Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Sabtu, Oktober 01, 2022

Katanya mau bahagia

 Katanya mau bahagia, tapi belum juga. Kalau ditanya mau bahagia ? Pasti mau. Kata mau belum cukup mengantarkan kita untuk bahagia. Bahagia terjadi jika kita melakukan tindakan-tindakan yang membahagiakan kita. Kita bahagia dan kebahagiaan itu menyebar ke orang-orang di sekitar kita. Mau didefinikan bahagia itu apa ? Sangat relatif dan berbeda bagi setiap orang. Ada yang bahagia setelah lulus kuliah, ada yang bahagia waktu menikah, ada juga yang bahagia saat berbagi dan banyak lagi. Dan memang sebuah kebahagiaan itu tidak dapat dilogikan, tapi kita menafsirkannya dengan logika dan perasaan.

Orang yang bahagia itu pasti perasaannya senang, tapi orang yang senang belum tentu bahagia. Banyak orang yang sudah sukses merasakan bahwa kebahagiaan itu bukan sekedar materi atau uang. Jika kebahagiaan itu diukur dari materi, maka hanya orang yang berlebih materi yang berhak untuk bahagia. Tapi kenyataannya tidak demikian. Ada yang tak memiliki materi berlebih dan bahkan pas-pasan, hidup merasakan bahagia. Bahagia itu ada di hati, kok gitu mas ? Bayangkan jika bahagia itu ada di perasaan, maka kita hanya merasakan kesenangan saja dan itu sangat terkait dengan sikon dan materi. Atau kita mau bilang bahagia itu ada dipikiran kita, masak sih yang bahagia itu miliki orang pintar ? Perhatikan diri kita sendiri, saat bahagia ... kita merasa senang, kita merasa cerdas dalam mengambil keputusan. Jadi beruntunglah orang yang bisa bahagia.

Kalau bahagia itu ada di hati, maka seharusnya kita banyak melakukan tindakan yang menggunakan hati. Hal yang utama adalah hati itu urusan keyakinan, kalau kita yakin tanpa ragu kepada yang menghadirkan kebahagiaan itu maka itu sudah menjadi modal utama. Kalau sudah yakin tanpa ragu, maka berikutnya kita mewujudkan keyakinan itu dengan bertindak yang baik (amal saleh). Perhatikan saat kita zikir, maka terasa lebih tenang, saat kita sedekah sekaipun materi dikeluarkan tapi hati bahagia, dan amal lainnya. 

Ingin bahagia ? Percaya dan yakin, bekali dengan ilmu agar amalan kita jadi bener dan wujudkan setiap langkah dengan amalan nyata. Apa yang kita perbuat menjadi hak Allah untuk memberikan/mengizinkan kebahagiaan itu terjadi.



katanya belajar

Katanya mau belajar, kok belum baca buku atau ngikutin majlis atau seminar ? Tapi saya baca sosmed dan you tube, kan banyak hikmahnya. Memang betul kita sudah belajar dari berbagai sumber. Tapi apakah kita sudah produktif dalam bekerja ? Apakah kita sudah lebih berkualitas ?
Belajar dengan membaca dan melihat pemahaman tentang sesuatu belum cukup sebagai proaes belajqr. Belajar itu ujung kita mampu mengatasi berbagai masalah, kerja nyaman dan mudah. Ini adalah indikatornya. Audah belajar tapi masih banyak masalah atau tidak nyaman dalam bekerja mununjukkan belajar perlu disempurnakan.
Ada yang menarik semua bisa belajar dan fokus menambah ilmu, tapi ada hal yang dilupakan yaitu emosi. Ada apa dengan emosi ? Swmua ilmu ngga tidak memberi kebaikan jika kita tidak mampu mengendalikan emosi. Emosi negatif menghilangkan kemampuan atau kecerdasan kita. Mana yang Anda sulai orang pinter suka marah atau orang biasa tapi tenang atau sabar ? Semua orang gidak mau dimarahi dan sangat tidak suka dengan perilaku orang suka marah. Belajar untu mampu mengendalikan emosi menjadi penting dan pengendalian emosi mampu menghadirkan kecerdasan logika.
Jangan lupakan belajar tentang emosi dengan cari tahu dari berbagai sumber. Terakhir adalah belajar untuk mengaktifkan hati Karena hati bisa menuntun kita mengatasi masalah dengan baik bagi siapa saja. Urusan hati terkait dengan Allah dengan percaya dan banyak beramal saleh. Abis ini baca yuk kita belajar setiap hari.

