Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

13.11.24

Trainer yang menginspirasi

Semangat pagi rekan-rekan, Insya Allah apapun yang dilakukan dapat mengantarkan kepada keikhlasan. Aamiin

Tulisan saya sebelumnya tentang pengalaman dunia training center dan trainer adalah Membangun training center dari nol, Mengembangkan training center, Menjadikan training center sebagai pusat informasi, Membangun training center sebagai pusat pelatihan, Meneruskan keberadaan training center, Membangun kemampuan trainer, dan Efek kemampuan trainer,  Membuat materi training itu mudah,  Training center untuk Manager dan Direksi, Training center menyelenggarakan Sekolah SPG, Membangun kemampuan Salesmen, Training center menciptakan manager sales, Training Center dibangun oleh pimpinan dan teamnya, New Product Launching by Training Center, Menyemangati trainer terus berkembang, Trainer yang menginspirasi

Kali berbagi menjadi trainer yang menginspirasi. Bisa jadi banyak orang memberikan training atau kepelatihan sebagai sebuah tugas yang diamanahkan sehingga selesai training maka selesailah tugasnya. Tetapi saya berhasil mengembangkan diri untuk menjadi trainer yang menginspirasi. Apa sih yang saya maksud menginspirasi ? Apa yang saya deliver dalam training memberi dampak baik bagi peserta training dan bahkan mereka bisa menerapkannya. Makna ini terasa tidak mudah untuk dijalankan, tapi saya berusaha dalam setiap training atau komunikasi dengan siapapun. Bahkan inspirasi itu berbalik juga kepada diri saya sendiri, yang membuat saya menjadi semakin baik. 

Contoh sederhana, saya memberikan motivasi kerja dengan tema hendaklah selalu mencari kerja, kerja-kerja yang bertambah kualitas dan kuantitasnya. Hal ini saya buat agar setiap tidak terlalu fokus untuk mencari uang dalam pekerjaannya, tapi lebih sibuk untuk menemukan kerja-kerja baru atau mengembangkan kerja dari sebelumnya yang tidak dibatasi oleh batasan kerja tertentu. Yang saya lakukan terlebih dahulu adalah saya menerapkannya pada diri sendiri. Saya sebagai trainer, tidak hanya mengerjakan hal yang berhubungan dengan trainer saja, tapi mau belajar untuk jadi salesmen dan mempraktekkannya. Secara job desc menjadi salesmen itu bukan yang harus saya kerjakan. Tapi saya semakin paham dan bisa berempati sebagai trainer dalam memotivasi salesmen. Saya pun mendapatkan pengalaman berharga sebagai salesmen saat menghadapi berbagai pertanyaan dunia sales.  Apa yang saya lakukan ini adalah untuk memberi gambaran bagi peserta training bahwa training yang saya bawakan itu bukan sekedar teori saja tapi benar-benar pengalaman berharga untuk diikuti (menginspirasi). Bayangkan saat training itu saya juga mengajak seorang salesmen yang tugas hanya berjualan saja, mesti mau mencari kerja-kerja lain untuk memperkuat kemampuannya. Misalkan bagaimana seorang salesmen mesti mahir dalam administrasi, memiliki catatan stok produk, atau bagaimana seorang salesmen mesti memahami perilaku orang, belajar komunikasi dan mungkin belajar jadi "pelawak (orang yang menarik) dan sebagainya. Tidak lain training ini mengajak peserta (salesmen) dapat menginpirasinya agar pekerjaannya menjadi mudah dan memiliki kemampuan tinggi. Pasti ada yang tidak setuju dengan mencari kerja seperti ini, buat apa bagi mereka ? Hanya menghabiskan waktu dan sebagainya. Langkah saya merespon seperti ini adalah membuat role play untuk memperlihatkan kepada salesmen perbedaan seorang salesmen dengan salesmen yang mencari kerja. Setelah mereka mendapatkan inspirasinya, saya mengajak mereka membayangkan menjadi seorang salesmen yang bekerja dengan mudah dalam menjual, lalu secara sadar untuk melakukannya.

Langkah awal untuk menginspirasi  itu sudah saya lakukan, tapi ada kalanya apa yang ingin saya sampaikan itu tidak memungkinkan saya mempraktekkannya, maka saya berusaha memahami trainingnya dengan sangat baik. Sebelum training, saya memprediksi sebanyak-banyak kemungkinan yang bisa terjadi dari training, seperti keadaan yang tidak menyenangkan atau pertanyaan yang bisa muncul. Saya berusaha mengantisipasi semuanya sesuai dengan pikiran saya. Agar antisipasi ini mendekati kepada situasi yang sebenarnya, saya berusaha menyampaikan materi training saya kepada staf atau siapa saja agar mendapatkan feedbacknya. Training kecil kepada staf itu menjadi bekal untuk menggugah (menginspirasi) kepada training yang sebenarnya. Biasanya saya menambahkan materi training dengan pesan-pesan yang menyentuh "hati" agar merasakan bahwa training itu bagus, inspiratif dan nggak salah untuk diiikuti dalam pekerjaan.

Training yang menginspirasi itu tidak sekedar menyampaikan materi yang dibawakan, tapi dalam diri trainer selalu ada cara untuk mengukur penerimaan materinya. Mengukurnya dapat dilakukan dengan berbagai pertanyaan dan bisa saja quiz atau saya suka menantang peserta training dengan hadiah bila mereka mampu meningkatkan penjualan karena sudah menerapkan materi training. Langkah ini menjadi wajib dilakukan selama training, agar saya bisa mengantisipasi dan mengoreksi training yang membawa peserta dapat memahami dan mendapatkan inspirasinya. Salah satu cara agar peserta dapat memahami dan mendapatkan inspirasinya, saya senang untuk mengulang-ngulang point penting dari materi training yang saya lakukan sendiri atau mengajak peserta mengulangnya. Ada kalanya saya mengajak peserta menulis kembali materi dan langkah penting untuk menerapkannya di board atau melemparkan pertanyaan untuk peserta agar mereka paham. 

