Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

14.12.22

Evaluasi diri

 Sejak dari SD sampai lulus, kita memiliki raport. Fungsi raport adalah menunjukkan nilai pencapaian dan guru menyampaikan masukan untuk memperbaiki nilai mata pelajaran. Ada yang dulu tidak pintar setelah diberi nilai pada raport berubah pada semester berikutnya, menjadi lebih pintar. Raport itu penting dalam proses kita belajar. Bagaimana dengan raport kehidupan kita setelah sekolah ?

Kita merasa tidak ada proses belajar seperti di sekolah, jadi banyak orang tidak ingin belajar lagi. Tidak ada gurunya dan tidak ada raportnya. Tapi sebenarnya proses belajar terus berlanjut walalupun sudah lulus sekolah. Sekolah kehidupan, gurunya adalah siapa saja yang memberikan penilaian terhadap apa yang kita lakukan. Seorang temen bilang,"kamu kok males banget, kerjain dong biar hasilnya bagus". Temen kita itu adalah guru kita, dan mata pelajaran adalah tentang kerja. Penilaiaannya adalah malas dan rajin. Apakah kita tidak sadar ? Setiap hari dan setiap peristiwa kita bisa belajar untuk menjadi lebih baik setiap hari. Dalam bahasa lain, saya ingin mengatakan "Evaluasi diri" untuk memperbaiki diri. Tetapi dalam sekolah kehidupan itu, banyak orang tidak mau menerima raport berupa nasehat atau teguran  dan sejenisnya. Apalagi nasehat itu datang dari orang di bawah status kita. 

Saat kita pulang kerja di malam hari. Kita mendapat ucapan anak,"ayah kok pulangnya malam". Ucapan anak kita tidak pernah digubris, karena ini adalah semacam pesan untuk mengingatkan kita. Apakah kita bisa pulang tidak malam ? Ya kalau pulang, apakah kita tidak bisa memberi info kepulangan kita ? Karena tidak pernah digubris, maka kita tidak lulus menghadapi masalah seperti ini, dan memberi dampak kepada anak kita. Anak kita bisa menirunya. Bagaimana saat kita menanyakan kepada anak tentang mengapa tidak belajar ? Bisa jadi anak kita pun tidak perlu menjawab. Pasti kita marah. Bayangkan anak kita waktu tidak dijawab sama kita, dia mau marah tapi tak mampu (hanya bisa diam). Salah satu pelajaran yang mesti kita evaluasi dan ini adalah sekolah kehidupan. 

Membayangkan kita memiliki sikap dan perilaku belajar dalam kehidupan ini, apapun kejadiannya dan apapun hasilnya dapat memberi kebaikan bagi kehidupan yang semakin baik. Ada raport kehidupan kita yaitu lisan dari orang lain. Mau tahu nasehat gurunya, dengarkan ucapan/lisan orang yang kita hadapi. 


Demikianlah orang dengan pribadi baik itu bukan terjadi begitu saja, tapi selalu mengevaluasi nilai dirinya dan selalu ingin memperbaikinya. Tidak ada yang sempurna, jadi teruslah memperbaiki diri. Evaluasi diri bisa saja kita lakukan sendiri, kalau kita merasa gengsi di hadapan orang lain. Evaluasilah dengan jujur.



Bersyukur lebih baik

 Dalam keseharian, kita banyak keinginan atau mimpi. Mau jadi kaya, mau bahagia, mau usaha dan banyak lagi maunya kita dalam hidup ini. Maka keinginan itu menjadi motivator dalam kita bekerja. Ada yang serius menjalaninya dan ada juga yang sekedar pengen saja. Yang serius menjalaninya juga banyak hambatan dan masalah, lalu berdoa minta tolong kepada Allah dan sedikit mulai mengendur.

Faktanya banyak orang ingin berubah atau bertambah pendapatannya dengan membuat target yang merupakan keinginan untuk lebih baik. Keadaan ini memaksa diri kita untuk berusaha maksimal agar tercapai. Ada tekanan (stress) dan banyak godaan dalam meraihnya dengan berbagai cara. Keinginan ini cenderung buruk. Lalu apakah hidup kita ini biasa-biasa saja ?

