Memberi ruang bagi pikiran untuk disemangati agar menjadi apa yang kita inginkan dengan Perbuatan yang baik
e-Book Munir Hsan Basri
Rabu, Maret 12, 2025
Melihat yang dimiliki
Minggu, Maret 09, 2025
Hal kecil yang diremehkan
Semangat pagi semuanya. Insya Allah kita selalu diberikan kemampuan untuk bisa mengerjakan hal kecil dan sederhana. Aamiin
Temen saya marah-marah kepada saya, "gemane sih kerjanya, kok nggak beres". Saya lupa membawa barang yang dibutuhkan. Jangan marah-marah dong,"nanti saya ambil". Temen saya melanjutkan,"Saya sudah nggak percaya dengan kamu, kan sudah saya ingatkan sebelumnya". "Maaf saya tadi lebih fokus kepada hal lain yang lebih penting", kata saya.
Begitulah kisah sekelumit tentang hal kecil, yang tidak penting yang dianggap remeh. Tidak fokus karena ada hal lain yang lebih penting, padahal sudah diingatkan.Apa yang terjadi ? Hal kecil yang mestinya bisa saya lakukan tapi tidak dilakukan. Apa kira-kira penyebabnya ?
1. Menganggap remeh, "nanti saya bisa siapkan".
2. Disinilah kita mudah dilalaikan untuk hal kecil itu
3. Ilmu dan wawasan yang tidak cukup tentang hal-hal baik.
4. Bisa jadi ini memang sudah kebiasaan kita.
5. Setan selalu tidak ingin saya lebih baik, inilah yang juga tidak saya perhatikan sehingga setan dengan memudahkan untuk saya lalai dan lupa.
Lalu dengan alasan di atas apa yang mesti saya lakukan ?
1. Belajarlah untuk tidak meremehkan apapun, bahkan untuk hal sekecil apapun.
2. Belajar dan menerapkan ilmu cek list untuk memudahkan kita melakukan step by step dan lengkap.
3. Berdoalah dan libatkan Allah agar Allah mengizinkan semua terjadi.
Ada yang menarik bila saya melibatkan Allah, maka hal terburuk tidak terjadi baik pekerjaan dan efeknya.
Insya Allah bermanfaat dan kita dimampukan mengerjakan dengan benar dan lengkap.
Sabtu, Maret 08, 2025
Menjadi produktif
Semangat pagi, saatnya belajar menjadi produktif. Insya Allah kita dimampukan diberikan ilmunya oleh Allah. Aamiin
Kata produktif itu menjadi kata yang sering diucapkan oleh pemimpin perusahaan dan manager, "kerja yang produktif agar perusahaan menjadi maju". Lawannya produktif itu biasanya malas atau kerjanya tidak menghasilkan (output). Tetapi karyawan suka menafsirkan hanya sebatas kerja yang benar aja,"Saya kan sudah kerja nurutin perintah". Jika ini yang terjadi maka keryawan ini tidak produktif.
Kata produktif mesti diterjemahkan kedalam tujuan kerja, atau mesti mengacu kepada "target". Misalkan target team salesmen yaitu 100 juta. Maka bisa dibilang produktif jika semua orang menciptakan aktivitas-aktivitas yang mengarah kepada angka 100 juta. Team salesnya harus menterjemahkan kerja yang selalu meningkat setiap bulan untuk mencapai target. Adakala seorang salesmen hanya mengerjakan hal yang sama setiap bulan baik secara kuantitas dankualitas yang sam dan hanya berfokus kepada angka penjualannya. Dengan kerja yang sama setiap bulan itu dapat memberi angka yang bervariasi dari 70 juta sampai 110 juta. Kadang tercapai target dan kadang juga tidak tercapai. Ini menunjukkan bahwa kerja yang sama yang dilakukan tidak bisa memprediksi hasil target. Keadaan ini yang membuat ketar-ketir salesmen, atau tepatnya stress. Scara matematis produktif itu sangat ditentukan apa yang dikerjakan. Maka kuantitas dan kualitas kerja sangat menentukan. Kalau kerjanya tidak meningkat maka targetnya cenderung sama.
