Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

21.10.22

IYA, Bersabar itu tidak mudah, apalagi tidak Sabar

Kata sudah menjadi makanan sehari-hari, "sabar ya" atau "sabar aja, badai pasti berlalu" begitulah pesan dan ansehat yang sering diucapkan kepada mereka yang suka emosional dan responsif atau yang sedang dalam masalah. Pesan dan nasehat ini sudah bener, tapi sering dicerna oleh pikiran dan perasaan menjadi tidak nyaman. Maksudnya karena orang dinasehati itu dalam keadaan emosional, maka pesan itu menjadi tidak berarti (tidak bisa berpikir secara akal sehat). Sekalipun sudah tidak emosional lagi, tidak mudah untuk mencerna kata sabar itu. Akal sehat bilang,"enak di dia, nggak enak di saya" atau "sabar itu ada batasnya". Itulah yang terjadi dan respond banyak orang

Iman : Bagaimana kita mesti menyikapinya ? Ternyata sabar itu bisa dicerna dengan hati. Banyak petunjuk yang disampaikan di Al Qur'an tentang sabar. Persoalannya, apakah kita percaya (iman) ? Sebagai muslim kita percaya kepada Allah. Kepercayaan kita kepada Allah bukan sekedar percaya tapi yakin tanpa ragu. Atas dasar itulah kita secara otomatis percaya dan yakin tanpa ragu dengan petunjukNya. Bisa jadi kita belum sepenuhnya menjalani sabar itu karena memang sudah tahu tapi belum masuk ke dalam hati. Jika sabar itu sebatas pikiran, maka kita hanya berpikir untung dan ruginya. Kita bisa sabar jika ada untungnya. Disisi lain kita bisa sabar untuk tidak marah agar kondisi kita menjadi nyaman atau tidak nyaman. Ada yang mau sabar karena sudah usia atau takut sakit dan sebagainya.

Ilmu : Petunjuk Allah itu sudah banyak dibuktikan, salah satunya orang yang sabar itu menjadi idaman semua orang. Bawaannya tenang dan sejuk serta memberi kebaikan. Allah berfirman "sabar itu karena Allah", maka bersyukurlah. Karena sabar itu ada di hati, dan hati itu urusan Allah. Mudah bagi kita untuk bersabar saat kita memahami dengan hati. Di dalam Al Qur'an juga difirmankan,"orang sabar itu bersama Allah" dan "jumlah orang yang sabar sedikit bisa mengalahkan orang yang tidak sabar lebih besar". Begitu juga sabarnya Nabi Ayub yang sakit, Nabi Muhammad yang dilempari batu dan sebagai, teladan Nabi dan Rasul itu tetap sabar dengan selalu mendoakannya.

Yakin : Keyakinan bukan lagi untuk dipikirkan dan dirasakan. Baca Al Qur'an agar semua petunjuk dan rahmat Allah tentang sabar menjadi nyata dalam hati, pikiran dan perasaan. Ambilah hikmah sabar dari para ulama dan referensi yang lainnya. Apakah kita hanya percaya kepada Allah tapi tidak percaya kepda petunjukNya ? Sedangkan kita bisa percaya kepada atasan di kantor dan pasti kita mengikutinya.

Amalkan : Kata beriman selalu disampingkan dengan beramal saleh. Iman kita menjadi sempurna setelah diikuti dengan perbuatan yang baik. "Bersabarlah" bukan berarti menahan emosi saja.  Orang yang membuat kita marah berarti mereka telah menaklukanmu, bisa jadi mereka yang membuat kita marah itu memiliki niat baik agar kita menjadi semakin baik. Tapi caranya yang tidak tepat. Yuk bekali diri kita dengan baik dan berlatih untuk tidak selalu responsif terhadap apapun. Mengapa kita tidak berpikir sekalipun ada yang marah kepada kita, dengarkan dan pahami maksudnya. Siapkan respon kita untuk mengakui kita salah dan diam, apakah orang itu terus marah ? menurut survey paling lama 5 menit. Karena ada niat baik yang mau disampaikan lewat marah itu, maka pergunakan hati dan pikiran. Ikuti kemarahan orang itu dengan doa, seperti yang diteladani oleh Rasul.