Sebagai orang yang beriman, ada cara yang lebih baik yaitu bersyukur. Emangnya bersyukur bikin hidup lebih baik atau meningkat ? Allah mengajarkan kita dalam surah Ibrahim,"Jika kamu bersyukur maka Allah tambahkan nikmatnya, dan jika tidak bersyukur maka tunggu azabNya". Mari kita dalami petunjuk ini :

1. Ditambah nikmatnya berarti kehidupan kita meningkat dalam hal apa saja. Bisa iman, kesehatan, bisnis dan lainnya. Caranya ? Bersyukur.

2. Bersyukur itu bukankah kita menerima apa yang kita miliki, potensi tubuh, akal pikiran, hati dan perasaan serta "materi" atau fasilitas yang kita miliki. Lihatlah potensi itu dan manfaatkan menjadi bernilai tambah (kerja yang optimal). Bersyukur itu adalah bekerja untuk semakin baik. Apakah keadaan bikin stress ? Tidak, karena kita berubah sesuai keadaan kita, kita hanya menambahkan aktivitas (kerja) dan meningkatkan kualitas kerja kita dengan apa yang kita miliki.


3. Pilihan bersyukur juga merupakan wujud terima kasih kita kepada Allah yang selalu memberi rahmat dan karunianya. Maka bersyukur itu ibadah.

4. kesungguhan kita bersyukur/bekerja dibalas Allah dengan tambahan nikmat. Sebutkan saja saat ini kita nilai hidup kita 10, maka dengan bersyukur nilai hidup kita naik 11 atau lebih.

5. Sebaliknya jika kita tidak bersyukur, maka tunggu azab Allah. Tidak bersyukur berarti tidak bekerja dengan lebih baik dengan memanfaatkan apa yang ada. Azab Allah bisa ringan dan bisa berat, bisa diberi masalah atau kesulitan atau hasil yagn diperoleh tidak memberi keberkahan atau bangkrut atau kegagalan.

Sebenarnya tidak ada pilihan kecuali bersyukur, karena kita tidak ingin azab Allah itu. Yang menjadi persoalan bagaimana kita mengelola diri kita terutama nafsu atau keinginan. Keinginan atau nafsu yang baik adalah yang dirahmati Allah. Insya Allah kita menjadi semakin baik dengan jalan Allah.


13.12.22

Merenung rezeki yang dilapangkan dan disempitkan

Selamat malam semuanya, malam ini beranikan diri untuk memahami petunjuk sukses dari Allah. Ayat yang menunjukkan bahwa Allah melapangkan dan menyempitkan rezeki sebagai tanda kekuasaanNya bagi orang berakal, memberikan makna sebagai berikut :


Dan tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasinya (bagi siapa yang Dia kehendaki)? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman. (QS. [39] Az-Zumar : 52)

1. Allah berkuasa untuk memberikan rezeki banyak dan sedikit. hal ini sebagai tanda kekuasaan dari Allah. Untuk apa Allah menunjukkan kekuasaan ? Pergunakan hati dan akal (yang beriman). Agar kita sebagai manusia tahu dan menjalankan apa yang menyebabkan Allah melaang rezekiNya dan bagaimana cara mengikutinya. Dan sebaliknya kita mulai berpikir tentang rezeki yang sempit agar kita mampu menghindarinya. 
2. Bagi yang mendapatkan rezeki yang lapang, hendaknya tidak merasa karena kepintaran atau kekuatannya. Hendaklah kita berpikir bahwa rezeki dari Allah berarti kita bersyukur degan adanya rezeki tersebut.
3. Bagi yang disempitkan bisa jadi sebagai peringatan Allah agar menjadi beriman kembali. Pastilah ada faktor penyebabnya dan temukan semua itu dalam Al Qur'an.
4. Tidak sombong atas apa yang Allah lapangkan rezekiNya dan selalu memuji Allah atas rezeki tersebut.

Insya Allah kita dilapangkan hati untuk menerima rezeki Allah dan mensyukurinya. teruslah memahami makna apa saja yang perlu kita amalkan agar Allah melapangkan rezeki kita.



Senangi pekerjaan jika mau uang

 Tampaknya tidak banyak orang menyenangi pekerjaannya, padahal dulu sebelum bekerja mati-matian cari kerja dan nggak penting uangya. Mereka menganggap uang itu dihasilkan dari kerja. Mengapa sekarang setelah dapat bekerja tidak bersemangat dengan pekerjaannya ? Apakah sudah berubah pandangan tentang kerja menghasilkan uang ?

