Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

30.4.25

Seberapa berat beban kerja ?

 Semangat pagi semuanya, Insya Allah selalu ingat Allah dan hati menjadi tenang dalam beraktivitas. Aamiin

Hari saya menulis motivasi dan pemberdayaan ini tentang seberapa "berat" beban yang saya bawa dalam hidup ini. Beban kerja adalah jumlah tugas atau tanggung jawab yang harus diselesaikan oleh karyawan dalam jangka waktu tertentu. Beban kerja mencakup berbagai aspek, seperti jumlah pekerjaan, kompleksitas tugas, tekanan waktu, serta sumber daya yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut 

Ada dua jenis beban kerja: 

1. Beban Kerja Fisik: Melibatkan aktivitas atau tenaga fisik, seperti mengangkat atau memindahkan barang berat.

2. Beban Kerja Mental: Melibatkan proses berpikir, konsentrasi, analisis, dan pengambilan keputusan

Beban kerja yang seimbang dapat meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja, sementara beban kerja yang berlebihan dapat menyebabkan stres dan penurunan kinerja. Biasanya seseorang yang memiliki beban tinggi menunjukkan wajah yang tegang dalam bekerja.

Mengelola beban kerja dengan efektif sangat penting untuk menjaga produktivitas dan kesejahteraan. Berikut beberapa cara yang saya lakukan :

1. Saya prioritaskan Tugas: Identifikasi tugas yang paling penting dan mendesak, lalu fokuslah menyelesaikan tugas-tugas tersebut terlebih dahulu 

2. Saya delegasikan Tugas: Jika memungkinkan, delegasikan sebagian tugas kepada rekan kerja atau tim Anda. Atau saya menjadwalkan kembali

3. Atur Waktu dengan Baik: Buat jadwal harian atau mingguan untuk mengatur waktu Anda dengan lebih efektif 3.

4. Saya berIstirahat : Tidak lupa saya mengambil istirahat secara teratur untuk menghindari kelelahan.

5. Saya hilangkan Gangguan: Minimalkan gangguan yang dapat menghambat produktivitas, seperti notifikasi ponsel atau media sosial 1.

6. Saya komunikasi yang Jelas: Pastikan Saya berkomunikasi dengan jelas mengenai beban kerja dan tenggat waktu dengan atasan atau tim saya

7. Saya mengubah pola Pikir: Cobalah untuk mengubah pola pikir saya agar lebih positif dan tidak terlalu stres menghadapi beban kerja.

Ya, mestinya beban kerja dapat bermanfaat dalam kondisi apapun. Beban yang tinggi dapat menguatkan diri saya untuk bertumbuh. Dari kemampuan yang ada menjadi memiliki kemampuan tinggi. Semua itu dihadapi dengan sikap positif. Disisi yang berbeda, beban kerja yang biasa-biasa saja juga dapat membangun diri menjadi mudah dan memberi ruang bagi diri untuk mengerjakannya dengan lebih cepat. Dengan begitu, saya memiliki waktu untuk meningkatkan kemampuan dengan terus belajar dan mengerjakan beban dengan lebih baik dan kreatif.

Apa yang diharapkan dari beban kerja ? Sebaiknya memang beban kerja yang seimbang. Tapi kadang hal itu tidak mungkin terjadi. Adakalanya beban itu tinggi dan juga bisa rendah. Beban seimbang merupakan sikap dan cara saya mengatasi dengan lebih baik, memaksimalkan produktivitas. Beban kerja itu mesti mengacu kepada :

1. Meningkatkan Produktivitas: Beban kerja yang terstruktur dan seimbang dapat membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas karyawan.

2. Pengembangan Keterampilan: Menghadapi berbagai tugas dan tanggung jawab dapat membantu karyawan mengembangkan keterampilan baru dan meningkatkan kemampuan yang sudah ada.

3. Peningkatan Kepuasan Kerja: Karyawan yang merasa mampu mengelola beban kerja mereka dengan baik cenderung merasa lebih puas dengan pekerjaan mereka.

4. Meningkatkan Motivasi: Beban kerja yang menantang namun realistis dapat meningkatkan motivasi dan semangat kerja.

5. Pengelolaan Waktu yang Lebih Baik: Dengan beban kerja yang teratur, karyawan dapat belajar mengelola waktu mereka dengan lebih efektif.

Saya terur belajar untuk meningkatkan kemampuan (ilmu) agar siap menghadapi beban kerja yang tinggi, dan berlatih juga dalam mengelola hati agar emosiomal terkendali yang dapat meredam tekanan beban kerja. Pasti pernah terjadi beban kerja tinggi yang menyebabkan saya stress. Tapi dari situlah saya belajar. Saya mengubah sikap terhadap beban kerja bukan lagi beban kerja dengan menganggap beban kerja itu adalah amanah yang menguji kemampuan saya. Saya anggap beban kerja itu menaikkan level saya dalam kerja, yang nantinya dapat dipercaya.


