan kecil dengan penuh kasih membuat dunia tersenyum lebar. Kata-kata kecil bisa meredakan persoalan besar. 

Dalam menjalani langkah pertama itu menjadi baik saat kita menerima dengan bahasa positif agar mampu melangkah. Tak perlu juga kita memimpikan hal besar, tapi mungkin dengan bismillahirrahmanirahiim juga sudah mampu membangkitkan senyum di bibir kita dan semangat dalam melangkah. Kata atau kalimat di hati itu lebih menentramkan dan membuat kita melangkah. 


 Impian kecil bisa mengantar pada kejayaan. Kemenangan kecil bisa mengantar pada keberhasilan

Tujuan yang jauh itu karena dimulai dari langkah kecil. Mengapa kita tidak berpikir atau bermimpi bisa melangkah satu langkah saja, lalu melangkah lagi dan melangkah lagi. Semua itu menjadi ringan dan mudah untuk dikerjakan. Setiap langkah adalah kemenangan kecil yang mengantarkan kita kepada tujuan yang kita inginkan.

Hal-hal kecil dalam kehidupan bisa mendatangkan kebahagiaan yang besar

Terima kasih untuk hal-hal kecil dari yang bisa kita lakukan. Sudah melangkah itu kita sudah melewati kesabaran untuk mentaati (untuk dijalankan). Tidak saja, kita sabar untuk menjalani step by step, inilah yang penting menjadi sabar dalam setiap langkah dan mengikutinya. Semua itu juga bersabar pula terhadap waktu. 

Tidak ada cara instan atau buru-buru dalam melangkah kepada tujuan. Cara ini membuat diri dapat menikmati dan merasakan perjalanan itu, sedangkan ilmu dan tenaga menjadi sarana untuk melaksanakan langkah. ingatlah, Kesabaran itu menjadi keberkahan yang kita peroleh dari pemberian Allah. Untuk itu selalulah memohon pertolongan Allah.

Insya Allah kita selalu diberi kemampuan oleh Allah untuk melangkah demi langkah yang seharusnya kita lakukan. Diberi perlindungan dari godaan untuk buru-buru atau cara instan dan diberi kesabaran dalam menikmati langkah demi langkah itu. Yuk kita jadikan ini inspirasi dan motivasi dalam menghadapi pekerjaan kita sehari-hari. Memberdayakan diri agar bisa, bukan mencari alasan lain untuk menundanya atau tidak mengerjakannya sama sekali.

Sahabatmu

Munir Hasan Basri




Ulasan 2 buku "Semangat kerja yang konsisten"

 Semangat pagi semuanya, terima kasih sudah membaca tulisan blog ini. Insya Allah kita diberi solusi atas persoalan yang kita hadapi. Aamiin

Dalam ulasan 2 buku semangat kerja yang konsisten, mengenai tulsan awal dari buku ini. BUku yang dirancang semaksimal mungkin menggunakan bahasa atau kalimat positif, untuk apa ? Mengajak pembaca untuk membaca, yang sekaligus memprogram alam bawah sadarnya dengan kalimat positif.  Proses ini dapat menyimpan kalimat positif yang menjadi faktor kita dalam bertindak. Semakin banyak hal positif yang disimpan dapat memacu pembaca bersikap dan berperilaku yang baik.




Sebagai contoh kata saya atau pengganti lainnya. Dalam sebuah buku yang saya baca seperti berikut,"Anda mesti melakukan perubahan dalam hidup ini agar kehidupan Anda menjadi semakin menarik"

1. Kata "Anda" yang ditulis oleh penulis merujuk kepada yang membaca buku. Tetapi kenyataannya saat pembaca membaca kata "Anda", tanpa disadarinya pembaca tetap membaca "Anda" yang diterjemahkan tidak merujuk kepada pembaca. Dan hal ini terekam pada pikiran bawah sadar (memori sebagai Anda, orang lain). 

2. Pikiran bawah sadar pembaca yang menyimpan kata "Anda" tidak bisa membangkitkan dirinya sendiri untuk melakukan perubahan (kalimat dalam buku). Maka apa yang dibaca oleh pikiran bawah sadar itu (pembaca) tidak memberi efek kepada dirinya untuk berubah.

3. Agar pembaca dapat memahami makna kalimat dalam buku itu, maka butuh kesadaran untuk melakukannya. Tidak otomatis, tapi pembaca butuh mengeluarkan keadaan yang sadar (pikiran sadar) untuk paham dan melakukan perubahan.

Padahal keadaan tertentu kita perlu trigger dari pikiran bawah sadar untuk memulainya. Begitulah pikiran bawah sadar berperan dalam tindakan. 