Amalkan : Yuk latih di jalan raya dengan tenang mengendarai mobil agar kita siap jika ada hal yang mengganggu kita dalam perjalanan. Ada yang tidak sopan melewati kita, tidak perlu direspon. Ada macet, syukuri aja bahwa memang begitu adanya. Perjalanan kita memang mesti dilewati dari kemacetan. Ada yang tidak sabar dengan menerobos jalan tapi akhirnya juga bertemu macet lagi dan lebih parah. Banyaklah intropseksi diri dengan zikir dan istighfar. Saat kita masih merespon dengan marah, kita masih lemah "iman"nya dan teruslah banyak istighfar dan meningkatkan iman (dekat kepada Allah). Baca kembali petunjuk tentang sabar dan amalkan kembali. Selalu berdoa agar kita bisa bersabar. Masak kita tidak mau bersama Allah ? 

IYA ... melatih diri mulai dari iman yang mesti kita perbaiki yang menjadi dasar kita bertindak. Rasanya tidak ada sesuatu tindakan bisa dilakukan tanpa keyakinan yang kuat. Keyakinan itu pun mesti didasari ilmu yang bener. Ilmu yang juga dari Allah, yaitu Al Qur'an dan sunnah. Yakinkah kita ? Untuk menambah keyakinan itu kita dapat melihat referensi orang sabar dan kebaikan yang bisa diraih. Kalau sudah sampai sini, maka bersabarnya menjadi semakin mudah. Amalkan. Selalu ada godaan untuk tidak bersabar ... sekali lagi kita diuji, apakah kita percaya, yakin tanpa ragu dengan iman kita (bersyukur) atau kita menjadi orang yang hanya tahu tentang sabar (menutupi kebenaran - kufur) ?

Kami telah menulis e-Book tentang kerja dan iman, yang tertarik bisa wa 087823659247




20.10.22

Katanya mau konsisten kerjanya

Katanya mau konsisten kerjanya, yang pasti konsisten untuk terus bersemangat kerja dan kalau bisa sih kerjanya semakin meningkat. Tapi apa yang terjadi ? Disiplin datang pagi bisa konsisten, tapi apakah sudah datang pagi bisa memberi nilai optimal dalam kerja ?  Inilah salah satu contoh yang tidak mudah untuk menjadi konsisten dalam meningkatkan nilainya. Bisa jadi kita berpikir, "kalau sudah konsisten dan mencapai nilai tertentu, apa bisa lebih baik lagi ?" Seperti disiplin datang paginya sudah konsisten, apakah bisa terus meningkatkan kualitas datang pagi ? Kita bilang,"mau ngapain lagi kan sudah datang pagi".

Bagaimana dengan kerja kita ? Apakah kita juga bisa konsisten untuk selalu meningatkan kualitas kerja kita ? Bagi sebagian orang yang penting itu,"kerja aja apa yang diperintahkan. Selesai". Dari hari ke hari, bulan ke bulan bahkan dari tahun ke tahun ... bukankah kerjanya bikin bosen dan semakin tidak termotivasi untuk semakin berkualitas. Mungkin sedikit ada rasa bosen bikin kita mau mengerjakan pekerjaan semakin baik seiring semakin lama kita bekerja. Sebenarnya bukan bertambah kualitas dari sisi ilmu, tapi peningkatan kualitas kerja lebih karena telah menjadi kebiasaan sehingga ketrampilan kita mengerjakannya semakin baik.

