Dalam beraktivitas, banyak hal yang tak terlihat dalam diri kita sebagai modal atau fasilitasnya. Seringkali kita suka melihat yang tidak dimiliki sehingga tidak mendorong kita melakukan aktivitas. Untuk itu diadakan agar aktivitas bisa berlangsung. Kalau tidak ada maka aktivitas terhambat.
Hal ini saya lakukan sekarang, biasanya saya menulis dengan laptop. Keadaan sekarang, laptop butuh tempat, dan aliran listrik, belum lagi kalau laptopnya sedikit lemot. Disisi lain saya memiliki HP, keyboad dan mouse bluetooth. Dulu tak biasa menulis dengan HP, beberapa minggu yang lalu saya mulai menulis di HP, bahkan saya bisa mendisain slide atau gambar dengan HP juga. Alhasil saya bisa menulis dengan HP lebih baik. Dalam perpspektif saya sebelumnya, HP hanya untuk update WA atau media sosial lainnya. Bahkan dengan kehebatan google, saya dalam memfoto tulisan dan langsung saya jadikan bahan tulisan baru. Artinya saya baru menulis bahwa selain laptop untuk menulis, ternyata HP juga tidak kalah canggihnya. Kecepatannya bisa lebih tinggi dari laptop. HP yang tadinya tidak terlihat oleh saya sebagai media menulis, jadi terlihat dengan jelas. Tak terlihat itu bukan karena tidak memiliki, tapi tidak mampu melihat kebaikan di dalamnya.
Saya mengalami hal seperti itu ... cenderung karena ada beberapa keluhan dari penggunaan laptop. Buka laptopnya butuh waktu dan tempat, dan jika ada masalah pun jadi bikin terhambat. Disinilah saya bersyukur dengan keluhan tadi, saya dibukakan mata dan hati untuk melihat HP. Mengapa tidak ? Akhirnya saya menemukan apa yang saya miliki itu bermanfaat.
Ada lagi kisah tentang saya ingin berolahraga dengan jalan kaki. Paling murah dan sehat. Beberapa orang berpikir mau beli treadmill. Tapi kan tidak ada uang buat belinya. Lalu terpikir oleh saya, saya memiliki sepatu olahraga yang tidak dipakai dan ada track yang bagus menanjak dan turun di lingkungan. Maka saya pun memanfaat sepatu dan track tadi untuk berjalan kaki dengan mengitari tempat tinggal saya. Saya test satu putaran menghabiskan 45 menit. Begitulah saat mata dan hati sudah bisa melihat apa yang saya miliki bisa bermanfaat.
Kadang dalam hidup ini beberapa orang suka membeli sesuatu, awalnya sih merencanakannya untuk digunakan. Tapi selang beberapa bulan sesuatu itu menjadi pengisi gudang rumah. Misalkan ada yang beli alat masak bagus, awalnya aja masak dengan alat itu dan setelah itu alat itu nganggur. Beberapa orang dimanjakan belanja karena bukan butuh, tapi cenderung emosional. Melihat penggunaan alatnya canggih, harganya promo dan sebagainya, membuat orang membeli.
Belajarlah untuk melihat dengan mata dan hati, apa yang sudah kita miliki. Melihat dengan mata sih iya, tahu memiliki sesuatu. Tapi sesuatu itu hanya fisik saja. Tidak terdorong menjadi sesuatu itu berharga dan bermanfaat. keadaan ini merembet dalam pola hidup kita. Selalu ada keinginan atau tujuan menjadi lebih baik, tapi selalu ada "persyaratan"nya. Tidak punya ini dan itu sehingga keinginan itu hanya memenuhi pikiran saja. Padahal persyaratan itu bisa saja sudah dimiliki, tapi tidak mampu melihat manfaatnya. Ada satu lagi persyaratan yang kita miliki yang luput dari perhatian. Apa itu ? Kemauan, semangat dan kehidupan saat ini sedang tidak baik-baik saja. Apa iya kita tidak mampu ? Fisik sehat, kerjakan aja dulu sebagai langkah pertama, bisa jadi hasil tidak sesuai harapan. Tapi kan kita sudah bisa melangkah dan terus melangkah. Ada semangat yang mendorong kita semakin ingin meraih yang lebih baik. Kita butuh melangkah yang konsisten agar mampu melihat apa yang kita miliki lainnya dapat dilihat sebagai kekuatan atau modal untuk terus melangkah. Ada proses atau tahapan, kita hanya menjalani dengan sabar tahapan itu ... akhirnya kita sampai di tujuan.
Apa yang kita miliki ? Bisa fisik (alat) dan bisa juga non-fisik, keduanya mesti dikendalikan dengan baik. Yang non-fisik itu dapat dibentuk menjadi kebiasaan, kebiasaan ini telah membuat kita memiliki kemampuan. Bersyukurlah jika kemampuan bisa terus ditingkatkan, karena kemampuan yang bertahap tidak mampu melihat apa yang ktia miliki (fisik) dapat dimanfaatkan dengan baik. Kemampuan melihat apa yang dimiliki bisa tercipta saat kita menemui masalah. kemampuan dan masalah selalu beriring.
Jangan lupa juga bahwa kemampuan melihat apa yang kiia miliki adalah terbukanya hati karena Allah telah memberi rahmat kepada kita. Bukan mata yang buta tidak melihat, tapi yang buta itu adalah hati.
Sahabatmu
No comments:
Post a Comment