Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Sabtu, November 12, 2022

Mengajak sukses

Perhatikan orang yang sukses, apa yang dilakukannya sebelum sukses tidak pernah dia prediksi untuk sukses. Artinya mereka yang sukses itu hanya menjalani cara-cara yang diyakini memberikan kebaikan. Mereka tidak tahu kapan mereka sukses. Apa yang terjadi saat mereka sukses ? kesuksesan yang sekali itu sudah membanggakan mereka dan mereka bilang,"apa yang dikerjakannya selama ini adalah cara sukses". Apakah mereka menjamin bahwa apa yang dikerjakan (tentu yang baik) adalah cara sukses ? bagaimana dengan cara yang tidak baik ? Mereka bilang tidak berguna dan bukan cara sukses, tapi apakah mereka tidak sadar bahwa cara yang tidak baik itu memberi mereka pelajaran untuk menjalani cara yang baik. semua cara yang tidak baik itu tak pernah diungkap mereka yang sukses kepada orang lain.

Yang lebih heboh lagi adalah mereka menganggap cara yang sukses itu bisa diulang lagi. padahal mereka baru sekali suksesnya, tapi seakan mereka bisa melakukannya lagi dan lagi. Dengan pengalaman mereka itu, mereka ingin menunjukkan bahwa cara mereka yang bisa diandalkan untuk orang lain sukses. Apakah bener begitu ?? Apakah dengan meniru cara mereka membuat kita yang mengikutinya bisa sukses ? Perhatikan hal berikut :



1. Sukses yang baru satu kali saja tidak bisa menjamin untuk sukses berikutnya, apakah kita bijak untuk menyakininya sebagai cara kita juga untuk sukses.

2. Cara-cara sukses seseorang tidak sama dengan orang lain. Latar belakang, kepribadian, pendidikan, lingkungan dan sebagainya TIDAK pernah SAMA. Apakah kita yakin kita bisa bener-bener mengikuti cara sukses seseorang dengan banyak hal yang berbeda ?

3. Sisi lain dari cara-cara yang tidak sukses itu menjadi penting untuk mendorong seseorang memperbaikinya menjadi cara sukses. Apakah kita yakin hanya mengikuti cara suksesnya saja, padahal cara yang tidak sukses mereka pun menjadi bagian yang penting (mereka tidak pernah memberitahukan hal ini) ?


4. Kita yang ingin sukses ... mestinya kita belajar memahami cara-cara yang pas buat kita untuk dijadikan cara kita untuk sukses. Tidak perlu meniru, tapi meneladani hikmah (yang tersirat). kita mesti menemukan kekuatan yang kita miliki dan membangkitkannya untuk meraih impian kita sendiri. Bukan menjadikan diri kita sama seperti mereka yang sukses.

5. Yang pernah sukses menyadari bahwa mereka bukanlah ahli sukses. Jadi tidak menclaim semua cara mereka itu cara yang terbaik untuk diikuti. cara mereka hanya untuk mereka, cara seseorang hanya untuk dirinya sendiri. Sebaiknya mereka mengajari tentang kekuatan setiap orang itu berbeda dan mesti bisa menemukannya. Tidak menggurui tapi mengajak setiap orang menyadari kekuatannya dan apa yang mereka inginkan. Bila perlu mereka yang pernah sukses itu mendampingi orang yang ingin sukses agar merasa yakin untuk sukses

semoga kita semakin menyadari tentang melihat kesuksesan tidak dari sisi saja. Kesuksesan bukan sekedar meniru cara suksesnya, tapi pahamilah cara sukses itu ada dalam diri kita. mengapa kita tidak membangkitkan cara sukses kita sendiri ? Sukses orang lain itu mesti membangkitkan kesuksesan kita.  

Jumat, November 11, 2022

Magic Word Ganti Harapan

Magic Word kali ini meneruskan tulisan sebelumnya. Saat kecewa muncul harapan baru untuk memulai kehidupan baru. Tapi masih sering ada keraguan, bisa jadi harapan baru itu tidak jelas (tidak tergambarkan dalam pikiran) atau memang tidak cukup ilmunya sehingga tidak mudah untuk diwujudkan. Keraguan itu bisa memunculkan ketakutan, beranikan untuk memunculkan harapan baru atau membuat harapan itu menjadi bertahap.


Semoga apapun harapan yang hadir dalam pikiran kita menuntun kita mengurangi keraguan dan ketakutan sehingga hadir yang namanya keberanian.