Saya menulis buku "Semangat kerja yang konsisten" menggunakan kata saya. Jadi pada saat pembaca membaca buku tersebut, maka pembaca menjadi aktor dalam buku itu. Sebagai aktor dari buku itu, pembaca diajak hadir dalam setiap tulisan kalimat. Bisa merasakan, bisa berpikir dan mengalami yang sama dengan apa yang saya tulis dalam buku "semangat kerja yang kosnsiten". Dan sekaligus menyimpan kata "saya" pada apikiran bawah sadarnya sebagai langkah program pikiran bawah sadar untuk otomatis bersikap dan bertindak. 

Mungkin penulisan buku "Semangat kerja yang konsisten" ini tidak biasanya. Karena banyak orang menggunakan kata "Anda" dan seterusnya. Pembaca bukan sebagai pelakunya. Inilah yang saya tulis sebagai pembeda dari buku lainnya dan memberikan buku yang terbaik bagi pembaca. 


Bayangkan kembali ...

Saya mesti melakukan perubahan dalam hidup ini agar kehidupan saya menjadi semakin menarik

Kalau ditanya siapa pelaku perubahan itu ? SAYA

Siapa yang menikmati perubahan itu ? SAYA

Hidup siapa yang diubah ? SAYA

Saya dan saya telah menjadi kata yang berulang untuk menguatkan afirmasi bagi diri saya untuk berpikir, bersikap dan bertindak dalam perubahan yang saya lakukan.

Sama halnya kalau ada kata "kita" dalam kalimat berikut ini "Kerja ini harus dikerjakan kita bersama " . Kata "kita" merujuk kepada beberapa orang yang disepakati dalam forum itu. Kita itu saya, dia, kamu yang berarti kelompok orang. Dalam pikiran saya mengatakan bahwa kerja itu tidak bisa dikerjakan kalau oleh saya sendiri tanpa melibatkan sekelompok orang tadi. Memang secara sadar kata kita itu adalah sekelompok orang. Tapi dalam pikiran bawah sadar yang menyimpan kalimat itu tetap menyimpannya kata "kita" dengan definisi kelompok orang. Tidak ada bekerja tanpa semua orang yang hadir.


Membiasakan kata saya atau aku dalam sehari-hari mesti tepat agar sangat membantu siapapun untuk bisa menjadi pelaku sendiri. Sebagai penulis saya meraskan itu, maka saya menulis buku "semangat kerja yang konsisten" dengan "saya", yang berarti saya sebagai penulis dan saya sebagai pembaca.

Insya Allah ada yang saya lakukan menulis buku yang lebih baik ini dapat memberi manfaat bagi pembaca. Dapat dijadikan inspirasi dan motivasi serta sekaligus memberdayakan diri untuk mewujudkan semangat kerja yang konsisten. 

Sahabatmu

Munir Hasan Basri


Sabtu, April 26, 2025

Fokus pada kerja tidak takut gagal

Semangat pagi rekan-rekan. Insya Allah kita selalu disibukkan dengan aktivitas yang baik dan diteriam Allah sebagai amalah kita. Aamiin

Seringkali kita sudah terpikir, "kalau ini saya kerjakan apakah berhasil nggak ya ?" Ini menjadi ciri seseorang sangat mengharapkan kepada harapannya. Orang ini memiliki ukuran pada harapannya untuk berhasil. Apa-apa harapannya, kalau saya begini dan begitu apa iya harapan saya tercapai. Sikap ini tidak lebih baik bagi kita, yang baik adalah fokus kepada kerja atau amalannya. Apa bedanya ? Fokus kepada kerja atau amalan tidak berpikir kepada hasil (harapan) dan orang ini selalu menyempurnakan kerjanya sehingga berkurang ketakutan untuk harapannya gagal. 

Dalam dunia manajemen, ada yang berfokus kepada proses dan ada pula yang kepada target. Fokus kepada proses berarti paramater dan ukurannya adalah langkah-langkah dalam proses, dimonitor dan di evaluasi. Bisa jadi hasilnya melebihi apa yang diharapkan. Sedangkan fokus pada target tidak seperti itu, parameternya adalah hasil itu sendiri, bisa hanya satu atau beberapa hasil yang diharapkan.

kita berasumsi bahwa sumber kekuatan di balik usaha-usaha kita adalah diri kita sendiri, kita akan kecewa kala hasilnya tak sesuai dengan harapan-harapan kita. Tetapi, kalau kita benar-benar berserah diri kepada Allah, maka kita akan melihat satunya asal dan penyebab di balik usaha, peranan pribadi kita dalam me-laksanakannya, dan juga hasilnya. Kegagalan kemudian hanya akan kita anggap sebagai peringatan untuk memperkuat kesadaran kita akan kehendak, rahmat, dan kemurahan Allah. Di mata orang yang tercerahkan, terdapat kesatuan total dalam usaha dan hasil.




