Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

24.2.23

Jabatan dan kepercayaan

 Banyak orang mencari jabatan dan mempertahankan jabatan. Jika ditelusuri lebih dalam, yang dicari itu bukan jabatan tapi nilai kepercayaan. Jabatan itu hanya nama dari kepercayaan itu. Tidak perlu mengumbar bahwa kita mahir banyak hal, tetapi bangun diri dengan banyak hal yang berarti. Jabatan itu manis dan memberikan kita uang, tapi kepercayaan itu jauh lebih bernilai dari jabatan.
Apakah Anda memiliki kepercayaan ? Apa yang Anda sudah lakukan untuk banyak orang ? Atau Apakah Anda memiliki jabatan ? Orang yang dipercaya bisa jadi tidak memilki jabatan, tapi mereka dipercaya untuk mengerjakan banyak hal.

Berburulah untuk dipercaya, syukur-syukur mampu menerima amanah menjadi pemimpin (jabatan). Dan teruslah menambah kepercayaan itu semakin tinggi dan bersyukurlah.

23.2.23

Seringkali kita merasa tidak bisa

 Apa yang terjadi dengan kita ? Saat diminta untuk memberikan training, saat itu juga kita menolak halus,"Maaf bapak aja". Atau diminta bicara kepada team dan sebagainya. Jawabannya sederhana, nggak berani atau ngga bisa atau belum pantas dan sebagainya. Padahal kita memiliki ilmunya. Lalu apa yang terjadi dengan kita ?

Mati kita telusuri, yang pertama adalah mengapa kita menolak ? Ada beberapa sebab ;

1. Tidak siap 

2. Tidak berani

3. Malu

4. Takut salah atau ada yang lebih pintar.

5. Tidak mau

Dan sebagainya. Apa sih penyebab ? Situasi dan kondisi saat itu. Seperti apa ? Biasa memang tidak terdorong melakukannya. Padahal apa yang ada dalam pikiran kita itu belum terjadi. Tapi itulah faktanya. Fakta itu terbentuk dari akumulasi pengalaman kita yang kita peroleh dari apa yang pernah kita alami. Bisa jadi, waktu itu melihat orang lain (bukan kita) diremehkan saat melakukannya. Atau ada pengalaman yang tidak nyaman pernah kita alami. karena kuatnya perasaan negatif saat itu membuat memori tentang menjadi kuat dan sikapnya pasti menolak kalau diminta.

Yuk kita membangun kembali kepercayaan diri itu dengan sebuah keyakinan kepada zat yang menjamin perubahan jika kita kerjakan. Keyakinan kepada Allah dengan tujuan ingin meningkatkan level kemampuan dan dengan level kemampuan yang tinggi dapat dihargai/dirahmati Allah.  Keyakinan ini mesti ditumbuhkan karena dominasi memori negatif yang ada pada diri kita tidak mudah untuk disingkirkan hanya dengan pengetahuan (diberi ajarin) atau diiming-imingi sesuatu agar emosional terdorong (bisa jadi perubahan itu ada tapi tidak konsisten).

Keyakinan kepada yang menguasai dan berkuasa dalam alam semesta jauh lebih tahu dan Maha Rahman untuk membimbing kita menjadi semakin baik asal kita yakin kepadaNya. Keyakinan itu memberi kita semangat dan energi yang besar untuk memulai. Untuk meneruskan keyakinan ini adalah kita tidak menyia-nyiakan waktu lagi dan segera untuk bertindak/kerja. Keyakinan bukan untuk berorientasi kepada hasil, tapi menikmati (selalu hadir) dalam kerja dan merasakannya. Dengan kita fokus kepada kerja dapat membuat kita ingin selalu memperbaiki kualitas kerja kita.

Apa yang terjadi jika kita fokus kepada hasil ? Ada hal yang sering kita lalaikan dalam proses kerja. Kita lebih fokus mengerjakan hal-hal yang mengantarkan kita kepada hasil. Padahal ada proses kerja yang tidak kita duga menjadi faktor keberhasilan. Jika kita fokus kepada kerja (proses), maka kita merasa selalu ingin memperbaiki proses. Proses yang benar menghasilkan hasil yang benar.

