Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Selasa, Maret 17, 2015

Apa tujuan hidup kita ?

Tanpa kita sadari tujuan hidup kita menjadi kurang tepat atau bahkan kabur .. Maka perjalanan hiduppun menjadi hampa  @SLCNew's Tweet: https://twitter.com/SLCNew/status/577639142894493697?s=09

Mencegah diare

Solusi dengan pencegahan adalah obat yang paling mujarab @Aharowater's Tweet: https://twitter.com/Aharowater/status/577637057016700929?s=09

Jumat, Maret 13, 2015

Berlatih dan gagal

Begitulah kita sering berlatih dan gagal. Berlatih itu mengajak kita bersahabat dengan ilmu, semangat dan motivasi.  @SLCNew's Tweet: https://twitter.com/SLCNew/status/576303673296334848?s=09

Kamis, Februari 26, 2015

merasa kurang ilmu bikin takut

Temen saya yang sekolahnya ngga hebat, kuliah sih di perguruan tinggi yang tidak terkenal dan ditambah orangnya "malas" juga nambah ilmu. Yang ada di pikirannya adalah cari UANG seakan-akan hanya ada satu jalan yaitu bekerja dan menemukan kesempatan yang berujung dengan hasil yang memuaskan, mulai karir sebagai salesmen dan sekarang pengusaha.
Disisi lain ada lagi temen yang kuliah bagus di perguruan tinggi terkenal dan banyak bergaul dengan orang yang taat beragaman. Yang ada di pikirannya adalah ibadah dan ibadah, karena buat apa cari Uang tapi hidup tidak bahagia (tidak tenang) batinnya. Maka dia bekerja memenuhi keluarganya dengan ridho Allah BUKAN untuk mendapatkan materi yang banyak dan sangat banyak ibadah. Hasilnya temen ini terlihat sabar, tenang orangnya dan tidak banyak mengeluh dalam hidup ini, dan sekarang banyak memberikan pencerahan kepada temen dan orang disekitarnya.
Dua teman saya ini memang seperti 2 orang yang berbeda, tapi jika ditanya apa sih tujuan hidupnya ? Pastilah mereka menjawab ingin bahagia. Yang berbeda adalah fokus yang ada dipikirannya yang diisi oleh pengalaman yang merupakan akumulasi apa yang sudah dilakukannya selama ini.
Yang satu merasa cukup dengan mendapatkan uang, maka sangat jarang menambah ilmu sehingga fokusnya kepada cari uang dan cari uang agar uang itu menjadi kunci kebahagiannya. Bahagiakah dia ? Kayaknya sih masih sibuk cari uang terus .... tapi sebenarnya setiap hari ada ketakutan yang menghantuinya yaitu apakah bisa dapat uang terus ?
Yang lain merasa cukup dengan ibadahnya yang bisa jadi sudah merasakan kebahagiaannya, maka dia pun jarang menambah ilmu agamanya YANG penting ibadah yang banyak. Bahagiakah dia ? Bisa jadi dia bahagia dan terus larut dalam kebahagiaannya ... tapi sebenarnya ada sedikit ketakutan yang ada dalam pikirannya yaitu apakah kehidupan dunianya cukup mampu mempertahankan nilai ibadahnya. Dari 2 temen tadi, ada hikmah dibalik itu yaitu menambah ilmu itu penting dan wajib agar kita bisa mengurangi rasa takut dengan masa depan dan bisa lebih mampu pula untuk meningkatkan kualitas kerja atau ibadah kita yang berujung kepada kepuasaan atau kebahagiaan di hati. Tapi ada hal buruknya yaitu semakin merasa kurang ilmu membuat kita semakin takut karena tindakan kita takut salah sehingga terus mencari ilmu TANPA mengamalkannya. Mari kita bangun sikap setiap bertambah ilmu kita semakin mendorong kita untuk mengamalkannya dan hasilnya menjadikan kita semakin ingin menambah ilmu lagi agar menjadi sempurna .... ini kita lakukan terus-menerus.