Kerja yang sama tidak menghasilkan tambahan apa-apa, pendapatannya sama. Ada kenaikan pendapatan bulanan karena perhitungan inflasi. Karena mau jujur dengan pendapatan yang tidak bertambah, artinya pendapatan itu turun karena kebutuhan keluarga semakin meningkat. Apalagi pendapatan yang secara nilai menurun. Karena kebutuhan yang meningkat itulah, kita mesti menyenangi pekerjaan. Menyenangi pekerjaan itu berarti siap dengan pekerjaan yang bertambah banyak dan menghasilkan pekerjaan berkualitas. Tapi karyawan yang bekerja tidak menyenangi hal tersebut. Mereka mau bekerja jika memang pendapatannya ditambah dulu.

Agar kita mudah menyenangi tambahan kerja dan kerja yang berkualitas, maka menerima pekerjaan itu merupakan langkah awal. Jangan terburu-buru mengatakan,"kerjaannya berat dan susah". Pikirkan lebih detail pekerjaannya dan pisahkan menjadi bagian yang lebih kecil lagi. Disinilah kita menemukan pekerjaan itu ternyata tidak berat dan susah. Jika memang pekerjaan itu berat, kan boleh saja bertanya atau kita belajar lagi. Satu demi satu pekerjaan itu dapat diselesaikan, dan dampaknya memubuat kita pengen lagi dan membangun semangat lagi


yang lebih besar.

Bekerja yang banyak berarti menghasilkan produktivitas yang besar sehingga dapat membuka pintu rezeki yang besar (uang yang bertambah). Setelah mengerjakan kerjaan tambahan itu menciptakan rasa senang. 

Kerjakan apa yang saya senangi

Senangi apa yang saya kerjakan

Insya  Allah, apa yang kita senangi sebagai bagian dari ibadah kita kepada Allah. Untuk itu niatkan kerja kita untuk Allah. Langkah ini semakin menambah nilai pekerjaan kita dan semakin membuka peluang nilai uang yang kita cari semakin besar. 


Pembajakan amigdala marah berlebih

 Bisa jadi Anda dan saya pernah marah yang luar biasa untuk merespon orang lain, dan setelah itu merasa bersalah dan malu, seharusnya tidak perlu melakukan hal tersebut. Hal itu terjadi dengan sangat cepat. Itulah gambaran pembajakan amigdala, respon emosional terhadap stress yang dialami saat tidak mampu mengendalikan emosinya. Saat seseorang mendengar berita tentang tasnya hilang, bisa terjadi pembajakan amigdala dengan marah-marah. Karena berita tersebut membuat orang itu stress atau tertekan. Seiring waktu marahnya pun mereda dan mulai bisa berpikir normal.

Sebenarnya apa yang terjadi ? Informasi yang diterima oleh otak (tengah), dimana otak tengah itu seperti filter. Kalau filternya rapat menandakan ada tekanan (stress) dan saat filternya terbuka (tidak rapat) menandakan tidak ada tekanan. Saat informasi yang diterima otak tengah dalam keadaan rapat (filternya), maka terjadi pembajakan amigdala. Yang memaksa orang tidak mampu mengendalikan emosinya. Tindakannya negatif. Tapi sebaliknya, kalau otak tengah dalam keadaan relax (filternya tidak rapat), maka informasi itu dapat diteruskan kepada otak berpikir. Dari penjelasan ini, kita dapat mengambil hikmah bahwa keadaan kita relax atau tertekan sangat mempengaruhi dalam tindakan (pengambilan keputusan). Penting untuk membuat diri kita menjadi relax atau tenang sehingga mampu mengendalikan emosional dan bisa berpikir sehat.

Pembajakan amigdala ini tidak bisa membedakan tekanan fisik atau emosional. Pernahkan Anda merasa takut yang luar biasa dan merespon dengan mengoceh sendiri saat ada berita bos marah ? Ancaman bos marah itu bukan fisik menyerang Anda, tapi sudah membuat Anda tertekan dan langsung bereaksi. Apalagi ada ancaman fisik. Orang yang mengalami pembajakan amigdala adalah orang yang responsif untuk menyerang atau lari terhadap sesuatu. Bagaimana sikap dan perilaku Anda saat lingkungan memaksa Anda untuk berubah ? Awalnya bisa jadi Anda sangat tidak suka dan melawan perubahan itu, inipun merupakan pembajakan amigdala.