 

Menjadi semakin yakin

Soal yakin ? Sebenarnya banyak orang tidak memilikinya, apa yang dikerjakan sekarang ini bukan soal yakin, tapi soal emosi yang mendorong orang beraktivitas atau kerja dan soal keterdesakan untuk melakukan sesuatu untuk rasa nyaman. Orang yang yakin bener-bener menikmati apa yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh, dan terus konsisten. Yakin bukan sekedar pertimbangan logika, karena tidak semua orang yang memiliki logika belum tentu yakin. Memang keyakinan itu mesti didasari ilmu (logika), tapi ilmu yang bener. Misalkan soal yakin bisa menjual produk. Apakah hanya yakin aja ? Membayangkan saat kita memiliki ilmu cara menjual yang beragam dan memiliki waktu untuk menerapkannya, maka keyakinan itu tumbuh. Yakin untuk bisa menjual, terus apa iya ? Tentu siapa yang menjamin kita bisa menjual ? Selain diri kita sendiri, dan yang pasti Allah yang mengizinkannya. Kok bisa ? Karena mereka yang sudah ada ilmu menjual belum tentu bisa berhasil dan sebaliknya.

Apa bedanya orang yang yakin dengan ilmu yang bener dengan yang berilmu kurang yakin ? Orang yang yakin dengan ilmu yang bener, menyikapi hasil dengan prasangka baik kepada Allah. Apapun hasilnya menjadi kebaikan. Kalau berhasil jadi bersyukur dan kalau belum berhasil jadi sabar dengan terus memperbaiki diri agar diizinkan Allah. Kalau yang berilmu tapi tidak yakin kepada yang mengizinkan, maka saat tidak berhasil mereka hanya bilang terus aja bekerja dan bisa jadi berganti ilmu satu ke ilmu lainnya. kalau berhasil mereka sedikit "sombong" dan bilang,"saya berhasil karena saya melakukan ini dan itu". Kalau gagal sering menyalahkan orang lain dan lingkungan. Jadi sudah seharus untuk yakin itu memang perlu ilmu dan percaya kepada yang memberi izin yaitu Allah.



Apa yang terjadi saat kita yakin ? Ada keberanian atau dorongan yang kuat untuk mempersembahkan kerja kepada yang kita yakini, dalam hal ini Allah. Sebaliknya kalau orang yang kurang yakin menimbulkan keraguan dan bahkan "takut" sehingga timbul malas kerja. Untuk menambah keyakinan kita, maka dekatkan diri kita kepada Allah dengan berbagai aktivitas ibadah dan amal saleh. Semakin sering melakukan ini semakin yakin kepada Allah. Sama halnya dengan keyakinan tersebut, pikiran kita membutuhkan ilmu untuk mampu melaksanakan apa yang kita yakini. Kuasai ilmu agar kita semakin nyata untuk melakukannya. Terkadang saat kita kurang berilmu sering disebabkan karena kita tidak suka, maka bersikaplah positif (prasangka baik) terhadap ilmu apapun karena ilmu itu mengantarkan kita untuk bertambah keyakinannya.



Apakah Anda masih merasa bahwa hanya dengan ilmu semua bisa terjadi ? Bisa sih Anda yakin dengan ilmunya, tapi apa iya ilmu menjamin Anda untuk meraihnya ? Bukankah ilmu itu membahas tentang cara dan dasarnya Anda melakukan sesuatu ? Kita pasti membutuhkan sesuatu yang menjamin kita yakin mengerjakannya (sesuai ilmu) yang memberikan kebaikan kepada kita dan menjamin keberhasilannya. Bukankah setiap langkah yang kita kerjakan diiringi doa ? Begitulah kita mesti yakin dengan hati, dimana hati tempatnya Allah memberikan petunjuk untuk yakin kepadaNya. Alangkah indahnya kita bisa yakin kepada Allah yang memberi keberanian untuk melakukan sesuatu, dengan ilmu yang bener yang Allah ridhai.