Trainer yang  menginspirasi tidak sekedar menyampaikan pesan atau bahkan "perintah", tapi jadilah trainer yang benar-benar memberi inspirasi kepada peserta training. Yang pertama pasti Trainer sendiri dengan sadar mampu menjadikan training itu inspirasi bagi trainer sendiri. Langkah ini selalu memotivasi diri saya untuk terus mengembangkan diri dan materi yang saya bawakan. Untuk materi training yang sama bagi beberapa kelas, saya mampu menyampaikan materi yang tidak sama persis dan selalu ada pengembangan. Staf saya yang juga trainer bilang, "kok beda pak trainingnya, padahal temanya sama". Bagi saya trainer yang menginspirasi itu mengantarkan saya untuk selalu menampilkan yang terbaik (menghindari juga trainernya bosan menyampaikan hal yang sama), mendorong saya selalu mengembangkan diri untuk menjadi trainer yang semakin baik, bisa dengan mengembangkan materi yang lebih menarik dan luas atau mengembangkan diri dalam menyampaikan materi training.  Saya merasa tak habis materi yang mau dideliver. Semua itu sangat didukung oleh sikap menjadi pembelajar secara otodidak dari berbagai sumber. Jadilah saya sebagai trainer (manager training) bisa memegang amanah lain dibidang lain.

Alhamdulillah dari berbagai pengalaman di atas, saya pun bisa membawakan pula training Spiritual Motivation bagi umum atau kalangan tertentu. Secara teknis lebih mudah untuk menggugah peserta berubah dan merasakan materi sangat bermanfaat. Saya menamai training ini dengan "Kesadaran spiritual untuk meningkatkan produktivitas dengan Tafakkur dan Tadharru".  Training ini sangat inspiratif yang outputnya di atas 50% sadar dan berubah. Ada peserta dari kantor/perusahaan, ada dari kalangan komunitas, ada keluarga besar, ada pengajian, ada jamaah masjid, ada sekolah, ada guru dan banyak lagi. Biasanya training ini memerlukan waktu paling sedikit 1 hari. Sudah hampir lebih dari 50 batch saya laksanakan. Saya juga ingin berbagi training ini secara gratis bagi mereka yang ada di Bandung atau diluar Bandung hanya perlu biasa transport saja. Training ini sangat inspiratif yang saya buat sendiri.

Apa lagi yang saya lakukan ? Insya Allah saya berbagi pengalaman yang positif yang memotivasi dan memberdayakan diri untuk semakin berkualitas dalam berkarya. Ikuti tulisan selanjutnya


10.11.24

Magic Word Uang atau Kebahagiaan

 Semangat pagi rekan-rekan. Insya Allah berdoa untuk kebahagian itu mampu disempurnakan Allah dengan apa yang sudah dilakukan. Aamiin

Pada tulisan sebelumnya, saya menulis "Katanya mau banyak uang" ... terungkap bahwa keinginan itu tidak salah, tapi perlu dimaknai lebih dalam dengan menyempurnakan keinginan tersebut dapat mendorong untuk mewujudkannya. Bersama Allah keinginan itu tidak ada yang mustahil, tapi perlu merasa dekat dengan Allah dengan menjalankan apa yang Allah perintahkan.

Lalu, ada apa dengan Magic Word ? Kata magic menghadirkan kekuatan atau sugesti bagi yang melisankannya, seakan menjadi nyata. Magic yang diiringi kata Word, ingin memberi motivasi atau sugesti bagi yang melisankan kata. Dalam pengetahuan tentang imajinasi, sebuah kata bisa menjadi jangkar bagi pikiran untuk membayangkan sesuatu yang menyenangkan. Hal ini menciptakan suasana emosional yang terkendali sehingga mendorong untuk melakukan hal yang diinginkan.

Kali ini Magic Word mengambil tema, "Magic Word Uang atau kebahagiaan". Kata uang sudah menjadi kata magic yang membangkitkan semangat orang melakukannya atau menerimanya. Bisa jadi dengan menyebut saja, banyak orang melirik, banyak orang bertanya, banyak orang bergerak kepada sumber suara, dan banyak orang mau melakukannya untuk mendapatkannya. Tapi sebaliknya kata uang bisa menjadi tidak disukai karena harus mengeluarkan uang. Membayar zakat, sedekah, iuran dan sejenisnya menjadi beban bagi seseorang dan merasa uang yang dimilikinya segera berkurang. Uang bisa menambah atau uang bisa mengurangi nilainya. Ini cara berpikir logika.


Emang ada berpikir tidak logika ? Dalam hal ini kata logika tertuju kepada pikiran manusia. Tidak logis berarti berpikir tidak mengacu kepada manusia, bisa berpikir setan atau yang sangat mungkin adalah cara "berpikir" Allah. Berpikirnya setan, menunjukkan uang itu adalah hasil dari  kerja tidak baik atau malas kerja. mendapatkan uang banyak dengan cara tidak baik dan instan. Sedangkan cara "berpikir" Allah adalah bekerja dengan cara baik (dihalalkan dan dithayibkan) dan Allahlah yang membalasnya, baik berupa uang atau selevel. Bekerja yang ikhlas semakin ikhlas pula Allah membalasnya dengan sempurna. Dalam logika umumnya mengeluarkan pasti mengurangi, tapi cara "berpikir" Allah mengeluarkan itu bahkan bisa mendapatkan uang lebih banyak. Dalam berpikir logika manusia, sebenarnya tidak terlepas dari cara berpikir Allah. Misalkan ada orang yang bekerja keras mendapatkan hasil uang yang banyak, tapi ada juga yang tidak mendapatkannya. Disisi lain ada yang berpikir setan yang melakukan niat dan perbuatan tidak baik, malah mendapatkan uang lebih banyak. Kok bisa begitu ? Dimana peran Allah ? Allah memiliki kehendak dalam memberi uang dan hasilnya (rezeki) seusai kehendaknya. Bisa jadi Allah memberinya, ada kalanya Allah melentarkan cara berpikirnya semakin tidak baik, ada kalanya Allah menguji dan karena hal lain dimana manusia tidak mengetahuinya. Sebagai hamba Allah hendaklah diambil hikmahnya untuk tetap terus mengikuti apa yang diperintahkan Allah, dalam rangka meningkatkan iman dengan ketaqwaan.


