Semangat pagi semuanya. Insya Allah selalu ada kebaikan yang diperbuat hari ini, minimal memberi rasa bahagia bagi diri sendiri.
Bagaimana sikap kita terhadap pekerjaan yang dijalani sekarang ? Apakah pekerjaan atau profesi itu tuntutan kebutuhan ? Kalau iya, yang sering terjadi adalah sikap dan tindakan kita terhadap profesi itu telah cukup membebani diri. Kalau nggak kerja, pasti berdampak tidak positif. Perhatikan apa yang terjadi sekian lama dengan pekerjaan sekarang, ada yang baru dan ada juga yang sudah lama bekerjanya. Mungkin 3 tahun cukup untuk menilai hasilnya, ternyata tidak memberi tambahan, bisa jadi gaji ? bisa juga ilmu ? bisa juga terapan ilmunya ? Dan yang lebih mengherankan adalah perasaan kita yang tidak baik-baik saja.
Misalkan dalam 3 tahun bekerja, mestinya sudah banyak kita dapatkan. Yang paling banyak bisa jadi ilmu dan pengalaman. Tadinya tidak bisa menjadi bisa dan semakin mahir. Tapi faktanya kita tidak memberikan yang terbaik dari apa yang sudah kita miliki dalam pekerjaan, kita biasa-biasa saja dan belum menjadi orang yang dipercaya atasan dan perusahaan.
Apa yang mesti kita lakukan ? Yang pertama apapun pekerjaan kita adalah amanah. Amanah yang diizinkan Allah kepada kita, dimana kita mengemban khalifah dibumi ini, dimana pekerjaan sekarang merupakan amanah (menjadi wakil Allah). Kok bisa ? Kalau kita tidak diterima perusahaan, maka pekerjaan yang kita lamar bukanlah amanah kita. Disisi lain, kita diterima di perusahaan tapi tak berapa lama kita pindah atau tidak dibutuhkan, ini menunjukkan pekerjaan itu bukan juga amanah Allah. Amanah itu melekat pada perusahaan dengan pekerjaannya. Amanah Allah, itu menunjukkan kita mesti mempertanggungjawabkan juga kepada Allah. Bagaimana dengan atasan dan perusahaan ? Mempertanggungjawabkan kepada Allah sudah pasti melewati pertanggungjawabkan kita kepada atasan dan perusahaan. Kita mesti melakukan pekerjaan yang terbaik yang kita miliki dengan ilmu yang terus berkembang dan tidak ada tindakan (kerja) yang tidak baik atau tidak bertanggung jawab. Jika kita mampu mengemban amanah Allah dan bertanggung jawab, maka kita pun bisa memberi kerja yang benar kepada atasan dan perusahaan.
Salah satu perwujudan amanah Allah dalam pekerjaan adalah disiplin. Atasan kita pasti suka karyawannya yang disiplin, baik waktu kerja yang disiplin dalam tanggung jawab. Emang ada atasan yang tidak suka dengan disiplin ? Maka amanah pekerjaan dari Allah itu memastikan bahwa kita menjadi karyawan produktif. Terus bagaimana kalau tidak bertanggung jawab, dengan mengerjakan yang biasa-biasa saja. ? Sehebat apapun kita menutupi hal itu, Allah Maha Tahu dan Melihat sekalipun atasan dan perusahaan tidak melihatnya. Ini tentang iman, pahami bahwa dengan memahami pekerjaan itu amanah artinya kita sudah percaya kepada Allah. Allah telah menetapkan rezeki kita di perusahaan tersebut.Lalu bagaimana dengan masalah yang terjadi ? Sekalipun masalahnya tentang atasan dan perusahaan, hal ini merupakan kehendak Allah untuk menguji dan menaikkan kemampuan kita. Tapi kita masih suka mengeluh. Lalu mau dibiarkan saja masalah terjadi ? Pastinya tidak dan jangan mengalah untuk pindah perusahaan. Bagaimana perasaan kita bisa menyelesaikan masalah ? Pasti senang dan puas. Bagaimana dengan atasan dan perusahaan ? Pasti memberi performance tinggi.
Yang terpenting lagi dalam menyikapi amanah Allah dengan profesi kita adalah membuat semua berjalan dinamis, tanggung jawab kita mesti diupgrade agar Allah semakin takjub dengan apa yang kita kerjakan. Tentu semua ini perlu belajar banyak ilmu dan ketrampilan. Dinamis mendorong kita konsisten yang tidak bosanin (berubah setiap waktu). Artinya pekerjaan kita itu dapat memberi peluang untuk menjadi semakin berkemampuan tinggi dan terbukanya karir yang lebih baik.
Renungkanlah dengan hati yang tenang, Allah itu ternyata memiliki rahmatNya kepada siapa saja. Kalau kita bersikap "terpaksa" menerima pekerjaan saat ini karena butuh uang. Mulailah menyingkirkan sikap seperti ini, terimalah takdir Allah itu dengan pekerjaan saat dengan ikhlas dan sikapi sebagai amanah Allah. Tidak penting perusahaannya, yang penting kita bersyukur dengan menjalani amanah Allah dan mempertanggungjawabkannya. Fokuslah dengan pekerjaan itu dengan kerja yang benar dan baik. Kalau belum ada ilmunya, belajarlah. Abis belajar praktekkan (belajar dan menerapkan ilmu dalam pekerjaan, malah dibayar (digaji). Teruslah mengembangkan diri dengan terus belajar untuk memperlihatkan pekerjaan kita kepada Allah. Kerja yang bisa dipertanggungjawabkan dan memberi kebaikan pada diri dan dampaknya kepada team dan perusahaan.
Bayangkan saat itu menyikapi pekerjaan karena kemampuan kita, maka yang ada adalah merasa diri lebih dari yang lain. Efeknya tidak baik dalam team. Bagaimana dengan pekerjaan yang tidak kita sukai dan butuh uang ? Yang pasti kita bekerja apa adanya, dan kalau tidak bisa, tidak dikerjakan. Apalagi pekerjaan itu dipaksakan ... Jadi sikap terhadap pekerjaan itu menjadi baik dengan menganggap pekerjaan itu adalah amanah dari Allah. Menjadi wakil Allah untuk memberi kebaikan kepada sesama.
Ternyata .. hati-hati dengan bersikap. Sikap sangat dipengaruhi iman dan ilmu. Iman dan ilmu yang lemah mendorong sikap yang tidak tepat. Sebaliknya iman dan ilmu yang benar bisa mengantarkan kita bersikap yang benar, yang positif.
Insya Allah tulisan ini bisa menginspirasi dan membuka pikiran kita menjadi semakin baik. Jadikan motivasi untuk mengembangkan diri dengan selalu memberdayakan diri menjadi orang yang lebih baik hari ini.
Sahabatmu
Munir Hasan Basri
No comments:
Post a Comment