Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Selasa, Maret 04, 2025

Menyikapi beban kerja

 Semangat pagi dan salam bahagia selalu. Hari ini saya menulis judul di atas untuk menggali lebih tentang alasan seseorang bekerja dan mampu menyikapinya dengan kerja yang produktif.

Mungkin ada yang menafsirkan beban kerja itu mengacu pada jumlah pekerjaan yang ditugaskan atau diharapkan dari seseorang dalam jangka waktu tertentu. Ini mencakup berbagai tugas, kegiatan, dan tanggung jawab. Tapi hal ini saya membahas dibalik seseroang itu bekerja. Apa yang ada dalam pikirannya sebelum kerja kadang membuat seseroang tidak mampu bekerja dengan produktif. Pikiran sebelum kerja itulah yang menjadi bebannya.

Ini adalah self talk terjadi pada diri seseorang yang terus membayangi dalam bekerja. Yang pertama adalah alasan dia bekerja. Bisa saja alasan dia bekerja itu dapat memberatkan atau meringankan saat bekerja. Ada beberapa alasan seseorang bekerja :

1. Tuntutan ekonomi dirinya dan keluarga. Dalam hal ini seseorang hidup terlihat lebih baik dan menjaga kehidupan di hari tua.

2. Menjaga citra diri atau status sosial agar diterima di lingkungan. "Saya bukan pedagang, tapi karyawan perusahaan terkenal".

3. Sesuai passion atau hobby atau sesuai ilmunya.

4. Bersyukur karena ada ilmu, kemampuan dan ingin berbagi

dan ada banyak alasan lainnya.

Dari alasan itu, banyak orang bekerja karena alasan 1 seperti terpaksa sebagai bentuk tanggung jawab memenuhi kebutuhan diri dan keluarga. Dalam perjalanan bekerjanya, keadaan ini menjadi beban dan mempengaruhi kualitas kerja. Jika seseorang memiliki sikap positif, maka dalam bekerja menjadi produktif. Dia jadikan alasan kerja sebagai motivasi. Apa yang dipikirkannya ? Adalah kebutuhan ekonomi diri dan keluarga ... ujung-ujungnya uang atau gaji. Inilah yang menjadi fokusnya. Karyawan seperti ini terus bekerja untuk lebih baik dan sangat berharap hasilnya bagus. Ternyata ada beberapa orang mendapatkan hasil yang tidak sesuai harapan, padahal dia bilang saya sudah bekerja maksimal. Gajinya tidak pernah mencukupi. Setelah lama bekerja, mereka ini suka kecewa dan mengeluh karena selalu menganggap kurang gajinya ... dan kinerjanya menurun. Dia bekerja apa adanya. Awalnya bersikap positif jadi tidak positif lagi, karena alasan "percuma juga saya kerja maksimal dan hasilnya begitu-begitu saja". Hasil yang didapat terekam dalam memorinya dan menjadi sebuah paradigma baru (tanpa disadarinya) yang merubah sikapnya menjadi tidak positif. 

Kisah di atas membuat orang itu merasa terbebani dalam bekerja. Dampaknya sangat buruk dan di dalam setiap perusahaan banyak orangnya. Ada yang senior sampai yang 1 tahun bekerja. Kadang dari karyawan baru mampu melihat itu dan sangat dipengaruhi oleh karyawan lama. "karyawan baru ikut lingkungan aja biar tak jadi masalah". Semua ini tampak secara kasat mata tapi terjadi, dari mana tahunya ? Kinerja karyawannya tidak lebih baik. Kalaupun ada peningkatan kinerja perusahaan lebih karena cara atasan atau perusahaan "memaksa" melakukan banyak hal untuk mencapai target. 

Alasan yang kedua (2), tidak lebih baik juga. Karena mereka yang bekerja tidak fokus kepada pekerjaannya. Berusaha terlihat kerja (yang penting kerja) ... dan kinerjanya hanya on kalau dilihat atau dipaksa. Bagi karyawannya tidak ada masalah, karena dia sudah mendapatkan statusnya. Orang ini menjadi beban bagi yang lain dalam satu teamnya. 

Alasan ketiga (3) nyaman buat yang bekerja. Biasanya orang ini menjadi penting dalam perusahaan. karyawan begitu fokus untuk bekerja yang berkualitas. Tapi biasanya lemah dalam hal disiplin atau hal lainnya. Sukanya dimaafin karena dia menjadi orang penting. Bagi perusahaan sih baik, tapi merusak budaya yang tidak baik kepada karyawan lain. Bekerja dengan passion tidak menjadikan beban bagi dirinya dalam bekerja. Bekerja dengan tenang dan menyenangkan, dan kinerjanya pun bagus.

Alasan keempat (4) adalah orang yang dibutuhkan oleh banyak perusahaan. Hanya sedikit orang memiliknya. Bisa karena memang karakternya yang baik, atau bisa juga karena perubahan yang terjadi pada diri orang itu karena sesuatu. Karyawan ini bekerja tanpa beban dan sangat senang menajalani pekerjaannya. 

Terus kita ada dimana ? Tak perlu dicari-cari yang mana. Kita pasti tahu kita berada dimana. Bisa jadi awalnya memang alasan nomer satu. Abis kerja atau kuliah ya bekerja cari uang untuk hidup. Ini adalah motivasi awal dalam bekerja yang berorientasi kepada gaji (uang). Sebagai manusia dengan dinamis, maka kemampuan dan pengalaman yang terus berubah. Dengan demikian mestinya terjadi juga pada alasan kita bekerja. Hal ini merupakan perusahan sikap positif. Sikap positif itu ada karena reaksi terhadap sikap negatif yang muncul karena hasl yang tidak sesuai harapan. 



Gaji kurang ? berpikir positifnya, gaji kan hasil kualitas kerja. Maka dari diri hadir sikap "kalau begitu kerja yang berkualitas dan berkuantitas agar mendapatkan gaji lebih besar" Sikap negatifnya bisa saja kita beranggapan, "nggak naik gaji karena bos nya pelit". Bagaimana cara merubahnya ? Kita mesti memperlihatkan kinerja yang bagus dalam bentuk laporan atau kerjanya yang hebat. 