Berikut ini kisah motivasi tentang seberapa berat beban air dalam gelas yang dipegang oleh seseoang. kalau ditanya seberap berat gelas yang berisi air yang saya pegang ini ? Kemudian seorang rekan mengomentari, "Sebenarnya berat gelas itu tergantung pada berapa lama diangkatnya. Kalau diangkat satu menit, maka baik-baik saja dan terasa ringan. Menjadi berat kalau diangkatnya selama satu jam, maka tangan terasa pegal. Tetapi kalau diangkat selama satu hari, pastinya berurusan dengan rumah sakit. Waktu membuat beban itu berbeda sekalipun beratnya sama. Saat semakin lama mengangkat gelas itu pastinya membuat berat untuk mengangkatnya terus. Apa yang dilakukan ? Sebaiknya meletakkan gelas itu dulu di meja dan berisitirah, lalu melanjutkan mengangkat gelas itu sesuai. 

Saat bekerja telah membuat saya lelah dan tidak kuat lagi untuk meneruskannya, maka saya mengambil waktu istirahat. Waktu siang hari atau waktu yang mengharuskan istirahat. Istirahat terbaik itu adalah mengembalikan kelelahan dan ketidakmampuan saya kepada Allah, curhat kepada Allah dalam salat zuhur dan ashar dan memohon petunjuk agar bisa menyelesaikan pekerjaan.


Beruntunglah Allah telah menciptakan siang dan malam, siang bekerja dan malam berisitirahat. Pulang ke rumah di malam hari adalah memulihkan diri untuk fresh di hari berikutnya dan siap bekerja kembali. Letakkan kerja di kantor. 

Seberapapun beratnya beban kerja atau hidup, sikapi dengan prasangka baik. Ada uji kemampuan yang menaikkan level kehidupan. Dan Allah lewat perusahaan (pekerjaan) tidak pernah menguji beban itu melebihi kemampuan seseorang. Pergunakan hati, pikiran, tubuh dan emosi dengan bener sesuai petunjuk Allah agar setiap mampu melewatinya.

Insya Allah tulisan ini menjadi inspirasi dan motivasi banyak orang untuk memberdayakan diri menjadi semakin baik setiap hari. 

Sahabatmu

Munir Hasan Basri 

28.4.25

Ulasan 2 buku "Semangat kerja yang konsisten"

 Semangat pagi semuanya, terima kasih sudah membaca tulisan blog ini. Insya Allah kita diberi solusi atas persoalan yang kita hadapi. Aamiin

Dalam ulasan 2 buku semangat kerja yang konsisten, mengenai tulsan awal dari buku ini. BUku yang dirancang semaksimal mungkin menggunakan bahasa atau kalimat positif, untuk apa ? Mengajak pembaca untuk membaca, yang sekaligus memprogram alam bawah sadarnya dengan kalimat positif.  Proses ini dapat menyimpan kalimat positif yang menjadi faktor kita dalam bertindak. Semakin banyak hal positif yang disimpan dapat memacu pembaca bersikap dan berperilaku yang baik.




Sebagai contoh kata saya atau pengganti lainnya. Dalam sebuah buku yang saya baca seperti berikut,"Anda mesti melakukan perubahan dalam hidup ini agar kehidupan Anda menjadi semakin menarik"

1. Kata "Anda" yang ditulis oleh penulis merujuk kepada yang membaca buku. Tetapi kenyataannya saat pembaca membaca kata "Anda", tanpa disadarinya pembaca tetap membaca "Anda" yang diterjemahkan tidak merujuk kepada pembaca. Dan hal ini terekam pada pikiran bawah sadar (memori sebagai Anda, orang lain). 

2. Pikiran bawah sadar pembaca yang menyimpan kata "Anda" tidak bisa membangkitkan dirinya sendiri untuk melakukan perubahan (kalimat dalam buku). Maka apa yang dibaca oleh pikiran bawah sadar itu (pembaca) tidak memberi efek kepada dirinya untuk berubah.

3. Agar pembaca dapat memahami makna kalimat dalam buku itu, maka butuh kesadaran untuk melakukannya. Tidak otomatis, tapi pembaca butuh mengeluarkan keadaan yang sadar (pikiran sadar) untuk paham dan melakukan perubahan.

Padahal keadaan tertentu kita perlu trigger dari pikiran bawah sadar untuk memulainya. Begitulah pikiran bawah sadar berperan dalam tindakan. 

Saya menulis buku "Semangat kerja yang konsisten" menggunakan kata saya. Jadi pada saat pembaca membaca buku tersebut, maka pembaca menjadi aktor dalam buku itu. Sebagai aktor dari buku itu, pembaca diajak hadir dalam setiap tulisan kalimat. Bisa merasakan, bisa berpikir dan mengalami yang sama dengan apa yang saya tulis dalam buku "semangat kerja yang kosnsiten". Dan sekaligus menyimpan kata "saya" pada apikiran bawah sadarnya sebagai langkah program pikiran bawah sadar untuk otomatis bersikap dan bertindak. 