Maka menjadi seorang salesmen dan manager sales memastikan adanya peningkatan kerja baik oleh salesmen dan team lainnya. Misalkan team lain itu administrator yang mampu menyelesaikan adaminsitrasi lebih cepat agar proses pengiriman jasa/produk lebih cepat. Maka pekerjaan administrator ini dibilnag produktif. Ini dilakukan dengan kemampuan ilmu yang bagus. Sama halnya untuk salesmen, yang mampu mengelola waktunya sehingga bisa mengunjungi pelanggannya dengan efektif atau mengurangi waktu kunjungan. Begitulah seharusnya semua team bekerja untuk tujuan bersama. Hal ini tidak mudah dilakukan karena biasanya team salesmen berbeda dengan team administrator atau dengan team finance. Ini membutuhkan manager yang mampu mensupport salesmen. Peran manager salesmen dan atasannya lagi menentukan bagi produktif dalam mencapai target. Ego setiap bagian mesti ditaklukan dengan menerapkan langkah produktif secara bersama-sama. Hati-hati semua bagian mempunyai target masing-masing sehingga bisa jadi tidak produktif, Seorang salesmen bilang,"Saya sudah bekerja keras mencari pelanggan, tapi tidak disupport team lainnya". Sedangkan team lainnya juga bilang,"Saya juga bekerja sesuai SOP". Secara perusahaan bisa dibilang tidak produktif.
Bagaimana dengan kita sendiri ? Kita memiliki banyak keinginan, inilah dan itulah. Terkadang kita bekerja dan beraktivitas tapi hasilnya tidak ada. Kita memiliki pekerjaan yang pasti punya target ... maka kita kerjakanlah apa yang diamanahkan perusahaan. Habis pulang kerja kita sudah capek dan hanya bisa istirahat dan tidak melakukan aktivitas yang berarti lagi. Padahal kita memiliki target pribadi dan keluarga. Apa yang terjadi ? Bisa jadi dikantor kita sukses, tapi target pribadi tidak tercapai. Yang parahnya karena di kantor tidak hanya bekerja yang semesti kita kerjakan dan kerjaan untuk target pribadi tidak ada, maka hasilnya membuat kita begini-begini saja. Kita disebut tidak produktif di kantor dan tidak produktif untuk urusan pribadi.
Yuk kita perbaiki dalam hidup ini dengan menjadi manusia yang produktif.
1. Lakukan yang kecil dan sederhana yang terus dikonsistensikan
2. Mesti bisa berbagi waktu untuk kerja (kantor) dan pribadi atau membuat target pribadi sejalan dengan kantor dan lebih tinggi.
3. Lakukan saja yang bisa merubah target pribadi dan kantor untuk terus ditingkatkan secara bertahap dari bulan ke bulan.
4. Menemukan faktor-faktor baru yang kreatif untuk produktif (kerja yang mengarah kepada target).
5. Ukurlah hasil mengacu kepada target, dan evaluasi untuk diperbaiki menjadi semakin produktif.
6. Jangan ada faktor lain yang menentukan yaitu Allah. Libatkan Allah dalam setiap langkah 1 - 5.
Sahabatmu
Jumat, Maret 07, 2025
Insya Allah atau Insha Allah ?
Semangat pagi semuanya. Saya ingin berbagi tentang menulis Insya Allah yang bener sesuai ejaan bahasa Indonesia. Insya Allah bermanfaat
Awalnya saya menulis Insya Allah ... itu hanya ikutan yang sudah ada. Menjadi ragu saat ada yang menulis In Sha Allah. Itulah yang terjadi karena saya tidak tahu ilmunya dan belum tahu juga bahasa Arabnya.
Saya telah belajar berbagai sumber tentang penulisan Insya Allah. Sayaingin berbagi tentang hal itu, terlebih lagi saya mulai memahami dengan baik makna Insya Allah.
Saya sekarang mampu menjadi hamba Allah yang lebih baik, mengucapkan Insya Allah dengan memaknainya dengan benar. Yang saya rasakan adalah inilah bentuk ketaatan kecil dan memberi rasa optimis karena saya melibatkan Allah dalam setiap aktivitas saya. Bukan sekedar mengucapkan Insya Allah, tapi memberi motivasi menjadi semakin baik.
