Semangat pagi semuanya, Insya Allah yang kurang gairah dalam bekerja, masih memiliki harapan sehingga apa yang dikerjakan masih terus menuju apa yang diinginkan.
Katanya mau, sebagai ungkapan bahwa saya masih menginginkan sesuatu. Tapi dalam kenyataannya Katanya mau sesuatu itu tidak dijalankan dengan benar. Lalu bolehlah saya bahas bagaimana caranya untuk meraihnya, atau saya perlu mengoreksi Katanya mau itu dengan benar. Contoh Hampir semua orang muslim Katanya mau ke surga, tapi kenyataannya apa yang dikerjakan tidak menuju jalan Surga. Malas Salatnya, sedekahnya kalau perlu, amal saleh tidak banyak dan banyak mengurusi dunia. Hal ini terjadi hampir pada semua orang, sepertinya tidak sadar tapi nyata tindakannya. Seperti contoh inilah yang sering terjadi dan saya pikir perlu ditinjau ulang. Penggunaan katanya mau adalah sebagai dorongan dan sekaligus sindiran (evaluasi) atas apa yang diinginkan untuk diluruskan dan dikoreksi atau disemangati lagi.
Apa sih yang menjadi keinginan banyak orang ? Yang pertama biasanya termasuk saya, sangat ingin memiliki uang banyak. Saya tulis dalam judul "Katanya mau memiliki banyak uang". Kayaknya perlu dikaji ulang "Katanya mau memiliki banyak uang". Ada yang bilang,"Kan maunya sudah jelas dan menjadi kebutuhan semua orang". Iya memang begitu. Tapi perlulah untuk mengkajinya. Pertanyaan pertama yang saya ajukan adalah Apa iya memang maunya banyak uang ? Iya dong. Apakah banyak uang itu bisa tercapai ? Pertanyaan membuat sedikit mikir untuk menjawabnya. Karena memang apa yang diinginkan itu begitu banyak bahkan tidak tahu berapa nilai uangnya seperti keinginan yang spontan dan tidak dipikirkan dengan mateng. Jawaban diplomatisnya, Insya Allah sih bisa diraih, doain aja. Jawaban diplomatis ini mulai menunjukkan "keraguan" tentang "Katanya mau memiliki banyak uang". Kalaulah diperoleh 100 juta, apakah ini disebut banyak uang ? Besar sih, tapi kalau bisa lebih banyak lagi. Mau berapa ? 200 juta ? atau 1 Milyar ? atau 100 ribu ? Disinilah mulai terlihat keinginannya menjadi kurang jelas, karena tidak menunjukkan nilanya. Padahal apa yang dikerjakan untuk meraih keinginan. Seandainya keinginan itu tidak jelas, maka tentu arah apa yang dikerjakan pun menjadi tidak jelas. "Katanya mau memiliki banyak uang" itu bisa jadi seseorang mendapatkan 100 ribu saja sudah besar, karena orang tersebut tidak memiliki uang sama sekali. Bahkan berapa yang didapat menjadi bernilai besar. Dari kajian pertama ini saja, "Katanya mau memiliki banyak uang" sangat perlu dikaji tentang nilainya. Tanpa ada nilai atau angkanya menjadi buram atau abu-abu untuk dijadikan keinginan. Bayangkan kembali "Katanya mau memiliki banyak uang" atau ini lebih baik "Katanya mau memiliki uang sebesar 2 Milyar". Iya sih.
Pertanyaan berikutnya, apa iya pengen uang 2 Milyar ? Pikir-pikir besar juga nilainya. Apa mungkin dicapai ? atau sampai kapan dapat meraihnya. Dengan sikap positif, ada yang bilang,"Uang 2 Milyar itu dijadikan motivasi dan kekuatan untuk meraihnya". Dari "Katanya mau memiliki uang 2 Milyar", apakah benar-benar bisa diraih ? Kapan mulainya dan kapan waktu yang ingin dicapainya (apa 1 tahun atau 2 tahun atau memang sebisanya). Kajian ini pun mulai meragukan kembali tentang maunya. Ada cerita karyawan yang sampai pensiun pun tidak dapat meraih uang sebesar 2 Milyar tersebut. Jadi apa yang dilakukan bertahun-tahun itu memang mengacu kepada tidak ditentukannya waktunya (untuk meraihnya). Bayangkan "Katanya mau memiliki uang 2 Milyar dalam 3 tahun ke depan dari sekarang", Iya ya. Kalimat itu sangat memotivasi dan mendorong untuk meraihnya, hanya soal nilainya saja. Tentukan nilai yang bisa dicapai.