Kalaulah kita juga belum terlihat oleh perusahaan, maka kualitas dan kuantitas kerja itu kan ditentukan oleh ilmu, kemampuan dan jaringan kita. Ilmu yang luar biasa mengantarkan kepada kita kepada kualitas kerja yang sangat luar biasa. Tapi dalam hal ini jangan juga kita sombong, lebih baik ikhlas mengerjakannya. Hasilnya memperlihatkan kita dengan jelas ... mampu mengerjakan dengan cepat atau mampu mengerjakan dengan nilai tinggi (melebihi harapan). Kita menjadi orang penting dan dibutuhkan. Saat ilmu bertambah, maka kemampuan pun bisa meningkat. Kemampuan membuat kita terampil untuk mengerjakan banyak pekerjaan. Bisa ini dan bisa itu. Semua orang suka dengan kita, ada ilmu dan kemampuan. Apalagi ? Jaringan, dengan ilmu dan kemampuan bisa saja kita membantu orang lain dalam satu team dan juga membantu team lain. Ini merupakan perubahan alasan menjadi nomer 4. Apa yang terjadi ? Semua orang dalam team dan team lain sangat menginginkan kita. Disinilah kita bersyukur dan berbagi. Masak sih kita tidak terlihat ?  Pasti ada yang tidak suka dengan kita, hanya beberapa orang saja. Tapi teruslah menjaga sikap positif ini. Bila perlu kita menguji dirinya apakah kita orang yang dibutuhkan atau tidak ? Misalkan dengan fokus pada diri sendiri aja.



Kalau gaji kurang, maka kita dapat belajar ilmu dan meningkatkan kemampuan. Lalu apakah ada waktunya ? apakah kita bisa ? Disinilah kita mesti ingat yang di atas (Allah). Semua terjadi karena kehendakNya dan yang punya kan memang Allah. Maka dari itu semestinya kita menjadi hamba taat kepada Allah, berdoa memohon ilmu dengan usaha senang masalah (bersama kesulitan itu ada kemudahan. ada hikmah dan ilmunya) dan memohon diizinkan dengan terus mengabdi lewat kerja hanya kepada Allah. Langkah ini menjadi yang terpenting, bukankah kita sering berdoa memohon rezeki, diantara rezeki itu adalah gaji kan ? Lalu dengan rezeki sekarang kita bersyukur dan berbagi (infaq), maka selanjutnya Allah tambah ilmu dan kemampuan agar gajinya naik dan seterusnya. Yang lain dari rezeki itu adalah teman, atasan dan juga kesehatan, maka upayakan rezeki itu bertambah dengan menjaga hubungan dan meningkatkan kesehatan. 




Tak mudah menjalaninya, tapi kita memiliki Allah. Maka libatkan Allah selalu dalam setiap kerja kita. Bukankah dengan demikian kerja kita menjadi ibadah, dalam rangka mengabdi kepada Allah. Cerita di atas adalah perjalanan seseorang hamba mencari nafkah untuk menjadi semakin baik. Penting alasan di awal kita bekerja, karena memang itu yang terjadi, tapi yang menjadi sangat penting untuk menjadi orang yang semakin baik.

Sahabatmu


Senin, Maret 03, 2025

Fokus kepada Tujuan

Assalamualaikum Warahamatullahi Wabarakatuh, In Syaa Allah doa pembukaan ini memberikan kita semua keselamatan dan keberkahan dalam hidup ini.

Saya mengambil juduk di atas untuk memahami lebih dalam agar mendapatkan hikmahnya. Tentunya masih ada kaitan dengan motivasi saya dan juga yang baca ... agar kita dapat memilih yang terbaik. Apakah kita masih berfokus kepada tujuan atau keinginan ?

Umumnya, setiap orang mau bergerak atau termotivasi karena memiliki tujuan atau target. Pengen menikah, seorang pria mau sungguh-sungguh bekerja untuk pujaannya. Bekerja mencari uang untuk bekal pernikahannya. Dalam perjalanannya pria ini bekerja setiap hari, pergi pagi dan pulang malam. Dari hari ke hari, dari bulan ke bulan, dan dari tahun ke tahun  ... ternyata uang sebagai pernikahan tak terkumpul sesuai harapan. Apakah pernikahan terjadi ? Pernikahannya tetap terjadi tapi meninggalkan kekecewaan. Apa itu ? Pernikahan yang direncanakan tidak sesuai rencana, tidak terjadi di tempat mewah yang diinginkan, tidak banyak undangan yang diharapakna datang, tidak ada acara yang luar biasa yang diharapkan dan banyak lagi. Kekecewaan ini terus menghantui pria itu dan merasa bersalah. Maklum lah pria itu bekerja sebagai karyawan. Beginilah contoh orang yang fokus kepada tujuan. Mungkin lain cerita kalau prianya orang kaya. Tapi tidak juga, hampir sama karena orang kaya memiliki tujuan yang lebih tinggi lagi.

Tujuan ? Inilah yang selalu diciptakan semua orang. Tujuan cenderung berupa keinginan untuk hidup lebih baik, hadir karena melihat orang lain. Tujuan mau lebih hiudp baik bisa terinspirasi dengan melihat orang kaya yang hidupnya menyenangkan. Atau melihat temen yang sukses dengan jabatannya di kantor. Bisa juga melihat sederhananya tetangga. Dan banyak lagi. Tujuan itu boleh-boleh saja, tapi bolh juga kita mempertimbangkannya.
1. Apakah tujuan itu mesti kita ciptakan ?? Yang hanya untuk mendorong kita menjadi lebih baik dengan meraihnya ? Apa iya
2. Apakah tujuan itu mesti menjadi jalan untuk hidup lebih baik ? Jangan-jangan ada jalan lain, tapi nafsu mengalahkan semuanya. 
Dan tujuan itu telah menjadi trend bagi semua orang di era sekarang. Inilah yang menjadi kekuatan seseorang untuk hidup lebih baik.