Rabu, Maret 05, 2025
Apa iya saya bisa ?
Semangat pagi buat semua, In Syaa Allah kita tetap dilindungi Allah dalam kebaikan dan dimaafkan segala kesalahan selama ini. Aamiin
Judul di atas, "Apa iya saya bisa ?" merupakan bentuk instropeksi atas atas iman sendiri. Apakah saya memiliki kemampuan sehingga menjadikan saya bisa melakukan apa pun ? Memiliki kemampuan itu bisa menentukan saya bisa menentukan hasil atau memprediksi apa yang saya lakukan. Saya berpikir, apa iya saya sendiri yang menjadi penentu ? dimana Allah ?
Misalkan saya bisa bekerja ... apa iya saya memiliki kemampuan fisik dan pikiran (ilmu) sehingga saya bisa mengerjakannya ? Dalam firmanNya ... yang baik itu datangnya dari Allah dan yang tidak baik itu datangnya dari saya sendiri. Saya menafsirkannya bahwa apa yang saya kerjakan itu baik, artinya datangnya dari Allah. padahal saya menganggap bahwa saya yang melakukannya. Tapi setelah saya renungkan beberapa hal :
1. Tubuh, pikiran dan fasilitas yang saya miliki adalah milik Allah.
2. ilmu yang saya dapat adalah kehendak Allah.
3. Apa saja yang terkait dengan apa yang saya kerjakan juga milik Allah.
Dari sini saja, saya merasa bahwa bukan saya yang bisa. Ya saya bisa, tapi semua itu atas izin Allah. Izin Allah bukan seperti izinnya manusia, terjadi karena persyaratan. Hanya Allahlah yang Tahu tentang proses dan kehendak atas izinNYa. Hal yang sederhananya, saya bisa minum atau siapapun bisa. Tapi bisa jadi saat saya mau minum ... tidak terjadi karena air tumpah atau airnya habis atau lainnya. Hal ini pernah terjadi kan. Bukankah ini menunjukkan bahwa saya memang tidak 100% berkuasa penuh atas diri saya sendiri.
Ada contoh lain, seperti Israel yang menyerang gaza. Sesuai rencana Israel dengan senjata yang banyak dan dukungan AS tak mampu merelisasikannya. Sebagian ya, tapi gagal. Apa yang tidak mampu bisa dilakukan Israel, tapi hasilnya tidak sesuai harapan Israel. Apa yang terjadi ? Disini ada Allah dengan skenarionya.
Kembali ke saya. Kadang yang baik saja belum tentu terwujud untuk saya lakukan, padahal saya bisa. Sama juga hal yang tidak baik juga begitu. Memang secara prosentase banyak yang berhasil. Yang pertama saya ambil hikmahnya sebagai berikut :
1. Bukan berarti saya bisa memanfaatkan kepemilikan Allah itu dengan semaunya saya. Ada yang berhasil atau tidak berhasil diizinkan Allah, untuk apa ? Agar saya berpikir bahwa masih ada Allah yang menguasai saya, saya ini hanya hamba Allah. Efeknya dari hal baik bisa baik menurut saya atau bisa juga saya menilainya tidak baik. Misalkan saya kerja bener, maka dapat hasil baik. Tapi bisa juga saya sudah kerja bener tapi hasilnya bikin saya kecewa. Itulah kaca mata saya, ada baik dan ada yang tidak baik (kecewa), tapi dalam kacamata Allah semua baik. Bukankah kalau saya kecewa bisa saja menjadi baik bagi saya asal saya berpikir positif karena berprasangka baik kepada Allah. Contoh lain, saya diberi kekayaan oleh Allah. Kekayaan itu menurut saya baik, tapi bisa juga karena tidak bersyukur dengan kekayaan yang membuat kehidupan tidak menjadi baik-baik saja. Sebaliknya juga bisa terjadi. Dari sini saya berpikir bahwa memang Allah izinkan apa yang ingin saya lakukan bisa dilakukan, tapi Allahlah yang menentukan hasilnya. Saat saya menelusurinya (sesuai kemampuan dan ilmu saya) ternyata pilihan saya menyikapi apa yang saya lakukan itu dapat keridhoan Allah. Apakah ada Allah di hati saya atau yang lain di hati saya ? jadi dengan hadirnya Allah paling tidak saya bisa mendapatkan kebaikan dari apa yang bisa, kebaikan itu karena pandangan saya positif terhadap yang baik atau yang tidak baik.