Seorang karyawan yang mau diaudit saja dapat merasakan ketakutan dan marah dan meminta audit di tunda. Atau ada karyawan yang sudah nyaman dengan posisinya menjadi gelisah karena diminta pindah bagian. Atau saat seorang sales ditanya tentang penjualannya yang menurun dengan membela diri bahwa penjualannya tidak turun tapi karena banyak faktor lingkungan. Atau hal kecil saat menonton TV dan channelnya dipindahkan orang lain. Pembajakan amigdala ini sering terjadi setiap hari. Hati-hati saat kita pernah mengalaminya dan bisa terjadi lagi. Maka ada orang yang disebut suka marah atau berbuat tanpa mikir dulu atau sangat responsif atau juga tidak suka dikritik.


Yuk kenali pembajakan amigdala ini membuat kita berbuat negatif, dan kalau sudah terjadi kita agak sulit untuk mengakuinya (ada gengsi). Untuk itu berlatih untuk mencegah terjadinya pembajakan amigdala :

1. Tidak perlu merespon segera apa yang kita terima, hanya bertahan 6 detik saja (proses pembajakan amigdala).

2. Melatih napas panjang atau sesaat sebelum terjadi bisa mengambil napas panjang agar oksigen yang masuk lebih banyak. Oksigen ini memberi ruang bagi akal sehat berfungsi.

3. Beralih kepada hal lain atau meninggalkan situasi tersebut.

4. Menciptakan kondisi yang sehat dan relax (tenang dan sabar). Bila perlu suasana tempat kerja atau rumah yang sehat dan tenang (tidak serem atau menakutkan)

5. Banyaklah beribadah dan beramal yang mampu meningkatkan fungsi hati. Hati mampu mengendalikan emosional kita. Ikuti selalu dengan doa agar dilindungi oleh Allah dari "kejahatan" dari manusia dan setan.

Insya Allah kita sadar tidak mudah mencegah pembajakan amigdala, apalagi tidak dicegah. Jika terjadi pembajakan amigdala, maka kita mesti sadar kepada Allah dan meminta ampun. Berani meminta maaf dan memperbaiki diri.

12.12.22

Kontinuitas, mengapa nggak ?

 Dalam keseharian saya, banyak hal yang diulang-ulang. Makan diulang sampai 3 kali, kerja setiap hari, bangun pagi setiap hari, salahpun dilakukan berkali-kali. Saking penuhnya waktu dengan aktivitas pengulangan tadi membuat saya merasa tidak ada waktu. Bagaimana dengan Anda ?

Kalau ditanya, "mas ada waktunya untuk bertemu ?" Yang mudah diingat oleh saya adalah kebiasaan sehari-hari saya, kalau banyak yang belum dikerjakan maka saya bilang,"nggak ada waktu, nanti saja ya". Begitu memori saya menuju apa yang biasa saya lakukan (memori pengulangannya sangat kuat), jam 12:00 - 13:00 saya istirahat, jam 13:00 sampai selesai saya buat laporan, dan sebagainya. Bagaimana dengan hasil dari pengulangan saya ? Biasa saja sih. Beberapa aktivitas pengulangan membuat saya semakin baik karena semakin mahir atau trampil, memang waktu beraktivitasnya lebih cepat. Tapi tetep saja saya menyisihkan waktunya seperti biasa. Saya renungkan ternyata semakin hari tidak semakin baik dan semakin banyak aktivitas pengulangan yang telah menghabiskan waktu saya.

Pengulangan atau kontinuitas itu baik, tapi mesti diperhatikan bahwa pengulangan itu mesti semakin berkualitas. kalau tidak, maka pengulangan itu membuat saya bosen karena semua sudah bekerja otomatis tanpa berpikir sadar lagi. Bahkan saya tidak bisa menikmati proses aktivitas tersebut. Oleh sebab itu, saya mulai merenungkan apa yang sudah saya lakukan, misalkan saja "bangun pagi". Jam bangun paginya sama. Tetapi pengulangan bisa memberi makna berbeda saat saya melakukan hal berikut :

1. Saya mempersiapkan diri untuk tidur lebih awal agar sewaktu bangun tubuh lebih fresh.

2. Menambahkan aktivitas ringan sewaktu bangun pagi, misalkan mandi terlebih dahulu atau minum air putih 2 gelas dan sebagainya. 