Fokus kepada tujuan, membawa kita kepada keadaan yang lebih baik dalam tujuan. Suasana ini membawa kejiwaan seseorang terdorng untuk mewujudkannya. Apa yang mesti dilakukannya ? Banyak orang menghadirkan kekuatan untuk mendapatkan tujuannya. Bisa jadi sudah ada kekuatan dan bisa juga belum ada, yang bisa sudah ada kekuatan itu dan bisa juga belum ada kekuatannya untuk dimunculkan dalam dirinya. Kita cenderung memilih kekuatan baru untuk meraih tujuan. Diri kita merasa nyaman dengan kekuatan baru dan tujuan, tapi sebenarnya kita tanpa sadar sudah tertekan. Keadaan ini pasti mempengaruhi diri kita semakin tidak sehat, secara fisik masih kuat tapi mulai terganggu. Pikiran terus berpikir untuk melakukan apapun untuk tujuan. Disinilah "setan" menggoda dengan hal yang cepat dan mudah untuk meraih tujuan. Tekanan dalam diri kita dan keinginan utnuk lebih baik selalu ada lintasan "nakal" yang diam-diam kita setujui. Padahal itu tidak baik, maka kita suka menyelimutinya dengan tindakan lembur dan kerja keras. Ada beberapa orang yang berhasil, dan banyak yang gagal. Yang berhasil selalu bilang bahwa keberhasilan itu karena dirinya, kemampuan dan kepintaran. Tak ada menyebut Allah, dan hanya sekedar lip saja "Alhamdulillah". Mungkin kita lupa sebelumnya kita pernah berdoa memohon kepada Allah. Yang belum berhasil, bilang Allah belum mengabulkan doanya. Artinya banyak yang kecewa pola ini. Yang berhasil telah diuji Allah, dan hasilnya "lupa" sama Allah.

Boleh nggak kita berpikir tidak fokus kepada tujuan, tujuan adalah milik Allah yang Maha Tahu, menciptakan kita. Untuk beribadah, ibadah khusus dan umum. Semua ibadah itu tertuju kepada Allah, Ibadah khusus itu diantaranya kerja kita untuk menjadi lebih baik yang mesti ditujukan kepada Allah (ikhlas). Artinya hal ini memberi peluang bagi kita untuk fokus kepada kerjanya, fokus pada ibadahnya BUKAN Tujuan. Apa yang terjadi mendorong kita bersyukur, melihat atau memperlihatkan nikmat yang hanya sedikit (jauh dari tujuan) dari pandangan kita dan mampu menerima dan mengoptimalkannya sehingga menjadi banyak. Fokus kepada kerja (ibadah) selalu mengantarkan kita berterima kasih dan tidak ada rasa kecewa dan tidak merasa tertekan. Kalau berdoa, pasti kita lakukan. Berdoa melibatkan Allah dalam menjalaninya dan izinnya (dikabulkan hasilnya). Kalau belum tercapai, kita fokus kepada apa yang sudah kita lakukan. Evaluasi dan koreksi menjadi semakin baik. Ada kenikmatan (kepuasan) dalam fokus kepada kerja (ibadah) dan hidup menjadi lebih tenang dan membahagiakan. Hasil adalah bonus dari Allah atas apa yang kita kerjakan.

Renungkan slide berikut ini :









Beranilah untuk berpikir yang lebih baik, memilih ? Ya kita mesti membuka pikiran dan hati yang lapang. Fokuslah kepada kerja (ibadah) BUKAN fokus kepada tujuan. Perhatikan orang-orang yang telah membuktikan pilihannya fokus kepada tujuan, ada banyak kekecewaan, ada banyak kesalahan dalam kerja, ada hasil yang tidak sesuai harapan, belum lagi ada ketidakseimbangan dalam tubuh (cenderung sakit) dan seterusnya. Tidakkah kita berpikir ulang ?

In Syaa Allah kita dicerahkan dengan apa yang kita inginkan dan diselaraskan dengan pemilik kita yang Maha Tahu dengan tujuan baik yang Dia titipkan kepada kita dalam AL Qur'an, mestinya mutlak kita imani dan praktekkan.

Sahabatmu












Jumat, Februari 07, 2025

Perjalanan karir 3

Ketagihan ilmu karena bisa

Semangat pagi semuanya, tak ada yang menarik kalau sudah ketagihan. Lagi dan lagi. Insya Allah, ketagihan itu merupakan perubahan yang kontinu, yang membawa kita kepada kebaikan dan hidup yang semakin bermakna. Aamiin

Dari tulisan ke2, saya mulai merasakan beratnya pekerjaan yang belum pernah dijalani dan belum pernah ada pengalamannya, sebagai manager training. Tetapi setelah ditekuni dengan terus ingin belejar, ternyata bisa membuktikan kepada managemen, jabatan itu bisa saya emban dengan baik. Banyak berkontribusi kepada perusahaan. Apalagi sudah mendapat kesempatan dengan pekerjaan diluar training. Berbicara ke publik, yang disupport dengan kemampuan teknis yang baik. Saya mampu membahasakan hal teknis kepada bahasa yang mudah dipahami oleh pelanggan, itulah bagian dari public relation, sales dan marketing, product management.

Dari kemampuan di atas tanpa diminta, manajemen mulai mengembangkan customer service dengan mendirikan departemen call center. Dimaksudkan lebih mudah mengontrol proses kerja di service center. Departemen baru ini sangat berarti dalam melayani pelanggan. Belum terpikirkan apa yang harus dilakukan, tapi setelah menerima tantangan ini, call center yang hanya dibekali sdm saja dan beberapa komputer serta kemampuan teknis dan non teknis, mulailah menjalani call center hanya dengan microsoft excel BUKAN program canggih. Semua dijalani dengan kekuatan manusianya. Menerapkan ilmu mendengar dengan baik apa yang pelanggan sampaikan, lalu berkomunikasi dengan baik dan membuat pelanggan merasa nyaman dan mendapatkan kepastian pelayanan. Tutur kata dari staf call center menjadi perhatian saya setiap menerima telepon pelanggan. Team pun terbentuk menjadi sebuha team hebat dan berkualitas. Keseluruhan pelayanan dengan hadirnya call center menjadi semakin berkualitas. Apa yang saya dapat dengan pekerjaan baru ? Semakin banyak lah waktu yang tersita untuk memahami banyak hal dan sangat menantang. Informasi yang saya dapat dari call center menjadi pelajaran berharga dalam membuat pelatihan yang semakin berkualitas. Informasi call center ini sangat menjadi pertimbangan penting bagi sales dan bagian untuk bisa memberi pelayanan yang lengkap kepada pelanggan. Saya pun mampu mengerjakan dengan seimbang, pastilah ada tekanan dan budaya kerja yang semakin seneng dengan kerja dan kerja berkualitas. 

