Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Jumat, Desember 30, 2022

Training yang merubah sikap dan perilaku

 Training ? Dominan ditafsirkan menambah ilmu dan ketrampilan. Banyak peserta menginginkan itu semua. Harapannya di hari kemudian dapat mengantarkan mereka dihargai lebih baik, jabatan dan pendapatannya. Trainernya agak lalai untuk mengingatkan peserta training untuk merubah sikap dan mempraktekkannya. Karena memang trainingnya berada di kelas, setelah trainer tidak memiliki akses untuk merubah mereka. Disisi peserta, merasa kalau training selesai, maka selesailah trainingnya. Padahal training itu baru memberikan pengetahuan dan sedikit ketrampilan saja, dan belum bener-bener merubah mereka menjadi apa yang mereka inginkan. Dalam fakta, mereka meminta jabatan dan pendapatan yang bagus, tapi mereka belum pernah menjadi siap dengan pekerjaannya (pengalaman).

Training mestinya berproses bagi peserta menerima pengetahuan dan ketrampilan, lalu menjadi inspirasi untuk menerapkannya dalam pekerjaannya, akhirnya mengantarkan peserta berubah sikap dan perilakunya. Sudahkah kita memahaminya ? Jika tidak seperti itu, maka training hanya sekedar memberi/menerima pengetahuan dan ketrampilan. Bisa dikatakan belum berhasil.

Bagaimana dengan training diganti dengan belajar aja dari buku dan referensi lainnya ? Kalau bisa terjadi dan untuk menyempurnakannya dapat dengan brainstorming. Pengetahuan dan ketrampilan diperoleh. Maka semua orang bisa melakukannya. Tapi training yang sebenarnya adalah merubah seseorang menjadi manusia baru, dengan sikap dan perilaku baru. Kita bisa melakukan self training, dengan belajar lewat buku dan referensi lalu menerapkannya dalam pekerjaan. Hasilnya dapat menyempurnakan pengetahuan yang kita peroleh. Semakin sering menerapkan dan mengkayakan pengetahuan yang kita miliki adalah pengalaman training yang bagus.

Misalkan seorang karyawan menerapkan suatu program baru dan mendapatkan hasil yang bagus. Maka karyawan tersebut sudah melakukan training, training yang sebenarnya. Yang terjadi adalah banyak karyawan merasa khawatir atau takut untuk menerapkannya karena tidak pede dan takut disalahkan kalau gagal. mesti sikap trainee adalah menyikapi bahwa kegagalan itu untuk diperbaiki.

Yuk semangat untuk training yang bisa jadi tanpa training di kelas, tapi trainingnya di pekerjaan. Mulailah dari sikap dan perilaku kecil agar pekerjaan kita mudah dan ringan. 

Kamis, Desember 29, 2022

Ingin sendiri dan diam saja

 Ingin sendiri dan diam saja, bisa jadi langkah yang diambil karena memang tak mampu lagi merubah segala hal yang ada disekitar saya. Tahu dan paham apa yang terjadi disekitar saya, tapi tak kuat untuk berucap. Memberi nasehat tidak banyak merubah keadaan, berubah sebentar dan kemudian kembali lagi ke asal. Terkadang untuk melanjutkan perubahan itu memancing emosional. Karena saya tidak ingin emosi karena sangat merugikan saya. Tak ingin saya kotori hati ini dengan hal yang buruk.

Banyak dari kita merasakan keadaan seperti itu. Tidak ada solusi dan semua menjalankan keadaannya masing-masing. Lingkungan terus terjadi dengan kebiasaannya dan yang ingin menasehati tak mampu. keadaan ini tidak memberi kebaikan apapun. Lalu apa yang mesti saya lakukan ?