Jumat, September 30, 2022

Katanya mau ibadah

Katanya mau ibadah, tapi malah banyak kesibukan hingga lalai lagi. Hari berikutnya mau ibadah lagi, tapi banyak kerjaannya.sama halnya untuk hari berikutnya lagi .... sampai akhirnya kita beribadah saat berada di bawah, bermasalah dan terpuruk. Kita baru sadar saat itu tidak ada apa-apa yang lagi yang mau dikerjakan, dikerjakan pun terasa kosong. Mengapa sekarang kita sadar dan butuh ibadah. Disinilah Allah hadir sebagai penolong.

Berarti banyak orang mempersepsikan ibadah itu penolong mereka saat bermasalah, tidak begitu butuh saat lagi sibuk dan menikmati hidup. Mengapa Allah ? Naluri kita yang selalu terhubung dengan Allah, hanya saat sibuk kita membuat kita tidak fokus kepada Allah. Ibadah bukan sekedar untuk memuluskan pekerjaan kita, misalkan berdoa (ibadah) untuk meminta Allah mengabulkannya. Atau kita shalat pun demikian. Memang Allah itu penolong, Maha Penolong.

Terus kita mau begitu lagi keluar dari masalah. Sibuk lagi dan sibuk lagi. Bukankah jika kita sadari ternyata Allah yang memberi kesibukan itu. Pekerjaan yang kita lakukan sebagai amanah yang Allah izinkan kepada kita, lalu dengan potensi dan rahmat Allah (pikiran, perasaan dan hati serta tubuh) dapat kita manfaatkan mengerjakan amanah. Artinya kita sibuk kerja karena Allah, kok lupa untuk bersyukur dengan beribadah.

Apakah ibadah itu berat ? Pasti berat kecuali bagi mereka yang khsuyuk. Mereka yang yakin tanpa ragu kepada Allah. Sesuatu yang berat itu karena memang belum kita laksanakan, jadi kerjakan saja langkah demi langkah. Mau shalat ? Pergilah ke tempat wudhu, basahi tubuh untuk menjadi fresh. lalu berdiri untuk shalat. dan lakukan. Hari ini kita bisa shalat, lalu berikutnya shalat lagi dan hari berikutnya shalat lagi. maka kita sudah berusaha mendirikan shalat. Sempurnakan shalat kita dengan membaca ilmu shalat dan selalu diamalkan. 

Insya Allah "katanya mau ibadah" dimudahkan dan dilancarkan Allah. Shalat ya shalat aja tanpa banyak berpikir shalat itu dapet ini dan itu. Hal ini bikin kita tidak ikhlas ibadahnya. Allah hanya menerima ibadah hambanya yang ikhlas. 





Katanya mau lebih kalem

 Katanya mau lebih kalem, tapi berat juga ya. Pemsa aja tenang tapi saat menghadapi sesuatu bisa menjadi responsif atau reaktif.Apa bisa ya kita menjadi lebih kalem. Jika kita lebih kalem, maka sering terlihat agak aneh dari tampilan kita. Kata temen, "tumben kalem". Lebih kalem bukan merubah tampilan kita menjadi aneh, aneh sih tapi tampilan yang lebih menarik. Salah satunya adalah murah senyum dan tenang.

Lebih kalem bukan sekedar menahan emosional kita saja, tapi banyak melibatkan pemahaman dan faktor Allah yang memberikan kita rahmat dan karuniaNya. Apakah kita langsung bisa ? Belum tentu, karena kita sudah menyimpan memori yang tidak kalem cukup lama. Kita wajib menggantikan perilaku kalem yang tenang itu sesering mungkin. Latihan untuk tidak responsif (tidak menjawab/merespon) langsung apa yang kita hadapi. Paling mudah, setiap bangun pagi tidak langsung bangun ke kamar mandi, tapi bisa merasakan suasana dan duduk sebentar di tempat tidur. Lalu mengucapkan syukur atas bangun pagi kita dengan berdoa dan mengucapkan syukur kepada Allah sampai kita membersihkan diri dan siap untuk ibadah. Langkah demi langkah ini untuk melatih kita untuk tenang dan sabar dalam melaksanakan tahapan demi tahapan. Lakukan setiap hari.