Konsisten itu menunjukkan kita kerja terus-menerus. Bukankah kita sudah kerja terus-menerus dengan menjalankan SOP dan perintah dalam job desc. Bener sih, secara perusahaan karyawan tersebut sudah bekerja baik dan konsisten. Bekerja sesuai yang tersurat, tapi apakah ada dampak positif dari pekerjaan tersebut bagi perusahaan ? Sepertinya ada dan kecil. Tidak cukup untuk mengembangkan perusahaan untuk lebih maju. Tanpa disadari perusahaan memiliki target kerja yang meningkat setiap tahun dan "dipaksakan" untuk dicapai oleh karyawan. Dari target inilah perusahaan bisa berkembang jika target tercapai. Tapi ada dampak negatif ? Karyawan bekerja secara "paksa" atau tertekan dengan target sehingga tidak senang dalam mencapai target. Mungkin agak terhibur jika ada reward yang baik dari perusahaan. Bagaimana jika target tidak tercapai ? Bisa jadi perusahaan berkembang walaupun tidak sesuai harapan, yang tidak baik adalah kondisi karyawan yang stress.

Maka kata konsisten untuk menjadi semakin baik menjadi perlu dikembangkan dalam perusahaan agar karyawan menjadi semakin baik dan perusahaan berkembang. Maka mesti ada lead masa depan bagi karyawan yang konsisten dalam kerjanya. Sikap saling menghargai terutama adanya kesalahan dalam proses konsistensi (proses belajar) kerja harus terbuka untuk saling mengoreksi. Bisa jadi dalam proses menjadi semakin baik itu ada kesalahan, maka kesalahan itu dianggap sebagai proses belajar. Yang terbaik adalah setiap karyawan memiliki semangat untuk kerja yang semakin baik sebagai motivasinya dan merasa menjadi semakin baik (nyaman) dalam kerja. Disisi lain perusahaan atau atasan membuka forum yang kondusif untuk menjadi semakin baik. Ada "proyek kerja" yang periodik yang bisa mengembangkan karyawan untuk semakin tertarik konsisten untuk bekerja yang berkualitas. Penghargaan atau reward bisa ada, tapi tidak perlu yang besar. Bisa jadi reward itu diberikan berupa penghargaan dan memberikan kebutuhan dasar manusia.

Disisi lain kerja yang tidak konsisten (kerja yang sama dengan cara yang sama terus-menerus), apa tidak bosen ? Kok mau kerja begitu aja ? Kehidupan kita terus berkembang dari seorang diri, berkeluarga dan memiliki anak serta memiliki mimpi yang besar untuk dicapai dalam hidup. Ini sudah bisa menjadi dasar untuk mendorong kerja yang konsisten. Caranya lakukan yang biasa kita lakukan dengan menambahkan sesuatu yang terkait yang menjadikan pekerjaan itu menjadi bernilai. Untung dong perusahaan ? Iya, tapi kan kita sendiri yang konsistennya (perusahaan hanya dapat dampak dari kerja kita). Kalau sudah bisa datang pagi, mengapa kita tidak mempersiapkan kerja lebih awal ? Atau setiap laporan yang kita buat, bisa ditampilkan lebih menarik untuk point penting. Dan banyak contoh kecil yang bisa kita tambahkan dalam pekerjaan kita. Inilah cara kerja yang konsisten, bosennya tidak ada dan yang pasti kemampuan dan ketrampilan kita berkembang



Bagaimana dengan ibadah kita, contoh sedekah ? Biasa-biasa aja tuh. Bisa jadi kita sedekah rutin bukan konsisten, menyumbangkan uang kenclengan setiap Jum'at Rp 10.000.  Bosen nggak sih ? kayaknya nggak. Kayaknya memang adanya segitu. Apakah kita tidak tertarik dengan balasan yang lebih banyak dari Allah ? Tertarik sih, apalagi balasannya yang besar. Begitulah kita punya ketertarikan kepada balasannya tapi merasa berat untuk bersedekahnya. Sebaliknya saat kita tidak sedekah, yang terpikir bagi kita adalah ringan (tidak mengeluarkan materi). Jadi kita lebih suka tidak bersedekah karena ringan dan tidak mengeluarkan apa-apa. Allah menyukai hambanya yang beribadah terus-menerus (konsisten). Untuk itu bukan sekedar ibadahnya yang rutin, tapi ibadahnya yang penuh makna terus-menerus. Yuk sikap dan semangat ibadah kepada Allah ini kita jadikan motivasi juga untuk kerja yang konsisten. Tidak hanya ibadah yang dinilai Allah, tapi kerja (hidupku dan matiku untuk Allah) juga sebagai nilai ibadah kepada Allah



Insya Allah kita selalu diberi kekuatan untuk terus bersyukur dengan terus konsisten pada jalan Allah, "ibadahku, shalatku, hidupku, matiku hanya untuk Allah".