Kedua kajian di atas tentu ditujukan untuk memotivasi diri yang mampu diwujudkan dalam kerja atau tindakan nyata. Apa iya saat menginginkan sesuatu itu tak mungkin dicapai ? Ada sih beberapa orang yang benar-benar termotivasi dengan keinginan yang sangat besar dan sebagian kecil saja yang bisa mewujudkannya. Bagi orang yang normal saja, perlu mengkaji bahwa keinginan itu maunya dapat dicapai. Ada caranya sederhana untuk dapat meraih keinginan yaitu buatlah keinginan itu sangat mungkin diraih dalam waktu pendek. Misalkan "Katanya mau uang sebanyak 20 juta dalam tahun ini", suatu keinginan yang sangat mendorong melakukannya, hadir motivasi tinggi. kesampingkan penilaian banyak orang bahwa hal itu kecil dan gampangan. Yang menjadi concern adalah keinginan itu dapat diraih dan menggerakkan diri untuk dapat meraihnya dengan hal yang sangat mudah dan nyaman dilakukan. Kontinuitas keinginan ini bisa berlanjut (bertahap), saat keinginan pertama tercapai, maka ada dorongan untuk mampu meraih keinginan keduanya (selanjutnya). Hal ini dapat terjadi karena motivasi yang pertama mampu memotivasi lebih tinggi lagi untuk keinginan selanjutnya, ditambah lagi dengan pengalaman mampu meraih keinginan sebelumnya. Ada logika kalau saya mengerjakan begitu bisa meraih segitu. lalu saya tingkatkan lebih baik maka saya mendapatkan hasil lebih baik lagi dalam waktu yang lebih pendek. Bisa jadi keinginan berikutnya menjadi "Katanya mau uang 50 juta dalam setahun".
Dari penjelasan di atas, "Katanya mau memiliki banyak uang" sudah bagus memiliki keinginan. Yang perlu diperhatikan tetap menjaga keinginan itu dapat dicapai. Mungkin tadinya hanya iseng bilang begitu, maka perlu dipoles dengan ilmu yang benar.
1. Ciptakan keinginan itu menjadi jelas, sesuatu yang bisa diukur. Untuk apa ? Agar bisa dimonitor dan dievaluasi serta bisa menjadi referensi pasti untuk dicapai.
2. Jangan sampai sebuah keinginan itu untuk sekali seumur hidup, artinya perlulah untuk membuat periode waktu pencapaian dari keinginan. periode waktu ini bisa sangat mendorong dalam penyesuaian kerja dan aktivitas agar keinginan dapat diraih.
3. Dalam melaksanakan keinginan perlu memperhatikan semangat agar selalu terjaga. Semangat yang terjaga dapat mempertahankan atau meningkatkan apa yang dilakukan semakin baik menuju keinginan. Semangat menghadirkan energi dan motivasi, yang biasanya sangat bergantung kepada kekuatannya. Bayangkan cara berpikir manusia yang selalu ingin nyaman dan mudah terhadap apapun, sangat baik diperhatikan hal ini, termasuk dengan keinginan. Alangkah bersemangat dan termotivasinya saat memiliki keinginan itu dapat dikerjakan dengan mudah dan nyaman serta sangat mungkin diraih. Persoalan keinginan yang tinggi itu merupakan tafsiran saja, keinginan yang tinggi itu dapat diraih dengan memilahnya menjadi keinginan kecil yang berkelanjutan. Kondisi ini sangat menyehatkan fisik dibanding memiliki keinginan tinggi yang mengalami tekanan.
Ucapan itu sering berupa keinginan, keinginan itu adalah doa, doa itu sendiri ibadah. Alangkah indahnya keinginan itu mengandung hal baik dan bertujuan baik. Seringlah berucap yang baik yang menunjukkan sesering itu pula doa yang dipanjatkan kepada Allah, yang bisa menjadi ibadah kepada Allah. Allah Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan, dengan syarat hambanya berucap itu selalu mengikuti ucapannya dengan perbuatan yang baik dan menjalankan perintah Allah. Insya Allah kajian itu menjadi inspiratif dan bisa membantu mengkaji apa yang sudah dilakukan selama ini. Ini bisa menjadi motivasi, ini juga mendorong seseorang memberdayakan dirinya untuk menjadi semakin baik.
Munir Hasan Basri
Book Writer, Trainer, Motivator