Dalam kerja, kita sering mengalami panik saat menghadapi pekerjaan yang berat. Memang kenyataannya kita selalu merasa tidak cukup ilmu setiap menghadapi pekerjaan. Oleh sebab itu sisihkan waktu untuk belajar lagi. Belajar apa ? Belajar untuk meningkatkan kinerja apa yang kita kerjakan sekarang, baik dalam dimensi waktu yang lebih cepat atau kualitas kerja yang menjadi semakin baik.

Katanya mau lebih kalem, yuk sisihkan waktu untuk belajar dan mempraktekkan hal kecil dengan logika dan hati. Perhatikan pula bagaimana kita mampu menjalani step by step dengan tenang (tidak terburu-buru). Insya Allah kita diberikan rahmat dan karunia Allah agar mampu lebih kalem setiap hari



Katanya mau berani

Katanya mau berani, tapi belum juga. Bonek dalam menjadi contoh baik  tapi ada juga buruk. Mereka berani berangkat menonton bola sekalipun nggak ada duit dan saking maunya mereka memiliki semangat luar hanya ingin mendukung klub sepakbolanya. Ada kepuasaan. Tetapi sedikit ada sisi negatif. Mereka menghalalkan segala cara untuk berangkat yang sedikit agak memaksa naik transportasi dan perilaku sedikit tidak sopan dalam perjalanan mereka.
Bagaimana jika mau berani dalam bekerja ? Sebenarnya seseorang hanya mau kerja lebih baik yang membuat dirinya nyaman dan menguntungkan. Kerja yang lebih baik itu sering terhambat saat kita merasa tidak nyaman dan tidak terlihat saat itu untungnya. Hambatan ini bisa menjadi kerja kita kembali dengan gaya rutinitas dan banyak berharap. Ternyata kata berani itu mengajak kita meninggalkan kenyamanan dan keuntungan pada akhirnya. So mau berani, bersiaplah untuk bekerja dengan tidak nyaman dan tidak berpikir untuk untung saat ini.
Ada orang yang ekstrem bisa melakukan ini karena sudah terbiasa atau ada tekad yang kuat karena desakan dari dalam dirinya. Bagaimana kita diberi kerja tambahan atau target lebih tinggi ? Di saat mengambil keputusan logika kita "iya" karena ada iming-iming untung, tapi tidak dengan perasaan kita yang sudah nyaman. Pahami dengan hati bahwa target tinggi adalah amanah untuk meningkatkan kemampuan kita. Bukankah kita diberi potensi pikiran, petunjuk, perasaan dan hati untuk bersyukur ? Allah lewat teladan Nabi menyampaikan bahwa Allah menyukai ibadah yang terus-menerus sekalipun tidak besar. Hikmahnya kerjakan dengan hal kecil yang terus-menerus untu membentuk kebiasaan. Setelah itu kita mulai berani untuk melangkah lebih besar.
Katanya mau berani, yuk aktifkan hati kita agar memahami bahwa Allah telah menciptakan kita untuk percaya dan yakin, dan kita pun dibekali modal pikiran dan perasaan. Harmoniskan hati  pikiran dan perasaan. Insya Allah kita dimampukan.

Kamis, September 29, 2022

Katanya mau

 Katanya mau .... bagaimana caranya ? Jawab dan jalani. Seringkali kita bertanya dan menjawab tapi tidak dikerjakan. Maka yang muncul pertanyaan lagi dan kita pun tidak yakin dengan jawabannya, akhirnya hanya sebagai tanya-tanya aja. Hati-hati jika kita bertanya dengan kata awal mengapa ? Karena pertanyaan mengapa membawa kita mencari alasan tapi tidak membawa kita kepada tindakan.

Katanya bisa bermakna keinginan untuk melakukan sesuatu atau meraih sesuatu. Ada yang salah ? Mestinya tidak ada yang salah, dan boleh saja membuat pernyataan "katanya ..." Katannya mau ... hampir semua orang bilang mau. Mau apa ? mau sukses atau mau itu dan ini. Kata mau sudah cukup bagi orang tertentu untuk melakukan tindakan, tapi perlu dorongan kuat lagi untuk mewujudkannya

Dalam sehari-hari banyak yang mau, tapi belum tentu melakukannya. Bisa jadi maunya itu masih berada dalam pikiran kita. Dan pikiran memutuskan untuk bertindak, apa untung dan ruginya ? Kalau pikiran kita dominan memikirkan untung, maka cenderung kita melakukannya. Tapi sebaliknya jika kita fokus kepada rugi, maka kita tidak mengerjakannya. Solusinya sederhana, berikan input hal-hal yang menguntungkan tentang apa yang kita mau, bisa lewat berita, buku, pelatihan dan banyak sumber lain.