Fokus pada amal atau perbuatan atau proses mesti mengandalkan kemampuan kita, ilmu kita dan pengalaman kita. Apa iya kita mampu ? Adapun faktor-faktor yang mengantarkan kita berhasil sangat tergantung dari ilmu dan wawasan kita. Yang pasti faktor itu banyak, tapi kita cenderung memilih yang ada menurut kita. Disinilah lemahnya kita dapat mengambil keputusan dengan faktor-faktor yang ada (yang diketahui). Mengapa ? Karena menurut orang lain faktor itu bisa jadi tidak sama dengan kita, artinya ada faktor lain yang belum kita ketahui. Hal ini memberi kemungkinan kita tidak berhasil. Oleh sebab itulah kita mesti berserah diri dengan kehendak Allah.

Apa kehendak Allah itu ? Ya usaha kita tadi yang bertumpu pada kemampuan diri, kemudian selalu mengaitkan bahwa ada peran Allah yang Maha Tahu apa yang kita lakukan. kehendak Allah itu pasti baik, dan kita hanya fokus dengan apa yang Allah perintahkan saja (kerja sebagai ibadah dan ibadah khusus). Kita mesti berani juga menerima apa yang tidak sesuai dengan harapan kita, karena itu baik buat kita. Lalu menjadikan rasa syukur atas semuanya dan memanfaatkannya menjadi bernilai tambah.




Boleh saja kita fokus kepada proses atau perbuatan, tapi sekali lagi ada yang baik buat kita untuk fokus kepada Allah. Fokus kepada apa yang mesti kita kerjakan sebagai hamba Allah yang beriman. Tingkatkan selalu iman menjadi lebih kuat sehingga mengantarkan kita pada proses yang bener. Proses yang bener itu membawa kita kepada harapan yang baik (bukan yang sesuai keinginan kita). harapan yang baik itu adalah kehendak Allah untuk kita.


Padahal saya bisa memilih berserah kepada Allah, Allah berkuasa dan tahu yang terbaik untuk hasil. Sedangkan saya fokus kepada perbuatan. Saya kerjakan dengan ilmu dan kemampuan saya, dan saya libatkan Allah untuk menyempurnakan perbuatan saya. 


 
Kegagalan adalah peringatan atas perbuatan yang tidak tepat atau salah. Ada cara atau proses yang kurang tepat, atau salah, atau 








Sahabatmu
Munir Hasan Basri













Jumat, April 25, 2025

Menyikapi salat dari maknanya

 Semangat pagi semuanya. Insya Allah apa yang kita hadapi saat ini adalah yang terbaik untuk kehidupan yang lebih baik, diberi kemampuan untuk menerima dengan ikhlas. Aamiin

Dari belajar agama hari ini sebagai catatan kehidupan saya dalam merangkai iman yang lebih baik. Memahami salat dari makna katanya. Oh ya, perlu saya sampaikan bahwa tulisan kata salat adalah yang baku dalam bahasa Indonesia, bukan kata shalat atau sholat. Kata Shalat atau sholat adalah tidak formal dalam penulisan, boleh nggak dipakai ? Boleh-boleh saja, karena hampir semua orang memaknai ketiga kata tersebut dengan makna yang sama.



secara harfiah, berarti doa. Dalam konteks ini, yang dimaksud shalat adalah doa yang disampaikan dengan tata cara-syarat dan rukun yang khas dalam bentuk bacaan-bacaan dan gerakan-gerakan tertentu. Dalam bahasa syariah, inilah yang disebut dengan ash-shalawat al-qa'imah (shalat-shalat yang didirikan), terdiri atas shalat wajib 5 waktu dan berbagai shalat sunnah. Kata "shalat" juga memiliki akar kata yang sama dan memiliki hubungan makna dengan kata "shi-lah", yang bermakna "hubungan". (Contohnya, "shilah al-rahim" bermakna "silaturahmi" atau "hubungan kasih-sayang".) Dalam kaitannya dengan kata "shilah" ini, shalat bermakna medium hubungan manusia dengan Allah Swt. 







Dari makna ini, saya mendapatkan hikmahnya, apa itu ? Salat sebagai mi'rajnya orang yang beriman. Sampai hari ini saya belajar salat adalah mengenai bacaan dan gerakannya. Sejak SD kita diminta menghafal bacaan dan gerakannya dengan benar. Mungkin ini yang disebut belajar salat sebagai tunduk (fisik dan lisan) kepada Allah. Itulah yang terekam dengan baik sampai kita dewasa. Kecuali orang-orang yang bener belajar salatnya.