 

Kamis, November 10, 2022

If I can see it then I can do it

If i can see it, then i can do it. Jika saya bisa melihat apa yang ada dalam pikiran dengan jelas, maka saya bisa melakukannya. Mengapa ? Karena apa yang ada dipikiran (imajinasi) dengan jelas menjadi perintah oleh pikiran yang mudah untuk dijalankan oleh tubuh. Tubuh kita hanya menerima perintah dan menjalankan, jika perintah itu jelas maka tubuh dapat melakukannya. Misalkan perintah makan, maka tubuh tidak bisa melaksanakannya. Karena perintah makan itu tidak jelas, makan apa ? makan sekarang ? dan banyak pertanyaan yang muncul. Bisa berbeda saat perintah itu seperti ini,"makan sekarang di warung A dengan sayur dan rendang".  Maka saat perintah itu minta dilaksanakan maka tubuh merespon dengan melakukannya.

Perhatikan pikiran selama ini, ada keinginan tapi tidak jelas atau tidak detail. Maka kita tidak melakukan apa-apa. Misalkan lagi keinginan kita,"ingin jadi orang kaya". Apakah bisa dilakukan ? Pikiran saja menjadi bingung ingin kaya seperti apa ? dan tidak terbayangkan dalam pikiran apa yang harus dilakukan. Maka sekali lagi keinginan itu sekedar mimpi saja. Kita berpindah dari satu keinginan kepada keinginan lainnya. Apakah yang terjadi bila setiap hari seperti ini ? Tubuh sudah terbiasa tidak melakukan apapun karena memang tidak ada perintah dari pikiran sehingga menjadi malas. Hati-hati untuk tidak terjerumus kepada angan-angan kosong seperti ini. Beranikan diri kita untuk melihat dengan jelas apa yang mesti kita lakukan untuk memenuhi keinginan kita.


Membayangkan diri kita untuk mendapatkan uang dengan berdagang. Misalkan berdagang roti. Saya setiap hari membuat roti sebanyak 100 biji. Saya menjualnya ke warung dan penjual kue dengan titip jual 10 per warung. Dengan harga roti Rp 6000/biji dan diharapkan terjual 80 biji/hari maka saya mendapatkan uang sebesar Rp 480.000 per hari. kalau saya tingkatkan penjualan dengan menambah warung 2 lagi, maka harapan saya bisa menjual 100 perhari dan pendapatan saya naik menjadi Rp. 600.000. Imajinasi ini bisa dengan mudah untuk diwujudkan. If i can see then i can do it. Disinilah muncul semangat untuk berdagang. Demikian juga imajinasi saya tentang kerja di kantor yang sukses mesti diperlihatkan dalam pikiran dengan jelas apa yang mesti dilakukan. Pikiran menuntun atau mengarahkan kita untuk berbuat apa yang ada dalam skenario pikiran.


Dalam keseharian kita, ada orang yang tidak melakukan sesuatu bukan karena tidak bisa, tapi tidak berani. Dalam pikirannya sudah terlihat jelas apa yang ingin dikerjakan. Tidak terjadi karena juga ada pikiran yang menghambatnya atau membuat orang tersebut tidak percaya bisa melakukannya. Akumulasi dari yang ingin dikerjakan dan yang menghambat, jika pikiran yang menghambat juga terlihat jelas maka tidak ada tindakan apapun alias tidak berani. Begitulah kekuatan pikiran kita yang jelas dapat mendorong kita melakukannya, dan saat dilakukan terus-menerus maka keberhasilan semakin nyata. 


Keberuntungan

Keberuntungan ? Ada dong. Ada sebuah pertandingan sepakbola dimana ada kesebelan favorit kalah dikalahkan di akhir menit pertandingan usai lewat sepak pojok. Hasil 1 : 0 untuk kemenangan tim underdog. Yang kalah mengatakan,"itu keberuntungan dan itulah bola tidak bisa ditebak karena bulat". Yang menang bilang,"kegigihan dalam meraih kemenangan". Kok dua belah pihak tidak sinkron jawabannya. Begitulah yang terjadi. Ada nggak sih keberuntungan itu ? Kalau gitu keberuntungan itu milih-milih dong. Siapa yang milih ? Yang pasti bukan yang terlibat. 

Bagaimana kalau ada keberuntungan orang yang sukses ? Ada sih, nggak begitu pinter, sekolah tidak tinggi dan kerjanya biasa saja bisa sukses. Yang sudah bekerja luar biasa dan melakukan banyak hal bilang, "beruntung kamu bisa sukses". Apa iya keberuntungan itu ada ? Faktanya sih ada, tapi kok bisa ? Kok nggak saya ? Kalau bisa milih mah, "iya kalau bisa saya yang beruntung". Terus ada bilang,"kemarin saya beruntung bisa jual produk, padahal sudah tidak ada lagi pembeli" dan banyak lagi keberuntungan lain, tapi memang tidak setiap hari keberuntungan itu ada.

