Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Selasa, November 29, 2022

Magic Word Kerja bukan perlombaan

Dalam struktur organisasi selalu ada satu pimpinan, kita sebut aja manager. Terkadang seorang manager bisa ditunjuk karena pengalaman atau faktor lain. Yang adalah bawahan manager sekalipun ada asisten manager. Seolah managerlah yang berhasil dan bawahan menjadi pendukungnya sehingga banyak awahan bekerja tidak maksimal. Selamanya jadi bawahan selama managernya masih ada. Lalu bagaimana departemen dari manager ini bisa berkembang lebih maju ? 

Bisa saja departemen itu menjadi dengan memberikan insentif uang. Karena semua orang bisa bekerja untuk uang. Tapi kebanyakan tidak berhasil dan banyak muncul permasalahan baru. Bagi manager yang bener pasti memberikan lead kepada bawahannya untuk maju. Tidak perlu menjadi manager, tapi bisa menjadi ahli dibidangnya. Kalau bawahan ingin jadi manager maka terjadi perlombaan dan yang menang hanya satu dan yang lain kalah. Keadaan ini tidak baik. Kemenangan yang seharusnya dicari adalah kepercayaan. Tidak perlu jabatan atau hal lain, tapi kepercayaan telah memberikan segalanya. Semua orang bisa mendapatkan kepercayaan, jadi kerjalah yang memberi nilai tinggi.




Senin, November 28, 2022

Pesan tren Bersyukur di malam hari

 


Berani bertindak berani salah

Kalau kata "mau" semua bisa. Mau sukses ? Mau kerja ? Mau jabatan ? Tetapi dibalik kata mau itu tidak mendorong orang untuk bertindak. Biasanya mau dihubungkan dengan kemudahan, kalau bisa mudah sukses saya jalani. Begitu juga mau kerja asal gampang dan seterusnya.

Disisi lain, kata mau juga tidak menjamin orang tersebut bisa berhasil sekalipun jalannya mudah dan ringan. Ada kekhawatiran mau bertindak itu karena khawatir salah/gagal. Bisa jadi "mau sukses" itu mudah dijalaninya tapi akibatnya bisa timbul banyak masalah. Apakah mungkin keberhasilan itu tanpa salah/gagal. Sedangkan salah/gagal tidak disukai. maka seringkali orang yang mau bisa berhenti saat salah atau gagal.


Bagaimana dengan kata "mau" diganti dengan kata "berani". Kata berani lebih kuat untuk mengerjakannya, dan pasti juga sudah siap (berani) salah/gagal. Kalau berani salah atau gagal berarti berani pula menemukan solusinya. Dan sekalipun berani, tidak ada jaminan juga selalu benar. Berani membuka kita untuk terus melakukannya.


Magic Word Semua orang bisa

Beberapa orang merasa minder untuk sukses, bahkan merasa tidak mampu mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Berbagai alasan dikemukan, "saya bukan sarjana" atau "saya kan bawahan" dan sebagainya. Mau begitu terus ?

Semua orang tidak ada yang tahu, apa yang dikerjakannya sekarang ini adalah suksesnya. Atasan, yang punya perusahaan dan bawahan tidak pernah tahu jalan mana yang mengantarkan mereka sukses. Jadi teruslah bekerja dan tingkatkan menuju kerja yang semakin berkualitas.



Pesan tren Seberapa mengenalnya kita dengan Allah ?

Umumnya orang kalau sakit per ke dokter atau rumah sakit. Kita yang curhat tentang penyakit kita ke dokter, dokter hanya menganalisa dan memberi solusinya. Atau ada yang tidak ke dokter, tapi membiarkan penyakitnya dan yakin dengan istirahat dan pola sehat. Hasilnya agak lama sih. Dari sini ada orang yang percaya pada dirinya sendiri atau percaya kepada dokter ?

Percaya kepada dokter berkurang oleh rumah sakit atau dokter yang mata duitan, yang berakibat sembuhnya lama. Percaya kepada diri sendiri hanya mengandalkan makan yang sehat, minum obat umum dan istirahat. Atau ada yang berdoa dan percaya Allah sembari minum obat. Mestinya kita menyelarasakan ketiga hal tersebut.


Yang utama, kita mestinya percaya kepada Allah yang memberikan penyakit kepada diri kita dan Allahlah yang menyembuhkannya pula. Dalam hal ini kita mesti merenung tentang hadirnya penyakit kepada diri kita. Bukan kepada orang lain ? Kok sekarang ? Yakinlah ada yang salah dengan kita dan bersegeralah memohon ampunan dan memperbaiki diri dalam ibadah dan amalan. Dengan sikap dan perilaku ini, kita dapat meningkatkan iman kita kepada Allah dengan bersyukur lewat pola makan sehat, pola isitrahat yang cukup, pola olahraga yang seimbang.Inilah dasar yang cukup untuk mempercayai upaya ke dokter

Begitu juga menyikapi dengan kendaraan yang rusak. Mestinya kita bawa ke bengkel, karena memang banyak orang tidak tahu mesin kendaraan. Iman kita kepada mesti mendasari kita melakukan perbaikan ke bengkel. Pastilah setiap musibah menjadi pengingat kita atas apa yang sudah kita lakukan kepada Allah. Dasari memperbaiki kendaraan ke bengkel dengan banyak istighfar dan bila perlu mengeluarkan sedekah. Rasa syukur dengan memelihara kendaraan mesti kita lakukan.




