Saya mengambil juduk di atas untuk memahami lebih dalam agar mendapatkan hikmahnya. Tentunya masih ada kaitan dengan motivasi saya dan juga yang baca ... agar kita dapat memilih yang terbaik. Apakah kita masih berfokus kepada tujuan atau keinginan ?
Umumnya, setiap orang mau bergerak atau termotivasi karena memiliki tujuan atau target. Pengen menikah, seorang pria mau sungguh-sungguh bekerja untuk pujaannya. Bekerja mencari uang untuk bekal pernikahannya. Dalam perjalanannya pria ini bekerja setiap hari, pergi pagi dan pulang malam. Dari hari ke hari, dari bulan ke bulan, dan dari tahun ke tahun ... ternyata uang sebagai pernikahan tak terkumpul sesuai harapan. Apakah pernikahan terjadi ? Pernikahannya tetap terjadi tapi meninggalkan kekecewaan. Apa itu ? Pernikahan yang direncanakan tidak sesuai rencana, tidak terjadi di tempat mewah yang diinginkan, tidak banyak undangan yang diharapakna datang, tidak ada acara yang luar biasa yang diharapkan dan banyak lagi. Kekecewaan ini terus menghantui pria itu dan merasa bersalah. Maklum lah pria itu bekerja sebagai karyawan. Beginilah contoh orang yang fokus kepada tujuan. Mungkin lain cerita kalau prianya orang kaya. Tapi tidak juga, hampir sama karena orang kaya memiliki tujuan yang lebih tinggi lagi.
Tujuan ? Inilah yang selalu diciptakan semua orang. Tujuan cenderung berupa keinginan untuk hidup lebih baik, hadir karena melihat orang lain. Tujuan mau lebih hiudp baik bisa terinspirasi dengan melihat orang kaya yang hidupnya menyenangkan. Atau melihat temen yang sukses dengan jabatannya di kantor. Bisa juga melihat sederhananya tetangga. Dan banyak lagi. Tujuan itu boleh-boleh saja, tapi bolh juga kita mempertimbangkannya.
1. Apakah tujuan itu mesti kita ciptakan ?? Yang hanya untuk mendorong kita menjadi lebih baik dengan meraihnya ? Apa iya
2. Apakah tujuan itu mesti menjadi jalan untuk hidup lebih baik ? Jangan-jangan ada jalan lain, tapi nafsu mengalahkan semuanya.
Dan tujuan itu telah menjadi trend bagi semua orang di era sekarang. Inilah yang menjadi kekuatan seseorang untuk hidup lebih baik.
Fokus kepada tujuan, membawa kita kepada keadaan yang lebih baik dalam tujuan. Suasana ini membawa kejiwaan seseorang terdorng untuk mewujudkannya. Apa yang mesti dilakukannya ? Banyak orang menghadirkan kekuatan untuk mendapatkan tujuannya. Bisa jadi sudah ada kekuatan dan bisa juga belum ada, yang bisa sudah ada kekuatan itu dan bisa juga belum ada kekuatannya untuk dimunculkan dalam dirinya. Kita cenderung memilih kekuatan baru untuk meraih tujuan. Diri kita merasa nyaman dengan kekuatan baru dan tujuan, tapi sebenarnya kita tanpa sadar sudah tertekan. Keadaan ini pasti mempengaruhi diri kita semakin tidak sehat, secara fisik masih kuat tapi mulai terganggu. Pikiran terus berpikir untuk melakukan apapun untuk tujuan. Disinilah "setan" menggoda dengan hal yang cepat dan mudah untuk meraih tujuan. Tekanan dalam diri kita dan keinginan utnuk lebih baik selalu ada lintasan "nakal" yang diam-diam kita setujui. Padahal itu tidak baik, maka kita suka menyelimutinya dengan tindakan lembur dan kerja keras. Ada beberapa orang yang berhasil, dan banyak yang gagal. Yang berhasil selalu bilang bahwa keberhasilan itu karena dirinya, kemampuan dan kepintaran. Tak ada menyebut Allah, dan hanya sekedar lip saja "Alhamdulillah". Mungkin kita lupa sebelumnya kita pernah berdoa memohon kepada Allah. Yang belum berhasil, bilang Allah belum mengabulkan doanya. Artinya banyak yang kecewa pola ini. Yang berhasil telah diuji Allah, dan hasilnya "lupa" sama Allah.
Boleh nggak kita berpikir tidak fokus kepada tujuan, tujuan adalah milik Allah yang Maha Tahu, menciptakan kita. Untuk beribadah, ibadah khusus dan umum. Semua ibadah itu tertuju kepada Allah, Ibadah khusus itu diantaranya kerja kita untuk menjadi lebih baik yang mesti ditujukan kepada Allah (ikhlas). Artinya hal ini memberi peluang bagi kita untuk fokus kepada kerjanya, fokus pada ibadahnya BUKAN Tujuan. Apa yang terjadi mendorong kita bersyukur, melihat atau memperlihatkan nikmat yang hanya sedikit (jauh dari tujuan) dari pandangan kita dan mampu menerima dan mengoptimalkannya sehingga menjadi banyak. Fokus kepada kerja (ibadah) selalu mengantarkan kita berterima kasih dan tidak ada rasa kecewa dan tidak merasa tertekan. Kalau berdoa, pasti kita lakukan. Berdoa melibatkan Allah dalam menjalaninya dan izinnya (dikabulkan hasilnya). Kalau belum tercapai, kita fokus kepada apa yang sudah kita lakukan. Evaluasi dan koreksi menjadi semakin baik. Ada kenikmatan (kepuasan) dalam fokus kepada kerja (ibadah) dan hidup menjadi lebih tenang dan membahagiakan. Hasil adalah bonus dari Allah atas apa yang kita kerjakan.
Renungkan slide berikut ini :
Beranilah untuk berpikir yang lebih baik, memilih ? Ya kita mesti membuka pikiran dan hati yang lapang. Fokuslah kepada kerja (ibadah) BUKAN fokus kepada tujuan. Perhatikan orang-orang yang telah membuktikan pilihannya fokus kepada tujuan, ada banyak kekecewaan, ada banyak kesalahan dalam kerja, ada hasil yang tidak sesuai harapan, belum lagi ada ketidakseimbangan dalam tubuh (cenderung sakit) dan seterusnya. Tidakkah kita berpikir ulang ?
In Syaa Allah kita dicerahkan dengan apa yang kita inginkan dan diselaraskan dengan pemilik kita yang Maha Tahu dengan tujuan baik yang Dia titipkan kepada kita dalam AL Qur'an, mestinya mutlak kita imani dan praktekkan.
Sahabatmu
No comments:
Post a Comment