Uang sebagai kata magic sering ditafsirkan sebagai makna materi. Yang pasti uang itu hasil dari sebuah kerja, kerja apa saja atau kerja yang kecil sekalipun. Uang sering menghadirkan imajinasi tentang banyak uang, memiliki kemampuan membeli apa saja. Atau menghadirkan imajinasi tentang memiliki mobil, rumah dan fasilitas yang sangat mewah. Atau yang menghadirkan imajinasi tentang hidup yang berkecukupan dan berlebih. Tapi mungkin yang sering terlupa dalam imajinasi itu uang dan materinya itu membuat seseorang menjadi serakah atau haus untuk memiliki lebih dan kalau bisa terus memilikinya. Ada pula sifat sombong karena merasa banyak uang. Imajinasi ini yang sering tidak digambarkan dalam pikiran yaitu selalu ingin menjaga uang dan materi tersebut, ada kekhawatirkan uang dan materi itu berkurang atau habis. terus apa yang terjadi ? Sang pemilik uang atau mater selalu menjaga uang dan materinya, dan hadir ketidakpercayaan kepada orang lain. Hal ini dilakukannya 24 jam yang membuat hidupnya malah menjadi budak dan tidak mendapatkan kenyamanan hidup. Senang tapi tidak bahagia. Perhatikan orang yang memiliki banyak uang selalu menghabiskan uangnya dengan berbagai cara, dimana seringkali tidak memberi manfaat sama sekali dan bahkan sebaliknya bisa merongrong kehidupannya. Dari sini dapat dipahami bahwa apakah banyak uang yang diinginkan (kesenangan) atau ketenangan hati (bahagia) diinginkan ? Sebuah pilihan sebagai gaya hidup seseorang.


Mungkin bagi seseorang untuk memiliki banyak uang, umumnya mengindahkan cara berpikir Allah. Tapi kenyataannya cara berpikir Alla itu mutlak berlaku bagi semua hamba Allah. Salah satunya, Magic Word uang itu cenderung melupakan "kematian", bukan tidak percaya mati tapi tidak mempersiapkan kematian tersebut. Bayangkan saat seseroang meninggal dunia, apa sih yang dibawanya di dalam kuburan ? Apakah semua uang dan materinya di bawa ? Pasti tidak. BUkankah uang dan materi tersebut menjadi rebutan isteri dan anak-anaknya. Lalu pernahkah terpikir dengan logika, buat apa semua uang dan materi ? Setelah meninggal dunia, apakah uang dan materi itu menjadi penolong ? Pasti tidak. Karena semua itu tidak bisa dibawa kepada pengadilan Allah. Cara berpikir Allah membuktikan boleh banyak uang dan materi tapi itu adalah media untuk berbuat yang baik. Banyak uang dan materi itu bisa menjadi amal saleh atau sedekah, yang menjadi ukuran Allah. Bahkan orang yang mau berpikir cara Allah, uang dan materi itu bisa semakin kaya lewat amal saleh dan sedekah.

Bagi yang siapapun, yang belum merasa memiliki banyak uang. Nasehat di atas hanya sebagai nasehat baik, tapi saya sekarang butuh uang untuk kebutuhan hidup. Faktanya mungkin pesan itu tertuju kepada mereka yang sudah banyak uang dan materi. Yakinlah pesan di atas belaku bagi siapa saja, bagi yang belum banyak uang, jadikan selalu amal saleh dan sedekah itu dasar yang baik untuk memanfaatkan uang dan materi agar siap memiliki iman yang kuat dengan banyak uang. Bagi yang banyak uang, pesan ini untuk mengingatkan diri semua urusan kembali kepada Allah. Bersegeralah kembali kepad jalan Allah. 


Magic Word Uang, dan uang bukanlah tujuan utama. Tapi bayangkan saat semua orang merasa tentram dan nyaman, bukankah mendapatkan uang itu tidak menjadi beban dan bahkan ringan. Jangan sampai Magic Word Uang itu berubah kepada Magic Word Kebahagiaan diakhir usia. Jauh lebih baik menciptakan Magic Word Kebahagiaan dari sekarang. Insya Allah Magic Word kali ini dapat menginspirasi, memotivasi dan memberdayakan diri menjadi semakin baik setiap hari.

Munir Hasan Basri

Book Writer, Trainer, Motivator

9.11.24

Lisanmu adalah singamu

 Semangat pagi rekan-rekan, Insya Allah hari ini selalu ada kebaikan yang menyemangati diri dalam beraktivitas. 

Perhatikan setiap hari tiada lisan yang terucap maupun hanya dalam hati menghiasi langkah kehidupan setiap orang. Tidak hanya itu saja, tapi ada banyak hal lain seperti beraktivitas rutin dan bekerja. Tetapi bila didalami lebih lanjut, ternyata dalam beraktivitas pun mesti ada background lisan saya. Seperti saat ini saya sedang menulispun selalu ada yang saya pikirkan seperti ngomong sendiri. ini adalah lisan dalam hati. Lisan ini adalah salah satu penentu kualitas diri saya. Kok bisa ? Iyalah bukankah apa yang saya pikirkan (lisan yang tak terucap) maupun lisan langsung merupakan seluruh pikiran saya. Apa hubungan dengan kualitas diri ? Ada dong. Seluruh pikiran saya bisa disebut saya sendiri, saat isi pikiran tidak baik menjadikan saya tidak baik, dan sebaliknya isi pikiran baik maka hadirlah kebaikan dalam diri saya. Bukankah ini menunjukkan kualitas diri saya. Begitulah yang terjadi tentang lisan, dimana seringkali lisan itu lebih diperhatikan saat berisi yang tidak baik. Ada ungkapan yang mewakili itu "Hati-hati, lisanmu adalah singamu".