Mungkin penulisan buku "Semangat kerja yang konsisten" ini tidak biasanya. Karena banyak orang menggunakan kata "Anda" dan seterusnya. Pembaca bukan sebagai pelakunya. Inilah yang saya tulis sebagai pembeda dari buku lainnya dan memberikan buku yang terbaik bagi pembaca. 


Bayangkan kembali ...

Saya mesti melakukan perubahan dalam hidup ini agar kehidupan saya menjadi semakin menarik

Kalau ditanya siapa pelaku perubahan itu ? SAYA

Siapa yang menikmati perubahan itu ? SAYA

Hidup siapa yang diubah ? SAYA

Saya dan saya telah menjadi kata yang berulang untuk menguatkan afirmasi bagi diri saya untuk berpikir, bersikap dan bertindak dalam perubahan yang saya lakukan.

Sama halnya kalau ada kata "kita" dalam kalimat berikut ini "Kerja ini harus dikerjakan kita bersama " . Kata "kita" merujuk kepada beberapa orang yang disepakati dalam forum itu. Kita itu saya, dia, kamu yang berarti kelompok orang. Dalam pikiran saya mengatakan bahwa kerja itu tidak bisa dikerjakan kalau oleh saya sendiri tanpa melibatkan sekelompok orang tadi. Memang secara sadar kata kita itu adalah sekelompok orang. Tapi dalam pikiran bawah sadar yang menyimpan kalimat itu tetap menyimpannya kata "kita" dengan definisi kelompok orang. Tidak ada bekerja tanpa semua orang yang hadir.



Membiasakan kata saya atau aku dalam sehari-hari mesti tepat agar sangat membantu siapapun untuk bisa menjadi pelaku sendiri. Sebagai penulis saya meraskan itu, maka saya menulis buku "semangat kerja yang konsisten" dengan "saya", yang berarti saya sebagai penulis dan saya sebagai pembaca.

Insya Allah ada yang saya lakukan menulis buku yang lebih baik ini dapat memberi manfaat bagi pembaca. Dapat dijadikan inspirasi dan motivasi serta sekaligus memberdayakan diri untuk mewujudkan semangat kerja yang konsisten. 

Sahabatmu

Munir Hasan Basri


27.4.25

Bergeraklah segera

 Semangat pagi semuanya. Insya Allah kita selalu diberikan kebaikan dari apa yang kita lakukan dan diterima kebaikan itu sebagai amal soleh. Aamiin

Banyak hal kita sudah meninggalkan hal remeh-temeh dalam seharian kita, ditunda atau tidak dikerjakan atau tidak dianggap penting. 

Batu-batu kecil bisa menjadi gunung besar. 

Mungkin kalimat ini biasa saja, "emang begitu ?" Lalu mau diapakan ? Iya bener gunung itu baru terlihat kalau kita membuat terowongan ... ternyat gunung itu gabungan bongkahan kecil. Lalu kita melihat Candi Borobudur yang disusun dari "bata" atau batuan yang tersusun rapi. Bener nggak ? Terus apa buat kita ?

 Langkah-langkah kecil bisa menyusuri bermil-mil. 


Pernahkan kita hiking ? bukan hebatnya kita mencapai satu tujuan yang jarak 50 km dalam waktu yang cepat. Secepat-cepatnya kita berjalan atau berlari, semua itu dimulai dari satu langkah kecil atau satu gerakan lari yang dilanjutkan berikutnya. Langkah yang diulang-ulang itulah yang mengantarkan kita kepada tujuan. Tak pernah seseorang melangkah lebih dari beberapa langkah dalam satu waktu dan sampai di tujuan. Artinya ada proses dan waktu yang harus dilewati. Fokus kepada langkah itu menjadi penting daripada memikirkan tujuannya. 

Perbuatan kecil dengan penuh kasih membuat dunia tersenyum lebar. Kata-kata kecil bisa meredakan persoalan besar. 

Dalam menjalani langkah pertama itu menjadi baik saat kita menerima dengan bahasa positif agar mampu melangkah. Tak perlu juga kita memimpikan hal besar, tapi mungkin dengan bismillahirrahmanirahiim juga sudah mampu membangkitkan senyum di bibir kita dan semangat dalam melangkah. Kata atau kalimat di hati itu lebih menentramkan dan membuat kita melangkah. 