Setelah 2 tahun menjalankan call center, lalu diberi lagi amanah untuk menjalan customer care. Tidak terlalu berat karena masih dalam satu lingkup bidang kerja. Dalam program kerja dari customer care adalah memonitor kepuasan pelanggan, dan memberi apresiasi kepada pelanggan dengan mengunjungi langsung. Berkomuikasi dengan pelanggan untuk memahami apa yang mereka inginkan. Ternyata saya bisa melihat dari atas tiga pekerjaan yang ditekuni training center, call center dan customer care sehingga menjadi satu bagian kerja yang saling bersinergi, yang ujung pelanggan mencintai produk. Pelanggan dimanja dengan informasi produk yan bukan asal ngomong. Pelanggan mendapatkan edukasi produk sehingga pelanggan bisa memilih dengan akal sehatnya. Selalu dimanja pula dengan komunikasi yang komunikatif. Disaat pelanggan memiliki produk, mereka pun diservice dengan baik mulai cara penggunaan dan merawatnya dengan benar. DIsupport lagi dengan pelayanan service yang cepat dan berkualitas. Tak sampai disitu pelanggan diberi sentuhan untuk terus menggunakan produk dengan berbagai apresiasi dari perusahaan. Saya sangat menikmati pekerjaan ini sekalipun banyak dan menyita waktu, yang akhirnya menambah kemampuan saya. Dsini saya sudah naik level dari manager menjadi general manager

Kinerja yang bagus dari 3 bidang di atas membuat managemen mempercayakan  saya dengan tugas dasar saya untuk mengelola service center kembali. Disinilah saya merasakan karir terbaik saya, menjadi direktur customer care. Tidak hanya itu saya pun diberi tambahan produk yang bukan saja elektronik, tapi solar water heater. Produk solar water heater yang saya tekuni dari nol (ilmunya), saya belajar teknis lagi, lalu menjualnya (pernah menjual solar water heater 100 unit/bulan) dan saya pun diangkat menjadi direktu teknis dibidang solar water heater.  Alhamdulillah dengan team yang selalu mensupport saya, semua itu dapat saya jalani dengan baik. Perjalanan ini saya tempuh dalam waktu 30 tahun lebih dalam karir, dari seorang engineer sampai direktur customer care.Yang mengesankan saya adalah saya pernah membuat sekolah teknisi dan sekolah spg. Teknisi yang dihasilkan sudah menjadi orang yang memiliki kemampuan dan jabatan di berbagai perusahaan, sedangkan spg menjadi bagian dari spg berbagai merek sehingga kalau jalan-jalan di mall sering disapa spg yang pernah saya latih.

Beruntunglah perjalanan karir tersebut masih selalu ada backup agama, dikala training yang saya berikan lebih bersifat teknis, selalu saya poles dengan motivasi yang tertinggi yaitu berbuat baik kepada Allah. Dari sini saya pun dapat mengembangkan diri sebagai motivator dan pemberdayaan diri dengan aspek agama. Saya telah memberikan kepelatihan dibidang spiritual motivation dalam mendukung produktivitas kerja, mengharmoniskan iman dan kerja. Alhamdulillah sudah hampir 100 pelatihan ini dilakukan. Saya pun menuliskan pengalaman training ini di dalam facebook saya dan blog ini.


Kisah ini hanya mengambil dari bagian penting yang positif dari perjalanan karir saya. Saya berbagi kisah ini untuk bisa diambil hikmahnya dan dikembangkan lagi agar menjadi kebaikan bagi orang yang mempelajarinya. Insya Allah kita dapat bersyukur dengan apa yang Allah telah berikan, tubuh ini, pikiran ini dan orang-orang terdekat, dan selalu menerima keadaan dengan ikhlas. 

Sahabatmu

Rabu, Februari 05, 2025

Perjalanan karir 2

Kangen berada dalam lingkungan pelayanan menuju perjalanan karir

Semangat pagi semuanya. Insya Allah kita diberi kemampuan untuk selalu meningkatkan diri semakin baik, semakin banyak karya dan semakin produktif. Aamiin

Melanjutkan kisah sebelumnya, ada kesamaan yang alami dalam memasuki perusahaan. Setiap 3 bulan pertama saya diberangkatkan keluar negeri. Pertama kalinya saya ke Bangkok sebagai perjalanan pertama ke luar negeri. Menjadi perwakilan Indonesia se asia tenggara. Kemudian ke Arkansas, Amerika di perusahaan kedua, untuk mendalami produk dan manajemen, dan di perusahaan terakhir saya ke Singapura, untuk menjajaki peluang merek Jerman bagi bisnis di Indonesia.

Saya mengambil garis lurus dari pengalaman saya berkarir, mulai staf engineer, manager service, sales & marketing manager, training manager, call center manager, customer care manager, GM customer service dan Direktur customer care merupakan bidang sangat berhubungan dengan pelayanan, pelayanan kepada karyawan dan kepada pelanggan. Tak terbayangkan dengan hanya modal engineer yang terbiasa teknis dan terlihat kaku mampu berpindah bidang pada pelayanan. Memang sih masih ada hubungannya, modal teknis memudahkan saya memahami produk yang disampaikan dengan bahasa marketing kepada pelanggan. Pelayanannya menjadi bermakna bagi pelanggan, benar dan tidak mengada-ada. 