Sudahkah kita memiliki keyakinan tentang sesuatu itu terjadi ?  Ini langkah awal untuk memulai perjalanan kita menuju keberhasilan. Demikian kultum motivasi kali ini, yang tidak lain ingin memberdayakan diri kita menjadi semakin meningkatkan kemampuan kita dan dapat menikmati hidup lebih baik.

22.2.23

kebahagiaan saat mengulang keberhasilan dulu

Dalam hidup ini ada kebahagiaan dan ada pula yang kurang bahagia. Alhamdulillah jika saat ini sudah menemukan cara untuk bahagia. Saat ingat masa lalu, kita ingin mengulang kebahagiaan di waktu dulu, mengapa tidak mengulangnya lagi sekarang dengan situasi sekarang. Imajinasi kita masih kuat untuk mengingatnya lagi ... Insya Allah bisa membuat kita bahagia lagi


Selamat berbahagia dan lebih heboh lagi sekarang. Kultum ini bisa membangkitkan diri bahwa kita itu pernah hebat, pernah bahagia dan ingin bahagia lagi. Yuk berdayakan diri sekarang

 

Berpikir sekarang dan fokus

 Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak "dirayu" dengan banyak hal yang menarik atau hal yang seharusnya kita kerjakan. Sangat sedikit apa yang kita kerjakan itu adalah bagian dari pasion atau hal yang kita lakukan itu menggairahkan kita untuk meraihnya. Misalkan kita ingin mengembangkan hobby kita menjadi bernilai, maka rencana dan komitmen sudah ada, tapi tidak banyak untuk mewujudkannya. Akhirnya hal tersebut kurang berhasil

Hasil yang kurang sesuai harapan membuat kita kurang positif menyikapinya, tapi ada beberapa orang bisa menerimanya. Bayangkan saat kita berhasil mewujudkan apa yang menjadi passion kita, maka terbukti kita sangat puas dan senang banget. Hal ini menambah semangat atau membuat kita senang melakukannya lagi untuk hal lain. Memang perlu kesungguhan dan berani menyisihkan waktu untuk mewujudkannya. Siapkah kita ?

Ada yang merasa belum siap karena aktivitas rutin dan yang menarik itu sangat menyita perhatiannya dan bisa mengalahkannya. Memulainya tidak mudah dan ringan. Kita melawan sesuatu yang sudah berjalan dan rutin (kebiasaan). Bagaimana kita memulai dengan menumbuhkan keyakinan terhadap apa yang kita kerjakan ?

Buat apa sih kita kerjakan ? Buat dapatin uang ? Bisa saja yang terjadi untuk menambah uang kita. Oke saja, tapi kan tidak sekedar itu ? Apakah uang bisa mengarahkan kita ? Kita sendiri yang mengarahkannya. Keyakinan itu merupakan sesuatu yang bisa menjamin apa yang kita kerjakan itu baik dan menghasilkan. Sesuatu itu pasti lebih besar dari kita sendiri, memiliki kekuatan dan dorongan dari Allah. Keyakinan ini menjadi energi besar untuk memulai, dan perlu pemeliharaan yaitu dengan adanya aktivitas/kerja yang terus-menerus meningkat.

Mengapa keyakinan itu mesti kepada Allah ? Kan seringkali juga bisa muncul dari luar kita. Keyakinan dari luar kita itu bisa saja terjadi, tapi tidak mutlak. Cenderung relatif, suka berubah seiring waktu. Yakin dengan kerja keras memberikan hasil bisa saja, tapi hal ini sangat bergantung kepada hasil kerja kerasnya.

Berpikir sekarang bukan untuk hari ini saja, tapi untuk hari berikutnya (hasilnya). Jadi sangat menentukan apa yang kita yakini sekarang, yang kita pikirkan dan apa yang kita kerjakan saat ini, fokuslah dan sungguh-sungguh. Insya Allah kita diberikan kekuatan dan bimbingan dalam melakukannya.