Saya adalah hamba Allah, dimana Allah yang menciptakannya. Apa yang saya anggap berat sehingga saya ingin sendiri dan diam saja. Bisikan dalam dada ini terus mengejar mimpi yang ideal dan caranya bisa jadi dengan perilaku buruk. Tapi solusi ini sepertinya saya tidak memiliki Allah. Allah saya adalah Allah yang Maha Pengasih dan penyayang. Semestinya saya berharap kasih sayangnya. Allah saya adalah yang Maha Pemberi petunjuk (solusi). Bukankah semestinya saya berharap kepada Allah dengan solusinya. Allah saya adalah yang Maha pendengar dan Maha melihat. Bukankah semestinya saya menyampaikan apa yang saya rasakan. Allah saya itu adalah Maha Pengampun dan Penghapus kesalahan. Bukankah semestinya saya memohon maaf dan ampunan atas ketidakmampuan saya. Allah saya adalah Tuhan saya yang Maha Berkuasa. Bukankah semestinya saya percaya Allah saya bisa mengatur kebaikan buat saya.

Itulah solusi yang hadir di hati ini untuk menghadapi apa yang membuat saya ingin sendiri dan diam saja. Insya Allah, saya dapat diberikan iman (percaya tanpa ragu) untuk melakukan kebajikan-kebajikan. Saya ditunjuki Allah untuk menolongnya dengan terus menjaga hati saya dan saya pun ingin memperoleh rahmatNya dengan ikhlas beribadah kepadaNya. Saya meminta Allah melindungi saya dari bisikan setan agar saya terjaga sadar terus kepadaNya. 

Tahun baru 2023, apa iya ?

 Judul ini pertanyaan di atas mencerminkan apa yang saya lihat dan apa yang saya rasakan ... apa iya orang sibuk mempersiapkan tahun 2023 ? Sebenarnya apa yang dipersiapkan itu bukan menghadapi tahun 2023 tapi hiruk pikuknya acara yang di malam tahun baru. Mereka hanya suka dengan "perayaannya" dan itu pun karena larut dari "kampanye" perayaan dari berbagai media. Malam tahun baru, mau kemana ? acaranya apa ? makannya apa ? Uang, waktu dan perhatian sudah dipersiapkan untuk acara besar. Tapi apa iya untuk semua itu ? Tahunnya baru 2023 tapi kelakuan dan sikap masih sama. Pantaskah kita hidup di tahun baru 2023 ini ?

Tulisan ini menjadi cermin dan hikmah bagi saya. Mereka yang mempersiapkan perayaan dengan acaranya yang diharapkan meriah itu menuju kepuasan dan kesenangan yang hanya terjadi di malam itu. Tgl 1 tahun 2023 dimulai dengan bangun siang hari dan istirahat panjang. Bahkan ada yang sudah mempersiapkan segala hal dari uang yang dikumpulkan dari sejak 1 Januari sampai 30 Desember yang dihabiskan di malam tahun baru. Agar tampak profesional dan  heboh, maka mereka pun mengikrarkan resolusi tahun baru. Semua itu dibilang,"gaul dan asyik", bagi yang tidak merayakannya sepertinya tidak ada cerita heboh tahun baru termasuk nggak gaul dan nggak asyik. Saya pikir-pikir, apakah acara tahun baru itu bisa memberikan kemanfaatan yang besar dibanding keburukannya ? Setiap tahun dilaksanakan dan berulang lagi.

Saya mengajak hati untuk merenung, apakah iya mesti merayakannya ? Bahkan ada yang bilang,"nggak apa-apalah hanya satu kali dalam setahun". Seolah-olah ingin mengatakan,"nggak apa-apa kok untuk sekali saja aktivitas yang tidak baik". Mereka tahu dan paham kurang manfaat dan dengan sadar melakukannya. Apakah perayaan itu yang terbalut niat baik menghadapi tahun dan doa itu dikabulkan Allah ? Apakah iya mereka menyambut tahun baru, dengan sesuatu yang baru ? Sikap baru ? Perilaku baru ? Iman baru ? Ilmu baru ? Perayaan itu tidak begitu penting, penting untuk menjadi manusia baru tahun 2023.

