Memberi ruang bagi pikiran untuk disemangati agar menjadi apa yang kita inginkan dengan Perbuatan yang baik
e-Book Munir Hsan Basri
Kamis, Maret 20, 2025
Semangat bersyukur
Rabu, Maret 19, 2025
Bersyukur, mengapa nggak ?
Semangat pagi semuanya. Insya Allah hari ini selalu diberkahi apa yang dikerjakan dan hasilnya. Aamiin
Sebenarnya, saya sudah menulis tema bersyukur dalam sebuah buku. Tidak tahu mengapa mau juga saya terbitkan. Saya berprasangka baik saja, bisa jadi ini adalah upaya saya memasarkan buku tersebut menjadi lebih baik. Salah satunya adalah mereview ulang isi bukunya dan membuatnya menjadi lebih mudah diterima oleh pembaca. Target pembaca saya adalah mereka yang sudah bersyukur. Kok begitu ? Saya ingin mengajak mereka yang sudah bersyukur dapat meningkatkan kualitas syukurnya dengan cara yang lebih baik. Bukankah mereka yang sudah bersyukur itu masih suka mengeluh ... kok hasilnya begini ? hasil bersyukur tidak lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Apa yang terjadi bila berlarut dengan kondisi tersebut ? Bersyukur itu bukan lagi ibadah tapi cenderung formalitas saja. Bagi karyawan, ya bersyukur (berterima kasih) kepada Allah atas gajian yang diterima. Nggak salah sih bersyukurnya karena sudah berterima kasih dan sudah juga memanfaatkan gaji sesuai kebutuhan hidup. Yang menjadi masalah adalah gajinya tak cukup untuk menutupi kebutuhan hidup. Yah masih suka mengeluh sih.
Bagi mereka yang sudah bersyukur hanya mengukurnya dari ucapan terima kasih dan menggunakan apa yang diterima untuk kehidupannya. Dalam Al Qur'an difirmankan bahwa kalau kita bersyukur, maka Allah tambah nikmatNya, tapi kalau tidak bersyukur tunggu azab Allah". Parameter ukuran yang dipakai ternyata belum cukup. Ada kata nikmat - ada bersyukur - dan ada ditambah nikmatnya. Apakah mendapatkan gaji itu nikmat ? Iya, tapi itu bukan segala-segalanya. Hanya salah satunya saja. Oke lah Gaji itu nikmat, atau kita bilang saja pendapatan. Ukur pendapatan kita, apakah ada kenaikan ? Tidak ada. atau kita cek lagi apakah pendapatan yang kita terima sudah mendorong kita mendapatkan rezeki lebih ? Ternyata tidak ada juga. Secara logika, tidak ada pertambahan nikmat (gaji). Maka bersyukurnya belum bener. Atau kita tidak bersyukur dan mendapatkan azabNya. Yaitu itu azab Allah itu bisa berupa "kesulitan" hidup, dimana kebutuhan hidup tak tercukupi. Ditambah lagi kita masih mengeluh saja. Jadi mereka yang merasa sudah bersyukur itu ternyata belum bersyukur dengan bener.
Padahal dari petunjuk Allah di atas, orang yang bersyukur itu selalu ditambah nikmatnya. Jadi mestinya kita mesti bersyukur, bersyukur dengan lebih baik (bener). Salah satu ukurannya keberhasilan bersyukur itu adalah bertambah nikmat yang kita rasakan. Nikmat itu bisa berupa pendapatan, bisa kesehatan, bisa ketenangan hidup dan berbagai hal lainnya. Sesuai judul di atas, mengapa tidak bersyukur ? bersyukur aja.
Bersyukur itu bukan apa adanya, tapi bersyukur itu direncanakan dengan sengaja. mesti ada niat yang tulus dalam bersyukur, berharap hanya kepada Allah. Kita mesti membangun sikap dan perilaku bersyukur dengan bener.
1. Pertama ketulusan itu hanya kepada Allah, bukankah bersyukur itu tertuju hanya kepada Allah. Bisa jadi ketulusan kita menjadi tidak murni karena kita merasa mendapatkan nikmat itu dari seseorang sehingga cenderung berterima kasihnya kepada pemberi nikmat langsung. Misalkan, gaji yang kita terima. kebanyakan kita berterima kasih kepada atasan dan perusahaan. Sikap ini cenderung membawa kita bekerja dengan baik kalau ada atasan atau ada perhatian dari atasan. Apa yang diminta atasan wajib dilaksanakan tanpa menolak atau kritik. Saat waktunya ibadah, kecenderungan kita tetap fokus dengan pekerjaan. Sikap ini mesti diperbaiki agar prinsip bersyukurnya bener. Tulus atau ikhlas kepada Allah dalam bersyukur tidak cukup berterima kasih kepada atasan, tapi meneruskan terima kasih itu kepada Allah dengan cara menunjukkan kerja yang jauh lebih baik lagi agar dirahmati Allah. Tidak berharap kepada atasan, tapi berharapnya kepada Allah. Allah lah yang Maha Melihat kerja kita 24 jam sepanjang waktu. Libatkan Allah dalam bekerja, merasa dilihat Allah (ihsan) dan ini berakibat kepada kinerja menjadi lebih baik.