2. Yang tidak baik dari apa yang saya kerjakan merupakan kasih sayangnya Allah kepada saya. Kok bisa ? Saya diberi kesempatan untuk merenung dan berpikir apa yang salah dari apa yang saya kerjakan itu adalah kemampuan saya yang belum cukup untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Tanpa ada nilai apa yang diberikan atas apa yang saya kerjakan, maka saya tidak pernah tahu kesalahan saya. Apalagi hasilnya tidak sesuai harapan. Dengan sikap yang saya lakukan ini menunjukkan saya sangat ingin menghadirkan Allah di hati agar selalu terjaga iman. Bayangkan bila sebaliknya yaitu tidak ada Allah di hati. Apa yang saya kerjakan "diizinkan" berupa pembiaran oleh Allah karena saya yang mau dan merasa bisa lakukan. Apa iya saya bisa melakukan tanpa ridho Allah (selain Allah) dengan menggunakan pemilikNya ? Syukur-syukur diizinkan dan mendapatkan hasil yang sesuai harapan. Apa hikmahnya ? Allah memberi sinyal bahwa itu adalah peran Allah, tapi saya bahwa sayalah yang menentukannya (berkuasa atas diri). Jika ini saya mendapatkannya lagi dan lagi ... akhirnya saya "telah" kehilangan Allah di hati.
Iman di hati itu mesti dirawat agar tetap terjaga dan semakin lebih baik. Seringkali saya lupa merawatnya, menjaga Allah di hati ini dalam beraktivitas. Yakinlah bahwa Allahlah pemilik apa yang ada di langit dan di bumi, Allah berikan semua itu untuk saya (manusia). Hikmahnya Allah menitipkan atau hanya memanfaatkannya. Untuk memanfaatkannya Allah berikan ilmu sesuai apa yang dikehendakiNya. Lalu Allah siapkan rezeki yang baik berupa iman, sehat, tenaga dan apa saja agar saya bisa mengerjakan sesuatu. Jika hal saya bisa bersikap terhadap hal ini semua, maka saya adalah berbuat baik seperti apa yang telah Allah perbuat baik kepada saya. Tidak sesuai harapan dari apa yang saya kerjakan dan hasilnya adalah pertanda Allah sayang kepada saya. mengingatkan saya untuk menaikkan level kemampuan agar bisa level kehidupannya (nikmat yang ditambahkan). Ini menunjukkan saya adalah hamba, hamba yang butuh Allah.
In syaa Allah, saya memahami penjelasan di atas untuk disikapi untuk selalu menjaga iman.
Sahabatmu
Selasa, Maret 04, 2025
Menyikapi beban kerja
Semangat pagi dan salam bahagia selalu. Hari ini saya menulis judul di atas untuk menggali lebih tentang alasan seseorang bekerja dan mampu menyikapinya dengan kerja yang produktif.
Mungkin ada yang menafsirkan beban kerja itu mengacu pada jumlah pekerjaan yang ditugaskan atau diharapkan dari seseorang dalam jangka waktu tertentu. Ini mencakup berbagai tugas, kegiatan, dan tanggung jawab. Tapi hal ini saya membahas dibalik seseroang itu bekerja. Apa yang ada dalam pikirannya sebelum kerja kadang membuat seseroang tidak mampu bekerja dengan produktif. Pikiran sebelum kerja itulah yang menjadi bebannya.
Ini adalah self talk terjadi pada diri seseorang yang terus membayangi dalam bekerja. Yang pertama adalah alasan dia bekerja. Bisa saja alasan dia bekerja itu dapat memberatkan atau meringankan saat bekerja. Ada beberapa alasan seseorang bekerja :
1. Tuntutan ekonomi dirinya dan keluarga. Dalam hal ini seseorang hidup terlihat lebih baik dan menjaga kehidupan di hari tua.