Bagaimana dengan kesepian ? Apakah mesti mencari hiburan ? Kembali semua itu kepada Allah. Percaya kepada Allah bahwa kesepian itu bukan perlu hiburan tapi mengisi dengan banyak ibadah dan beramal saleh. Banyak orang yang memiliki uang, ternyata mereka juga masih kesepian. Apakah mereka yang berbisnis hiburan (pelaku dan pemilik) juga tidak kesepian juga ? Jadi bukan kesepian itu perlu hiburan, tapi mengisi kehidupan dengan berbagai aktivitas yang membuat kita dekat dengan Allah.

Jadi boleh-boleh saja kita percaya dokter, teknisi atau penghibur, tapi jauh lebih penting memperbaiki hati yang sakit, hati yang tidak bersih atau hati yang jauh dari Allah. Iman yang bener dan kuat kepada Allah memberi kebaikan bagi kita, kalau sakit atau kendaraan rusak kita bersabar, dan banyaklah bersyukur saat sehat dan memiliki nikmat  yang cukup

Minggu, November 27, 2022

Magic Word Dokter obati pasien

Seorang dokter itu pinter dalam mengobati pasien. Tapi tetap saja seorang mesti banyak tanya ke pasien tentang penyakit yang diderita. Dari jawaban pasien, maka dokter menyimpulkan sesuatu (hipotesa). Dengan pengalaman dokter tersebut bisa menemukan obat yang tepat buat pasiennya. Sejak awal praktek mempunyai solusi yang baik yaitu,"minum obat ini dalam 3 hari mesti habis, lalu jika masih sakit, maka datang kembali ke sini".

Kalau mau dibilang, "dokter itu bisa coba-coba dengan analisa. Tetap saja dokter itu ada evaluasi dari apa yang diambil solusinya". Bisa salah ya bisa. Dan beberapa pasien datang kembali dan dokter dapat feedback yang baik untuk mengambil langkah berikutnya.


Mengapa pola kerja dokter itu tidak kita terapkan dalam meraih sukses ? Sama halnya kita pasti yakin dengan pertimbangan yang diyakini tepat mesti dilakukan. Selang beberapa waktu kita bisa evaluasi, apakah hasilnya sesuai atau tidak ? setelah itu kita dapat mengambil tindakan yang baru. Seorang dokter yang pinter dengan ilmunya tidak merasa bermasalah jika ada kesalahan (minimal). Jadi kita pun yang ingin meraih sukses mesti memiliki sikap yang sama agar bisa selalu tidak bermasalah jika gagal dan ingin terus memperbaiki kerja kita.



Berdoalah sebagai ibadah

Sikap dan Cara kita berdoa sampai hari ini adalah bentukan yang telah kita rajut sejak kecil sampai sekarang YANG KITA ALAMI dan RASAKAN.

Memang waktu kita kecil, kita diajarkan berdoa sebagai perintah agama yang menjadi bagian dari ibadah (terutama shalat). Isi doa pun sudah tersedia dan diajarkan seperti "rabbana atina fiddunya wal akhirat". Maka terbentuk persepsi doa itu biasa-biasa saja karena BUKAN kebutuhan kita dan agak terasa BERAT karena diperintahkan SEHINGGA dalam berdoa kita lakukan hanya formalitas. Salah satu buktinya ... kita begitu hafal mengucapkannya bahkan secara otomatis terucap setelah shalat. Adakah perasaan dalam hati kita saat berdoa seperti tadi ??? Tidak ada perasaaan apa-apa. Atau ada sebagaan kecil kita tidak tahu artinya ... apa yang kita mintakan.


Bisa dibayangkan kita meminta sesautu tapi kita tidak tahu dan hanya berucap tanpa perasaan. Kalau orang itu memohon kepada kita, apakah kita mengabulkannya ? Sangat kecil peluangnya untuk kita kabulkan dan kalau dikabulkan lebih karena kita tidak mau melihat orang itu di depan kita. Bagaimana dengan Allah swt ? memang tidak sama dengan manusia dan Allah swt, Jawabannya kita sudah tahu. Allah Maha Mengabulkan doa. Bahkan sebesar apapun dosa kita, Allah datang untuk mengampuni asal tidak mempersekutukannya

Kok kita ini hanya meminta dan meminta saja, padahal sudah banyak Allah swt berikan kepada kita. HANYA karena kita melihat yang tidak kita miliki maka rasa syukur itu tidak ada. Dan kita berharap yang tidak kita miliki, kita mintakan lewat doa.

Pantaskah kita berdoa dibandingkan bersyukur ??? Yang paling pantas adalah kita bersyukur dengan diawali doa agar kita diizinkan untuk mampu bersyukur, berdoa untuk diberi petunjuk niat bersyukur karena Allah dan berdoa untuk dimampukan untuk bersyukur dan menyempurnakan syukur itu. Oleh karena itu, kita mesti merubah cara pandang kita tersebut dengan belajar tentang doa.

Doa itu kita maknai sebagai ibadah, maka dari itu maknai doa dengan baik dan sampaikan ke Allah dengan tidak mendikte "Allah harus mengabulkannya", kita memohon agar kita diberi yang terbaik untuk kita. Doa seperti halnya ibadah lainnya hanya berharap ridhai Allah dan memohon Allah membalas dengan mengabulkannya 

Featured post

Bos Sok tahu, ngga ada yang salah ...

Alhamdulillahirabbilalamin, Allah telah memberi ilmu yang banyak, tapi kadang kita tidak merasakannya. Seringkali kita menganggap kecil ilmu...