Kemudian kita diingatkan untuk salat dengan memahami bacaannya (menyelami makna bacaannya). Barulah kita merasa salatnya lebih baik. Tapi kenyataannya nggak begitu juga. lagi salat kita bisa ingat yang lain, dan sering juga kita lupa rakaatnya. Hikmat yang saya dapat dari penjelasan makna dari kata salat, terhubung kita dengan Allah dalam salat. Kayaknya kita tidak mudah untuk terhubung dengan Allah. Ada iman dan ada juga ihsan. Kata ihsan ini saya hubungkan dengan makna kata salat. Terhubungnya kita kepada Allah itu seperti yang dijelaskan dengan ihsan. Apa itu ihsan ? Kita yang lagi salat seolah kita melihat Allah dan kalau ini tidak bisa kita lakukan, maka kita bersikap Allah pasti melihat kita yang lagi salat. 




Salat yang pasti dilihat Allah itu seperti kita merasa diperhatikan Allah. Dengan dilihat dan diperhatikan Allah dimana kita sedang salat, ada efek yang kita bisa rasakan ...
1. Gerakan salat kita mesti benar di hadapan Allah. Kita berusaha melakukan gerakan salatnya dengan tuma'ninah.
2. Kita pun membaca bacaan salat dengan sepenuh hati sehingga tidak ada waktu dalam pikiran kita untuk berpikir selain bacaan salat. Kita baca juga dengan tuma'ninah.
3. hati kita yang dikontrol dan dimonitor oleh Allah, menjadikan hati terhubung terus dengan Allah
Semua itu membuat kita salatnya menjadi semakin baik dan bener.




dari hikmah di atas yang mendalami makna kata salat. Saya bersemangat untuk berlatih dan mengamalkan salat dengan prioritas "menghubungkan diri kepada Allah" melalui metode ihsan. inilah yang menjadi tujuan dari salat, terhubung dengan Allah lewat hati. Kita merasa diperhatikan Allah, dilihat dan dimonitor yang menyebabkan kita tidak bisa berbuat banyak kecuali salat dengan benar (gerakan dan bacaannya). 


Insya Allah kita dapat salat dengan lebih baik lagi. 

Sahabatmu
Munir Hasan Basri
 














"Jodoh" seperti menunggu bus

 

Semangat pagi rekan-rekan, Insya Allah kita selalu mendapatkan hikmah dari apa yang kita lakukan agar menjadi semakin bijak dalam berperilaku. Aamiin

Berikut ini dikisahkan tentang seseorang mencari jodohnya. keluarga dan orang tuanya sudah sering bertanya,"Kapan nikahnya ?" Jawabannya hanya "entar juga ada jodohnya, belum ketemu". Dengan berdalih jodohkan di tangan Tuhan dan tak perlu dipaksakan. Belum sreg ini. Ibu bilang lagi,"Emang sih jodoh di tangan Tuhan, tapi kan usaha neng". kadang banyak orang merasa risih dengan pertanyaan kapan nikah, dan akhirnya cuek.


Ada yang bilang," jodoh itu ibarat orang menunggu bus". Ya boleh-boleh aja dan mari kita ikuti ceritanya. Saya bukanlah yang berangkat pagi untuk menunggu bus, ketika ada bus yang datang, tentunya saya memperhatikan busnya dan isinya. lalu berkata dalam hati, "Walah ... busnya penuh sekali...saya tidak bisa duduk. Sebaiknya saya menunggu bus yang berikutnya. Bus pun berlalu. Sekian menit berikutnya, datang lagi bus. Dari kejauhan saya sudah mengamati busnya, dan berkata, "Busnya lebih parah nih ..busnya udah tua... jalannya pelan !" Tanpa pikir panjang saya melewatkan bus tersebut. Saya memutuskan untuk menunggu bus berikutnya lagi. Tak berapa lama  kemudian bus berikutnya datang. Bus itu tidak penuh penumpangnya dan bus baru lagi. Setelah saya amati ke dalam bus, saya bilang , "Pantesan tidak penuh .. busnya tidak ada AC-nya, sebaiknya saya tunggu bus yang lain. "Lagi-lagi, kita biarkan bus itu pergi dan menunggu bus yang lain. Waktu berjalan dan saya mesti memutuskan berangkat dengan bus berikutnya. Saya masuk ke dalam bus dan setelah bus itu berjalan, saya baru sadar bahwa saya naik bus jurusan yang bukan saya inginkan. Saya telah buang banyak waktu dan pasti capek. Dan saya pun harus berpindah bus lagi agar bisa sampai tujuan. Sesungguhnya, meskipun kau berhasil mendapatkan bus ber-AC, kau tidak bisa memastikan bahwa bus itu tidak akan mogok, atau bisa saja AC-nya terlalu dingin untukmu.