 Impian kecil bisa mengantar pada kejayaan. Kemenangan kecil bisa mengantar pada keberhasilan

Tujuan yang jauh itu karena dimulai dari langkah kecil. Mengapa kita tidak berpikir atau bermimpi bisa melangkah satu langkah saja, lalu melangkah lagi dan melangkah lagi. Semua itu menjadi ringan dan mudah untuk dikerjakan. Setiap langkah adalah kemenangan kecil yang mengantarkan kita kepada tujuan yang kita inginkan.

Hal-hal kecil dalam kehidupan bisa mendatangkan kebahagiaan yang besar

Terima kasih untuk hal-hal kecil dari yang bisa kita lakukan. Sudah melangkah itu kita sudah melewati kesabaran untuk mentaati (untuk dijalankan). Tidak saja, kita sabar untuk menjalani step by step, inilah yang penting menjadi sabar dalam setiap langkah dan mengikutinya. Semua itu juga bersabar pula terhadap waktu. 

Tidak ada cara instan atau buru-buru dalam melangkah kepada tujuan. Cara ini membuat diri dapat menikmati dan merasakan perjalanan itu, sedangkan ilmu dan tenaga menjadi sarana untuk melaksanakan langkah. ingatlah, Kesabaran itu menjadi keberkahan yang kita peroleh dari pemberian Allah. Untuk itu selalulah memohon pertolongan Allah.

Insya Allah kita selalu diberi kemampuan oleh Allah untuk melangkah demi langkah yang seharusnya kita lakukan. Diberi perlindungan dari godaan untuk buru-buru atau cara instan dan diberi kesabaran dalam menikmati langkah demi langkah itu. Yuk kita jadikan ini inspirasi dan motivasi dalam menghadapi pekerjaan kita sehari-hari. Memberdayakan diri agar bisa, bukan mencari alasan lain untuk menundanya atau tidak mengerjakannya sama sekali.

Sahabatmu

Munir Hasan Basri




Ulasan 2 buku "Semangat kerja yang konsisten"

 Semangat pagi semuanya, terima kasih sudah membaca tulisan blog ini. Insya Allah kita diberi solusi atas persoalan yang kita hadapi. Aamiin

Dalam ulasan 2 buku semangat kerja yang konsisten, mengenai tulsan awal dari buku ini. BUku yang dirancang semaksimal mungkin menggunakan bahasa atau kalimat positif, untuk apa ? Mengajak pembaca untuk membaca, yang sekaligus memprogram alam bawah sadarnya dengan kalimat positif.  Proses ini dapat menyimpan kalimat positif yang menjadi faktor kita dalam bertindak. Semakin banyak hal positif yang disimpan dapat memacu pembaca bersikap dan berperilaku yang baik.




Sebagai contoh kata saya atau pengganti lainnya. Dalam sebuah buku yang saya baca seperti berikut,"Anda mesti melakukan perubahan dalam hidup ini agar kehidupan Anda menjadi semakin menarik"

1. Kata "Anda" yang ditulis oleh penulis merujuk kepada yang membaca buku. Tetapi kenyataannya saat pembaca membaca kata "Anda", tanpa disadarinya pembaca tetap membaca "Anda" yang diterjemahkan tidak merujuk kepada pembaca. Dan hal ini terekam pada pikiran bawah sadar (memori sebagai Anda, orang lain). 

2. Pikiran bawah sadar pembaca yang menyimpan kata "Anda" tidak bisa membangkitkan dirinya sendiri untuk melakukan perubahan (kalimat dalam buku). Maka apa yang dibaca oleh pikiran bawah sadar itu (pembaca) tidak memberi efek kepada dirinya untuk berubah.

3. Agar pembaca dapat memahami makna kalimat dalam buku itu, maka butuh kesadaran untuk melakukannya. Tidak otomatis, tapi pembaca butuh mengeluarkan keadaan yang sadar (pikiran sadar) untuk paham dan melakukan perubahan.

Padahal keadaan tertentu kita perlu trigger dari pikiran bawah sadar untuk memulainya. Begitulah pikiran bawah sadar berperan dalam tindakan. 

Saya menulis buku "Semangat kerja yang konsisten" menggunakan kata saya. Jadi pada saat pembaca membaca buku tersebut, maka pembaca menjadi aktor dalam buku itu. Sebagai aktor dari buku itu, pembaca diajak hadir dalam setiap tulisan kalimat. Bisa merasakan, bisa berpikir dan mengalami yang sama dengan apa yang saya tulis dalam buku "semangat kerja yang kosnsiten". Dan sekaligus menyimpan kata "saya" pada apikiran bawah sadarnya sebagai langkah program pikiran bawah sadar untuk otomatis bersikap dan bertindak. 

Mungkin penulisan buku "Semangat kerja yang konsisten" ini tidak biasanya. Karena banyak orang menggunakan kata "Anda" dan seterusnya. Pembaca bukan sebagai pelakunya. Inilah yang saya tulis sebagai pembeda dari buku lainnya dan memberikan buku yang terbaik bagi pembaca. 


Bayangkan kembali ...