2. Menjaga citra diri atau status sosial agar diterima di lingkungan. "Saya bukan pedagang, tapi karyawan perusahaan terkenal".
3. Sesuai passion atau hobby atau sesuai ilmunya.
4. Bersyukur karena ada ilmu, kemampuan dan ingin berbagi
dan ada banyak alasan lainnya.
Dari alasan itu, banyak orang bekerja karena alasan 1 seperti terpaksa sebagai bentuk tanggung jawab memenuhi kebutuhan diri dan keluarga. Dalam perjalanan bekerjanya, keadaan ini menjadi beban dan mempengaruhi kualitas kerja. Jika seseorang memiliki sikap positif, maka dalam bekerja menjadi produktif. Dia jadikan alasan kerja sebagai motivasi. Apa yang dipikirkannya ? Adalah kebutuhan ekonomi diri dan keluarga ... ujung-ujungnya uang atau gaji. Inilah yang menjadi fokusnya. Karyawan seperti ini terus bekerja untuk lebih baik dan sangat berharap hasilnya bagus. Ternyata ada beberapa orang mendapatkan hasil yang tidak sesuai harapan, padahal dia bilang saya sudah bekerja maksimal. Gajinya tidak pernah mencukupi. Setelah lama bekerja, mereka ini suka kecewa dan mengeluh karena selalu menganggap kurang gajinya ... dan kinerjanya menurun. Dia bekerja apa adanya. Awalnya bersikap positif jadi tidak positif lagi, karena alasan "percuma juga saya kerja maksimal dan hasilnya begitu-begitu saja". Hasil yang didapat terekam dalam memorinya dan menjadi sebuah paradigma baru (tanpa disadarinya) yang merubah sikapnya menjadi tidak positif.
Kisah di atas membuat orang itu merasa terbebani dalam bekerja. Dampaknya sangat buruk dan di dalam setiap perusahaan banyak orangnya. Ada yang senior sampai yang 1 tahun bekerja. Kadang dari karyawan baru mampu melihat itu dan sangat dipengaruhi oleh karyawan lama. "karyawan baru ikut lingkungan aja biar tak jadi masalah". Semua ini tampak secara kasat mata tapi terjadi, dari mana tahunya ? Kinerja karyawannya tidak lebih baik. Kalaupun ada peningkatan kinerja perusahaan lebih karena cara atasan atau perusahaan "memaksa" melakukan banyak hal untuk mencapai target.
Alasan yang kedua (2), tidak lebih baik juga. Karena mereka yang bekerja tidak fokus kepada pekerjaannya. Berusaha terlihat kerja (yang penting kerja) ... dan kinerjanya hanya on kalau dilihat atau dipaksa. Bagi karyawannya tidak ada masalah, karena dia sudah mendapatkan statusnya. Orang ini menjadi beban bagi yang lain dalam satu teamnya.
Alasan ketiga (3) nyaman buat yang bekerja. Biasanya orang ini menjadi penting dalam perusahaan. karyawan begitu fokus untuk bekerja yang berkualitas. Tapi biasanya lemah dalam hal disiplin atau hal lainnya. Sukanya dimaafin karena dia menjadi orang penting. Bagi perusahaan sih baik, tapi merusak budaya yang tidak baik kepada karyawan lain. Bekerja dengan passion tidak menjadikan beban bagi dirinya dalam bekerja. Bekerja dengan tenang dan menyenangkan, dan kinerjanya pun bagus.
Alasan keempat (4) adalah orang yang dibutuhkan oleh banyak perusahaan. Hanya sedikit orang memiliknya. Bisa karena memang karakternya yang baik, atau bisa juga karena perubahan yang terjadi pada diri orang itu karena sesuatu. Karyawan ini bekerja tanpa beban dan sangat senang menajalani pekerjaannya.
Terus kita ada dimana ? Tak perlu dicari-cari yang mana. Kita pasti tahu kita berada dimana. Bisa jadi awalnya memang alasan nomer satu. Abis kerja atau kuliah ya bekerja cari uang untuk hidup. Ini adalah motivasi awal dalam bekerja yang berorientasi kepada gaji (uang). Sebagai manusia dengan dinamis, maka kemampuan dan pengalaman yang terus berubah. Dengan demikian mestinya terjadi juga pada alasan kita bekerja. Hal ini merupakan perusahan sikap positif. Sikap positif itu ada karena reaksi terhadap sikap negatif yang muncul karena hasl yang tidak sesuai harapan.