TUNGGU....Saya yakin kamu juga pernah mengalami peristiwa ini. Kamu melihat bus datang (bus yang kamu inginkan, tentu!) Kamu pun segera melambaikan tanganmu. Tapi.... WUSSS... Sang supir ngebut melewatimu. la bersikap seakan-akan tidak melihatmu. Kamupun segera sadar, ternyata bus itu tidak diperuntukkan bagimu.Pada hakekatnya, mencari pasangan adalah seperti mencari bus. Apakah kamu  menumpanginya dan menghargai bus itu?! Itu semuanya tergantung padamu sendiri! Bila kamu belum dapat mengambil keputusan, JALANLAH... Jalan memang berarti kamu belum memperoleh yang kamu idamkan. Namun, sisi baiknya adalah, kamu masih dapat memilih bus mana yang kau inginkan. Adapun mereka yang tidak dapat pindah kendaraan, mereka harus puas dengan bus yang mereka tumpangi sekarang. Sedikit lagi. Kadang-kadang lebih baik kau memilih bus yang kau sudah biasa dan kenal daripada kau pertaruhkan dirimu dengan kendaraan yang sama sekali asing bagimu. Tapi sekali lagi, hidup ini menjadi kurang mengasyikkan bila kita tidak berani mengambil resiko. 

Mari kita bangun motivasi positifnya, yang pertama jodoh itu ditangan Allah. Percaya nggak ? Percaya dong. Lalu kalau kita percaya, apakah jodohnya datang begitu saja ? Bisa iya dan bisa juga tidak. Lalu apakah kita berdoa untuk dipertemukan dengan jodoh kita ? Iya dong. Kalau berdoa berarti kita mendoakan apa yang juga harus kita lakukan. Nah disinilah kita mesti melakukan banyak hal, syukur-syukur salah satu apa yang kita lakukan itu mengantarkan kita kepada jodoh kita.

Judul di atas bukan sekedar jodoh saja, tapi kadang jodoh itu ditafsirkan dalam berbagai hal ... Jodoh itu pilihan pekerjaan kita, sepertinya kita yak pernah tahu juga pekerjaan apa yang sesuaikan dengan apa yang menjadi passion kita. Awalnya kita mengambil pekerjaan yang dimana kita diterima oleh perusahaan, lalu bekerja semaksimal mungkin. Ada yang tidak cocok, maka pindah perusahaan. Dalam bidang pekerjaan yang kita tekuni bisa juga berganti dengan bidang lain ... yang akhirnya kita menemukan bidang yang cocok dengan diri kita (jodoh katanya). Belum tentu juga seorang yang pintar matematika mesti bekerja di bidang matematika, biasanya bisa menggeluti bidang sales dan marekting. Yang dulunya tidak pintar di sekolah, tapi menjadi sukses memimpin sebuah perusahaan. Tapi ada juga yang belum menemukan jodohnya dalam pasangan atau pekerjaan yang passionnya sampai sekarang ini. Begitulah perjalanan atau proses kita dalam mencari jodoh atau menemukan pekerjaan yang pas.  

Ada sikap yang baik untuk diikuti, Apa itu ? "Sesuatu yang baik belum tentu baik buat kita tapi baik di mata Allah dan sebaliknya yang tidak kita sukai bisa jadi memberi banyak kebaikan bagi kita di mata Allah". Berhati-hati dalam menyikapi apa yang kita hadapi, yang menurut kita baik bisa menjerumuskan kita kepada keterpurukan. Misalkan cari jodoh dengan alasan yang pintar atau cantik/ganteng, bagi yang bersyukur maka pilihannya mesti diselaraskan dengan kebaikan agar bisa bertahan. Kalau nggak banyak yang berpisah. Sama halnya dalam pekerjaan, memilih karena perusahaan besar, yang ternyata tidak membuat kita berkemampuan tinggi. Tapi sebaliknya jodoh yang memilih karena agama, kayaknya ngga umum dan tidak mengantarkan kita kepada kebaikan pergaulan modern. Tapi di mata Allah hal ini sangat baik, karena lebih mudah menciptakan kebahagiaan dalam berkeluarga. Dalam pekerjaan dimana kita tidak suka bidangnya (tidak sesuai ilmu yang dimiliki), tapi disinilah kita diuji mampu untuk menjadi berkemampuan tinggi dengan berbagai masalah dan tantangan. 