Jadi lupa saya meneruskan kisah perjalanan karirnya. Karena rasa rindu dengan service (teknis) dan ada tawaran bagus dari SANKEn saat itu. Saya pun berpindah setelah menjadi sales manager ke service manager lagi. Bedanya di SANKEN membangun team yang baru terbentuk 6 bulan.  Dari perjalanan sebagai Service Manager, banyak hal yang didapat. Saya terlibat langsung dalam operasiional langsung ke pelanggan. Waktu itu saya bisa mengunjungi hingga 8 pelanggan perhari sampai jam 8 malam. Menjadi teknisi itu mesti sabar, karena mesti melakukan pengecekan dan sabar juga untuk mengtestnya. Adakalanya juga mengunjungi pelanggan yang lokasinya tidak terduga. Seperti mengunjungi pelanggan di pegunungan, ada juga di kota tapi pelosok dimana sangat jarang rumah disekitarnya. Kedekatan saya mengikuti teknisi menjadikan saya tahu keahlian mereka, dan  saya pun tahu kebutuhan mereka. Dalam membangun service center, saya memberi kontribusi kepada kepelatihan teknis teknisi, customer service dalam melayani pelanggan, mempersiapkan part yang memudahkan teknisi dalam pemasangan. Saya mencatatkan sejarah juga dapat mencapai respon service dalam 1 x 24 jam mencapai 99%. Perbaikan produk mencapai 80% di rumah pelanggan. Pada saat itu saya pun merasakan kerja yang maksimal dimana karyawan masih sedikit tapi mengerjakan banyak hal dan wilayahnya luas. Satu service center di Jakarta menjangkau seJabodetabek. Tapi dengan kerja sama yang baik, semua pekerjaan service dapat dikerjakan dengan baik.


ang tak pernah dilupakan adalah sedang kerja terjadi kerusuhan Mei 1998. Saya dan team masuk kerja dan merasakan suasana mencekam. Seperti orang bingung, mau pulang banyak hadangan masa dan kalau berada di kantor terus juga tidak aman. Tak terbayangkan, Alhamdulillah semua karyawan pulang ke rumah dengan selamat. Saya saya lalui dalam mengembangkan service center sampai 5 tahun.

Tak angin tak ada hujan, seminggu sebelum 5 tahun saya menjabat service manager diberitahu diganti dengan manager baru. Dan saya ditugaskan menjadi manager training. Inilah titik nol perjalanan saya mengarungi berbabagi jabatan baru. Beruntunglah saat itu saya menanggapi positif atas keputusan pergantian manager service. Saya punya tekad waktu itu untuk membuktikan apapun yang dibebankan ke saya, dapat dikerjakan dengan baik.

Tak lama dengan jabatan training manager, sekitar 2 tahun ... saya sudah memberi kontribusi besar training bagi salesmen dan spg, dimana penjualan meningkat proporsional. Dan saya pun sudah mulai tune-in dengan departemen baru tersebut. Dengan modal bisa teknis produk, saya mengambangkan diri dan dibimbing oleh senior saya saat itu, saya mampu menjadi pembicara di Radio yang dijadikan media promo. Pekerjaan ini menjadi pekerjaan baru, yah seperti komunikasi ke pelanggan. Dan sudah pula saat itu berkomunikasi kepada wartawan dalam acara press release produk. Dan sejak itu saya terus dilibatkan dalam komunikasi pelanggan ini. Disinilah saya sangat tertarik dengan pekerjaan baru ini, dan saat itu saya semakin bersemangat untuk mengeduksi wartawan dan pelanggan tentang funsgi produk dan cara penggunaan yang bener. Sayapun meramu pekerjaan baru itu dengan training salesmanship, sehingga SPG mendapatkan pelatihan yang lengkap. Ini menjadi bekal yang baik bagi SPG dalam berkomunikasi dengan calon pelanggan dan pelanggan menjadi diberdayakan dalam memilih produk.

Disinilah saya terus mengembangkan diri menjadi semakin baik, karena saya mesti terlibat di bidang marketing dan sales serta "public relation". Saya belajar dari satu program ke program berikutnya, belajar otodidak, dan belajar dari senior sehingga saya pun mampu mengerjakan pekerjaan dengan baik.

Bagaimana kisah selanjutnya ... saya lanjutkan di posting berikutnya.

Selasa, Februari 04, 2025

Perjalanan karir 1

Dari seorang engineer terus menuju puncak karir

Salam bahagian semuanya, In Sya Allah selalu dllimpahkan dan dilapangkan rezekiNya dari sisi Allah. Tak banyak orang meraihnya, tapi semua orang berusaha sampai sekarang dan nanti sampai usianya. Mari cerdaskan diri, karena rezeki itu diberikan Allah kepada manusia dan orang pilihan, maka hendaklah kita menjadi bagian dari orang pilihan itu.  Semoga dirahmati Allah.

Judul di atas menjadi kisah dari perjalanan karir saya dalam bekerja. In Shaa Allah dapat dimabil hikmahnya, bukan yang terbaik tapi menerima yang terbaik dari Allah dalam bekerja. Dari mana sih saya memulainya ? Awalnya saya hijrah pindah dari Pulau Bangka ke Bandung untuk melanjutkan SMA di Bandung. Dimbing kakak yang lebih dulu memasuki universitas impian banyak orang, ITB. Saya mempersiapkan diri untuk masuk ITB. Banyak belajar dan berdoa dan doanya ibu ... akhirnya saya memasuki jurusan elektro ITB mulai 1984. 



Setelah lulus ITB saya meneruskan dan memilih di ASTRA Motor sebagai Engineering. PT Federal Motor. Bangga sebagai lulusan ITB dan saya pun bangga bekerja di ASTRA, yang menjadi perusahaan idaman saat itu. Disini saya bekerja dengan team yang luar biasa baik bersama Alumni dan lulusan unirversitas lainnya. 6 bulan saya terus ditempa dengan kepelatihan berbagai ilmu. Terarah kepada bidang pelatihan bersama senior (saat sudah almarhum). Saya menimba ilmu kepelatihan di IKIP Jakarta, keahlian yang sangat berharga. Lalu saya mempraktekkan ilmu itu dalam membuat berbagai materi untuk opersional produksi motor Honda. Sebagai Engineering saya membuta proyek penghematan di pabrik motor Honda, dengan target menghemat biaya listrik sebesar 12 juta perbulan dan mendapat respon positif. 