Mengapa yang sering diperhatikan itu adalah lisan yang tidak baik ? Bisa jadi karena memang inilah yang sering dirasakan dan berdampak tidak baik. Ada lisan yang dengan nada tinggi saja, bisa ditafsirkan seseorang itu lagi emosional. Dampak yang dirasakan secara umum adalah direspon dengan hal tidak baik juga, sangat bergantung kondisi seseorang saat itu :
1. Apakah dalam keadaan relax atau santai ? Kondisi relax mendorong seseorang merespon dengan hal baik. Kalau tidak relax, maka seseorang dalam kondisi emosional yang cenderung merespon secara emosional juga.
2. Apakah materi lisannya bisa mudah diakses oleh keadaan sadar atau tidak memiliki referensi di dalam pikiran ? Kondisi ini bisa membuat seseorang diam atau merespon karena gengsi dengan sok tahu atau malah berprasangka tidak baik.
3. Apakah seseorang memilki pikiran positif atau tidak positif ? Saat kebiasaan dan alam bawah sadar yang membentuk sikap seseorang itu positif, maka responnya cenderung positif, dan sebaliknya. 
Inilah beberapa kondisi yang mempengaruhi lisan seseorang. Bagaimana dengan Anda ?

Misalkan lisan atasan yang menegur bawahan yang terlambat,"Terlambat terus !" Lisan ini bisa jadi singanya, karena bisa menyinggung perasaan yang ditegur menjadi tersinggung, dan langsung menjawab,"Emang gue pikirin". Dalam hatinya,"ntar saya balas kalau dia telat. Sok disiplin, bos aja yang begitu". Sebaliknya lisan yang tadi bermaksud menegur keterlambatan menjadi berarti dan positif saat kondisi yang ditegur itu relax dan berpikir positif, kira-kira begini responnya,"Terima kasih nasehatnya, berikutnya saya usahakan tidak terlambat lagi". Bener kan apa yang terjadi begitu ? Lalu bagaimana kalau saya ngomong sendiri ? Sama juga. Misalkan saya bilang ke diri saya sendiri,"lagi males banget". Apakah lisan itu berhenti di situ saja ? Tidak, pasti ada jawaban selanjutnya dari saya sendiri. Bisa jadi jawabannya,"Wajarlah saya males karena capek habis kerja". atau saya membela diri saya sendiri,"nggak apa kok males, kan sekali-sekali aja".  kalau pikiran saya positif, maka saya menjawab,"nggak boleh males, ayo bangun dan beraktivitas lagi". Kalimat hati-hati Lisanmu adalah singamu, kata singamu berarti efek tidak baik dari lisan atau direspon dengan lisan yang tidak positif. Maka pesan itu diawali dengan hati-hati karena merasa khawatir berdampak buruk bagi diri sendiri dan orang lain.


Ada banyak kata yang terucap maupun yang tidak terucap, ada yang mengatakan sekitar 20.000 kata. Bayangkan kata-kata (atau lisan)  tersebut didominasi oleh makna tidak baik atau kata (lisan) tidak baik, maka dominasi ini menciptakan gambaran tentang orang tersebut. Menjadi baik kalau kata (lisan) didimoninasi oleh makna positif. Kata (lisan) tidak positif itu seperti virus yang mudah menyebar dan  menguatkan. Bayangkan saat lagi marah, kata (lisan) yang hadir adalah makna tidak positif dan bisa berkelanjutan dengan kata (lisan) tidak positif lainnya. Tetapi hal ini tidak terjadi begitu saja, dengan kata (lisan) positif. Dalam hal ini hati-hati lah dengan kata-kata (lisanmu) yang cenderungnya tidak positif. Untuk itu latihlah mengganti kata (lisan) tidak positif dengan makna positif. Latihan ini tidak mudah dan mesti kontinu.
Tidak ada orang yang ikhlas membuat diri saya sendiri menjadi semakin baik, tapi saya sendirilah yang membuat saya menjadi baik. Saat nasehat (lisan) orang lain kepada diri saya sendiri itu baik maupun tidak baik, tetaplah saya  saya bersyukur dan berterima kasih. Dengan prasangka baik, semua lisan itu menjadi berharga untuk membuat kualitas diri saya. 
Tulisan ini tidak lain hanya untuk mengkaji kejadian sehari-sehari agar memberdayakan diri saya sendiri dan pasti memotivasi diri. Kajian sekaligus memberi nasehat bagi diri sendiri tanpa perlu menunggu kata (lisan) dari orang lain. Ada kalanya saya lebih banyak sendirinya daripada berintraksi dengan banyak orang.  Kata (lisan) mu adalah dirimu.


 

8.11.24

Katanya mau memiliki banyak uang

 Semangat pagi semuanya, Insya Allah yang kurang gairah dalam bekerja, masih memiliki harapan sehingga apa yang dikerjakan masih terus menuju apa yang diinginkan.

Katanya mau, sebagai ungkapan bahwa saya masih menginginkan sesuatu. Tapi dalam kenyataannya Katanya mau sesuatu itu tidak dijalankan dengan benar. Lalu bolehlah saya bahas bagaimana caranya untuk meraihnya, atau saya perlu mengoreksi Katanya mau itu dengan benar. Contoh Hampir semua orang muslim Katanya mau ke surga, tapi kenyataannya apa yang dikerjakan tidak menuju jalan Surga. Malas Salatnya, sedekahnya kalau perlu, amal saleh tidak banyak dan banyak mengurusi dunia. Hal ini terjadi hampir pada semua orang, sepertinya tidak sadar tapi nyata tindakannya. Seperti contoh inilah yang sering terjadi dan saya pikir perlu ditinjau ulang. Penggunaan katanya mau adalah sebagai dorongan dan sekaligus sindiran (evaluasi) atas apa yang diinginkan untuk diluruskan dan dikoreksi atau disemangati lagi. 

