Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

7.2.25

Perjalanan karir 3

Ketagihan ilmu karena bisa

Semangat pagi semuanya, tak ada yang menarik kalau sudah ketagihan. Lagi dan lagi. Insya Allah, ketagihan itu merupakan perubahan yang kontinu, yang membawa kita kepada kebaikan dan hidup yang semakin bermakna. Aamiin

Dari tulisan ke2, saya mulai merasakan beratnya pekerjaan yang belum pernah dijalani dan belum pernah ada pengalamannya, sebagai manager training. Tetapi setelah ditekuni dengan terus ingin belejar, ternyata bisa membuktikan kepada managemen, jabatan itu bisa saya emban dengan baik. Banyak berkontribusi kepada perusahaan. Apalagi sudah mendapat kesempatan dengan pekerjaan diluar training. Berbicara ke publik, yang disupport dengan kemampuan teknis yang baik. Saya mampu membahasakan hal teknis kepada bahasa yang mudah dipahami oleh pelanggan, itulah bagian dari public relation, sales dan marketing, product management.

Dari kemampuan di atas tanpa diminta, manajemen mulai mengembangkan customer service dengan mendirikan departemen call center. Dimaksudkan lebih mudah mengontrol proses kerja di service center. Departemen baru ini sangat berarti dalam melayani pelanggan. Belum terpikirkan apa yang harus dilakukan, tapi setelah menerima tantangan ini, call center yang hanya dibekali sdm saja dan beberapa komputer serta kemampuan teknis dan non teknis, mulailah menjalani call center hanya dengan microsoft excel BUKAN program canggih. Semua dijalani dengan kekuatan manusianya. Menerapkan ilmu mendengar dengan baik apa yang pelanggan sampaikan, lalu berkomunikasi dengan baik dan membuat pelanggan merasa nyaman dan mendapatkan kepastian pelayanan. Tutur kata dari staf call center menjadi perhatian saya setiap menerima telepon pelanggan. Team pun terbentuk menjadi sebuha team hebat dan berkualitas. Keseluruhan pelayanan dengan hadirnya call center menjadi semakin berkualitas. Apa yang saya dapat dengan pekerjaan baru ? Semakin banyak lah waktu yang tersita untuk memahami banyak hal dan sangat menantang. Informasi yang saya dapat dari call center menjadi pelajaran berharga dalam membuat pelatihan yang semakin berkualitas. Informasi call center ini sangat menjadi pertimbangan penting bagi sales dan bagian untuk bisa memberi pelayanan yang lengkap kepada pelanggan. Saya pun mampu mengerjakan dengan seimbang, pastilah ada tekanan dan budaya kerja yang semakin seneng dengan kerja dan kerja berkualitas. 

Setelah 2 tahun menjalankan call center, lalu diberi lagi amanah untuk menjalan customer care. Tidak terlalu berat karena masih dalam satu lingkup bidang kerja. Dalam program kerja dari customer care adalah memonitor kepuasan pelanggan, dan memberi apresiasi kepada pelanggan dengan mengunjungi langsung. Berkomuikasi dengan pelanggan untuk memahami apa yang mereka inginkan. Ternyata saya bisa melihat dari atas tiga pekerjaan yang ditekuni training center, call center dan customer care sehingga menjadi satu bagian kerja yang saling bersinergi, yang ujung pelanggan mencintai produk. Pelanggan dimanja dengan informasi produk yan bukan asal ngomong. Pelanggan mendapatkan edukasi produk sehingga pelanggan bisa memilih dengan akal sehatnya. Selalu dimanja pula dengan komunikasi yang komunikatif. Disaat pelanggan memiliki produk, mereka pun diservice dengan baik mulai cara penggunaan dan merawatnya dengan benar. DIsupport lagi dengan pelayanan service yang cepat dan berkualitas. Tak sampai disitu pelanggan diberi sentuhan untuk terus menggunakan produk dengan berbagai apresiasi dari perusahaan. Saya sangat menikmati pekerjaan ini sekalipun banyak dan menyita waktu, yang akhirnya menambah kemampuan saya. Dsini saya sudah naik level dari manager menjadi general manager

Kinerja yang bagus dari 3 bidang di atas membuat managemen mempercayakan  saya dengan tugas dasar saya untuk mengelola service center kembali. Disinilah saya merasakan karir terbaik saya, menjadi direktur customer care. Tidak hanya itu saya pun diberi tambahan produk yang bukan saja elektronik, tapi solar water heater. Produk solar water heater yang saya tekuni dari nol (ilmunya), saya belajar teknis lagi, lalu menjualnya (pernah menjual solar water heater 100 unit/bulan) dan saya pun diangkat menjadi direktu teknis dibidang solar water heater.  Alhamdulillah dengan team yang selalu mensupport saya, semua itu dapat saya jalani dengan baik. Perjalanan ini saya tempuh dalam waktu 30 tahun lebih dalam karir, dari seorang engineer sampai direktur customer care.Yang mengesankan saya adalah saya pernah membuat sekolah teknisi dan sekolah spg. Teknisi yang dihasilkan sudah menjadi orang yang memiliki kemampuan dan jabatan di berbagai perusahaan, sedangkan spg menjadi bagian dari spg berbagai merek sehingga kalau jalan-jalan di mall sering disapa spg yang pernah saya latih.