Disisi lain, beberapa orang muslim ikutan  merayakan tahun baru dengan cara zikir dan sebagainya sebagai bentuk penyaluran aktivitas yang baik. Jangan sampai niatnya untuk melawan perayaan tahun baru yang umum, karena aktivitas tahun baru 2023 itu bagi orang yang berzikir merayakannya menjadi kurang ikhlas. Apakah mereka yang merayakan itu, shalat subuh tidak telat ? Bagaimana acara tahun barunya itu dimulai dengan tahajjud dan subuh berjamaah ?

Siapa lah saya. Tulisan saya ini hanya ingin mengungkapkan apa yang saya rasakan dan saya lihat. Seorang isteri yang meminta izin untuk acara tahun baru, anak yang juga merayakannya dengan temen meminta izin juga, atau ada yang merayakan sekeluarga di hotel atau resto. Saya sebagai suami jika tidak mengizinkan dibilang,"nggak gaul". Lalu dengan izin itu saya sudah mengiyakan apa yang saya tuliskan di atas, sekalipun saya tidak merayakannya. 


Saya hanya bisa berdoa,"Ya Allah, berilah mereka yang merayakan perlindungan agar tidak melakukan tindakan yang tidak bermanfaat atau dosa. Berikan maaf dan ampunan saat kami salah, janganlah Engkau hukum kami saat salah tapi berikan hidayahMu dan petunjukMu kepada kami agar kami sadar dan Engkau bimbing kami memperbaiki kehidupan kami. Ya Allah Yang Maha Mengabulkan doa. Aamiin 

Bagaimana agar tidur saya berkualitas ?

 Ada pertanyaan yang mengusik saya tentang tidur saya. Kok tidurnya nggak enak ? Ngga enak itu seperti tidur yang tidak nyenyak, dan akibatnya tidur saya adalah bangunnya pegel atau capek. Seringnya karena waktu yang tidak lama tidurnya menyebabkan saya pengen tidurnya yang berkualitas.

saya beranikan diri untuk merenungkan tidur saya agar saya mendapatkan tidur yang nyaman dan bangunnya fresh (seger) badannya :

1. Karena tidur itu adalah lanjutan dari aktivitas saya sebelumnya. Maka saya mesti melihat aktivitas tersebut. Ketika saya beraktivitas fisik yang berat atau menyita waktu yang lama (lelah pikiran dan fisik), saya mestinya menyediakan waktu istirahat yang cukup. Tidur lebih awal dan bangunnya tetap di awal pagi. Jangan tidur malam dan bangunnya siang.

2. Tentang aktivitas, saya mesti merubah sikap menghadapi aktivitas tersebut dengan sikap positif dan prasangka baik. Semampunya melakukan aktivitas itu dengan ikhlas. Sikap ini dapat meringankan kelelahan yang terjadi. Bangunlah sikap beraktivitas itu bukan beban atau seperti terpaksa, tapi menerima aktivitas apapun dengan senang.

3. Ibadah kepada Allah menjadi tabungan pahala. Dengan pahala kebaikan itu memudahkan saya memohon pertolongan kepada Allah. Bayangkan pahala itu sedikit, tapi saya meminta pertolongannya banyak dan berat. Apakah mungkin saya memperoleh pertolongan Allah ? Mungkin saja, tapi secara logika semestinya saya "menolong Allah" dengan ibadah dan amal saleh, maka Allah menolong saya.

4. Mempersiapkan tidur saya dengan sengaja dan sungguh-sungguh, yaitu tidur yang ikhlas. Hati memohon kepada Allah agar tidurnya nyaman dan diberikan fresh saat bangun, pikiran memerintahkan tubuh untuk relax agar tidurnya jadi enak. Bila perlu membaca ayat-ayat Al Qur'an dan berdoa sesuai tuntunan Nabi.