18.10.22

Magic Word Hari Esok

Bismillahirrahmanirrahiim, sekarang kami menampilkan tentang hari esok yang bukan menjadi kendali kita. Tidak ada yang tahu kejadian apa dengan hari esok. Hari esok itu milik Allah. Yang bisa kita lakukan hanya beraktivitas sekarang. 


Untuk itu berusahalah dengan kemampuan kita untuk selalu menjadikan sekarang adalah waktu terbaik untuk mengerjakan kebiakan. Bayangkan 1 kebaikan sekarang kita lakukan, maka kita dibalas dengan 10 kebaikan, yang mnejadi modal kita untuk hari esok.
Bersemangalah ... agar hidup kita menjdai bermakna.



17.10.22

Khawatir dan takut

Mungkin Anda pernah mengalami kekhawatiran dan takut dengan ancaman ? Saya yakin pernah. Saya pun pernah mengalaminya. Salah satu kekhawatiran itu karena kita tidak/kurang memiliki pengetahuan sehingga kita tidak memiliki kemampuan menghadapinya. Seseorang yang tidak pernah berurusan dengan debt collector menjadi parno saat bermasalah dengan keuangan. Semakin khawatir dengan lisan debt collector yang mengancam macem-macem. Kita yang menghadapi hal seperti ini jadi bingung dan takut mengalami apa yang diancamkan. Bisa jadi kita semakin menurut apa yang mereka sampaikan.

Pengetahuan banyak orang terutama tentang hukum masih lemah di Indonesia. Membuat pernyataan dengan materai aja, beberapa orang merasa khawatir atas dampaknya. Sebaliknya mereka yang memiliki pengetahuan tentang hukum dan sudah terbiasa sering menggunakan kesalahan seseorang dengan ancaman-ancaman hukum yang berurusan dengan polisi dan pengadilan. Atau sebaliknya banyak orang juga merasa tidak khawatir karena memang tidak tahu apa-apa, tapi setelah tahu barulah kekhawatiran itu muncul. Keadaan ini dimanfaatkan oleh orang-orang yang punya uang untuk mengancam orang yang "salah" untuk menjaga kepentingannya.

Membayangkan azab Allah yang sudah kita terima atau bakal kita terima dari Allah. Begitu berat dan banyak orang tidak sanggup. Dosa demi dosa yang kita lakukan setiap hari pasti dihisab dan diadili. Bisa jadi azab didunia tidak seberapa dibandingkan di akhirat nanti, tapi nggak pernah berpikir bahwa azab dunia itu sebagai peringatan Allah agar kita kembali kepadaNya. Tidak ada uang atau materi yang dapat menolong kita di pengadilan Allah. Renungkan perjalanan hidup kita sampai hari ini, gunakan hati agar kita mampu melihatnya. Hanya lisan dengan hati untuk meminta maaf, memohon ampun, menerima taubat kita serta berharap Allah menghapus kesalahan kita. Memperbaiki diri setiap saat menjadi kunci semua untuk kembali kepada Allah. Wajah-wajah ketakutan orang yang menjelang kematiannya hanya membuat kita menangis. Kita tidak mampu merasakannya. Masihkah kita tidak takut sekarang dimana nyawa masih ada ? 


Kekhawatiran di dunia dan di akhirat sangat jauh berbeda. Keduanya saling terkait, sikapi dengan banyak introspeksi diri dan perbanyak istighfar dengan terus memperbaiki diri agar kesalahan kita terus berkurang dan Allah meridhai istighfar kita. 