Beruntunglah perjalanan karir tersebut masih selalu ada backup agama, dikala training yang saya berikan lebih bersifat teknis, selalu saya poles dengan motivasi yang tertinggi yaitu berbuat baik kepada Allah. Dari sini saya pun dapat mengembangkan diri sebagai motivator dan pemberdayaan diri dengan aspek agama. Saya telah memberikan kepelatihan dibidang spiritual motivation dalam mendukung produktivitas kerja, mengharmoniskan iman dan kerja. Alhamdulillah sudah hampir 100 pelatihan ini dilakukan. Saya pun menuliskan pengalaman training ini di dalam facebook saya dan blog ini.


Kisah ini hanya mengambil dari bagian penting yang positif dari perjalanan karir saya. Saya berbagi kisah ini untuk bisa diambil hikmahnya dan dikembangkan lagi agar menjadi kebaikan bagi orang yang mempelajarinya. Insya Allah kita dapat bersyukur dengan apa yang Allah telah berikan, tubuh ini, pikiran ini dan orang-orang terdekat, dan selalu menerima keadaan dengan ikhlas. 

Sahabatmu

5.2.25

Perjalanan karir 2

Kangen berada dalam lingkungan pelayanan menuju perjalanan karir

Semangat pagi semuanya. Insya Allah kita diberi kemampuan untuk selalu meningkatkan diri semakin baik, semakin banyak karya dan semakin produktif. Aamiin

Melanjutkan kisah sebelumnya, ada kesamaan yang alami dalam memasuki perusahaan. Setiap 3 bulan pertama saya diberangkatkan keluar negeri. Pertama kalinya saya ke Bangkok sebagai perjalanan pertama ke luar negeri. Menjadi perwakilan Indonesia se asia tenggara. Kemudian ke Arkansas, Amerika di perusahaan kedua, untuk mendalami produk dan manajemen, dan di perusahaan terakhir saya ke Singapura, untuk menjajaki peluang merek Jerman bagi bisnis di Indonesia.

Saya mengambil garis lurus dari pengalaman saya berkarir, mulai staf engineer, manager service, sales & marketing manager, training manager, call center manager, customer care manager, GM customer service dan Direktur customer care merupakan bidang sangat berhubungan dengan pelayanan, pelayanan kepada karyawan dan kepada pelanggan. Tak terbayangkan dengan hanya modal engineer yang terbiasa teknis dan terlihat kaku mampu berpindah bidang pada pelayanan. Memang sih masih ada hubungannya, modal teknis memudahkan saya memahami produk yang disampaikan dengan bahasa marketing kepada pelanggan. Pelayanannya menjadi bermakna bagi pelanggan, benar dan tidak mengada-ada. 

Jadi lupa saya meneruskan kisah perjalanan karirnya. Karena rasa rindu dengan service (teknis) dan ada tawaran bagus dari SANKEn saat itu. Saya pun berpindah setelah menjadi sales manager ke service manager lagi. Bedanya di SANKEN membangun team yang baru terbentuk 6 bulan.  Dari perjalanan sebagai Service Manager, banyak hal yang didapat. Saya terlibat langsung dalam operasiional langsung ke pelanggan. Waktu itu saya bisa mengunjungi hingga 8 pelanggan perhari sampai jam 8 malam. Menjadi teknisi itu mesti sabar, karena mesti melakukan pengecekan dan sabar juga untuk mengtestnya. Adakalanya juga mengunjungi pelanggan yang lokasinya tidak terduga. Seperti mengunjungi pelanggan di pegunungan, ada juga di kota tapi pelosok dimana sangat jarang rumah disekitarnya. Kedekatan saya mengikuti teknisi menjadikan saya tahu keahlian mereka, dan  saya pun tahu kebutuhan mereka. Dalam membangun service center, saya memberi kontribusi kepada kepelatihan teknis teknisi, customer service dalam melayani pelanggan, mempersiapkan part yang memudahkan teknisi dalam pemasangan. Saya mencatatkan sejarah juga dapat mencapai respon service dalam 1 x 24 jam mencapai 99%. Perbaikan produk mencapai 80% di rumah pelanggan. Pada saat itu saya pun merasakan kerja yang maksimal dimana karyawan masih sedikit tapi mengerjakan banyak hal dan wilayahnya luas. Satu service center di Jakarta menjangkau seJabodetabek. Tapi dengan kerja sama yang baik, semua pekerjaan service dapat dikerjakan dengan baik.


ang tak pernah dilupakan adalah sedang kerja terjadi kerusuhan Mei 1998. Saya dan team masuk kerja dan merasakan suasana mencekam. Seperti orang bingung, mau pulang banyak hadangan masa dan kalau berada di kantor terus juga tidak aman. Tak terbayangkan, Alhamdulillah semua karyawan pulang ke rumah dengan selamat. Saya saya lalui dalam mengembangkan service center sampai 5 tahun.