Secara logika bilang keberuntungan itu terjadi jika ada kesempatan dan kitanya siap. Ada orang yang memiliki kesempatan dan tidak siap dengan kemampuan, maka belum beruntung. Seballiknya ada kemampuan dan tidak ada kesempatan, sama juga belum beruntung. Apakah keberuntungan kita itu kita ciptakan sendiri ? Mestinya tidak, karena kalau kita yang ciptakan keberuntungan itu berarti kita bisa dong beruntung terus. Oleh karena itu keberuntungan itu ada yang ngatur yaitu Allah yang menguasai seluruh alam ini. Bisa jadi keberuntungan itu Allah ciptakan dengan situasi di atas untuk menguji siapa saja, apakah yang beruntung itu bisa bersyukur atau yang tidak beruntung bisa bersabar ? Apakah ada keberuntungan terus ? Tidak ada, yang ada adalah kita menjalani langkah demi langkah dengan ilmu yang bener dan sabar/bersyukur. Proses inilah yang memberi kebaikan tak terbatas dari Allah.


Tak ada yang ingin tidak beruntung, maka mulailah kerja dengan bener dan selalu memohon kepada Allah agar bisa sabar dan bersyukur. Semakin kerja semakin yakin kepada Allah, semakin bertambah ibadah dan amal salehnya. Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, maka raihlah ridho Allah dengan kerja yang ikhlas (sabar dan syukur). 

Rabu, November 09, 2022

Harga sebuah kesalahan

Banyak orang masih melihat kesalahan itu dari sisi negatifnya. Orang yang salah mesti dimarahin dan dihukum. Berharap yang salah dapat memperbaiki kesalahannya. Kondisi ini membuat orang takut salah, maksudnya bukan takut salah tapi takut melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Untuk mengantisipasi hal itu yang salah tidak mau disalahkan dan berusaha membela diri serta menutupi kesalahannya. Apakah hal ini menjadi baik ? Ternyata tidak membuat orang menjadi lebih baik. 

Jika ada salah, maka yang merasa bener (tapi tidak juga karena orang ini tidak melakukan apapun) segera bereaksi dengan marah. Yang salah karena dimarahi sering baper dan membuat situasi saling menyalahkan. Semestinya harus ada lingkungan yang saling dukung, maka yang salah diempati dan dikuatkan dengan mengoreksi kesalahan dengan cara yang santun. Tidak perlu menghukum kesalahan yang diperbuat. Sebaliknya yang salah bener-bener mengakui ada yang salah dan ingin memperbaikinya. Jika ini terjadi maka lingkungan seperti ini menjadi kondusif untuk semakin baik, berani bertindak dan berani juga mengakui, serta berani memperbaiki. Inovasi, kreativitas dan perubahan tidak luput dari salah, dan yang hebat semua itu tercipta dari kesalahan.

Berapa nilai kesalahan itu ? Sebesar dampak dari kesalahannya. Misalkan karena lalai menyebabkan kehilangan materi sebesar Rp 1 juta. Maka kesalahan itu bernilai 1 juta, semakin besar membuat orang semakin marah. Kemarahannya itu merasa kehilangan nilai materi. Kemarahan dan hukuman yang diberikan tidak seimbang dengan apa yang diperoleh dari kesalahan tersebut. Kok bisa ? Orang yang salah dimarahin dan dihukum, padahal yang marahin mendapatkan ilmu atau pelajaran dengan membayar uang Rp 1 juta. Apakah ada sekolah yang memberikan ilmu dengan 1 juta ? Bukan soal 1 jutanya, tapi sekolah tidak memberikan pelajaran tentang kesalahan tersebut. Nilai inilah yang tidak pernah dilihat sebagai hal yang menguntungkan. Apalagi pelajaran itu yang hanya 1 juta dapat diajarkan kepada semua orang. Yang pasti tidak ada lagi kesalahan berikutnya yang bisa mengakibatkan kerugian yang lebih besar. Apa pantas yang salah itu dimarahin dan dihukum, padahal disisi lain banyak yang menguntungkan juga ?


Yang salah selalu dimarahin dan dihukum, tapi pernahkah Anda berpikir sebaliknya jika Anda yang salah, mau nggak sih dimarahin dan dihukum ? Yang pasti Anda tidak mau. Lalu mengapa orang lain dimarahin dan dihukum ? Bukankah semua orang tidak luput dari salah. Yuk memahami dengan hati bukan lagi pikiran dan emosi saja. Berempati kepada yang salah adalah yang terbaik. 