Shalat dan meminta pertolongan

Pesan ini sering kita dengar dan bahkan kita baca dalam shalat.

Katakanlah (Muhammad): “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam.(QS. al-An’aam [6]: 162)

Apakah bener kita shalat untuk Allah ? Umumnya kita semakin shalat karena ada maunya, meminta pertolongan. Tidak salah, karena memohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat. Lalu ...



Yang pertama, shalatku untuk Allah menunjukkan bahwa shalatku ini sebagai pengabdianku kepada Allah. Allah yang satu (Esa), tidak ada yang menyamainya dan tempat kita bergantung segala sesuatu. Untuk itu kita mesti menunjukkan shalat yang sebenarnya, dengan rukun dan sunnah serta tunduknya jiwa dalam shalat.Sudah sepantasnyalah kita belajar shalat yang bener, bukan sekedar arti dan makna bacaannya.

Kedua, shalat bermakna media penolong kita. Kita boleh berdoa dan di dalam shalatpun berisi doa. Jika shalat kita diterima Allah, maka shalat kita menjadi penentu bagi Allah untuk memberikan rahmat dan karunia dari sisiNya. Salah satu rahmat dan karunia adalah apa yang kita minta. Kualitas shalat kita menjadi nilai di mata Allah untuk rahmat dan karunianya. Kita wajib memperbaiki shalat kita setiap saat menuju shalat berkualitas (khusyuk).

Ketiga, Beribadahlah hanya kepadaKu dan meminta pertolongan hanya kepadaKU. Yang utama ibadah dahulu dalam kuantitas dan kualitas, barulah kita meminta pertolongan.

Keempat, Allah memiliki kehendakNya. Semua kehendakNya menjadi peringatan dan ujian bagi semua manusia. Apakah dia bersyukur atau kufur ? Kita sebagai hamba Allah tidak perlu iri dengan orang lain yang dilebihkan Allah, tetap selalu dalam pengabdian kepada Allah, apapun takdir Allah.



Pesan ini sebatas keilmuan yang kami miliki dalam rangka memahami dan mengamalkan petunjuk Allah. sebuah kesadaran bahwa semua penjelasan yang kami berikan hanyalah upaya mendekati 'kebenaran'. Hanya Allah SWT yang maha mengetahui segalanya.

Wallahualam Bissawab  

Katanya mau melangkah lagi

Katanya mau melangkah lagi, tapi kadang kita jadi malas karena hasil langkah sebelumnya belum menunjukkan hasil yang diharapkan. Kepikiran sama kita, apa langkah berikut ini menjamin sampai tujuan ? Daripada daripada, kita pun mutusin "nggak lagi". Secara akal sehat kita tahu bahwa sikap dan tindakan kita ini tidak benar, tapi kita pun tidak memiliki dorongan untuk meneruskannya.

Harapan kita kadang terlalu tinggi dengan apa yang ingin dan sudah kita lakukan. Niat sudah ada, lalu sudah bersiap untuk berangkat ke suatu tempat untuk bertemu seseorang. Tapi langkah persiapan itu meragukan kita, apakah dalam perjalanan bisa nyaman ? Akhirnya kita tidak melanjutkan perjalanan. Sikap yang tidak baik setelah persiapan lewat pertanyaan kepada diri sendiri itu cenderung melemahkan langkah kita. Bayangkan saat persiapan itu sudah kita lakukan, maka step berikutnya adalah naik kendaraan dan jalan. Ikuti step selanjutnya dengan menggerakkan kendaraan menuju lokasi yang dituju dan seterusnya. Melangkah lagi itu tidak perlu berpikir yang menghambat, tapi berpikir menjalani langkah selanjutnya. Boleh saja kita membayangkan niat kita tadi sehingga membuat langkah kita semakin yakin.

