Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Kesibukan karyawan, apa iya ?

Selamat siang semua, Insya Allah selalu dicerahkan dalam bekerja.

Hari ini hari yang cerah dan asyik untuk bekerja. Saya ingin membahas yang namanya kesibukan kerja seorang karyawan. Apa sih yang dimaksudkan dengan sibuk ? Kata saya sih, mereka yang ada pekerjaannya dan menjadi sangat sibuk karena ada banyak hal yang dikerjakan, seolah tak ada waktu yang longgar. Atau kesibukan itu dinyatakan dengan kerja yang mengejar batas waktu penyelesaiannya. Tapi ada juga yang sibuk dengan pekerjaan rutinnya, menghadapi pelanggan yang tidak sedikit sehingga kurang tertangani dengan baik. Apapun namanya itulah kerja yang tidak pernah berhenti dengan dinamika kesibukan yang naik turun.

Kesibukan lain, seperti terlihat dari seorang bos. Apa sih yang biasa bos yang levelnya tinggi ? Yang pertama seorang sering disibukkan dengan persoalan administrasi, mengecek dan mengACC proses. Seorang bos yang jeli dapat melihat kinerja bawahannya, kalau bosnya lagi fokus. Tapi kalau hanya tanda tangan saja pastilah tidak pernah tahu kinerja bawahan. Karena apa saja di tandatangani membuat bos menjadi sibuk. Apa iya begitu sibuknya ? Semestinya seorang bos tidak begitu disibukkan dengan persoalan tanda tangan, tapi jauh lebih bermakna untuk melihat kinerja bawahannya. Kinerja karyawan dapat dilihat dari report. Dengan melihat kinerja bawahannya, bos bisa menganalisa persoalan yang terjadi dan mencari tahu solusinya.  Tak banyak perusahaan di Indonesia seperti ini, banyaknya bos atau direktur sekalian masih berkutat dengan proses administrasi, seperti mengeACC penjualan atau administrasi keuangan. Dunia saat sudah berubah dan membutuhkan banyak ide kreatif dalam menghasilkan penjualan yang tinggi dan proses -proses yang kualitatif serta teknik pengawasan yang akurat. Semua ini menjadi beban seorang bos, bukan menjadi beban sepenuhnya karyawan di bawahnya. Sekali lagi kesibukan bos ini mesti dicek kembali, apakah job descnya sesuai dengan levelnya. Ini masalah kepercayaan dan kemampuan. Sibuk nggak bos ? Sibuklah dengan apa yang seharusnya dilakukan, bukan sibuk karena semua hal mau diketahui dan mau dikerjakan sendiri.

Siapa bos itu ? bisa manager, GM atau bahkan direktur, yang menjadi kunci bagi terlaksananya tugas bawahannya. Bawahan yang bener, tidak hanya melaksanakan perintah atau tugas-tugas untuk mensukseskan tanggung jawabnya. Tapi juga mesti mampu "membuat laporan" tentang dirinya dan untuk diketahui atasannya. Yang terakhir sebagai bawahan yang baik, mestinya membangun sikap pembelajar dimana setiap periodik mampu mengevaluasi kinerja sendiri dan mampu meningkatkan menjadi semakin baik. Sama halnya seorang bawahan terlalu disibukkan dengan pekerjaan semu. Misalkan seorang salesmen "merasa dirinya sibuk mengejar omset" bertemu dengan klien dan sebagainya. Sebenarnya banyak waktu yang "hilang" yang diklaim jadi sebuah kesibukan. Waktu yang hilang itu dihabiskan dalam perjalanan atau ngobrol yang lama dengan klien. Bukankah jika ada kemampaun yang kreatif, maka memilih lokasi atau negosiasi lokasi dan tempat menjadi penting untuk mendapatkan hasil yang lebih dengan waktu yang efektif. kemampuan lain adalah kemampuan komunikasi menjadi penentu waktu dalam "ngobrol" dengan klien. Mengolah produk dalam berbagi cara komunikasi membuat klien dengan cepat memahami dan menilai produknya. Memang di dalam dunia sales, selalu dikaitkan dengan tekanan. Tekanan itu menciptakan keseriusan dan kesibukan. Ditambah lagi salesmen itu selalu mencari alasan untuk dibenarkan dalam tindakannya (belum tercapai target). Disinilah kemampuan karyawan dibutuhkan untuk selalu mengupdate diri agar bisa menghadapi tekanan dengan tenang dan nyaman. 


Sama halnya kesibukan seorang administratir yang memproses administrasi, semakin besar produktivitas perusahaan semakin sibuk administrator. Setiap orang memproses satu lembar kerja atau menyelesaikannya sampai selesai, artinya sudah pasti diketahui oleh dirinya sendiri bahwa berapa waktu pekerjaannya. Seringkali pada saat puncak produktivitas, menjadi sangat sibuk dan tetap mengerjakannya. Padahal waktunya tidak cukup dan ini sering terjadi. Tanpa disadari administrator ini telah "memperlama" proses sehingga menganggu proses keseluruhan. Dalam bisnis yang cepat, hal ini bisa menyebabkan tertunda atau menghilangkan potensi keuntungan. Disinilah seorang administrator mesti meningkatkan ketrampilannya setiap saat. Memprediksi adanya kesibukan dalam proses dapat diantispasi dengan ketrampilan tinggi.

Hindari diri dari kesibukan yang terjadi dan tidak ada keinginan untuk mengurangi kesibukan itu dengan kemampuan dan ketrampilan yang update. kesibukkan setiap hari itu baik, asal memang seharusnya untuk melakukannya dan mulailah berpikir batas kemampuan diri. Batas kemampuan diri (karyawan) itu menunjukkan ketersedian SDM tidak mencukupi lagi. Jika hal ini tidak terukur dengan benar, maka terjadilah kesibukan yang menyebabkan stress. Stress inilah yang bisa berbalik kepada siapapun yang menyebabkannya menjadi tidak produktif lagi. Batasan kemampuan karyawan menjadi tanggung jawabnya "HRD" agar dapat mengadopsi kemampuan terbaru yang sangat mungkin meningkatkan nilai batasan kemampuan melalui pelatihan, komunikasi, diskusi, brainstorming dan sebagainya.

Apakah saya berpikir kesibukan itu masih diperlukan ? Bisa ya tapi jangan sampai kesibukan itu memaksa kemampuan yang ada tanpa ada keinginan untuk menjadi lebih baik. Memaksakan kemampuan diri tanpa belajar bikin stress dan fatalnya membuat semangat dan produktivitas menurun. Mungkin karyawan tidak menyadari hal ini, yuk sadarkan diri tentang kemampuan dan pekerjaan agar menciptakan suasana nyaman dalam bekerja.

Terima kasih 
Munir Hasan Basri


No comments:

Post a Comment

Featured post

Membangun training center dari nol

 Selamat siang semuanya, Semoga sehat selalu dan bisa beraktivitas yang menyenangkan. Saya ingin berbagi tentang pengalaman berada di dalam ...