5. Semua itu tidak terlalu formal banget, hanya saya ingin mengetahui faktor-faktor yang bisa membuat tidur saya enak.

Insya Allah tidur saya menjadi kebaikan. Saya pernah tidur enak itu saat khutbah Jum'at dimana tidur yang sebentar saja membuat tubuh fresh. Mengambil hikmahnya, ternyata tidur sebentar saja bisa terasa lama. Atau tidur sebentar di siang hari juga membuat saya merasakan yang sama. 

Bangun tidur tergantung dari proses tidurnya, proses tidur yang enak tergantung sikap dan proses sebelum tidur, dan terakhir proses sebelum tidur itu menjadi nyaman ketika saya pun benar-benar memiliki sikap beraktivitas yang benar yaitu ikhlas menjalaninya. Ada banyak hari yang sudah saya lalui, Insya Allah hari berikutnya masih diberi kesempatan. Hal inilah yang mengajak saya untuk latihan tidur yang bener dan nyaman.

Bagaimana caranya saya bisa berpikir positif ?

Selamat malam semuanya. Malam ini saya ingin berbagi petunjuk Allah dan mengajak saya untuk mengamalkannya. Kesulitan hidup itu datang dari diriku saya sendiri, datang dari apa yang sudah saya lakukan sebelum ini. Allah tidak pernah dzalim atas apa yang saya lakukan. Sekarang saya yakini betul bahwa kesulitan saya hari ini BUKAN disalahkan kepada orang lain atau lingkungan. Pengakuan ini menjadi penting karena pengakuan inilah yang mengantarkan saya berpikir positif. Berpikir positif dari hati yang bersih, bersama Allah

Banyak orang tidak menyadari sebuah kesalahan ringan (urusan dunia) dan beberapa keyakinan seperti percaya kepada akhirat merupakan dosa yang mesti dimintakan segera ampunannya dari Allah. Penumpukan kesalahan dan dosa itu dapat menutupi hati, dan akhirnya hati tidak mudah untuk dibersihkan. Akal sehat dan hati tidak optimal dalam memahami tindakan yang bener. Lalu tindakan yang tidak optimal itu berdampak kepada kesulitan hidup. 
Kesalahan yang terjadi bisa jadi karena saya tidak memperoleh ilmu dan petunjuk serta pendampingan dari Allah. Allah sudah memberi petunjuk agar tidak salah lewat Al Qur'an, apakah saya bersyukur untuk memanfaatkan petunjuk itu ? atau saya kufur ? Saya mengajak saya sendiri untuk membaca, memahami, dan mengamalkan petunjuk Al Qur'an itu agar saya dapat mencegah kesalahan dan saya paham apa ayng dilakukan ketika salah.

Rabu, Desember 28, 2022

Apakah tujuan itu bisa dicapai ?

 Seseorang tanya,"mas, apa bisa tujuan itu dicapai terutama tujuan dalam kerja ?" Pertanyaan ini hadir karena memang selama ini kerjanya "tanpa" tujuan atau target dan bisa juga memang jarang bisa mencapai tujuan atau target kerja. Keseringan hal ini terjadi membuat seseorang tidak yakin untuk berhasil. Apa sih yang bisa dilakukan untuk merencanakan pencapaian tersebut ? Mengapa hal ini penting ? Karena setiap orang ingin menjadi lebih baik dalam hidupnya.

Target atau tujuan saya adalah sebuah rencana, rencana saya itu adalah merencanakan keberhasilan. Tidak ada rencana saya buat untuk sebuah kegagalan. Bahkan rencana yang tidak baik pun untuk keberhasilannya (misalkan merampok yang bener mesti direncanakan untuk berhasil). Jadi saya mesti sungguh-sungguh membuat rencana (tujuan/target) saya. Saya mesti membuatnya agar apa yang saya rencanakan itu memberikan hasil terbaik.

Seringkali rencana (target) itu hanya dibuat saja dan tidak dilakukan. Padahal pencapaian target itu karena saya melakukan rencana itu dengan bener, jika belum mencapai maka saya melakukan perbaikan. Semua itu mengatakan saya (harus) berubah, dengan melakukan hal yang jauh lebih banyak dari apa yang saya lakukan sekarang.