Saya mesti melakukan perubahan dalam hidup ini agar kehidupan saya menjadi semakin menarik

Kalau ditanya siapa pelaku perubahan itu ? SAYA

Siapa yang menikmati perubahan itu ? SAYA

Hidup siapa yang diubah ? SAYA

Saya dan saya telah menjadi kata yang berulang untuk menguatkan afirmasi bagi diri saya untuk berpikir, bersikap dan bertindak dalam perubahan yang saya lakukan.

Sama halnya kalau ada kata "kita" dalam kalimat berikut ini "Kerja ini harus dikerjakan kita bersama " . Kata "kita" merujuk kepada beberapa orang yang disepakati dalam forum itu. Kita itu saya, dia, kamu yang berarti kelompok orang. Dalam pikiran saya mengatakan bahwa kerja itu tidak bisa dikerjakan kalau oleh saya sendiri tanpa melibatkan sekelompok orang tadi. Memang secara sadar kata kita itu adalah sekelompok orang. Tapi dalam pikiran bawah sadar yang menyimpan kalimat itu tetap menyimpannya kata "kita" dengan definisi kelompok orang. Tidak ada bekerja tanpa semua orang yang hadir.


Membiasakan kata saya atau aku dalam sehari-hari mesti tepat agar sangat membantu siapapun untuk bisa menjadi pelaku sendiri. Sebagai penulis saya meraskan itu, maka saya menulis buku "semangat kerja yang konsisten" dengan "saya", yang berarti saya sebagai penulis dan saya sebagai pembaca.

Insya Allah ada yang saya lakukan menulis buku yang lebih baik ini dapat memberi manfaat bagi pembaca. Dapat dijadikan inspirasi dan motivasi serta sekaligus memberdayakan diri untuk mewujudkan semangat kerja yang konsisten. 

Sahabatmu

Munir Hasan Basri


26.4.25

Fokus pada kerja tidak takut gagal

Semangat pagi rekan-rekan. Insya Allah kita selalu disibukkan dengan aktivitas yang baik dan diteriam Allah sebagai amalah kita. Aamiin

Seringkali kita sudah terpikir, "kalau ini saya kerjakan apakah berhasil nggak ya ?" Ini menjadi ciri seseorang sangat mengharapkan kepada harapannya. Orang ini memiliki ukuran pada harapannya untuk berhasil. Apa-apa harapannya, kalau saya begini dan begitu apa iya harapan saya tercapai. Sikap ini tidak lebih baik bagi kita, yang baik adalah fokus kepada kerja atau amalannya. Apa bedanya ? Fokus kepada kerja atau amalan tidak berpikir kepada hasil (harapan) dan orang ini selalu menyempurnakan kerjanya sehingga berkurang ketakutan untuk harapannya gagal. 

Dalam dunia manajemen, ada yang berfokus kepada proses dan ada pula yang kepada target. Fokus kepada proses berarti paramater dan ukurannya adalah langkah-langkah dalam proses, dimonitor dan di evaluasi. Bisa jadi hasilnya melebihi apa yang diharapkan. Sedangkan fokus pada target tidak seperti itu, parameternya adalah hasil itu sendiri, bisa hanya satu atau beberapa hasil yang diharapkan.

kita berasumsi bahwa sumber kekuatan di balik usaha-usaha kita adalah diri kita sendiri, kita akan kecewa kala hasilnya tak sesuai dengan harapan-harapan kita. Tetapi, kalau kita benar-benar berserah diri kepada Allah, maka kita akan melihat satunya asal dan penyebab di balik usaha, peranan pribadi kita dalam me-laksanakannya, dan juga hasilnya. Kegagalan kemudian hanya akan kita anggap sebagai peringatan untuk memperkuat kesadaran kita akan kehendak, rahmat, dan kemurahan Allah. Di mata orang yang tercerahkan, terdapat kesatuan total dalam usaha dan hasil.




Fokus pada amal atau perbuatan atau proses mesti mengandalkan kemampuan kita, ilmu kita dan pengalaman kita. Apa iya kita mampu ? Adapun faktor-faktor yang mengantarkan kita berhasil sangat tergantung dari ilmu dan wawasan kita. Yang pasti faktor itu banyak, tapi kita cenderung memilih yang ada menurut kita. Disinilah lemahnya kita dapat mengambil keputusan dengan faktor-faktor yang ada (yang diketahui). Mengapa ? Karena menurut orang lain faktor itu bisa jadi tidak sama dengan kita, artinya ada faktor lain yang belum kita ketahui. Hal ini memberi kemungkinan kita tidak berhasil. Oleh sebab itulah kita mesti berserah diri dengan kehendak Allah.