Langkah pertama sudah terjadi, maka yang ada adalah langkah kedua ... dan seterusnya. Jika tujuan kita itu memerlukan 100 langkah. Berpikirlah bahwa langkah kedua pun yang sudah kita jalani, makin mendekatkan kita kepada tujuan (masih ada 98 langkah). Apakah tiba di tujuan ? Bisa asal kita fokus untuk terus melangkah, langkah 3, 4, 5 ... 90, 91,  ... 98, 99 dan 100. Apapun tujuan kita pasti ada beberapa langkah yang mesti kita lalui. Hindari berpikir bahwa kita mau melangkah lagi karena hasil. Hasil itu kita peroleh karena kita sudah tiba di tujuan. Adapun hasil dari beberapa langkah yang kita lakukan hanyalah bonus yang bisa membangkitkan semangat untuk melangkah lagi, BUKAN untuk menikmatinya.


Dalam agama ada pesan yang baik, tapi kita jarang memperhatikannya yaitu sabar. Bagaimana bisa sabar dengan keadaan tertentu ? Sedangkan kita dalam kesulitan yang tinggi. kata sabar sering diucapkan tapi susah untuk dijalani. Dalam perjalanannya kita sering menjadi tidak sabar, dan orang bilang "sabar itu ada ujungnya". Kata sabar tidak pernah berujung sampai usia kita, sekalipun kita sudah di tiba pada tujuan. Sabar bisa bermakna kita mesti mengikuti langkah demi langkah yang seharusnya kita jalani, bahkan kita mesti selalu menyempurnakan setiap langkah dan memperoleh hasil yang sempurna juga. Jika kita belum mencapai apa yang kita inginkan, sabar mengajak kita untuk terus melangkah. Lalu dalam sabar pun kita diajak untuk selalu "bersyukur" saat tercapai keinginan kita. Makna keinginan kita dari A ke B dan seterusnya, merupakan perjalanan keinginan kita selama hidup yang berujung kepada kematian. Jadi kita memang dapat menikmati tujuan "sementara" dengan terus bersabar untuk melanjutkan tujuan berikutnya dan berikutnya. Jadi sabar itu bukan lagi untuk satu tujuan saja tapi sabar adalah sikap dan cara hidup kita. 


Yuk kita belajar dan berlatih melangkah demi langkah tanpa perlu memikirkan hasilnya atau mau menikmati hasilnya. Teruslah melangkah, bukankah "katanya mau melangkah lagi". let's go

Magic Word Sisi lain dari masalah

Saya mencari sisi lain dari masalah, beberapa orang menyatakan bahwa masalah itu ya masalah bahkan melihat sebagai takdir. Atau ada yang bilang,"masalah ya masalah dan tidak ada hubungan dengan agama". Tapi apakah iya ? Kalau dipikir pakai logika, masalah itu bagian dari perjalanan hidup kita dan mesti diselesaikan, dan kita bisa minta tolong kepada orang yang mampu menyelesaikannya.





Membayangkan jika ada masalah di desa yang jauh dari orang yang memiliki kemampuan, maka apakah masalah itu bisa selesai ? Bisa jadi masalah itu bisa selesai oleh orang yang mengalami masalah. Mereka menyelesaikan dengan petunjuk atau ide yang terlintas dalam pikirannya. Kondisi mereka sangat relax dan tidak panik dalam menghadapinya, karena menggunakan hati. Pernahkah kita membayangkan, dari mana ide tersebut ?  Tentu dari Sang Pencipta yang Maha Memelihara alam dan manusianya.


Boleh dong Allah yang menciptakan kita mau menguji kita juga ? Salah satu ujian itu adalah masalah yang diberikan. Bisa karena kita tidak mau mengindahkan petunjukNya sehingga kita berada di jalan yang tidak semestinya. Allah ingin dengan masalah itu untuk mengingatkan kita, yuk kembali kepadaNya.

Featured post

Mencintai tubuh dengan perubahan kecil

  Semangat pagi rekan-rekan. Insya Allah hari ini diberikan kesehatan mental yang kuat untuk bertumbuh menjadi semakin sukses dan bahagia. A...