Apa sih yang menjadi keinginan banyak orang ? Yang pertama biasanya termasuk saya, sangat  ingin memiliki uang banyak. Saya tulis dalam judul "Katanya mau memiliki banyak uang". Kayaknya perlu dikaji ulang "Katanya mau memiliki banyak uang". Ada yang bilang,"Kan maunya sudah jelas dan menjadi kebutuhan semua orang". Iya memang begitu. Tapi perlulah untuk mengkajinya. Pertanyaan pertama yang saya ajukan adalah Apa iya memang maunya banyak uang ? Iya dong. Apakah banyak uang itu bisa tercapai ? Pertanyaan membuat sedikit mikir untuk menjawabnya. Karena memang apa yang diinginkan itu begitu banyak bahkan tidak tahu berapa nilai uangnya seperti keinginan yang spontan dan tidak dipikirkan dengan mateng. Jawaban diplomatisnya, Insya Allah sih bisa diraih, doain aja. Jawaban diplomatis ini mulai menunjukkan "keraguan" tentang "Katanya mau memiliki banyak uang". Kalaulah diperoleh 100 juta, apakah ini disebut banyak uang ? Besar sih, tapi kalau bisa lebih banyak lagi. Mau berapa ? 200 juta ? atau 1 Milyar ? atau 100 ribu ? Disinilah mulai terlihat keinginannya menjadi kurang jelas, karena tidak menunjukkan nilanya. Padahal apa yang dikerjakan untuk meraih keinginan. Seandainya keinginan itu tidak jelas, maka tentu arah apa yang dikerjakan pun menjadi tidak jelas. "Katanya mau memiliki banyak uang" itu bisa jadi seseorang mendapatkan 100 ribu saja sudah besar, karena orang tersebut tidak memiliki uang sama sekali. Bahkan berapa yang didapat menjadi bernilai besar. Dari kajian pertama ini saja, "Katanya mau memiliki banyak uang" sangat perlu dikaji tentang nilainya. Tanpa ada nilai atau angkanya menjadi buram atau abu-abu untuk dijadikan keinginan.  Bayangkan kembali "Katanya mau memiliki banyak uang" atau ini lebih baik "Katanya mau memiliki uang sebesar 2 Milyar". Iya sih. 

Pertanyaan berikutnya, apa iya pengen uang 2 Milyar ? Pikir-pikir besar juga nilainya. Apa mungkin dicapai ? atau sampai kapan dapat meraihnya. Dengan sikap positif, ada yang bilang,"Uang 2 Milyar itu dijadikan motivasi dan kekuatan untuk meraihnya". Dari "Katanya mau memiliki uang 2 Milyar", apakah benar-benar bisa diraih ? Kapan mulainya dan kapan waktu yang ingin dicapainya (apa 1 tahun  atau 2 tahun atau memang sebisanya). Kajian ini pun mulai meragukan kembali tentang maunya. Ada cerita karyawan yang sampai pensiun pun tidak dapat meraih uang sebesar 2 Milyar tersebut. Jadi apa yang dilakukan bertahun-tahun itu memang mengacu kepada tidak ditentukannya waktunya (untuk meraihnya). Bayangkan "Katanya mau memiliki uang 2 Milyar dalam 3 tahun ke depan dari sekarang", Iya ya. Kalimat itu sangat memotivasi dan mendorong untuk meraihnya, hanya soal nilainya saja. Tentukan nilai yang bisa dicapai.

Kedua kajian di atas tentu ditujukan untuk memotivasi diri yang mampu diwujudkan dalam kerja atau tindakan nyata. Apa iya saat menginginkan sesuatu itu tak mungkin dicapai ? Ada sih beberapa orang yang benar-benar termotivasi dengan keinginan yang sangat besar dan sebagian kecil saja yang bisa mewujudkannya. Bagi orang yang normal saja, perlu mengkaji bahwa keinginan itu maunya dapat dicapai. Ada caranya sederhana untuk dapat meraih keinginan yaitu buatlah keinginan itu sangat mungkin diraih dalam waktu pendek. Misalkan "Katanya mau uang sebanyak 20 juta dalam tahun ini", suatu keinginan yang sangat mendorong melakukannya, hadir motivasi tinggi. kesampingkan penilaian banyak orang bahwa hal itu kecil dan gampangan. Yang menjadi concern adalah keinginan itu dapat diraih dan menggerakkan diri untuk dapat meraihnya dengan hal yang sangat mudah dan nyaman dilakukan. Kontinuitas keinginan ini bisa berlanjut (bertahap), saat keinginan pertama tercapai, maka ada dorongan untuk mampu meraih keinginan keduanya (selanjutnya). Hal ini dapat terjadi karena motivasi yang pertama mampu memotivasi lebih tinggi lagi untuk keinginan selanjutnya, ditambah lagi dengan pengalaman mampu meraih keinginan sebelumnya. Ada logika kalau saya mengerjakan begitu bisa meraih segitu. lalu saya tingkatkan lebih baik maka saya mendapatkan hasil lebih baik lagi dalam waktu yang lebih pendek. Bisa jadi keinginan berikutnya menjadi "Katanya mau uang 50 juta dalam setahun".   


Dari penjelasan di atas, "Katanya mau memiliki banyak uang" sudah bagus memiliki keinginan. Yang perlu diperhatikan tetap menjaga keinginan itu dapat dicapai. Mungkin tadinya hanya iseng bilang begitu, maka perlu dipoles dengan ilmu yang benar.

1. Ciptakan keinginan itu menjadi jelas, sesuatu yang bisa diukur. Untuk apa ? Agar bisa dimonitor dan dievaluasi serta bisa menjadi referensi pasti untuk dicapai. 

2. Jangan sampai sebuah keinginan itu untuk sekali seumur hidup, artinya perlulah untuk membuat periode waktu pencapaian dari keinginan. periode waktu ini bisa sangat mendorong dalam penyesuaian kerja dan aktivitas agar keinginan dapat diraih.

3. Dalam melaksanakan keinginan perlu memperhatikan semangat agar selalu terjaga. Semangat yang terjaga dapat mempertahankan atau meningkatkan apa yang dilakukan semakin baik menuju keinginan. Semangat menghadirkan energi dan motivasi, yang biasanya sangat bergantung kepada kekuatannya. Bayangkan cara berpikir manusia yang selalu ingin nyaman dan mudah terhadap apapun, sangat baik diperhatikan hal ini, termasuk dengan keinginan. Alangkah bersemangat dan termotivasinya saat memiliki keinginan itu dapat dikerjakan dengan mudah dan nyaman serta sangat mungkin diraih.  Persoalan keinginan yang tinggi itu merupakan tafsiran saja, keinginan yang tinggi itu dapat diraih dengan memilahnya menjadi keinginan kecil yang berkelanjutan. Kondisi ini sangat menyehatkan fisik dibanding memiliki keinginan tinggi yang mengalami tekanan.