Jodoh itu pilihan kita. Dan kitalah yang mempertahankan dan memperjuangkan jodoh kita menjadi benar-benar pilihan kita, bukan membiarkan jodoh (pilihan kita) itu salah. kalau ada orang bilang,"Setelah sekian tahun ternyata saya tidak cocok dan berpisah dengan pasangan yang tadinya pilihan kita (jodoh). Jadi nggak jodoh lagi". Sebenarnya mereka tidak berani mempertanggungjawabkan perbedaan (tidak cocok) yang sejak dulunya pasti ada yang tidak cocok. Adakah upaya untuk memperjuangkan perbedaan itu sebagai bagian dari pilihan yang dipertanggungjawabkan. bagitu juga dengan pekerjaan ... karena kita tidak bertanggung jawab, maka kita tidak suka dengan pekerjaan dan memilih pindah perusahaan atau membiarkan apa adanya.
  
Insya Allah kita dapat mengambil segala aspek dalam hidup ini untuk disesuaikan petunjuk Allah. Petunjuk Allah itu benar dan seringkali kita masih mempertanyakannya sehingga belum mau mengamalkannya. Iman kita mestinya selaras dengan apa yang kita kerjakan di dunia. Kalau belum selaras, jangan meniadakan petunjuk itu. Tapi carilah apa yang dari pekerjaan itu yang masih tersembunyi sehingga tidak selaras. Itulah nikmat Allah yang hanya bisa dilihat dengan hati, bukan sekedar pikiran kita.



Sahabatmu
Munir Hasan Basri

Kamis, April 24, 2025

Doa mendirikan shalat

Assalamualaikum Warahamtullahi Wabarakatuh, Insya Allah kita selalu diberi ilmu yang baik dan dimampukan mengamalkannya.

Petunjuk Allah yang terdapat pada ayat berikut ini :

Doa nabi Ibrahim as, yang Allah sampaikan pada surah Ibrahim, ayat 40 adalah perintah kepada kita untuk selalu berdoa agar ibadah kita kerjakan terutama shalat dapat dijalankan dengan baik  Demikian juga berdoa untuk anak cucu kita.

Yang dimaksud dengan doa dalam ayat ini adalah ibadah. Rasulullah saw menyatakan bahwa doa itu adalah ibadah. Kemudian beliau membaca firman Allah swt: Sesungguhnya orang-orang yang ada di sisi Tuhanmu tidak merasa enggan untuk menyembah Allah dan mereka menyucikan-Nya dan hanya kepada-Nya mereka bersujud. (al-Araf/7: 206)

Shalat itu ada peran Allah dan ada perna manusianya, oleh sebab itu sepantasnyalah kita memohon doa juga kepada Allah untuk shalat kita dan anak cucu kita. Shalat karena kita mampu adalah sikap yang tidak pantas (seperti sombong), karena bukanlah kita yang menyebabkan shalat itu karena 100% oleh kita sendiri.

Mengapa juga berdoa untuk shalat ? Paling tidak, kita mendapat pelajaran (hikmah) :

1. Kita tidak sombong, apapun yang terjadi atas izin Allah. Bersyukurlah kita sudah mampu mendirikan shalat.

2. Shalat mesti kita doakan terus agar shalat itu selalu mengingatkan kita sebagai ibadah yang utama dan pertama. Termasuk untuk menjaga shalat bagi keluarga dan anak cucu.

3. Berdoa berarti kita beribadah kepada Allah. Doa itu juga untuk menguatkan apa yang ktia sudah lakukan dengan pertolongan Allah. Pertolongan Allah untuk mengingatkan, membimbing, menyempurnakan dan melindungi kita dari godaan ssetan.

4. Berdoa aja, kan ibadah. Berdoa terus menunjukkan kita taat kepada petunjuk Allah.

Insya Allah dengan membaca petunjuk Allah ini mampu membangkitkan diri kita untuk mengamalkannya. Beriman dan beramal saleh. 






