Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Senin, November 28, 2022

Berani bertindak berani salah

Kalau kata "mau" semua bisa. Mau sukses ? Mau kerja ? Mau jabatan ? Tetapi dibalik kata mau itu tidak mendorong orang untuk bertindak. Biasanya mau dihubungkan dengan kemudahan, kalau bisa mudah sukses saya jalani. Begitu juga mau kerja asal gampang dan seterusnya.

Disisi lain, kata mau juga tidak menjamin orang tersebut bisa berhasil sekalipun jalannya mudah dan ringan. Ada kekhawatiran mau bertindak itu karena khawatir salah/gagal. Bisa jadi "mau sukses" itu mudah dijalaninya tapi akibatnya bisa timbul banyak masalah. Apakah mungkin keberhasilan itu tanpa salah/gagal. Sedangkan salah/gagal tidak disukai. maka seringkali orang yang mau bisa berhenti saat salah atau gagal.


Bagaimana dengan kata "mau" diganti dengan kata "berani". Kata berani lebih kuat untuk mengerjakannya, dan pasti juga sudah siap (berani) salah/gagal. Kalau berani salah atau gagal berarti berani pula menemukan solusinya. Dan sekalipun berani, tidak ada jaminan juga selalu benar. Berani membuka kita untuk terus melakukannya.


Magic Word Semua orang bisa

Beberapa orang merasa minder untuk sukses, bahkan merasa tidak mampu mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Berbagai alasan dikemukan, "saya bukan sarjana" atau "saya kan bawahan" dan sebagainya. Mau begitu terus ?

Semua orang tidak ada yang tahu, apa yang dikerjakannya sekarang ini adalah suksesnya. Atasan, yang punya perusahaan dan bawahan tidak pernah tahu jalan mana yang mengantarkan mereka sukses. Jadi teruslah bekerja dan tingkatkan menuju kerja yang semakin berkualitas.



Pesan tren Seberapa mengenalnya kita dengan Allah ?

Umumnya orang kalau sakit per ke dokter atau rumah sakit. Kita yang curhat tentang penyakit kita ke dokter, dokter hanya menganalisa dan memberi solusinya. Atau ada yang tidak ke dokter, tapi membiarkan penyakitnya dan yakin dengan istirahat dan pola sehat. Hasilnya agak lama sih. Dari sini ada orang yang percaya pada dirinya sendiri atau percaya kepada dokter ?

Percaya kepada dokter berkurang oleh rumah sakit atau dokter yang mata duitan, yang berakibat sembuhnya lama. Percaya kepada diri sendiri hanya mengandalkan makan yang sehat, minum obat umum dan istirahat. Atau ada yang berdoa dan percaya Allah sembari minum obat. Mestinya kita menyelarasakan ketiga hal tersebut.


Yang utama, kita mestinya percaya kepada Allah yang memberikan penyakit kepada diri kita dan Allahlah yang menyembuhkannya pula. Dalam hal ini kita mesti merenung tentang hadirnya penyakit kepada diri kita. Bukan kepada orang lain ? Kok sekarang ? Yakinlah ada yang salah dengan kita dan bersegeralah memohon ampunan dan memperbaiki diri dalam ibadah dan amalan. Dengan sikap dan perilaku ini, kita dapat meningkatkan iman kita kepada Allah dengan bersyukur lewat pola makan sehat, pola isitrahat yang cukup, pola olahraga yang seimbang.Inilah dasar yang cukup untuk mempercayai upaya ke dokter

Begitu juga menyikapi dengan kendaraan yang rusak. Mestinya kita bawa ke bengkel, karena memang banyak orang tidak tahu mesin kendaraan. Iman kita kepada mesti mendasari kita melakukan perbaikan ke bengkel. Pastilah setiap musibah menjadi pengingat kita atas apa yang sudah kita lakukan kepada Allah. Dasari memperbaiki kendaraan ke bengkel dengan banyak istighfar dan bila perlu mengeluarkan sedekah. Rasa syukur dengan memelihara kendaraan mesti kita lakukan.




Bagaimana dengan kesepian ? Apakah mesti mencari hiburan ? Kembali semua itu kepada Allah. Percaya kepada Allah bahwa kesepian itu bukan perlu hiburan tapi mengisi dengan banyak ibadah dan beramal saleh. Banyak orang yang memiliki uang, ternyata mereka juga masih kesepian. Apakah mereka yang berbisnis hiburan (pelaku dan pemilik) juga tidak kesepian juga ? Jadi bukan kesepian itu perlu hiburan, tapi mengisi kehidupan dengan berbagai aktivitas yang membuat kita dekat dengan Allah.