4. Sesuatu yang tidak mungkin itu menurut seseorang, tapi sangat mungkin bagi Allah. Saat memiliki iman sekalipun kecil, mesti sangat percaya dan yakin Allah memenuhi keinginan (didoakan) hambaNya. Sekalipun keinginan yang kecil sertailah dengan doa, karena bisa jadi Allah lah yang menyempurnakan keinginan dapat dicapai dengan caranya Allah. Atau bisa jadi juga Allah mengabulkan keinginan yang tinggi itu untuk menguji keimanan seseorang. Saya dapat mengatakan bahwa keinginan yang tinggi, apa yang dilakukan untuk meraihnya, doa adalah serangkaian upaya untuk bersyukur kepada Allah atau meningkatkan iman atas nikmat iman, nikmat sehat dan nikmat ilmu. 


Ucapan itu sering berupa keinginan, keinginan itu adalah doa, doa itu sendiri ibadah. Alangkah indahnya keinginan itu mengandung hal baik dan bertujuan baik. Seringlah berucap yang baik yang menunjukkan sesering itu pula doa yang dipanjatkan kepada Allah, yang bisa menjadi ibadah kepada Allah. Allah Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan, dengan syarat hambanya berucap itu selalu mengikuti ucapannya dengan perbuatan yang baik dan menjalankan perintah Allah. Insya Allah kajian itu menjadi inspiratif dan bisa membantu mengkaji apa yang sudah dilakukan selama ini. Ini bisa menjadi motivasi, ini juga mendorong seseorang memberdayakan dirinya untuk menjadi semakin baik.

Munir Hasan Basri

Book Writer, Trainer, Motivator 

7.11.24

Menyemangati trainer terus berkembang

 Semangat pagi rekan-rekan, Insya Allah persoalan yang dihadapi hari ini diberikan solusi dengan terus menambah ilmu dan menerapkannya. Aamiin

Tulisan saya sebelumnya tentang pengalaman dunia training center dan trainer adalah Membangun training center dari nol, Mengembangkan training center, Menjadikan training center sebagai pusat informasi, Membangun training center sebagai pusat pelatihan, Meneruskan keberadaan training center, Membangun kemampuan trainer, dan Efek kemampuan trainer,  Membuat materi training itu mudah,  Training center untuk Manager dan Direksi, Training center menyelenggarakan Sekolah SPG, Membangun kemampuan Salesmen, Training center menciptakan manager sales, Training Center dibangun oleh pimpinan dan teamnya, New Product Launching by Training Center, Menyemangati trainer terus berkembang

Kali ini saya berbagi bagaimana mengembangkan team yang terdiri dari trainer untuk terus bersama meraih tujuan bersama. Dalam dunia bisnis sekarang ini yang kompetitif membuat setiap karyawan, juga termasuk trainer selalu ada godaan untuk pindah perusahaan dengan gaji yang lebih tinggi. Hal ini pasti ditrigger oleh kebutuhan keluarga yang tak bisa ditahan alias meningkat. Saat itu, saya dan team bisa dibilang tidak memiliki gaji yang tinggi. Saya sendiri mengalami dimana kebutuhan itu bisa mendorong untuk berpikir di tempat lain, tapi saya berpikir kalau saya sendiri bermasalah bagaimana dengan team (trainer) ?? Berantakan deh team yang sudah dibangun dan tidak mudah untuk membangun team baru sekalipun bisa. Butuh waktu dan proses kebersamaan yang menghabiskan waktu lama. Oleh karena itu, saya memutuskan menjadi motivator dan pemberi solusi bagi trainer dalam menghadapi permasalahan mereka.



Apakah bisa saya menyemangati trainer ? Bisa, tapi saya mesti menjadi motivator bagi diri sendiri. Motivator diri menuntut saya untuk terus belajar dengan visi ke depan jelas dan menjanjikan. Disinilah saya setiap malam belajar dengan membaca hal ringan untuk didalami agar menjadi inspirasi, inspirasi inilah yang memberi harapan saya untuk melakukan banyak hal untuk visi saya. Lebih jauh motivasi diri ini lebih saya terjemahkan sebagai pemberdayaan diri saya, dengan benar-benar menerapkan ilmu yang sudah saya miliki sehingga tercipta pengalaman yang menjanjikan. Saya terus menggali ilmu-ilmu baru dan pengalaman-pengalaman baru yang semakin memperkaya kemampuan saya, dan tak lupa sangat pun meningkatkan nilai ibadah saya kepada Allah. Alhamdulillah saya mampu menjadi motivator bagi diri saya sendiri, Saya ikhlas tetap bertahan di perusahaan dengan selalu berpikir selalu ada ilmu yang bisa saya raih dan saya pun saya mendapatkan ilmu dalam berbagi kepada team dan karyawan lainnya. Apa yang terjadi selanjutnya ? Saya memiliki berkemampuan tinggi yang menyebabkan saya dipercaya yang tadinya hanya sebagai manager training, lalu menangani call center, customer care, service center, dan berbagai program-program tertentu. Dengan amanah yang bertambah tersebut menjadi saya dipercaya menjadi GM dan akhirnya menjadi Direktur. Jabatan akhir ini menjadi kebanggaan saya di perusahaan karena semua itu diraih dengan perjalanan yang panjang 1997 - 2010. Saya mengabdi di perusahaan sekitar 27 tahun lamanya. Tak sia-sia juga apa yang saya lakukan, Allah mengizinkan dengan memberi gaji (rezeki) yang baik.



Berbekal diri yang produktif menjadi bekal saya menyemangati team saya (trainer) untuk terus berkarya bersama saya. Yang pertama saya selalu mengingatkan bahwa suasana team dan pengembangannya tidak pernah di dapat di perusahaan lain. Ada kebersamaan, ada ilmu dan wawasan, ada kepercayaan dan karya yang terus berkembang. Boleh saja mereka mau keluar dari perusahaan, tapi setelah itu mereka menjadi kangen dengan suasana team yang seperti saat itu. Ada sih satu trainer pindah perusahaan dan bisa meraih gaji lebih baik dan perusahaan yang lebih baik. Alhamdulillah apa yang sudah saya didik dapat digunakan. Kedua saya mengarahkan trainer dengan visi yang jelas untuk masa depan mereka dan juga saya. Dan ketiga saya terus mendampingi mereka dalam menjalani visi tersebut dengan banyak melakukan karya untuk karyawan dan siapapun yang membutuhkan. keempat saya mengajak mereka berpikir sebagai hamba Allah yang memiliki bos besar yaitu Allah, dimana trainer bekerja untuk bos besar. kerja sebagai amal saleh yang ikhlas mesti diwujudkan kepada bos besar (Allah), Insya Allah Allah memenuhi kebutuhan hambaNya. Saat itu saya membayar semua trainer untuk mengikuti training ESQ, hasilnya berdampak positif bagi mereka dalam bekerja.