Apa kehendak Allah itu ? Ya usaha kita tadi yang bertumpu pada kemampuan diri, kemudian selalu mengaitkan bahwa ada peran Allah yang Maha Tahu apa yang kita lakukan. kehendak Allah itu pasti baik, dan kita hanya fokus dengan apa yang Allah perintahkan saja (kerja sebagai ibadah dan ibadah khusus). Kita mesti berani juga menerima apa yang tidak sesuai dengan harapan kita, karena itu baik buat kita. Lalu menjadikan rasa syukur atas semuanya dan memanfaatkannya menjadi bernilai tambah.




Boleh saja kita fokus kepada proses atau perbuatan, tapi sekali lagi ada yang baik buat kita untuk fokus kepada Allah. Fokus kepada apa yang mesti kita kerjakan sebagai hamba Allah yang beriman. Tingkatkan selalu iman menjadi lebih kuat sehingga mengantarkan kita pada proses yang bener. Proses yang bener itu membawa kita kepada harapan yang baik (bukan yang sesuai keinginan kita). harapan yang baik itu adalah kehendak Allah untuk kita.


Padahal saya bisa memilih berserah kepada Allah, Allah berkuasa dan tahu yang terbaik untuk hasil. Sedangkan saya fokus kepada perbuatan. Saya kerjakan dengan ilmu dan kemampuan saya, dan saya libatkan Allah untuk menyempurnakan perbuatan saya. 


 
Kegagalan adalah peringatan atas perbuatan yang tidak tepat atau salah. Ada cara atau proses yang kurang tepat, atau salah, atau 








Sahabatmu
Munir Hasan Basri













25.4.25

Menyikapi salat dari maknanya

 Semangat pagi semuanya. Insya Allah apa yang kita hadapi saat ini adalah yang terbaik untuk kehidupan yang lebih baik, diberi kemampuan untuk menerima dengan ikhlas. Aamiin

Dari belajar agama hari ini sebagai catatan kehidupan saya dalam merangkai iman yang lebih baik. Memahami salat dari makna katanya. Oh ya, perlu saya sampaikan bahwa tulisan kata salat adalah yang baku dalam bahasa Indonesia, bukan kata shalat atau sholat. Kata Shalat atau sholat adalah tidak formal dalam penulisan, boleh nggak dipakai ? Boleh-boleh saja, karena hampir semua orang memaknai ketiga kata tersebut dengan makna yang sama.



secara harfiah, berarti doa. Dalam konteks ini, yang dimaksud shalat adalah doa yang disampaikan dengan tata cara-syarat dan rukun yang khas dalam bentuk bacaan-bacaan dan gerakan-gerakan tertentu. Dalam bahasa syariah, inilah yang disebut dengan ash-shalawat al-qa'imah (shalat-shalat yang didirikan), terdiri atas shalat wajib 5 waktu dan berbagai shalat sunnah. Kata "shalat" juga memiliki akar kata yang sama dan memiliki hubungan makna dengan kata "shi-lah", yang bermakna "hubungan". (Contohnya, "shilah al-rahim" bermakna "silaturahmi" atau "hubungan kasih-sayang".) Dalam kaitannya dengan kata "shilah" ini, shalat bermakna medium hubungan manusia dengan Allah Swt. 







Dari makna ini, saya mendapatkan hikmahnya, apa itu ? Salat sebagai mi'rajnya orang yang beriman. Sampai hari ini saya belajar salat adalah mengenai bacaan dan gerakannya. Sejak SD kita diminta menghafal bacaan dan gerakannya dengan benar. Mungkin ini yang disebut belajar salat sebagai tunduk (fisik dan lisan) kepada Allah. Itulah yang terekam dengan baik sampai kita dewasa. Kecuali orang-orang yang bener belajar salatnya.

Kemudian kita diingatkan untuk salat dengan memahami bacaannya (menyelami makna bacaannya). Barulah kita merasa salatnya lebih baik. Tapi kenyataannya nggak begitu juga. lagi salat kita bisa ingat yang lain, dan sering juga kita lupa rakaatnya. Hikmat yang saya dapat dari penjelasan makna dari kata salat, terhubung kita dengan Allah dalam salat. Kayaknya kita tidak mudah untuk terhubung dengan Allah. Ada iman dan ada juga ihsan. Kata ihsan ini saya hubungkan dengan makna kata salat. Terhubungnya kita kepada Allah itu seperti yang dijelaskan dengan ihsan. Apa itu ihsan ? Kita yang lagi salat seolah kita melihat Allah dan kalau ini tidak bisa kita lakukan, maka kita bersikap Allah pasti melihat kita yang lagi salat. 