Kultum motivasi kali ini untuk selalu memberdayakan diri tanpa peduli dengan orang lain, agar kita fokus untuk mewujudkannya. 




















































































































                                                                                                                                                                                                                                    



21.2.23

Magic Word pintar sedikit aja

Magic Word kali ini untuk memberdayakan diri untuk lebih baik, caranya ya belajar. Saat ilmu yang kita pelajari berbeda dari orang lain dan sangat dikuasai. Maka membuat orang lain takjub. Tidak semua orang bisa menyamai dan melebihi seseorang, tapi menjadi lebih paham duluan adalah cara menjadi berbeda.


Insya Allah Magic Word kali ini bisa memberdayakan diri kita menjadi semakin baik dan teruslah menemukan memotivasi diri dengan hal baik yang mudah.

20.2.23

Kritik belum tentu mau mengubah keadaan

 Dalam sebuah diskusi kecil, seorang temen berani berkomentar untuk menyatakan bahwa ada yang salah dengan langkah yang diambil oleh team. Langkah yang diambil selama ini tidak banyak memberi dampak, dia kritik dan protes. Mesti ada cara lain yang bisa menjamin langkah team menjadi semakin meningkat. Terus dengan semangat itu dia mengemukakan pendapatnya. Semua team menyambutnya.

Dalam semangat brainstorming tersebut ada pertanyaan iseng kali ya atau ada yang bilang lawannya kritik itu. Pertama yang ditanyakan, apakah temen tadi mau menjadi pimpronya ? Jawabannya sederhana,"saya hanya kasih ide dan pimpronya silakan yang lain". Pertanyaan selanjutnya adalah "kan yang tahu isi dari kritik itu adalah yang menyampaikan dan sangat mengerti. Mengapa tidak menjadi pimpronya aja ? Bukankah dengan jadi pimpronya kan bisa tahu salah dan benernya dan tidak menyalahkan orang lain". Dengan ringan temen tadi bilang,"saya siap bantu". Keadaan ini menjadi tidak berujung dan tidak ada kesepakatan untuk melaksanakannya. Semestinya menyampaikan ide atau kritik itu memang benar-benar memahami dengan benar dan yakin untuk membawa perubahan yang dikawal sendiri. Insya Allah hal seperti ini memberi kebaikan ke semua pihak.

Berani kritik memberi dampak memberi keberanian untuk mewujudkannya. Mulai saja mengkritik diri sendiri tentang hal kecil, misalkan bisakah kita sendiri bangun pagi dengan aktivitas yang bermakna, mengkritik diri untuk selalu ada waktu belajar agar semakin meningkatkan kemampuan, atau bisakah kita lebih fokus bekerja lebih meningkat. Keberanian mengkritik diri yang bertanggung jawab terhadap perubahannya menjadi modal penting untuk meningkatkan nilai diri di mata orang lain.

Tetapi adakalanya saat dikritik orang lain menjadi kita semakin berubah. Kita sebagai orang yang mau berubah (belajar), yang tidak mempedulikan siapa yang menyampaikan. Tapi kita peduli untuk memahami lebih lanjut agar kritik dapat merubah diri kita sendiri. Ini adalah langkah baik untuk semakin meningkatkan kemampuan kita.

Terkadang kritik itu memang datang dari orang yang bisa mengkritik saja, hal inipun mesti berterima kasih karena kita dievaluasi secara gratis. Sebaliknya banyak temen kita yang hanya ABS saja, jadi kita tidak mendapatkan feedback yang baik. Ciptakan persepsi apapun kritik itu pasti ada nilai baik dan kita pun mesti terbuka menerimanya (tanpa melibatkan emosional kita).