Jadi boleh-boleh saja kita percaya dokter, teknisi atau penghibur, tapi jauh lebih penting memperbaiki hati yang sakit, hati yang tidak bersih atau hati yang jauh dari Allah. Iman yang bener dan kuat kepada Allah memberi kebaikan bagi kita, kalau sakit atau kendaraan rusak kita bersabar, dan banyaklah bersyukur saat sehat dan memiliki nikmat  yang cukup

Minggu, November 27, 2022

Magic Word Dokter obati pasien

Seorang dokter itu pinter dalam mengobati pasien. Tapi tetap saja seorang mesti banyak tanya ke pasien tentang penyakit yang diderita. Dari jawaban pasien, maka dokter menyimpulkan sesuatu (hipotesa). Dengan pengalaman dokter tersebut bisa menemukan obat yang tepat buat pasiennya. Sejak awal praktek mempunyai solusi yang baik yaitu,"minum obat ini dalam 3 hari mesti habis, lalu jika masih sakit, maka datang kembali ke sini".

Kalau mau dibilang, "dokter itu bisa coba-coba dengan analisa. Tetap saja dokter itu ada evaluasi dari apa yang diambil solusinya". Bisa salah ya bisa. Dan beberapa pasien datang kembali dan dokter dapat feedback yang baik untuk mengambil langkah berikutnya.


Mengapa pola kerja dokter itu tidak kita terapkan dalam meraih sukses ? Sama halnya kita pasti yakin dengan pertimbangan yang diyakini tepat mesti dilakukan. Selang beberapa waktu kita bisa evaluasi, apakah hasilnya sesuai atau tidak ? setelah itu kita dapat mengambil tindakan yang baru. Seorang dokter yang pinter dengan ilmunya tidak merasa bermasalah jika ada kesalahan (minimal). Jadi kita pun yang ingin meraih sukses mesti memiliki sikap yang sama agar bisa selalu tidak bermasalah jika gagal dan ingin terus memperbaiki kerja kita.



Berdoalah sebagai ibadah

Sikap dan Cara kita berdoa sampai hari ini adalah bentukan yang telah kita rajut sejak kecil sampai sekarang YANG KITA ALAMI dan RASAKAN.

Memang waktu kita kecil, kita diajarkan berdoa sebagai perintah agama yang menjadi bagian dari ibadah (terutama shalat). Isi doa pun sudah tersedia dan diajarkan seperti "rabbana atina fiddunya wal akhirat". Maka terbentuk persepsi doa itu biasa-biasa saja karena BUKAN kebutuhan kita dan agak terasa BERAT karena diperintahkan SEHINGGA dalam berdoa kita lakukan hanya formalitas. Salah satu buktinya ... kita begitu hafal mengucapkannya bahkan secara otomatis terucap setelah shalat. Adakah perasaan dalam hati kita saat berdoa seperti tadi ??? Tidak ada perasaaan apa-apa. Atau ada sebagaan kecil kita tidak tahu artinya ... apa yang kita mintakan.


Bisa dibayangkan kita meminta sesautu tapi kita tidak tahu dan hanya berucap tanpa perasaan. Kalau orang itu memohon kepada kita, apakah kita mengabulkannya ? Sangat kecil peluangnya untuk kita kabulkan dan kalau dikabulkan lebih karena kita tidak mau melihat orang itu di depan kita. Bagaimana dengan Allah swt ? memang tidak sama dengan manusia dan Allah swt, Jawabannya kita sudah tahu. Allah Maha Mengabulkan doa. Bahkan sebesar apapun dosa kita, Allah datang untuk mengampuni asal tidak mempersekutukannya

Kok kita ini hanya meminta dan meminta saja, padahal sudah banyak Allah swt berikan kepada kita. HANYA karena kita melihat yang tidak kita miliki maka rasa syukur itu tidak ada. Dan kita berharap yang tidak kita miliki, kita mintakan lewat doa.

Pantaskah kita berdoa dibandingkan bersyukur ??? Yang paling pantas adalah kita bersyukur dengan diawali doa agar kita diizinkan untuk mampu bersyukur, berdoa untuk diberi petunjuk niat bersyukur karena Allah dan berdoa untuk dimampukan untuk bersyukur dan menyempurnakan syukur itu. Oleh karena itu, kita mesti merubah cara pandang kita tersebut dengan belajar tentang doa.