2. Tidak bersyukur bener itu mengundang kita di azab Allah. Hal ini bisa jadi dorongan untuk menghindari azab dan juga memperbaiki syukurnya. Apa ada orang yang mau diazab oleh Allah ? Pastilah tidak ada. Ancaman Allah ini menjadi dasar kita untuk terus meningkatkan kualitas syukur dan menambah keragaman syukurnya.
3. Tentang nikmat, seringkali kita mengukur nikmat itu berupa uang saja. Tapi lihatlah lebih lanjut ... memang sih uangnya tidak bertambah tapi bisa jadi kita merasa lebih sehat dan fresh dalam bekerja. Bukankah itu juga nikmat ? kadang ada orang yang gajinya lebih tinggi tapi dirinya tidak sehat, dan bahkan gajinya dipakai untuk membeli vitamin atau obat untuk menjaga kesehatannya. jadi nikmat itu bisa kuantitatif dan kualitatif. Sudut pandang ini perlu dibangun agar kita dapat menjalani syukur dengan bener.
Ini adalah petunjuk Allah untuk meningkatkan produktivitas kita dan mengantarkan kehidupan yang lebih baik lagi. Apakah ada cara (petunjuk) yang lebih baik dari Allah ? Sebagai muslim yang taat, kita mesti mengamalkan petunjuk ini. Mengapa nggak bersyukur ? Bersyukur adalah perintah Allah, bila dijalani dengan ikhlas maka menjadi ibadah. Semakin bersyukur semakin bertambah iman dan ketaqwaannya. hasilnya adalah kebaikan di dunia dan di akhirat.
Tidak cukup bersyukur itu berterima kasih saja. Perhatikan faktor dalam bersyukur agar kita menjadi lebih baik bersyukurnya, ada faktor ketaatan, ada faktor nikmat, ada faktor cara yang bener dan juga ukuran dari faktor keberhasilannya, ada niat yang ikhlas. Bersyukurlah hanya kepada Allah, maka Allahlah yang membalasnya dengan menambah nikmat, baik secara kuantitatif dan kualitatif.
Selasa, Maret 18, 2025
berhasil nggak ?
Kamis, Maret 13, 2025
Bersyukur itu melihat nikmat
Rabu, Maret 12, 2025
Melihat yang dimiliki
Minggu, Maret 09, 2025
Hal kecil yang diremehkan
Semangat pagi semuanya. Insya Allah kita selalu diberikan kemampuan untuk bisa mengerjakan hal kecil dan sederhana. Aamiin
Temen saya marah-marah kepada saya, "gemane sih kerjanya, kok nggak beres". Saya lupa membawa barang yang dibutuhkan. Jangan marah-marah dong,"nanti saya ambil". Temen saya melanjutkan,"Saya sudah nggak percaya dengan kamu, kan sudah saya ingatkan sebelumnya". "Maaf saya tadi lebih fokus kepada hal lain yang lebih penting", kata saya.
Begitulah kisah sekelumit tentang hal kecil, yang tidak penting yang dianggap remeh. Tidak fokus karena ada hal lain yang lebih penting, padahal sudah diingatkan.Apa yang terjadi ? Hal kecil yang mestinya bisa saya lakukan tapi tidak dilakukan. Apa kira-kira penyebabnya ?
1. Menganggap remeh, "nanti saya bisa siapkan".
2. Disinilah kita mudah dilalaikan untuk hal kecil itu
3. Ilmu dan wawasan yang tidak cukup tentang hal-hal baik.
4. Bisa jadi ini memang sudah kebiasaan kita.
5. Setan selalu tidak ingin saya lebih baik, inilah yang juga tidak saya perhatikan sehingga setan dengan memudahkan untuk saya lalai dan lupa.
Lalu dengan alasan di atas apa yang mesti saya lakukan ?
1. Belajarlah untuk tidak meremehkan apapun, bahkan untuk hal sekecil apapun.
2. Belajar dan menerapkan ilmu cek list untuk memudahkan kita melakukan step by step dan lengkap.
3. Berdoalah dan libatkan Allah agar Allah mengizinkan semua terjadi.
Ada yang menarik bila saya melibatkan Allah, maka hal terburuk tidak terjadi baik pekerjaan dan efeknya.
Insya Allah bermanfaat dan kita dimampukan mengerjakan dengan benar dan lengkap.
Sabtu, Maret 08, 2025
Menjadi produktif
Semangat pagi, saatnya belajar menjadi produktif. Insya Allah kita dimampukan diberikan ilmunya oleh Allah. Aamiin
Kata produktif itu menjadi kata yang sering diucapkan oleh pemimpin perusahaan dan manager, "kerja yang produktif agar perusahaan menjadi maju". Lawannya produktif itu biasanya malas atau kerjanya tidak menghasilkan (output). Tetapi karyawan suka menafsirkan hanya sebatas kerja yang benar aja,"Saya kan sudah kerja nurutin perintah". Jika ini yang terjadi maka keryawan ini tidak produktif.