Sahabatmu

Munir Hasan Basri


Ulasan 1 Buku "Semangat kerja yang konsisten"

 Semangat pag rekan0rekan. Insya Allah hari ini selalu diberkahi Allah dalam langkah aktivitas hari ini. Aamiin

Mulai hari ini, saya ingin berbagi tentang penulisan buku "Semangat kerja yang konsisten" dari latar belakang dan isi materinya. Saya adalah penulis buku "Semangat kerja yang konsisten", yang diterbitkan oleh Penerbit Adab, tahun 2023. BUku ini adalah salah satu bagian dari tema buku yang terus saya kembangkan dan tulis, yaitu "Iman (percaya) dan Produktivitas kerja" atau iman dan produktivitas itu sejalan. Iman disini adalah iman (percaya dan yakin) kepada Allah, sedangkan produktivitas adalah amal soleh yang berupa ibadah khusus dan umum. Dari tema ini saya mulai menulis judul buku tentang "Semangat kerja yang konsisten". Semangat sangat dibutuhkan semua dalam melakukan kerja, sebagai kerja kantoran atau bisnis dan sebagai beraktivitas dalam sehari-hari. Kata konsisten saya tambahkan merupakan "semangat" yang saya bicarakan itu ternyata bisa konsisten. 

Latar belakang saya menulis buku "Semangat kerja yang konsisten" berasal dari pengalaman kerja saya selama hampir 30 tahun sebagai karyawan, manager dan direktur. Dan tentunya terdapat juga pengalaman dari rekan kerja atau partner kerja. Pengalaman tentang apa ? Yaitu tentang kuran harmonisnya hubungan antara iman kepada Allah dalam hal ini ibadah yang saya lakukan dengan pekerjaan yang saya hadapi. Bisa jadi orang bilang keduanya mesti sejalan, iman dan kerja (produktivitas). Dibicarakan sepertinya mudah, tapi dalam kenyataannya tidak mudah. Perhatikan sebagai seorang muslim banyak bekerja di kantor atau bisnis tidak menonjol dalam bekerja. Pendapat pertama, ada yang muslim taat sehingga dia mementingkan ibadah khusus jauh lebih baik dan tidak begitu peduli dengan kerja (yang penting dapat gaji). Tapi sebaliknya pendapat kedua yang mengatakan kalau mau sukses di kantor atau bisnis, biasanya agamanya biasa-biasa saja. Atau ada pendapat lain yaitu menyelaraskan iman dan kerja ... biasanya bikin perusahaan muslim sehingga keduanya selaras. Beberapa fakta menunjukkan hanya sedikit yang bisa melakukannya, tapi malah perusahaan muslim itu memang cenderung memperhatikan ibadah khusus saja. Perusahaan muslim itu tidak lebih hebat dari perusahaan kebanyakan, saya katakan produktivitas sedang-sedang saja.

Saya belu mampu membangun perusahaan, tapi pengen membuat perusahaan dimana iman dan kerja itu selaras. Saya memulainya dengan menulis buku "Semangat kerja yang konsisten". Salah satu faktor tinggi produktivitas dalam kerja adalah semangat. Maka saya mencari makna semangat itu, apakah karena saya memiliki tujuan tertentu jadi semangat atau semangat itu ada hubungannya dengan iman. Mestinya ada, tapi saat itu saya belum menemukannya. Sesuai ilmu dan wawasan saya saat itu, saya menemukan semangat kerja itu karena saya memiliki tujuan, semakin besar tujuan itu maka semakin besarlah semangat saya. Kata orang semua tujuan itu dimulai dengan mimpi di masa depan. Misalkan saya mau menjadi manager, maka saya memiliki semangat dalam kerja untuk mengejar tujuan menjadi manager. Apapun yang saya miliki diupayakan untuk dioptimalkan agar saya mencapai tujuan saya. Dan tidak itu saja, apa yang belum saya miliki juga saya adakan untuk tujuan saya. Apa yang terjadi ? Saya menghabiskan banyak sumber dana dan tenaga (pikiran)  serta waktu. Saya kerja lebih keras tanpa peduli kesehatan, saya kerja habiskan banyak waktuu dan fokus pada pekerjaan yang telah melalaikan saya untuk waktu bersama keluarga dan ibadah.  Dari pengalaman itu saya bisa mencapai semua itu, tapi saya telah kehilangan banyak hal, diantaranya waktu dan kedekatan kepada Allah (iman). Semangat kerja yang saya lakukan hanya tertuju kepada tujuan menjadi manager yang menyebabkan saya telah hilang "hati", semua diukur dengan logika yang berparameter untung dan rugi dan diukur dengan perasaan yang berparameter nyaman dan tidak nyaman. Apa yang terjadi ? Saya hanya mengerjakan yang berhubungan dengan tujuan saya, dan saya melaksanakan apa yang menyenangkan saya. Disinilah timbul banyak konflik. Semangat saya jadi naik turun. Kadang tinggi dan kadang turun, apa sebabnya ? Karena ada senang dan ada kecewa terhadap hasil yang saya dapat.

