Semangat pagi rekan-rekan. Insya Allah kita selalu disibukkan dengan aktivitas yang baik dan diteriam Allah sebagai amalah kita. Aamiin
Seringkali kita sudah terpikir, "kalau ini saya kerjakan apakah berhasil nggak ya ?" Ini menjadi ciri seseorang sangat mengharapkan kepada harapannya. Orang ini memiliki ukuran pada harapannya untuk berhasil. Apa-apa harapannya, kalau saya begini dan begitu apa iya harapan saya tercapai. Sikap ini tidak lebih baik bagi kita, yang baik adalah fokus kepada kerja atau amalannya. Apa bedanya ? Fokus kepada kerja atau amalan tidak berpikir kepada hasil (harapan) dan orang ini selalu menyempurnakan kerjanya sehingga berkurang ketakutan untuk harapannya gagal.
Dalam dunia manajemen, ada yang berfokus kepada proses dan ada pula yang kepada target. Fokus kepada proses berarti paramater dan ukurannya adalah langkah-langkah dalam proses, dimonitor dan di evaluasi. Bisa jadi hasilnya melebihi apa yang diharapkan. Sedangkan fokus pada target tidak seperti itu, parameternya adalah hasil itu sendiri, bisa hanya satu atau beberapa hasil yang diharapkan.
kita berasumsi bahwa sumber kekuatan di balik usaha-usaha kita adalah diri kita sendiri, kita akan kecewa kala hasilnya tak sesuai dengan harapan-harapan kita. Tetapi, kalau kita benar-benar berserah diri kepada Allah, maka kita akan melihat satunya asal dan penyebab di balik usaha, peranan pribadi kita dalam me-laksanakannya, dan juga hasilnya. Kegagalan kemudian hanya akan kita anggap sebagai peringatan untuk memperkuat kesadaran kita akan kehendak, rahmat, dan kemurahan Allah. Di mata orang yang tercerahkan, terdapat kesatuan total dalam usaha dan hasil.

Fokus pada amal atau perbuatan atau proses mesti mengandalkan kemampuan kita, ilmu kita dan pengalaman kita. Apa iya kita mampu ? Adapun faktor-faktor yang mengantarkan kita berhasil sangat tergantung dari ilmu dan wawasan kita. Yang pasti faktor itu banyak, tapi kita cenderung memilih yang ada menurut kita. Disinilah lemahnya kita dapat mengambil keputusan dengan faktor-faktor yang ada (yang diketahui). Mengapa ? Karena menurut orang lain faktor itu bisa jadi tidak sama dengan kita, artinya ada faktor lain yang belum kita ketahui. Hal ini memberi kemungkinan kita tidak berhasil. Oleh sebab itulah kita mesti berserah diri dengan kehendak Allah.
Apa kehendak Allah itu ? Ya usaha kita tadi yang bertumpu pada kemampuan diri, kemudian selalu mengaitkan bahwa ada peran Allah yang Maha Tahu apa yang kita lakukan. kehendak Allah itu pasti baik, dan kita hanya fokus dengan apa yang Allah perintahkan saja (kerja sebagai ibadah dan ibadah khusus). Kita mesti berani juga menerima apa yang tidak sesuai dengan harapan kita, karena itu baik buat kita. Lalu menjadikan rasa syukur atas semuanya dan memanfaatkannya menjadi bernilai tambah.
Boleh saja kita fokus kepada proses atau perbuatan, tapi sekali lagi ada yang baik buat kita untuk fokus kepada Allah. Fokus kepada apa yang mesti kita kerjakan sebagai hamba Allah yang beriman. Tingkatkan selalu iman menjadi lebih kuat sehingga mengantarkan kita pada proses yang bener. Proses yang bener itu membawa kita kepada harapan yang baik (bukan yang sesuai keinginan kita). harapan yang baik itu adalah kehendak Allah untuk kita.
Padahal saya bisa memilih berserah kepada Allah, Allah berkuasa dan tahu yang terbaik untuk hasil. Sedangkan saya fokus kepada perbuatan. Saya kerjakan dengan ilmu dan kemampuan saya, dan saya libatkan Allah untuk menyempurnakan perbuatan saya.
Kegagalan adalah peringatan atas perbuatan yang tidak tepat atau salah. Ada cara atau proses yang kurang tepat, atau salah, atau
Sahabatmu
Munir Hasan Basri
No comments:
Post a Comment