Setahun di ASTRA saya ditawarkan oleh saudara untuk bergabung dengan Electrolux dan Koba Tin saat itu. Kedua perusahaan ini cukup menjanjikan. Saya memilih menjadi asisten manager after sales Electrolux. Tadi saya tidak begitu mengenal Brand tersebut, tapi ternyata termasuk Brand ternama dengan kelas kasta tertinggi di bidang alat-alat rumah tangga. Saya hanya menjadi asisten manager selama 6 bulan lalu diangkat menjadi manager service. Saat itu sedang berlansung pemisahan brand menjadi dua, satu dengan Brand Electrolux dan satu lagi dengan Royal Lux yang berbisnis dengan direct sales (sales door to door). Saya bergabung bersama Electrolux. Mulai kanotr di Sunter, pindah ke Panglima Polim, ke Danau sunter dan terakhir di Hasyim Ashari. Saya bertahan 3, 5 tahunlah. Tiga bulan pertama saya sudah mesti perjalanan luar negeri saya sebagai perwakilan Indonesia untuk grup Asia. Sejak itu saya sering mengikuti pertemuan dan training di Bangkok sebagai pusat regional. Pengalaman manajemen saya tempa dengan belajar menjadi member AMA (American Management Assosiation) USA, dan menemba ilmu dengan CMI (Clening Management Institute USA. Dan berlangganan Majalah Harvard. Sebagai manager service dan part nasional, saya banyak melakukan pendidikan teknisi (training center), mencetak teknisi dengan penngalaman nol menjadi teknisi profesional yang melayani konsumen kelas atas (diantaranya orang asing yang sudah terbiasa menggunakan Electrloux). Pada Zaman itu 90-an, kalau pakai mesin cuci Electrolux dibilna gorang kaya deh.

Tidak hanya memberi kontribusi kepada service center, sayapun yang memehami teknis produk ikut memberikan training bagi salesmen, yang sifatnya teknis tapi berbahasa sales. Saat itu saya mencanang pelayanan service in 24 hour, dimana pelayanan diperoleh dalam waktu 24 jam setelah menerima keluhan. Areanya cukup luas saat itu seluruh Jabodetabek dengan 4 teknisi. Cukup tinggi pencapaiannya hampir 99 % dengan tingkat kepuasaan berkisar mencapai 97% - 99%. Hal ini dirasakan juga dengan meningkatnya penjualan produk. 

Setelah itu saya memberanikan diri berpindah perusahaan menjadi sales manager, dengan produk yang tidak jauh berbeda dengan Electrlolux tapi fokus kepada cleaning dimana saya memiliki bekal ilmunya. Bidang pemasarannya berbeda, karena di perusahaan ini (Rotaryana Prima) saya memasarkan produk dibidang industri, hotel dan supermarket dan mall serta pemerintah. Alhamdulillah setelah 3 bulan pun saya dikirim ke USA, Arkansas selama 2 mingguan untuk belajar management dan produk Amerika dengan brand Clarke. Di sini saya dibimbing oleh senior saya dan disekolahkan beberapa pelatihan sales dan marketing. Buah dari hasinya adalah saya bisa membuat 4 kali lipat penjualan. Salah satu produk yang saya tangani adalah Insec-ucutor, dari England (pembasmi lalat dan nyamuk) menjadi Indonseia sebagai negara penjualan tertinggi di seluruh dunia. Saya bisa raih dalam 9 bulan, sebelumnya tidak pernah masuk rangking. dan langsung melejit menjadi peringkat pertama, dan saya dikunjungi bos Englandnya. Di perusahaan ini saya bertahan 2 tahunan.

Dari perjalanan 3 perusahaan di atas, saya mendapatkan banyak pelajaran dan keberhasilan karir. Mulai dari karyawan sebagai engineer, sampai menjadi manager service dan manager sales. Keberhailan programnya dari proyek penghematan 12 juta/bulan di pabrik, pelayanan 24 jam dan kepuasaan pelayanan mencapai 99% serta menjadikan penjualan meningkat 4 kali lipat, dan satu diantaranya menjadi Indonesia nomer satu terbanyak salesnya). Sedangkan ilmu saya bertambah yang tadinya hanya sekedar teknis saja, waktunya managemen, customer service, training dan sales & marketing. Semua ini saya peroleh dengan memerdayakan diri belajar otodidak dan project di pekerjaan, pelatihan dan beberapa membership.

Kisah selanjutnya saya lanjutkan diberikutnya, yang menjadi perusahaan terakhir yang saya jalani dalam karir kerja.

Sahabatmu


Rabu, Desember 18, 2024

Mencintai tubuh dengan perubahan kecil

 Semangat pagi rekan-rekan. Insya Allah hari ini diberikan kesehatan mental yang kuat untuk bertumbuh menjadi semakin sukses dan bahagia. Aamiin

Mencintai seseorang itu atau pasangan membuat hidup semakin baik. Tak salah dong kalau terlebih dahulu mencintai diri sendiri. Mencintai tubuh, yang merupakan pemberian Allah sering kali diabaikan oleh seseorang. Bisa saja mencintai orang lain itu membuat tubuh sehat, tapi menjadi sempurna sehat diri dengan mencintai dirimu sendiri.

Yang sering dicintai dari tubuh sendiri adalah bagian luar tubuh, seperti kesehatan kulit yang menampilkan performance diri. Ada wajah dan rambut yang sering diperhatikan, sedangkan yang lain tidak begitu diperhatikan. Tubuh dapat ditutupi oleh pakaian dan kaki dengan sepatu. Bagaimana dengan didalam tubuh yang tidak bisa disentuh dan tidak bisa dikendalikan langsung, seperti jantung, pembuluh darah, ginjal, usus dan lainnya ? Rasanya memang manusia tidak bisa mencintai bagian ubuh tersebut, spsertinya berfungsi secara otomatis. Lalu ? Apakah saya membiarkan itu terjadi begitu saja. Perhatikan fungsi bagian tubuh dalam itu dapat mempengaruhi penampilan (bagian tubuh luar). hal kecil saja, salah makan menyebabkan tubuh bangian dalam terganggu, lalu apakah saya masih dapat menampilkan peak performance ? Tidak maksimal bahkan berantakan.