3.  Memajukan jam bangun pagi lebih awal agar bisa menambah aktivitas baru atau siap untuk aktivitas berikutnya.

4. Memasukkan dalam diri semangat bangun paginya sehingga bangunnya memang dinanti-nanti dan menyenangkan.

5. Dan hal lainnya.

Saya menafsirkan bahwa kontinuitas itu memang pengulangan, tapi pengulangan yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Misalkan kontinuitas menyiram tanaman, apa yang saya lakukan tidak mesti menyiram di jam dengan air yang sama dan seterusnya. Bagaimana di hari saya menemukan tanaman mulai tidak sehat, apakah saya terus menyiramnya ? Tentu tidak, pengulangannya tentu melakukan agar tanaman itu terus berkembang. Kontinuitas memang melakukan terus-menerus dan mesti mengikuti waktu untuk terus berkembang. 

Sudahkah saya mengulang makan dari hari ke hari dengan memberi makna kepada saya yang semakin sehat dan fresh dalam beraktivitas lain ? Bagaimana saya mampu kerja setiap hari untuk bertumbuh menjadi semakin bagus ? Alangkah indahnya pengulangan yang seperti ini yang membuat saya bertumbuh semakin baik. 

Sudahkah kita dinanti-nanti orang ?

 Perasaan sih, "saya diperlukan orang". Apa iya ? Karena saya masih berada di sekitar mereka dan masih bekerja bersama. Memang saya masih diperlukan orang-orang di sekitar saya, tapi belum tentu dinanti-nanti kehadiran saya. Apa sih yang dinanti-nanti oleh mereka ? Tentu orang sangat menantikan seseorang karena ada hal yang dibawa dan membuat mereka senang atau menjadi semakin baik.

Terkadang orang yang ringan tangan sangat dinanti-nantikan oleh banyak orang. Karena banyak hal yang dikerjakan dibantu dengan kehadiran saya. Saya membantu siapa saja dengan ikhlas kepada siapa saja, dan saat saya tidak hadir sepertinya banyak orang merasakan ada yang kurang. Begitulah apa yang saya lakukan dengan ringan tangan jadi yang dinanti-nantikan oleh orang lain. Sudahkah Anda menjadi ringan tangan ?

Adapula saya sangat dinanti-nantikan karena bisa membuat suasana ramai dan menyenangkan. Sapaan dan menyapa saja menjadi bermakna, senyum dan kehadiran saya yang membuat orang merasa gembira dan bersemangat dalam kerja. "Pokokna ramai deh kalau saya". Sifat dan perilaku ini sudah tertanam dalam memori setiap orang yang berkomunikasi dengan saya. Sudahkah Anda menjadi dinanti-nantikan oleh orang lain untuk membuat suasana menjadi ramai dan menyenangkan ?


Dan banyak lagi yang saya mesti kembangkan agar apa yang saya lakukan sangat dinanti-nantikan orang. Sebaliknya hindari sikap dan perilaku saya yang membuat orang cuek dengan kehadiran saya. Hal ini sangat merugikan saya sendiri. Untuk bisa dinanti-nantikan orang lain, paling tidak saya mesti ikhlas dalam memberi apapun yang bener kepada orang lain.  Memberi yang bener itu membahagiakan saya dan membuat orang lain merasakannya. 

Untuk bisa menjadi dinanti-nantikan orang lain, tidak terlepas dari suasana hati yang bahagia di rumah. Bahagia di rumah jangan pernah diabaikan, dan bahagia itu bukan sekedar memberi uang/materi, tapi memberi hal yang sama dengan ikhlas. Memberi waktu dan perhatian dengan suasana hati yang bahagia dan menyenangkan. Semoga kita dimampukan untuk mewujudkan orang yang dinanti-nantikan.


Featured post

Mencintai tubuh dengan perubahan kecil

  Semangat pagi rekan-rekan. Insya Allah hari ini diberikan kesehatan mental yang kuat untuk bertumbuh menjadi semakin sukses dan bahagia. A...