Saya yang tadinya memiliki trainer 4 orang, satu trainer berpindah perusahaan asing. Saya menambah 1 trainer baru yang awalnya hanya sebagai merchandizer. Team baru ini benar-benar menjadi trainer hebat dalam membawakan training, dan sering menjadi partner MC bagi saya dalam acara-acara penting perusahaan seperti launching dan lainnya. 1 trainer wanita meninggal karena sakit kanker otak, orangnya periang dan selalu menjadi pembeda dalam melakukan training. 1 Trainer lagi menjadi manager sales. Tersisa 2 trainer, satu trainer wanita menjadi spesialis dalam demo masak. Semua anggota team saya mampu mengembangkan diri dengan baik dan menjadi "trainer" berkemampuan tinggi. Itulah yang saya lakukan menyemangati trainer untuk menjadi karyawan berkualitas. Tidak sekedar menyemangati saja, tapi mendidik dan mengembangkan diri mereka menjadi trainer plus-plus. Tidak hanya sebagai trainer, kemampuan mereka bisa adaptasi dengan pekerjaan-pekerjaan lain. Alhamdulillah saya merasakan kegembiraan dan juga merasa kehilangan dengan team karena beberapa tidak bersama lagi.


Menyemangati trainer lebih efektif dengan memberi teladan, contoh baik yang terus-menerus. Untuk itu, jadilah motivator yang update dengan visi masa depan yang bagus yang sekaligus menjadi pemberdaya diri sendiri. Tugas ini mesti tersemat juga bagi siapa saja yang menjadi pemimpin dan manager dan memiliki staf atau anak buah. Sekali lagi, ini ada pengalaman yang tak terlupakan bagi kehidupan saya, kadang ingin mengulanginya lagi. Saya sangat berkeyakinan dengan kemampuan saya, yang memiliki dimensi teknis dan religius, untuk selalu bisa menciptakan banyak hal, seperti menciptakan salesmen, manager sales, trainer profesional, karyawan produktif.     

Ada pengalaman lainnya ? Insya Allah saya berbagi lagi tentang pengalaman yang baik untuk dijadikan referensi dan inspirasi bagi produktivitas kerja. 

Munir Hasan Basri

Writer, Trainer, Motivator                                                                                                                                                                                                                                                                                             

6.11.24

New Product Launching by Training Center

 Semangat pagi rekan-rekan, Insya Allah tidak hari tanpa kerja produktif menjadi kebiasaan yang terus dikembangkan menjadi nyata dan bermanfaat. Aamiin

Tulisan saya sebelumnya tentang pengalaman dunia training center dan trainer adalah Membangun training center dari nol, Mengembangkan training center, Menjadikan training center sebagai pusat informasi, Membangun training center sebagai pusat pelatihan, Meneruskan keberadaan training center, Membangun kemampuan trainer, dan Efek kemampuan trainer,  Membuat materi training itu mudah,  Training center untuk Manager dan Direksi, Training center menyelenggarakan Sekolah SPG, Membangun kemampuan Salesmen, Training center menciptakan manager sales, Training Center dibangun oleh pimpinan dan teamnya, dan New Product Launching by Training Center

Jumpa lagi dengan berbagi pengalaman yang dapat dijadikan inspirasi dan referensi dalam mengembangkan training center dan kemampuan trainer. Ini pengalaman yang tidak mudah, tidak ingin menjadi multitasking, tapi keadaan yang mendorong untuk bisa menguasai berbagai aspek dalam pekerjaan. Yang pasti semua ini terjadi usaha maksimal untuk mengembangkan diri semakin baik dan diizinkan Allah. Pengalaman ini adalah saya dan team training SLC yang tak terlupakan, yaitu melakukan New Product Launching dan team training menjadi team utama. Saya membayangkan acara yang tidak mudah dan memakan waktu dan tenaga, berhadapan dengan bos-bos dealer seluruh Indonesia, wartawan dan pimpinan perusahaan. Ada artis, ada para engineer Jepang dan banyak pihak yang terkait. Saya juga mempersiapkan press release untuk media dan menghadapi wartawan yang diperkirakan banyak pertanyaan yang tidak terduga.

Mulailah saya dan team membuat video (presentasi) tentang produksi produk dan aspek teknis lainnya. Saya melakukan interview kepada team pabrik tentang produksi dan hal teknis terkait. Bermodal HP yang cameranya bagus, pembuatan Video berlangsung lancar. Ada proses editing sendiri dan penambahan music, jadilah Video yang bisa dibanggakan. Ini peran pertama yang saya dan team lakukan untuk acara besar New Product Launching. Untuk Video ini, saya dan team juga menyediakan kit untuk presentasi di saat acara, dan ada beberapa hal yang perlu disiapkan terutama untuk kebutuhan Launching. 

Peran lain yang diamanahkan kepada saya dan team adalah mempersiapkan materi presentasi dengan mensinkronkannya dengan audio sistem. Tidak hanya ada presentasi saja, ada team dancer yang ikut menyemarakkan acara puncak Launching. Tak hanya itu saja, Saya menjadi MCnya. Kebayang deh "deg-degan"nya, yang tak terbayangkan begitu "sibuk" mengkoordinasikan dengan artis, dancer, operator sound sistem  dan tentu yang BOS yang pengarah acara dibalik layar. Dari pengalaman sebagai trainer sangat membantu saya untuk menjadi MC. Tidak hanya MC formal, tapi juga mesti entertaimen agar suasana acara menarik. MC juga memandu acara di panggung dan acara di luar panggung seperti tour guide ke bagian produksi, penjelasan produk yang disiapkan di ruangan show room, dan juga mengantarkan peserta untuk bermain dengan permainan yang sudah disiapkan. Alhamdulillahnya semua team saya berperan baik dalam acara tersebut. 