Hal ini memang fokus pikiran manusia tertuju kepada pekerjaan saja, kerja ... kerja dan tidak memperhatikan rehat, tidur, makan dan sejenisnya. Stress kerja dianggap biasa saja. Saya merasa nggak ada masalah, buktinya badan saya sehat. kalau saya sakit, saya ke dokter dan minum obat. Dalam usia kerja, semua itu nampak tidak ada masalah. Tubuh masih "kuat" menghadapi kerja dengan stress, tapi kadangkala saya sakit, ini adalah sinyal kepada saya untuk mulai fokus bahwa tubuh saya mulai tidak mampu mengimbangi kerja dengan stress. Tapi keadaan seperti dianggap angin lalu saja, tinggal ke dokter dan minum obat selesai. Apalagi semakin bertambah usia semakin rentan terhadap ketidakseimbangan tubuh sehingga jadi sakit lagi. Atau ada yang bilang, "sakit mah ntar juga sembuh dengan sendirinya". Dengan kondisi seperti ini tubuh bagian dalam tergerogoti (tercipta ketidakseimbangan) dengan pola kerja stress dan obta-obatan. 

Sebenarnya tubuh bagian dalam dapat saya kendalikan dengan apa yang saya makan, kapan saya makan dan kapan pula saya istirahat dan tidur serta olahraga. Tetapi memang kesibukan kerja membuat tidak ada waktu untuk memikirkan hal itu semua. Misalkan merokok dan minuman beralkohol dapat mensupport tubuh dalam menghadapi kerja dengan stressnya. Apalagi istirahat yang cukup dan berolahraga. yang pasti banyak orang mengatakan tidak ada waktu memikirkan itu semua. Atas dasar inilah saya mesti membangun diri untuk berpikir sehat, yaitu menciptakan hal sederhana dalam hidup agar seimbang tubuh dan pikiran.

Ternyata stress itu bikin saya merasakan ketidakseimbangannya alias sakitnya, yang menumpuk di usia yang tidak muda. Tubuh yang semakin tidak kuat lagi. Perhatikan di mall, banyak orang tua yang menikmati hidupnya di kursi roda atau tidak gagah lagi. Inilah akumulasi kerja, stress, obat-obatan dan pola hidup tidak sehat menghampiri manusia di usia tidak produktif.

Satu hal yang sederhana adalah manusia memiliki kemampuan menyembuhkan dirinya sendiri. Keadaan ini membutuhkan waktu rehat bagi tubuh. Yang sering saya lakukan adalah tidur yang cukup. Di hari Sabtu dan Minggu, saya lebih memanjakan tubuh dengan tidur yang cukup, alhasil tubuh menjadi lebih fresh. Atau dikala saya berlibur juga terjadi demikian, ada udara segar, kondisi emosional yang menyenangkan serta membebaskan diri dari aktivitas rutin. Hikmahnya kerja dengan tekanannya mesti diimbangi dengan rehat yang cukup dan memanjakan tubuh untuk relaks. Atas dasar inilah saya berpikir semakin baik untuk sehat. Bayangkan kalau setiap hari (di hari kerja) saya mampu menyeimbangkan kerja dan rehat dengan benar, maka setiap hari saya menjadi semakin sehat dan pekerjaanpun dapat dikerjakan dengan baik.

Selain tidur setiap malam yang cukup 6 - 7 jam yang dapat membangkitkan kemampuan menyembuhkan diri terhadap sakit (ketidakseimbangan tubuh). Saya juga mesti makan yang dibutuhkan tubuh. Minum yang cukup, dan Tidak berlebih makanan dengan kandungan karbonya, juga memasukkan pilihan sayuran dan buah yang mengandung protein dan vitamin lainnya. Apa yang terjadi ? Tubuh saya tidak sakit, tapi memberikan tubuh yang sehat yang membuat mood (perasaan senang) saya pun baik. Ini menjadi modal untuk menghadapi pekerjaan dengan stressnya menjadi tubuh terjaga dari sakit.

 Ada satu hal lagi yang membuat kemampuan menyembuhkan diri dari penyakit itu terbentuk dari kebiasaan saya yang tidak dalam posisi tubuh yang benar. Main HP sambil selonjoran, baca buku sambil tengkurup, nonton TV sambil tiduran ... kondisi ini memacuk tubuh semakin malas (mager). Pembuluh darah melebar dan tekanan menurun. Posisi tubuh yang terlalu santai ini memacu banyak penyakit, berawal dari malas dan seterusnya. Posisi tubuh yang tidak mendukung dalam kerjapun bikin banyak penyakit, seperti tidak tegak di dapan komputer.

So, Hari ini yang perlu saya lakukan adalah mengubah pola pikir untuk menjadi sehat.

1. Saya memiliki kemampuan menyembuhkan diri, oleh sebab itu saya mesti mendorong kemampuan menyembuhkan ini tinggi.

2. Tidak bergantung kepada dokter dan obat-obatan, dan terlebih dahulu mengupayakan penyembuhan dari dalam diri. Seperti istirahat yang benar, minum air putih dan makan yang sehat.

3. Ciptakan setiap bangun pagi selalu fresh dengan adanya tidur yang berkualitas dan cukup waktu.

4. Jaga pola makan, pola rehat, dan pola olahraga serta memiliki sikap dan berperilaku yangn sehat.

Insya Allah sharing di atas dapat menginspirasi untuk hidup semakin sehat. Apa iya kita mau sakit dan sakit lagi. Soal waktu, bukan tidak ada waktu, tapi kita yang tidak mau menyisihkan waktunya. Kitalah yang mengatur waktu.