Insya Allah kultum motivasi ini dapat memberdayakan diri semakin baik. Jangan melihat orang lain itu sebagai "lawan" tapi anggaplah mereka adalah temen lama yang ketemu lagi, jadi apa yang disampaikan itu merupakan feedback (kritik) yang membangun.



19.2.23

Mulai semangat tapi nggak jadi

 Dalam sehari-hari sering kita mengalami apa yang kita kerjakan menjadi rada malas untuk dikerjakan lagi bahkan sudah tidak dikerjakan lagi. Pagi hari semangat berangkat kerja dan ingin menyelesaikan pekerjaan hari ini, tapi disiang hari pekerjaan itu berat dan akhirnya menundanya. Apa yang terjadi ?

Semangat itu sudah cukup memberi energi untuk mengerjakan apa yang kita targetkan. Ternyata semangat yang memiliki energi tidak cukup, mengapa ? Karena kita memikirkan hasilnya tanpa menguatkan kemampuan untuk menyelesaikannya. Yang kita pikirkan adalah hasilnya, dalam proses kerja itu tentu terkadang belum memperlihatkan hasil, maka hasil kerja tersebut direferensikan dengan semangat kita tadi dinilai belum berhasil. Perasaan kita menilai hal itu sebagai ketidakberhasilan, perasaan jadi tidak nyaman dan merasa berat. Keadaan ini menyebabkan pikiran tidak menindaklanjuti pekerjaan sampai tuntas.

Ternyata hasil kerja menjadi pemicu menurunnya semangat karena perasaan ikut berperan dalam menyikapi hasilnya. Oleh sebab itu mulailah berpikir tentang hal berikut ini :

1. Semangat yang sudah kita miliki sebaiknya digunakan untuk membuat perasaan senang, tumbuhkan selalu sikap positif agar mampu menghadapi ketidakberhasilan. Hal ini membutuhkan fisik yang kuat agar energi terjaga.

2. Buatlah konsep setiap pekerjaan itu dapat dilakukan secara bertahap atau dikerjakan secara ringan sesuai kedetailan pekerjaannya. Setiap tahapan pekerjaan mesti mendasari pikiran mudah dikerjakannya dan perasaan merasa ringan. Kecenderungan hasilnya lebih mudah dicapai. Apa yang terjadi jika ada keberhasilan ? Maka perasaan senang dan menambah nilai semangat. Kita pun semangat menjalani proses tersebut sampai tuntas.

Mau ? Misalkan mau berangkat kerja di pagi hari aja bisa tidak semangat, kalaupun ada semangat bisa membuat semangat turun selama perjalanan. Bagaimana jika kita berangkat lebih pagi ? Bukankah perasaan senang karena tidak macet dan suasana nyaman, inilah proses awal memulai berangkat kerja di pagi hari ini. Terbayangkan saat naik kendaraan pun menjadi mudah bagi pikiran karena perjalanan yang sepi. Maka selama perjalanan membuat perasaan senang dan pikiran tidak stress. Perasaan ini dapat menjaga semangat kerja yang lebih meningkat. Lalu tahapan berikutnya tibalah kita di tempat kerja. Nah disinilah kita diuji, apakah mampu mempertahakan semangat itu ? Apakah kita jadi santai atau ngobrol dengan temen dan sebagainya ? Jika iya kondisi ini dapat mempengaruhi semangat karena tidak langsung kerja. Menjaga semangat itu mesti mengalirkan energinya kepada media, yaitu kerja (bukan ngobrol). 


Insya Allah kultum motivasi ini dapat memberdayakan diri semakin meningkatkan kemampuan kita. Sekali lagi jangan pernah menyia-nyiakan energi yang ada untuk hal yang tidak mendukung kita kerja yang bener. Istirahat atau ngobrol itu boleh, tapi jangan sampai energi itu habis dan sulit untuk kembali bersemangat kerja.

Featured post

Mencintai tubuh dengan perubahan kecil

  Semangat pagi rekan-rekan. Insya Allah hari ini diberikan kesehatan mental yang kuat untuk bertumbuh menjadi semakin sukses dan bahagia. A...