Dari pengalaman tadi saya menemukan "hati" saya kembali. Dengan hati itu ada Allah, dan Allah adalah penolong dan sekaligus pemberi harapan (janji) yang terbaik. Hal ini tumbuh dari iman yang semakin baik. Saya mulai percaya dan yakin dengan meningkatkan iman, dan ternyata dalam perjalanannya saya merasa dengan iman itu saya jadi semangat. Setelah habis shalat, saya jadi semangat untuk bekerja kembali dengan produktivitas tinggi. Bayangkan saja, semangat itu semakin tinggi saat kita yakin apa yang kita kerjakan itu menuju harapan baru. Semangat itu tidak saya cari, tapi saya menemukannya (pemberian Allah) karena saya percaya (iman) kepada Allah. Allah yang memberi kehidupan ini, Allah yang mengatur segalanya untuk makhluknya lewat rezeki, Allah juga yang memberi petunjuk dan Allah pula yang menolong saya. Saya uji definisi yang saya buat, apa iya kalau saya percaya saya bersemangat ? Sewaktu saya membuat tujuan dan saya yakin tujuan itulah yang membawa saya menuju perubahan. Maka saat itu hadir semangat, semangat untuk mengerjakannya.  Sama halnya saya percaya bahwa Allah memberi kehidupan dunia dan akhirat lebih  baik, maka ada harapan dan semangat untuk menjalaninya (taqwa).  Akhirnya saya berkesimpulan bahwa semangat itu tidak perlu dicari dengan menciptakan tujuan atau keinginan, tapi  saya hanya perlu percaya tanpa ragu Allah petunjuk Allah. Dengan iman itu saya menjadi bersemangat dan sekaligus bertenaga energi sehingga pengen segera menjalani petunjuk Allah. 

Sebagai contoh, saat saya percaya bahwa Allahlah yang memberi ilmu kepada saya dan dengan ilmu ilmu saya mendapatkan amal jariah jika saya berbagi. Dan dengan ilmu itu saya bisa menjadi lebih mampu (naik lecel) dalam berkarir. Percaya kepada Allah tentang ilmu itu memberi saya semangat dan mendorong saya untuk belajar. Percaya kepada Allah yang mengatur semuanya, mengizinkan ilmunya dan membalas ata sedekah ilmu saya. Salah satu media dan fasilitas saya di kantor adalah belajar itu bekerja dengan produktivitas yang konsisten. Semangat yang mendasarkan kepada iman membuat saya untuk merawatnya (konsisten dan produktif). Adakalanya waktu dan dukungan kantor tidak kita dapatkan, maka belajar dengan otodidak dan menyesuaikan dengan kemampuan dan keuangan yang saya miliki. Bukankah ini adalah petunjuk Allah untuk hambaNya yang mau berubah (berubah sesuai kemampuan yang terus-menerus). Saat itu saya sebagai trainer, mengumpulkan peralatan presentasi secara bertahap, yang saya tabung dari sisa gaji. Awalnya saya beli proyektor, lalu audio sistem dan lainnya. Apa yang terjadi ? Saya bisa melakukan training dengan lebih baik lewat alat-alat yang saya miliki, ini adalah produktivitas. Saya percaya kepada Allah dengan selalu beribadah khusus dan saya pun produktif dalam bekerja. Produktivitas saya menimbulkan kepercayaan dari perusahaan sehingga karir saya meningkat dan tentunya gajipun lebih baik. 



Tidak saya saja yang mempraktekkan semangat ini, anak buah saya pun berhasi melakukannya. Saya memberi bimbingan dan bahkan mendrikan "sekolah" di perusahaan saya bekerja. Hasilnya beberapa murid dari bimbingan dan sekolah itu sudah mampu menduduki level manager di perusahaan lain. Alhamdulillahnya ketika saya sedang berbelanja atau main ke Mall, saya disapa oleh murid-murid saya yang sudah berhasil.  




Bagaimana ? Tertarik ? Saya berbagi ilmu ini dengan gratis. Bila ada yang ingin berkonsultasi, saya siap membantu. Buku "Semangat kerja yang konsisten" adalah buku pertama saya, dimana penulisan buku ini memakan waktu yang lama. Hal ini disebabkan banyak hal yang ingin dituliskan dan adanya keinginan menulis sempurna. Hampir 5 tahun buku baru terwujud dan diterbitkan. 

Insya Allah saya terus mengulas buku "Semangat kerja yang konsisten" dalam beberapa tulisan blog saya berikutnya. Saya ucapkan terima kasih.

Sahabatmu 

Munir Hasan Basri




Featured post

Udah bisa bangun paginya

Alhamdulillahirabbilalamin masih diberi kesempatan hari ini, dibangunkan dan diberi pikiran fresh untuk memperbaiki keadaan sendiri. Hari se...