Salat yang pasti dilihat Allah itu seperti kita merasa diperhatikan Allah. Dengan dilihat dan diperhatikan Allah dimana kita sedang salat, ada efek yang kita bisa rasakan ...
1. Gerakan salat kita mesti benar di hadapan Allah. Kita berusaha melakukan gerakan salatnya dengan tuma'ninah.
2. Kita pun membaca bacaan salat dengan sepenuh hati sehingga tidak ada waktu dalam pikiran kita untuk berpikir selain bacaan salat. Kita baca juga dengan tuma'ninah.
3. hati kita yang dikontrol dan dimonitor oleh Allah, menjadikan hati terhubung terus dengan Allah
Semua itu membuat kita salatnya menjadi semakin baik dan bener.




dari hikmah di atas yang mendalami makna kata salat. Saya bersemangat untuk berlatih dan mengamalkan salat dengan prioritas "menghubungkan diri kepada Allah" melalui metode ihsan. inilah yang menjadi tujuan dari salat, terhubung dengan Allah lewat hati. Kita merasa diperhatikan Allah, dilihat dan dimonitor yang menyebabkan kita tidak bisa berbuat banyak kecuali salat dengan benar (gerakan dan bacaannya). 


Insya Allah kita dapat salat dengan lebih baik lagi. 

Sahabatmu
Munir Hasan Basri
 














"Jodoh" seperti menunggu bus

 

Semangat pagi rekan-rekan, Insya Allah kita selalu mendapatkan hikmah dari apa yang kita lakukan agar menjadi semakin bijak dalam berperilaku. Aamiin

Berikut ini dikisahkan tentang seseorang mencari jodohnya. keluarga dan orang tuanya sudah sering bertanya,"Kapan nikahnya ?" Jawabannya hanya "entar juga ada jodohnya, belum ketemu". Dengan berdalih jodohkan di tangan Tuhan dan tak perlu dipaksakan. Belum sreg ini. Ibu bilang lagi,"Emang sih jodoh di tangan Tuhan, tapi kan usaha neng". kadang banyak orang merasa risih dengan pertanyaan kapan nikah, dan akhirnya cuek.


Ada yang bilang," jodoh itu ibarat orang menunggu bus". Ya boleh-boleh aja dan mari kita ikuti ceritanya. Saya bukanlah yang berangkat pagi untuk menunggu bus, ketika ada bus yang datang, tentunya saya memperhatikan busnya dan isinya. lalu berkata dalam hati, "Walah ... busnya penuh sekali...saya tidak bisa duduk. Sebaiknya saya menunggu bus yang berikutnya. Bus pun berlalu. Sekian menit berikutnya, datang lagi bus. Dari kejauhan saya sudah mengamati busnya, dan berkata, "Busnya lebih parah nih ..busnya udah tua... jalannya pelan !" Tanpa pikir panjang saya melewatkan bus tersebut. Saya memutuskan untuk menunggu bus berikutnya lagi. Tak berapa lama  kemudian bus berikutnya datang. Bus itu tidak penuh penumpangnya dan bus baru lagi. Setelah saya amati ke dalam bus, saya bilang , "Pantesan tidak penuh .. busnya tidak ada AC-nya, sebaiknya saya tunggu bus yang lain. "Lagi-lagi, kita biarkan bus itu pergi dan menunggu bus yang lain. Waktu berjalan dan saya mesti memutuskan berangkat dengan bus berikutnya. Saya masuk ke dalam bus dan setelah bus itu berjalan, saya baru sadar bahwa saya naik bus jurusan yang bukan saya inginkan. Saya telah buang banyak waktu dan pasti capek. Dan saya pun harus berpindah bus lagi agar bisa sampai tujuan. Sesungguhnya, meskipun kau berhasil mendapatkan bus ber-AC, kau tidak bisa memastikan bahwa bus itu tidak akan mogok, atau bisa saja AC-nya terlalu dingin untukmu.


TUNGGU....Saya yakin kamu juga pernah mengalami peristiwa ini. Kamu melihat bus datang (bus yang kamu inginkan, tentu!) Kamu pun segera melambaikan tanganmu. Tapi.... WUSSS... Sang supir ngebut melewatimu. la bersikap seakan-akan tidak melihatmu. Kamupun segera sadar, ternyata bus itu tidak diperuntukkan bagimu.Pada hakekatnya, mencari pasangan adalah seperti mencari bus. Apakah kamu  menumpanginya dan menghargai bus itu?! Itu semuanya tergantung padamu sendiri! Bila kamu belum dapat mengambil keputusan, JALANLAH... Jalan memang berarti kamu belum memperoleh yang kamu idamkan. Namun, sisi baiknya adalah, kamu masih dapat memilih bus mana yang kau inginkan. Adapun mereka yang tidak dapat pindah kendaraan, mereka harus puas dengan bus yang mereka tumpangi sekarang. Sedikit lagi. Kadang-kadang lebih baik kau memilih bus yang kau sudah biasa dan kenal daripada kau pertaruhkan dirimu dengan kendaraan yang sama sekali asing bagimu. Tapi sekali lagi, hidup ini menjadi kurang mengasyikkan bila kita tidak berani mengambil resiko. 