Kata produktif mesti diterjemahkan kedalam tujuan kerja, atau mesti mengacu kepada "target". Misalkan target team salesmen yaitu 100 juta. Maka bisa dibilang produktif jika semua orang menciptakan aktivitas-aktivitas yang mengarah kepada angka 100 juta. Team salesnya harus menterjemahkan kerja yang selalu meningkat setiap bulan untuk mencapai target. Adakala seorang salesmen hanya mengerjakan hal yang sama setiap bulan baik secara kuantitas dankualitas yang sam dan hanya berfokus kepada angka penjualannya. Dengan kerja yang sama setiap bulan itu dapat memberi angka yang bervariasi dari 70 juta sampai 110 juta. Kadang tercapai target dan kadang juga tidak tercapai. Ini menunjukkan bahwa kerja yang sama yang dilakukan tidak bisa memprediksi hasil target. Keadaan ini yang membuat ketar-ketir salesmen, atau tepatnya stress. Scara matematis produktif itu sangat ditentukan apa yang dikerjakan. Maka kuantitas dan kualitas kerja sangat menentukan. Kalau kerjanya tidak meningkat maka targetnya cenderung sama.
Maka menjadi seorang salesmen dan manager sales memastikan adanya peningkatan kerja baik oleh salesmen dan team lainnya. Misalkan team lain itu administrator yang mampu menyelesaikan adaminsitrasi lebih cepat agar proses pengiriman jasa/produk lebih cepat. Maka pekerjaan administrator ini dibilnag produktif. Ini dilakukan dengan kemampuan ilmu yang bagus. Sama halnya untuk salesmen, yang mampu mengelola waktunya sehingga bisa mengunjungi pelanggannya dengan efektif atau mengurangi waktu kunjungan. Begitulah seharusnya semua team bekerja untuk tujuan bersama. Hal ini tidak mudah dilakukan karena biasanya team salesmen berbeda dengan team administrator atau dengan team finance. Ini membutuhkan manager yang mampu mensupport salesmen. Peran manager salesmen dan atasannya lagi menentukan bagi produktif dalam mencapai target. Ego setiap bagian mesti ditaklukan dengan menerapkan langkah produktif secara bersama-sama. Hati-hati semua bagian mempunyai target masing-masing sehingga bisa jadi tidak produktif, Seorang salesmen bilang,"Saya sudah bekerja keras mencari pelanggan, tapi tidak disupport team lainnya". Sedangkan team lainnya juga bilang,"Saya juga bekerja sesuai SOP". Secara perusahaan bisa dibilang tidak produktif.
Bagaimana dengan kita sendiri ? Kita memiliki banyak keinginan, inilah dan itulah. Terkadang kita bekerja dan beraktivitas tapi hasilnya tidak ada. Kita memiliki pekerjaan yang pasti punya target ... maka kita kerjakanlah apa yang diamanahkan perusahaan. Habis pulang kerja kita sudah capek dan hanya bisa istirahat dan tidak melakukan aktivitas yang berarti lagi. Padahal kita memiliki target pribadi dan keluarga. Apa yang terjadi ? Bisa jadi dikantor kita sukses, tapi target pribadi tidak tercapai. Yang parahnya karena di kantor tidak hanya bekerja yang semesti kita kerjakan dan kerjaan untuk target pribadi tidak ada, maka hasilnya membuat kita begini-begini saja. Kita disebut tidak produktif di kantor dan tidak produktif untuk urusan pribadi.
Yuk kita perbaiki dalam hidup ini dengan menjadi manusia yang produktif.
1. Lakukan yang kecil dan sederhana yang terus dikonsistensikan
2. Mesti bisa berbagi waktu untuk kerja (kantor) dan pribadi atau membuat target pribadi sejalan dengan kantor dan lebih tinggi.
3. Lakukan saja yang bisa merubah target pribadi dan kantor untuk terus ditingkatkan secara bertahap dari bulan ke bulan.
4. Menemukan faktor-faktor baru yang kreatif untuk produktif (kerja yang mengarah kepada target).
5. Ukurlah hasil mengacu kepada target, dan evaluasi untuk diperbaiki menjadi semakin produktif.
6. Jangan ada faktor lain yang menentukan yaitu Allah. Libatkan Allah dalam setiap langkah 1 - 5.
Sahabatmu
Featured post
Bos Sok tahu, ngga ada yang salah ...
Alhamdulillahirabbilalamin, Allah telah memberi ilmu yang banyak, tapi kadang kita tidak merasakannya. Seringkali kita menganggap kecil ilmu...
-
Banyak orang diperdaya dirinya dan senang, hasilnya materi. But sedikit orang berdayakan dirinya dan bahagia, hasilnya produktif bisa mendap...
-
Semangat pagi rekan-rekan, Insya Allah rekan-rekan diberi kemampuan untuk meraih apa yang ingin diraih. Tajuk Allah 1 membahas doa yang be...
-
Setelah saya menulis membangun training center dari nol , saatnya saya bercerita mengembangkan training center itu sendiri. Bermodal awal ...