Apakah saya berani menghadapi target atau apakah berani membuat tujuan ? Berani dong ! Keberanian itu menghadirkan semangat untuk berani melanjutkannya, merubah sikap, menyisihkan waktu dan banyak fokus untuk belajar yang terkait dengan target atau tujuan saya :

1. Beranilah bangun pagi dengan aktivitas yang bener, saya harus beranikan mengalahkan kekhawatiran bangun pagi bisa membuat ngantuk (kurang tidur) dan capek. Beranikan pula untuk melatih fisik menjalankan rencana seperti kerja keras, pantang menyerah, tidak malas (selalu beraktivitas). Langkah fisik ini menjadi latihan untuk merubah tubuh menjadi sesuai dengan target/tujuan saya. Orang yang berhasil itu selalu bangun pagi. Semakin sering saya berani melakukan aktivitas fisik ini membuat saya siap berubah dengan aktivitas yang menuju tujuan/target saya.

2. Beranilah untuk mengalahkan perasaan tidak enak/nyaman dengan sikap yang positif. Perlu saya bangun prasangka baik agar apapun yang saya hadapi bisa menjadikan aktivitas yang baik untuk kebaikan saya. Misalkan sikap (respon) senang menerima pekerjaan tambahan adalah kunci untuk berubah. Jadikan pekerjaan tambahan itu untuk menambah kemampuan saya dan jika sumbernya dari orang lain, maka memiliki peluang untuk membantu orang lain (amal saleh). Sebenarnya aktivitas yang baik dapat saya lakukan, tapi karena sikap yang tidak bener membuat aktivitas baik yang membangun kemampuan itu tidak terlaksana. Sederhana saja, saat sibuk kerja saya menjadi tidak mudah tersenyum atas sapaan atau senyuman orang lain. Tanpa disadari orang menjadi tidak respek kepada saya. Akibatnya orang lain enggan mau membantu saya. Atau saya malas bangun pagi karena suasana dingin. Sikap seperti ini telah menghabiskan waktu, dimana waktu itu menjadi sangat berarti untuk beraktivitas yang baik.

3. Yang berat juga saya lakukan adalah tidak menyediakan waktu untuk belajar atau menyisihkan waktu "tambahan" untuk beraktivitas lebih. Yang ada di pikiran saya adalah capek dan tidak ada waktu lagi. Dengan aktivitas yang sekarang saja sudah tidak mudah alias sibuk. Kalau saya berpikir sudah tidak ada waktu dan semangat untuk belajar, bagaimana saya bisa berada di tujuan akhir tanpa beraktivitas yang luar biasa ? Saya sebagai karyawan ingin mencapai target kerja, berani saya mesti bersikap dan berilmu serta beraktivitas sesuai dengan target tersebut atau bahkan lebih. 

Beranikah saya ? Keberanian saya mesti saya yakini lagi dengan percaya tanpa ragu saya memiliki Allah. Yang melihat saya 24 jam, yang mengamati saya 24 jam, yang siap membantu saya 24 jam ... masak sih saya bersamaNya. Dengan dekat Allah, saya diberi semangat, saya diberi petunjuk caranya, saya diberi pengawasan agar tidak jauh menyimpang, saya diberi ampunan kalau saya salah, saya diberi izin memanfaatkan fasilitas alam semesta ini, dan harapan terbesar saya Allah pun siap mengabulkan tujuan/target saya jika saya beraktivitas yang bener sesuai petunjukNya. Insya Allah, tujuan/target dapat saya raih bersama Allah. Karena hanya Allahlah semua bisa terjadi. Tiada Tuhan selain Allah.


HP membajak kehidupan kita

Hari-hari ini dimana sedang liburan bagi siswa menjadikan mereka lebih banyak tidak beraktivitas, santai dan banyak istirahat. Apa yang dilakukan mereka ? Cenderung tidak produktif. Padahal waktu libur itu menjadi waktu emas untuk melakukan banyak hal seperti hobby mereka atau aktivitas lainnya. Mereka hanya bermain dengan Handphone (HP).