Gaji kurang ? berpikir positifnya, gaji kan hasil kualitas kerja. Maka dari diri hadir sikap "kalau begitu kerja yang berkualitas dan berkuantitas agar mendapatkan gaji lebih besar" Sikap negatifnya bisa saja kita beranggapan, "nggak naik gaji karena bos nya pelit". Bagaimana cara merubahnya ? Kita mesti memperlihatkan kinerja yang bagus dalam bentuk laporan atau kerjanya yang hebat.
Kalaulah kita juga belum terlihat oleh perusahaan, maka kualitas dan kuantitas kerja itu kan ditentukan oleh ilmu, kemampuan dan jaringan kita. Ilmu yang luar biasa mengantarkan kepada kita kepada kualitas kerja yang sangat luar biasa. Tapi dalam hal ini jangan juga kita sombong, lebih baik ikhlas mengerjakannya. Hasilnya memperlihatkan kita dengan jelas ... mampu mengerjakan dengan cepat atau mampu mengerjakan dengan nilai tinggi (melebihi harapan). Kita menjadi orang penting dan dibutuhkan. Saat ilmu bertambah, maka kemampuan pun bisa meningkat. Kemampuan membuat kita terampil untuk mengerjakan banyak pekerjaan. Bisa ini dan bisa itu. Semua orang suka dengan kita, ada ilmu dan kemampuan. Apalagi ? Jaringan, dengan ilmu dan kemampuan bisa saja kita membantu orang lain dalam satu team dan juga membantu team lain. Ini merupakan perubahan alasan menjadi nomer 4. Apa yang terjadi ? Semua orang dalam team dan team lain sangat menginginkan kita. Disinilah kita bersyukur dan berbagi. Masak sih kita tidak terlihat ? Pasti ada yang tidak suka dengan kita, hanya beberapa orang saja. Tapi teruslah menjaga sikap positif ini. Bila perlu kita menguji dirinya apakah kita orang yang dibutuhkan atau tidak ? Misalkan dengan fokus pada diri sendiri aja.
Kalau gaji kurang, maka kita dapat belajar ilmu dan meningkatkan kemampuan. Lalu apakah ada waktunya ? apakah kita bisa ? Disinilah kita mesti ingat yang di atas (Allah). Semua terjadi karena kehendakNya dan yang punya kan memang Allah. Maka dari itu semestinya kita menjadi hamba taat kepada Allah, berdoa memohon ilmu dengan usaha senang masalah (bersama kesulitan itu ada kemudahan. ada hikmah dan ilmunya) dan memohon diizinkan dengan terus mengabdi lewat kerja hanya kepada Allah. Langkah ini menjadi yang terpenting, bukankah kita sering berdoa memohon rezeki, diantara rezeki itu adalah gaji kan ? Lalu dengan rezeki sekarang kita bersyukur dan berbagi (infaq), maka selanjutnya Allah tambah ilmu dan kemampuan agar gajinya naik dan seterusnya. Yang lain dari rezeki itu adalah teman, atasan dan juga kesehatan, maka upayakan rezeki itu bertambah dengan menjaga hubungan dan meningkatkan kesehatan.
Sahabatmu
Senin, Maret 03, 2025
Fokus kepada Tujuan
Featured post
Udah bisa bangun paginya
Alhamdulillahirabbilalamin masih diberi kesempatan hari ini, dibangunkan dan diberi pikiran fresh untuk memperbaiki keadaan sendiri. Hari se...
-
Banyak orang diperdaya dirinya dan senang, hasilnya materi. But sedikit orang berdayakan dirinya dan bahagia, hasilnya produktif bisa mendap...
-
Setelah saya menulis membangun training center dari nol , saatnya saya bercerita mengembangkan training center itu sendiri. Bermodal awal ...
-
Selamat siang semuanya, Semoga sehat selalu dan bisa beraktivitas yang menyenangkan. Saya ingin berbagi tentang pengalaman berada di dalam ...