Rabu, Februari 25, 2015

Jadi karyawan ? Makan gaji buta

Dibenak banyak orang menjadi karyawan itu menyenangkan, karena mendapat gaji tetap. Maka akibatnya seringkali membuat karyawan "malas" bekerja alias bekerja apa adanya. Mengapa ? karena apapun yang dikerjakan dengan ekstra maka tidak bertambah gajinya. Gaji bisa naik dan terjadi setiap tahun. Dan kenaikannya pun tidak lebih dari 20%. So perilaku karyawan ini membuat mereka memilih tidak bekerja ekstra kecuali dipecut.
Bagaimana mereka yang bekerja sebagai salesmen atau sejenisnya yang bekerja berdasarkan apa yang mereka perbuat ? Menjual sedikit mendapat gaji yang sedikit dan menjual banyak maka gaji pun banyak. Hukum ini realistis dan dapat membentuk manusia bekerja dengan benar, yaitu mengerjakannya dengan sungguh-sungguh. Tapi dalam masyarakat dipersepsikan mereka yang bekerja seperti ini adalah mereka yang dianggap bergolongan rendah. 
Bagaimana dengan Anda ? Jika Anda seorang pengusaha pilihan kedua menjadi baik untuk karayawan Anda sehingga perusahaan menjadi sangat produktif. Hanya daya tawar karyawan menjadi lemah sehingga membuat pengusaha memanfaatkan menggaji pokok yang rendah dan memberikan insentif yang tinggi, kondisinya seperti dipacu. Untuk itu mari kita membangun kemampuan dasar agar kita digaji dengan gaji pokok tinggi dan ingin diukur pekerjaannya dengan insentif yang menarik. Jika tidak maka Anda adalah karyawan yang selalu bergaji tetap dengan produktivitas rendah.

Selasa, Februari 24, 2015

Pikiran tidak bisa memprediksi HASIL

Seringkali nasehat yang baik itu sering dimulai "berpikir yang baik atau berprasangka baik" dan bahkan ada kata penyemangat seperti "apa yang kita pikirkan (mimpikan) dapat diwujudkan".  Begitu kita menjadi bersemangat dan mempunyai persepsi pandangan bahwa apa yang kita pikirkan bisa terjadi. "jangan-jangan ...." dan kejadianlah apa yang kita pikirkan. Begitu luar biasa kekuatan yang dihasilkan oleh pikiran.
Tapi formula di atas tidak selalu benar, artinya bisa juga tidak terjadi apa yang kita pikirkan. Jadi tak perlu menjadi sebuah formula kebenaran (teori yang cenderung dibenarkan), maka membuat kita menjadi khawatir saat berpikir sesuatu ... toh hasilnya bisa ya dan tidak. Kondisi inilah yang mesti ang kita bangun persepsi baru "pikiran tidak bisa memprediksi hasil", artinya boleh dong kita berpikir bahwa apa yang kita pikirkan adalah BUKAN memprediksi hasil tapi apa yang kita pikirkan adalah apa yang bisa kita lakukan. Dengan demikian fokus kita dengan apa yang dipikiran adalah fokus tindakan/action/amal yang jika diteruskan pula membuat pikiran memikirkan tindakan/action/amal yang benar atau baik. Dan hasil dari tindakan itu hanya persoalan diizinkan Allah swt, artinya kita boleh berharap dengan selalu melakukan apa yang disenangi Allah. Pola ini mengajarkan kita hanya fokus kepada apa yang menjadi tanggung jawab kita sendiri yaitu hanya berpikir dan bertindak, yang juga memberi semangat (senang dalam mengerjakannya). Yang akhirnya kita pun bisa menerima apapun hasilnya, jika hasilnya baik kita berterima kasih dan jika hasilnya tidak sesuai maka kitapun berterima kasih karena sudah diberi kesempatan mengerjakannya dengan senang (seperti bermain) dan yang tak lupa kita pun berterima kasih dengan hasil yang tidak sesuai itu menandakan apa yang kita lakukan belum benar (diberitahu hasil tindakan kita).
Mari kita menyakini bahwa yang terpenting adalah fokus kepada apa yang kita pikirkan dan maukah kita melakukannya.  

Featured post

Udah bisa bangun paginya

Alhamdulillahirabbilalamin masih diberi kesempatan hari ini, dibangunkan dan diberi pikiran fresh untuk memperbaiki keadaan sendiri. Hari se...