Tak angin tak ada hujan, seminggu sebelum 5 tahun saya menjabat service manager diberitahu diganti dengan manager baru. Dan saya ditugaskan menjadi manager training. Inilah titik nol perjalanan saya mengarungi berbabagi jabatan baru. Beruntunglah saat itu saya menanggapi positif atas keputusan pergantian manager service. Saya punya tekad waktu itu untuk membuktikan apapun yang dibebankan ke saya, dapat dikerjakan dengan baik.

Tak lama dengan jabatan training manager, sekitar 2 tahun ... saya sudah memberi kontribusi besar training bagi salesmen dan spg, dimana penjualan meningkat proporsional. Dan saya pun sudah mulai tune-in dengan departemen baru tersebut. Dengan modal bisa teknis produk, saya mengambangkan diri dan dibimbing oleh senior saya saat itu, saya mampu menjadi pembicara di Radio yang dijadikan media promo. Pekerjaan ini menjadi pekerjaan baru, yah seperti komunikasi ke pelanggan. Dan sudah pula saat itu berkomunikasi kepada wartawan dalam acara press release produk. Dan sejak itu saya terus dilibatkan dalam komunikasi pelanggan ini. Disinilah saya sangat tertarik dengan pekerjaan baru ini, dan saat itu saya semakin bersemangat untuk mengeduksi wartawan dan pelanggan tentang funsgi produk dan cara penggunaan yang bener. Sayapun meramu pekerjaan baru itu dengan training salesmanship, sehingga SPG mendapatkan pelatihan yang lengkap. Ini menjadi bekal yang baik bagi SPG dalam berkomunikasi dengan calon pelanggan dan pelanggan menjadi diberdayakan dalam memilih produk.

Disinilah saya terus mengembangkan diri menjadi semakin baik, karena saya mesti terlibat di bidang marketing dan sales serta "public relation". Saya belajar dari satu program ke program berikutnya, belajar otodidak, dan belajar dari senior sehingga saya pun mampu mengerjakan pekerjaan dengan baik.

Bagaimana kisah selanjutnya ... saya lanjutkan di posting berikutnya.

4.2.25

Perjalanan karir 1

Dari seorang engineer terus menuju puncak karir

Salam bahagian semuanya, In Sya Allah selalu dllimpahkan dan dilapangkan rezekiNya dari sisi Allah. Tak banyak orang meraihnya, tapi semua orang berusaha sampai sekarang dan nanti sampai usianya. Mari cerdaskan diri, karena rezeki itu diberikan Allah kepada manusia dan orang pilihan, maka hendaklah kita menjadi bagian dari orang pilihan itu.  Semoga dirahmati Allah.

Judul di atas menjadi kisah dari perjalanan karir saya dalam bekerja. In Shaa Allah dapat dimabil hikmahnya, bukan yang terbaik tapi menerima yang terbaik dari Allah dalam bekerja. Dari mana sih saya memulainya ? Awalnya saya hijrah pindah dari Pulau Bangka ke Bandung untuk melanjutkan SMA di Bandung. Dimbing kakak yang lebih dulu memasuki universitas impian banyak orang, ITB. Saya mempersiapkan diri untuk masuk ITB. Banyak belajar dan berdoa dan doanya ibu ... akhirnya saya memasuki jurusan elektro ITB mulai 1984. 



Setelah lulus ITB saya meneruskan dan memilih di ASTRA Motor sebagai Engineering. PT Federal Motor. Bangga sebagai lulusan ITB dan saya pun bangga bekerja di ASTRA, yang menjadi perusahaan idaman saat itu. Disini saya bekerja dengan team yang luar biasa baik bersama Alumni dan lulusan unirversitas lainnya. 6 bulan saya terus ditempa dengan kepelatihan berbagai ilmu. Terarah kepada bidang pelatihan bersama senior (saat sudah almarhum). Saya menimba ilmu kepelatihan di IKIP Jakarta, keahlian yang sangat berharga. Lalu saya mempraktekkan ilmu itu dalam membuat berbagai materi untuk opersional produksi motor Honda. Sebagai Engineering saya membuta proyek penghematan di pabrik motor Honda, dengan target menghemat biaya listrik sebesar 12 juta perbulan dan mendapat respon positif. 