Doa itu kita maknai sebagai ibadah, maka dari itu maknai doa dengan baik dan sampaikan ke Allah dengan tidak mendikte "Allah harus mengabulkannya", kita memohon agar kita diberi yang terbaik untuk kita. Doa seperti halnya ibadah lainnya hanya berharap ridhai Allah dan memohon Allah membalas dengan mengabulkannya 

Tip 3 cara untuk yakin

"Mas, kayaknya sampean itu pinter loh. Tapi kenapa ya belum sukses ?" tanya saya. Lalu masnya bilang,"mungkin belum waktunya". Dalam hati saya,"iya juga sih. Kalau udah waktunya ya pasti sukses".  Berkaca dari temen yang lain, ada yang sudah jadi pengusaha dan sukses dan dia tidak pinter. Apa iya ya, kesuksesan itu karena faktor keberuntungan ? Siapa yang sukses tidak pernah ada yang tahu, termasuk dirinya sendiri ?
Mungkin iya, bagi yang tidak memiliki pengalaman dengan banyak praktek. Tapi berbeda dengan mereka yang sudah mengerjakan banyak hal dan terus mengerjakannya. Awalnya memang tidak begitu yakin dan selanjutnya semakin membuat mereka optimis dan yakin bisa berhasil. Kalaulah keberuntungan itu miliki kita pastilah yang mau duluan sukses, tapi kayaknya keberuntungan dan kesuksesan itu bukan milik kita, tapi milik Allah.
Bisa jadi keberuntungan itu berupa kesuksesan yang Allah berikan untuk menguji orang atau juga membalas atas apa yang sudah dilakukannya. Terlepas status orang yang sudah bekerja dengan kesungguhan, atau memiliki ilmu/tidak, atau orang kaya/tidak dan sebagainya.
Dari tulisan di atas, paling tidak kita mesti memiliki keyakinan di awal untuk mengerjakan kesuksesan itu. Tanpa keyakinan maka kerja kita tidak bersungguh-sungguh "
Tip untuk lebih yakin :
1. Karena keyakinan buahnya tindakan, maka paksakan diri untuk bertindak. Salah satunya menciptakan keadaan kepepet.
2. Menciptakan harapan-harapan baru yang sangat kuat untuk mengalahkan keraguan (kekhawatiran).
3. Beranilah untuk  mengerjakan banyak hal menuju kesuksesan kita dan mesti konsistensi yang memunculkan keyakinan bahwa "saya bisa". Sesering kita mengerjakan langkah demi langkah membuat kita menyenangi dengan apa yang sudah kita kerjakan. 


Bagaimana dengan "kegagalan" ? Sebenarnya tidak ada kegagalan, yang ada adalah feedback dari Allah untuk memperbaiki apa yang sudah kita kerjakan. JIka kita anggap kegagalan itu ada, maka kita bisa jadi tidak menyenanginya, ubahlah sikap ini dengan senang menerima feedback untuk mengoreksi kerja yang tidak tepat. Keadaan ini pun bisa menimbulkan keyakinan yang baru dengan kerja yang dikoreksi.
Semoga kita mampu memahami bahwa keyakinan sangat dibutuhkan di awal kita untuk kerja, yakin kerjanya dan dengan senang menerima feedback saat kerja itu tidak tepat. Semakin sering mengerjakan kerja kesuksesan semakin membuat kita menyenanginya dan akhirnya memberi rasa optimis dan yakin untuk sukses.



Sabtu, November 26, 2022

Magic Word Tidak menguasai

Selamat malam, seperti apa kita sampai saat ini adalah cerminan apa yang kita sudah kerjakan dan bener-bener dikerjakan setiap waktu. Bukan lagi sekedar apa yang kita tahu atau sering kita bicarakan. Sudah begitu banyak yang kita tahu ... walaupun hanya kulitnya saja. Tapi semua itu sudah cukup untuk memulai langkah demi langkah agar kita menjadikan diri semakin berkualitas.


a

Semoga kita mampu mengamalkan ilmu dan pemahaman yang sudah kita tahu, dan mengetahui kondisi kita yang sebenarnya.



Featured post

Udah bisa bangun paginya

Alhamdulillahirabbilalamin masih diberi kesempatan hari ini, dibangunkan dan diberi pikiran fresh untuk memperbaiki keadaan sendiri. Hari se...