Munir Hasan Basri

Sahabat sehatmu


Minggu, Desember 15, 2024

Team trainer as marketing and sales in Road show

 Semangat pagi rekan-rekan, Insya Allah dimudahkan dalam kerja dan mampu meraih apa yang diinginkan. Aamiin

Tulisan saya sebelumnya tentang pengalaman dunia training center dan trainer adalah Membangun training center dari nol, Mengembangkan training center, Menjadikan training center sebagai pusat informasi, Membangun training center sebagai pusat pelatihan, Meneruskan keberadaan training center, Membangun kemampuan trainer, dan Efek kemampuan trainer,  Membuat materi training itu mudah,  Training center untuk Manager dan Direksi, Training center menyelenggarakan Sekolah SPG, Membangun kemampuan Salesmen, Training center menciptakan manager sales, Training Center dibangun oleh pimpinan dan teamnya, New Product Launching by Training Center, Menyemangati trainer terus berkembang, Trainer yang menginspirasi, Menjadi trainer sepanjang masa,Team trainer as marketing and sales in Road show

Saya berkisah pengalaman team trainer merencanakan, melaksanakan Road show. Road show yang dimaksud adalah acara aktivitas marketing, branding, sales, customer service di suatu tempat yang dipilih. Acara ini full dilakukan oleh team training di wilayah yang ramai dengan menjual produk. Mulai persiapan mencari tempat, urusan dengan wilayah setempat, MC, salesmen, aktivitas branding dengan mengundang masyarakat dengan hiburan, pelayanan after sales, dan hal terkait lainnya. Omset yang diperoleh berkisar 100 juta dalam waktu 3 hari, Jum'at - Minggu diakhir atau diawal bulan. Apa saja sih acara dalam road show ini ? 

1. Acara pagi, senam ibu-ibu yang di wilayah setempat. Dibarengi dengan demo masak dan lomba masak dengan produk. Disaat acara berlangsung team trainer memberi penjelasan manfaat produk dan cara penggunaannya. Yang pasti ibu-ibu sangat senang, berolahraga ikut lomba dan dapat hadiah. Dan mereka menjadi teredukasi dengan penjelasan produk yang akhirnya mempunyai pengetahuan dalam membeli produk yang benar sesuai keinginan.

2. Menjelang sore acara hiburan kepada masyarakat dengan oragan tunggal. Acara hiburan ini interaktif dengan masyarakat dan diiringi dengan games-games menarik. 

3. Selama acara berlangsung pasti terjadi penjualan produk yang team trainer melayani sambil mengedukasi merek dan produknya.

4. Di beberapa tempat dilakukan lelang produk.

Acara Road show ini terbilang sukses secara branding merek dan penjualan. Tempat pelaksanaan Road Show ini dilakukan di pinggiran Jakarta, seperti Kebun Jeruk, Tangerang, Jaktim, Bekasi, Karawang sampai Bandung.  Adakalanya  road show ini dilakukan bersama dengan stasiun Radio di Jakarta yang menjadikan cara ini semakin meriah. Ada satu Road Show dengan menyelenggarakan kompetisi futsal di Bandung yang mengundang banyak pengunjung. Acara Road Show berlangsung sepanjang tahun setiap bulan. 

Saya dan team merasakan Acara Roadshow ini sangat bermanfaat bagi team dalam mengembangkan diri tentang banyak hal. Wawasan tentang branding, wawasan tentang marketing, komunikasi dengan masyarakat dengan kebutuhannya, wawasan mengedukasi pelanggan dan tentunya pengalaman dalam menyelenggarakan acara biar sukses. Team melaksanakan acara Roadshow dengan senang dan tidak merasa terbebani, Acara berlangsung telah menyita waktu, tapi team tetap bekerja seperti biasa setelah acara Road show. Yang menarik kemampuan team menjadi terangkat dengan acara Roadshow ini, ada trainer yang mampu menyanyi, ada trainer yang mampu menjadi instruktur senam, ada trainer yang hobi masak dan selalu mengembangkan resep yang banyak diapresiasi tinggi, Hampir semua team mampu membawakan acara sebagai MC atau pemandu acara. Team juga mendapatkan wawasan mengembangkan diri dalam menarik minat masyarakat dengan permainan sulap dan games yang menarik.

Apakah acara Roadshow ini tugas utama team trainer ? Sebenarnya tidak, tapi karena kepercayaan manajemen terhadap team trainer yang sudah bisa membuktikan dalam pelatihan dan acara terkait gathering. Ternyata terbuka dengan pekerjaan yang bukan tugas utama tapi masih terkait menjadi penting dalam karir dan kepercayaan perusahaan. Salah satu kepercayaan itu tumbuh dari training yang berkesan bagi manajemen dimana saya bisa membawakan training untuk direksi (pemilik) dan manager dengan baik dan direspon dengan baik pula oleh manajemen. Team trainer pun selalu siap untuk menjalankan tugas yang diberikan manajemen.

Team SLC yang bertugas utama sebagai trainer, yang mampu mengembang tugas dibidang lain. Artinya semua orang bisa menjadi apa yang diinginkan perusahaan dengan memberi kepercayaan dan mengapresiasi apa yang sudah dilakukan. Bisa jadi seorang salesmen yang berpengalaman dapat ditemukan dan dididik dari seorang Office Boy. Atau bukan saja Office Boy tapi karyawan lainnya. Dari sinilah kami sebagai team trainer bekerja sama dengan HRD untuk mengembangkan karyawan disesuaikan dengan arah kebutuhan pengembangan perusahaan. Dari konsep ini kami pun sudah mampu melakukannya dalam mengembangkan karyawan dengan kemampuan tinggi. Saya dan team tidak hanya senang tapi ada kepuasan batin.

Kemana team Trainer itu berakhir ? Innalillahi wainna ilaihhi rajiun, salah satu trainer wanita kami lebih dulu menghadap Allah, ada trainer yang mencari pengalaman di perusahaan lain, satu trainer diangkat menjadi sales manager, satu trainer menjadi customer service, dan tersisa 1 trainer saja. Saya merasa kangen untuk bersama team lagi. Kenangan manis yang tidak terlupakan.

Munir Hasan Basri

Sahabatmu dalam memberdayakan diri



Featured post

Udah bisa bangun paginya

Alhamdulillahirabbilalamin masih diberi kesempatan hari ini, dibangunkan dan diberi pikiran fresh untuk memperbaiki keadaan sendiri. Hari se...