Apa yang terjadi jika katanya mau tadi dominan oleh perasaan ? Perasaan memiliki 2 sisi, nyaman dan tidak nyaman  atau enak/ringan mengerjakan atau berat mengerjakannya. Jika maunya kita itu didominasi perasaan tidak nyaman, maka kita tidak ingin bergerak, nyaman dengan situasi sekarang. Sebaliknya perasaan nyaman menjadikan kita tergerak untuk mengerjakannya.

Katanya mau masuk syurga, kok nggak deket atau belum banyak mengerjakan yang Allah mau. Tetap mau kan beriman dan beramal saleh ? Fokuskan hati kita yang didukung dengan ilmu (logika) dan perasaan nyaman. Perbanyak baca Al Qur'an, berteman dengan orang saleh, menyempurnakan amal saleh dan membiasakannya.

Insya Allah katanya mau, sisihkan waktu dan
dapat kita kerjakan. Mulai hari ini tentang hal kecil. Hari berikutnya dikerjakan lagi dan lagi. 

Katanya mau sukses

Katanya mau sukses, tapi kita tidak pernah memulainya. Apakah bisa sukses tanpa memulai dan konsisten ? Padahal mau suksesnya itu tinggi, tapi baru mimpi dan berada di pikiran terus. Ada yang mau bilang, "saya udah memulai dan hasilnya belum ada". lalu apakah yang salahnya ? Kesuksesan buah dari konsisten melakukan sesuatu berhubungan dengan kesuksesan yang kita ingin raih. Dan satu lagi apakah kesuksesan itu yang kita ingin raih itu berupa hasil dari kerja kita ? Misalkan mau jadi kaya, maka kaya itu tidak mudah diraih tanpa kerja, kerja seperti apa yang harus kita lakukan ? Kerja yang dibutuhkan banyak orang lah mengantarkan kita kepada "kaya".
Contoh kerja yang banyak dibutuhkan orang, misalkan kerja = berdagang yang menjadi kebutuhan dasar banyak orang. Jualan nasi goreng, bukankah semua orang suka. Tambahkan kerja itu dengan nilai tambah berupa pelayanan atau porsi yang isinya enak (ayamnya banyak atau nasinya banyak). Kerja seperti ini membawa kita ingin memberi lebih kepada calon pelanggan. Bagaimana dengan kerja di kantor ? Bagus juga, tapi terbentur pada aturan, waktu dan sop. Kerja di kantor bisa kaya ? bisa tapi butuh waktu lebih lama.
Kata sukses seringkali ditafsirkan dengan materi, jabatan dan kepemilikan. Katanya mau sukses, maka sebaiknya kita ciptakan dalam pikiran sukses itu proses perjalanan kerja kita menuju yang terbaik dimata pelanggan. Daripada kita fokus kepada target (keinginan suksesnya) lebih baik fokus kepada kerjanya, yaitu kerja yang memberikan kebaikan bagi orang banyak dan dibutuhkan banyak orang.
Katanya mau sukses, ya kerja. Lalu pilih kerja yang menjadikan kita semakin berkualitas dan menjadi solusi banyak orang. 
Kerja itu adalah tindakan atau perbuatan, kerja yang baik menghasilkan hasil yang baik (sukses). Kerja yang baik = amal yang baik, jika kita kaitkan amal saleh, berati kita kerja yang baik yang dirahmati Allah. Sudahkah kita siap untuk banyak membaca Al Qur'an agar bisa melakukan kerja yang saleh ? Sudahkah kita juga siap untuk kerja yang ikhlas ?
Katanya mau sukses, berarti mau dihargai Allah dengan merahmati apa yang kita kerjakan. Sukses berarti balasan Allah atas apa yang kita perbuat. Sukses dimata Allah, baik buat kita. Yuk menjadi hamba Allah yang saleh agar sukses dunia dan akhirat.

Featured post

Udah bisa bangun paginya

Alhamdulillahirabbilalamin masih diberi kesempatan hari ini, dibangunkan dan diberi pikiran fresh untuk memperbaiki keadaan sendiri. Hari se...