Dengan HP mereka dilarutkan dengan dunia maya yang tidak produktif, cenderung hanya chatting-chatting WA, nonton you tube, nonton tik tok, dan hal lain. Mereka melakukan sampai berjam-jaman. Keadaan ini membuat nyaman dan jika diganggu, maka mereka merasa bete dan "emosional". HP telah menghilangkan produktivitas seseorang dan menyita waktunya. Semestinya HP sebagai media untuk produktivitas. Mencari informasi atau mencari ilmu atau mengkomunikasikan dan sebagainya. Tanpa ada aktivitas yang kuat ingin dikerjakan, maka mata selalu melirik HP.

Bagaimana dengan ibu-ibu yang suka gaul ? Di rumah suka bikin bete kalau sudah mengerjakan tugas rumahan (atau terkadang tugas rumahan itu dikerjakan seadanya). Keadaan cenderung mengundang ibu-ibu menggunakan HPnya untuk ngobrol atau chatting. Sama halnya seperti siswa yang libur tadi, ibu-ibu banyak menghabiskan waktu berjam-jaman untuk "ngegosip".

Ada yang menggunakan HP untuk bisnis atau kerja, tapi tetep diusahakan tidak menghabiskan waktu mereka. Karena saat sudah memegang HP cenderung godaan bermain dari apa yang ada di HP tinggi. Karyawan saja banyak yang bermain HP saat sedang kerja, alasannya mau info atau terima info. Alasan banyak dibuat-buat agar mereka bisa bermain HP.

Yang lain adalah saat makan bersama di resto, masing-masing orang sibuk dengan HP nya dan tidak ada ngobrol dalam suasana makan bersama di resto. Yang satu upload makanan dan fotoin keadaan saat itu sebagai status, yang lain sibuk chatting. Aktivitas makan bareng seperti ini menjadi hambar. Tapi keadaan seperti sudah maklum. Tidak hanya itu ada orang yang sedang naik kendaraan pun masih bisa menggunakan HP untuk chatting atau Wa-an. 

Kesimpulannya HP sudah menyita banyak orang untuk fokus kepada hal yang kurang produktif. Saat bermain HP dengan alasan yang dibuat-buat,"produktif kok", bermain HP itu hanya ghaib atau maya. Produktivitas sebagai ibu rumah tangga, siswa, karyawan atau siapa saja adalah sebuah amal saleh yang kita persiapkan untuk kehidupan di dunia dan di akhirat. Saat kita bisa menghabiskan waktu dengan HP, maka mesti diteruskan dalam bentuk perbuatan nyata (amal saleh). Itu kalau yang kita dapatkan konten positif, tapi bagaimana kalau konten negatif ? Kita sering meresponnya dengan negatif pula. Malah tidak beramal saleh.

Siapkan diri kita dengan sikap yang bener agar dapat mengambil hikmah dari HP untuk dijadikan amal saleh kita. Membuat status yang bener agar mengingatkan orang lain, menyampaikan informasi yang bener, mengajak orang untuk berbuat baik, berbagi ilmu dan sebagainya. Ini saja sudah cukup menghabiskan waktu, jadi hindari untuk yang tidak produktif. Sikap seperti ini menjadi penting, lalu tambahkan ilmu agar kita mampu memperlakukan HP untuk hal baik saja, dan terakhir HP semakin memudahkan kita dekat kepada Allah dimana referensi Al Qur'an, tafsir, cara mengaji, kajian agama dan sebagainya sangat mudah di peroleh. Referensi ini tidak menghalangi kita lagi untuk semakin beriman dan bertaqwa.

Insya Allah HP sebagai media mengantarkan kita kepada aktivitas yang produktif. 

Featured post

Senyum itu bukan untuk orang lain saja

Alhamdulillahirabbilalamin. Di hari Jum'at yang dimaknai sebagai bentuk hari baik, dan Insya Allah kita selalu dimampukan berbuat baik h...