Bayangkan semua orang bisa berempati dengan kesalahan, sepertinya banyak hal yang luar biasa yang bisa dilakukan sehingga banyak hal yang luar yang dihasilkan. Semua orang berani melakukan sesuatu yang baru dan menghasilkan produktivitas yang tinggi.

 

Buatlah cita-cita setinggi langit

Kalau ingat masih kecil dulu, guru bertanya, "Apa cita-citamu kalau udah besar ?" Yang saya ingat adalah ingin jadi dokter atau ir atau mau jadi pilot. Semua cita-cita itu terkesan adalah menjadi orang yang hebat dan banyak uangnya. Beberapa orang masih sama cita-cita sampai besar, tapi ada juga berubah. Apa yang ada dibenak orang yang waktu kecilnya tidak punya banyak uang untuk sekolah ? Cita-citanya tidak tinggi, mungkin tamat SMA pun sudah lumayan dan bisa kerja.

Apa kabarnya cita-cita itu ? Ada yang tercapai ... tapi kayaknya tidak seperti yang dibayangkan masih kecil. Ternyata berat banget cita-cita itu, uang yang diperoleh dari kerja tidak sesuai harapan. Mesti kerja keras dan banyak persaingan. Mungkin beberapa orang berandai,"Kalau saya dulu sekolah tinggi lagi, pekerjaan saya lebih baik" dan sebagainya. Lalu ? Jalani aja.

Cita-cita atau tujuan bukan sekedar untuk masa depan, tapi sudah menjadi motivator dalam kerja dan kehidupan. Yang masih sama adalah persepsi kita bahwa buatlah cita-cita itu setinggi-tinggi. Apa yang terjadi ? Kita merasa terbebani dengan cita-cita atau tujuan yang tinggi. Berapa lama bisa dicapai ? Bagaimana caranya ? Butuh pikiran, dan energi yang besar. Banyak orang hanya meninggalkan cita-cita itu dalam pikiran dan tidak pernah diwujudkan.

Tujuan akhir itu memang perlu yang tinggi, tapi agar bisa diwujudkan, maka kita perlu berkompromi dengan kemampuan dan fisik kita. Mengapa kita tidak memilah tujuan yang tinggi itu dalam beberapa tujuan antara dengan target waktu tertentu ? Bukankah pemilhan tujuan yang tinggi dalam beberapa tujuan antara sangat memungkin pikiran dan tindakan dapat diwujudkan. Ada perasaan senang dengan merasa tidak berat menjalani dari waktu ke waktu untuk meraih tujuan antara. 

Misalkan Tujuan A dibagi dalam 10 tujuan antara. A1 - A10. Fokus kita menjadi lebih detail kepada A1 dan setelah tercapai barulah berpikir menuju A2 dan seterusnya. Dalam hidup kita memiliki tujuan dari kerja dan tujuan untuk keluarga. Keduanya seperti bercabang dan membuat tidak ada waktu untuk meraih keduanya. Bagaimana caranya ? Buatlah tujuan kerja adalah bagian dari tujuan keluarga. Tujuan keluarga lebih besar/tinggi dari tujuan kerja. Dampaknya adalah kita kerja bukan untuk perusahaan, tapi untuk keluarga karena tujuan kerja itu hanya perantara menuju tujuan keluarga yang lebih besar.



Bisa dibayangkan ... bagaimana kita mau shalat khusyuk ? Menjadi berat untuk langsung mengamalkan shalat khusyuk. Bisakan kita memulai tujuan akhir (shalat khusyuk) dengan mengamalkan memahami syarat dan rukun shalat, kemudian memahami dan mengamalkan wudhu yang bener, mempelajari dan mengamalkan makna bacaan shalat dan seterusnya. Cara ini membuat kita merasa nyaman untuk khsuyuk dalam shalat.





Semoga kita mulai menyadari bahwa memang baik untuk memiliki tujuan/cita-cita yang tinggi. Tapi jauh lebih penting adalah mewujudkan tujuan itu secara bertahap. 

Featured post

Udah bisa bangun paginya

Alhamdulillahirabbilalamin masih diberi kesempatan hari ini, dibangunkan dan diberi pikiran fresh untuk memperbaiki keadaan sendiri. Hari se...