Setahun di ASTRA saya ditawarkan oleh saudara untuk bergabung dengan Electrolux dan Koba Tin saat itu. Kedua perusahaan ini cukup menjanjikan. Saya memilih menjadi asisten manager after sales Electrolux. Tadi saya tidak begitu mengenal Brand tersebut, tapi ternyata termasuk Brand ternama dengan kelas kasta tertinggi di bidang alat-alat rumah tangga. Saya hanya menjadi asisten manager selama 6 bulan lalu diangkat menjadi manager service. Saat itu sedang berlansung pemisahan brand menjadi dua, satu dengan Brand Electrolux dan satu lagi dengan Royal Lux yang berbisnis dengan direct sales (sales door to door). Saya bergabung bersama Electrolux. Mulai kanotr di Sunter, pindah ke Panglima Polim, ke Danau sunter dan terakhir di Hasyim Ashari. Saya bertahan 3, 5 tahunlah. Tiga bulan pertama saya sudah mesti perjalanan luar negeri saya sebagai perwakilan Indonesia untuk grup Asia. Sejak itu saya sering mengikuti pertemuan dan training di Bangkok sebagai pusat regional. Pengalaman manajemen saya tempa dengan belajar menjadi member AMA (American Management Assosiation) USA, dan menemba ilmu dengan CMI (Clening Management Institute USA. Dan berlangganan Majalah Harvard. Sebagai manager service dan part nasional, saya banyak melakukan pendidikan teknisi (training center), mencetak teknisi dengan penngalaman nol menjadi teknisi profesional yang melayani konsumen kelas atas (diantaranya orang asing yang sudah terbiasa menggunakan Electrloux). Pada Zaman itu 90-an, kalau pakai mesin cuci Electrolux dibilna gorang kaya deh.

Tidak hanya memberi kontribusi kepada service center, sayapun yang memehami teknis produk ikut memberikan training bagi salesmen, yang sifatnya teknis tapi berbahasa sales. Saat itu saya mencanang pelayanan service in 24 hour, dimana pelayanan diperoleh dalam waktu 24 jam setelah menerima keluhan. Areanya cukup luas saat itu seluruh Jabodetabek dengan 4 teknisi. Cukup tinggi pencapaiannya hampir 99 % dengan tingkat kepuasaan berkisar mencapai 97% - 99%. Hal ini dirasakan juga dengan meningkatnya penjualan produk. 

Setelah itu saya memberanikan diri berpindah perusahaan menjadi sales manager, dengan produk yang tidak jauh berbeda dengan Electrlolux tapi fokus kepada cleaning dimana saya memiliki bekal ilmunya. Bidang pemasarannya berbeda, karena di perusahaan ini (Rotaryana Prima) saya memasarkan produk dibidang industri, hotel dan supermarket dan mall serta pemerintah. Alhamdulillah setelah 3 bulan pun saya dikirim ke USA, Arkansas selama 2 mingguan untuk belajar management dan produk Amerika dengan brand Clarke. Di sini saya dibimbing oleh senior saya dan disekolahkan beberapa pelatihan sales dan marketing. Buah dari hasinya adalah saya bisa membuat 4 kali lipat penjualan. Salah satu produk yang saya tangani adalah Insec-ucutor, dari England (pembasmi lalat dan nyamuk) menjadi Indonseia sebagai negara penjualan tertinggi di seluruh dunia. Saya bisa raih dalam 9 bulan, sebelumnya tidak pernah masuk rangking. dan langsung melejit menjadi peringkat pertama, dan saya dikunjungi bos Englandnya. Di perusahaan ini saya bertahan 2 tahunan.

Dari perjalanan 3 perusahaan di atas, saya mendapatkan banyak pelajaran dan keberhasilan karir. Mulai dari karyawan sebagai engineer, sampai menjadi manager service dan manager sales. Keberhailan programnya dari proyek penghematan 12 juta/bulan di pabrik, pelayanan 24 jam dan kepuasaan pelayanan mencapai 99% serta menjadikan penjualan meningkat 4 kali lipat, dan satu diantaranya menjadi Indonesia nomer satu terbanyak salesnya). Sedangkan ilmu saya bertambah yang tadinya hanya sekedar teknis saja, waktunya managemen, customer service, training dan sales & marketing. Semua ini saya peroleh dengan memerdayakan diri belajar otodidak dan project di pekerjaan, pelatihan dan beberapa membership.

Kisah selanjutnya saya lanjutkan diberikutnya, yang menjadi perusahaan terakhir yang saya jalani dalam karir kerja.

Sahabatmu


Featured post

Perjalanan karir 3

Ketagihan ilmu karena bisa Semangat pagi semuanya, tak ada yang menarik kalau sudah ketagihan. Lagi dan lagi. Insya Allah, ketagihan itu mer...