Mari kita bangun motivasi positifnya, yang pertama jodoh itu ditangan Allah. Percaya nggak ? Percaya dong. Lalu kalau kita percaya, apakah jodohnya datang begitu saja ? Bisa iya dan bisa juga tidak. Lalu apakah kita berdoa untuk dipertemukan dengan jodoh kita ? Iya dong. Kalau berdoa berarti kita mendoakan apa yang juga harus kita lakukan. Nah disinilah kita mesti melakukan banyak hal, syukur-syukur salah satu apa yang kita lakukan itu mengantarkan kita kepada jodoh kita.

Judul di atas bukan sekedar jodoh saja, tapi kadang jodoh itu ditafsirkan dalam berbagai hal ... Jodoh itu pilihan pekerjaan kita, sepertinya kita yak pernah tahu juga pekerjaan apa yang sesuaikan dengan apa yang menjadi passion kita. Awalnya kita mengambil pekerjaan yang dimana kita diterima oleh perusahaan, lalu bekerja semaksimal mungkin. Ada yang tidak cocok, maka pindah perusahaan. Dalam bidang pekerjaan yang kita tekuni bisa juga berganti dengan bidang lain ... yang akhirnya kita menemukan bidang yang cocok dengan diri kita (jodoh katanya). Belum tentu juga seorang yang pintar matematika mesti bekerja di bidang matematika, biasanya bisa menggeluti bidang sales dan marekting. Yang dulunya tidak pintar di sekolah, tapi menjadi sukses memimpin sebuah perusahaan. Tapi ada juga yang belum menemukan jodohnya dalam pasangan atau pekerjaan yang passionnya sampai sekarang ini. Begitulah perjalanan atau proses kita dalam mencari jodoh atau menemukan pekerjaan yang pas.  

Ada sikap yang baik untuk diikuti, Apa itu ? "Sesuatu yang baik belum tentu baik buat kita tapi baik di mata Allah dan sebaliknya yang tidak kita sukai bisa jadi memberi banyak kebaikan bagi kita di mata Allah". Berhati-hati dalam menyikapi apa yang kita hadapi, yang menurut kita baik bisa menjerumuskan kita kepada keterpurukan. Misalkan cari jodoh dengan alasan yang pintar atau cantik/ganteng, bagi yang bersyukur maka pilihannya mesti diselaraskan dengan kebaikan agar bisa bertahan. Kalau nggak banyak yang berpisah. Sama halnya dalam pekerjaan, memilih karena perusahaan besar, yang ternyata tidak membuat kita berkemampuan tinggi. Tapi sebaliknya jodoh yang memilih karena agama, kayaknya ngga umum dan tidak mengantarkan kita kepada kebaikan pergaulan modern. Tapi di mata Allah hal ini sangat baik, karena lebih mudah menciptakan kebahagiaan dalam berkeluarga. Dalam pekerjaan dimana kita tidak suka bidangnya (tidak sesuai ilmu yang dimiliki), tapi disinilah kita diuji mampu untuk menjadi berkemampuan tinggi dengan berbagai masalah dan tantangan. 

Jodoh itu pilihan kita. Dan kitalah yang mempertahankan dan memperjuangkan jodoh kita menjadi benar-benar pilihan kita, bukan membiarkan jodoh (pilihan kita) itu salah. kalau ada orang bilang,"Setelah sekian tahun ternyata saya tidak cocok dan berpisah dengan pasangan yang tadinya pilihan kita (jodoh). Jadi nggak jodoh lagi". Sebenarnya mereka tidak berani mempertanggungjawabkan perbedaan (tidak cocok) yang sejak dulunya pasti ada yang tidak cocok. Adakah upaya untuk memperjuangkan perbedaan itu sebagai bagian dari pilihan yang dipertanggungjawabkan. bagitu juga dengan pekerjaan ... karena kita tidak bertanggung jawab, maka kita tidak suka dengan pekerjaan dan memilih pindah perusahaan atau membiarkan apa adanya.
  
Insya Allah kita dapat mengambil segala aspek dalam hidup ini untuk disesuaikan petunjuk Allah. Petunjuk Allah itu benar dan seringkali kita masih mempertanyakannya sehingga belum mau mengamalkannya. Iman kita mestinya selaras dengan apa yang kita kerjakan di dunia. Kalau belum selaras, jangan meniadakan petunjuk itu. Tapi carilah apa yang dari pekerjaan itu yang masih tersembunyi sehingga tidak selaras. Itulah nikmat Allah yang hanya bisa dilihat dengan hati, bukan sekedar pikiran kita.



Sahabatmu
Munir Hasan Basri

Featured post

Sikap terhadap pekerjaan atau profesi

 Semangat pagi semuanya. Insya Allah selalu ada kebaikan yang diperbuat hari ini, minimal memberi rasa bahagia bagi diri sendiri. Bagaimana ...