Acara Launching dilakukan beberapa kali untuk berbagai dealer yang dikelompokkan dalam wilayah atau jenis dealernya. Dari beberapa kali acara launching ini semakin menguatkan diri saya dan team bahwa acara besar itu bisa dikerjakan. Selepas acara launching di Jakarta, saya dan team berkeliling Indonesia untuk melakukan untuk seluruh dealer masing-masing Cabang yang tentu semua dealer kecil bisa merasakan acara launching di daerah. Ilmu yang menarik adalah bagaimana saya dan team meramu memarketing produk yang awalnya teknis dan bisa diterima (disampaikan) dengan bahasa pelanggan. Tidak mudah, kalau ngototnya orang teknis yang meminta hal teknisnya dijadikan referensi, sedangkan disisi pelanggan "tidak mau tahu" atau tidak ingin tahu masalah teknis dengan bahasa teknisnya. Saya dan team menciptakan bahasa gaul yang mudah dimengerti oleh pelanggan. Pengalaman ini menjadi nyata setelah saya melakukannya, dan semua itu menjadi referensi saya dan team untuk dideliveri bagi acara marketing dan training kepada team salesmen. 



Ada persiapan kecil yang mesti juga saya dan team perhatikan, diantaranya penampilan diri. Ada mesti melakukan beberapa kali latihan, pakaian yang menarik dengan warna "norak", serta suara yang bisa "menarik" bagi audien. Soal pakaian yang warna yang norak yang banyak orang kurang menyukainya, tapi bagi saya hal mesti menyenangkan bagi saya. Bagian yang mesti dilakukan yang juga membuat saya semakin pede. Yang namanya persiapan pastilah dirancang dengan "sempurna", tapi dalam acara yang sesungguhnya, ada saja "keseleo" lisan dan "kesalahan" sistem videp" yang tidak berfungsi dengan baik. Disinilah saya berlatih juga mengantisipasi acara tetap berjalan dengan plan-plan yang sudah disiapkan maupun spontan. Ada kejadian yang saya sport jantung, saya berangkat ke tempat acara tidak membawa sepatu dan tidak memungkinkan untuk balik mengambil sepatu. Akhirnya saya membeli sepatu baru dan cukup mendebarkan selama menunggu toko sepatunya buka. Dalam acara launching seperti ini, peran saya dan team selalu mendekat diri kepada dealer untuk "dirayu" untuk memasarkan produk. Disini saya dan team mampu mengeksplore semua kemampuan untuk mensukseskan acara dengan lancar dan juga mampu memikat dealer menjual produk.



Pengalaman launching Produk menjadi pengalaman yang ternilai, apa iya training center menjadi team utamanya ? Disinilah terasanya bahwa mengembangkan kemampuan tidak hanya di bidang yang ditugasi saja sebagai trainer, juga perlu mengembangkan diri dilain bidang. Semakin kaya kemampuan yang dimiliki semakin menguatkan nilai sebagai trainer dan training center. Ada pengetahuan humas dan public speaking yang memperlancar cara dan berkomunikasi dengan banyak orang (wartawan dan orang-orang sales yang tidak begitu suka dengan bahasa teknsi), marketing yang membuat saya mampu menciptakan (bahasa teknis menjadi bahasa pelanggan) pemasaran produk, ilmu salesnya yang nyata-nyata menjadi kemampuan utama sebagai trainer, ilmu yang terkait dengan presentasi yang berhubungan video, audio dan presentasi menarik dan hal-hal lainnya. Semua pengembangan kemampuan itu tidak instan jadi, tapi dilakukan secara kontinu yang semakin hari semakin meningkat. Yang pasti saya dan team memiliki keberanian untuk action dan memiliki sikap untuk terus memperbaiki diri.



Inilah kisah pengalaman bukan ingin menjadikan training center menjadi team product management atau team marketing atau EO. Tapi beruntunglah saya dan team mengambil peran tersebut, yang benar-benar menjadikan saya dan team memiliki kemampuan tersebut dan saya dan team siap untuk itu. Apakah semua orang bisa menjadi seperti itu ? Semua orang memiliki pilihan dan boleh menjadi seperti atau juga bisa tidak menjadi seperti itu. Kalau bahasa orang berduit, apapun bisa dibayar kepada profesional. Iya kalau ada uangnya, kadang uang ada tapi kadang acara tidak serasa milik (karena profesional itu tidak menjiwai produk dan perusahaannya). kadang ada teamnya tapi tidak ada kesempatannya, atau yang paling realistik adalah memberdayakan karyawan menjadi profesional dan biaya pun sangat minimalis. 

Munir Hasan Basri

Book Writer, Trainer, Motivator

 

3.11.24

Training Center dibangun oleh pimpinan dan teamnya

  Semangat pagi rekan-rekan, Insya Allah hari ini selalu petunjuk untuk terus kreatif dalam menyikapi dan menjalani hidup ini. Nggak salah untuk berdoa agar mendapatkan petunjuk dengan mempersiapkan diri untuk menerimanya. Jadilah pelaksana bagi ide kreatif diri sendiri. Insya Allah jadi pengalaman dan amal saleh.

Tulisan saya sebelumnya tentang pengalaman dunia training center dan trainer adalah Membangun training center dari nol, Mengembangkan training center, Menjadikan training center sebagai pusat informasi, Membangun training center sebagai pusat pelatihan, Meneruskan keberadaan training center, Membangun kemampuan trainer, dan Efek kemampuan trainer,  Membuat materi training itu mudah,  Training center untuk Manager dan Direksi, Training center menyelenggarakan Sekolah SPG, Membangun kemampuan Salesmen, Training center menciptakan manager sales, dan Training Center dibangun oleh pimpinan dan teamnya.

Kali ini saya ingin berbagi pengalaman membangun Training Center dengan usaha sendiri sebagai pimpinan dan team tanpa banyak campur tangan dari manajemen. Alhamdulillah saya berada di Training Center dengan kewenangan yang penuh, mau diapain itu Training Center terserah. Mungkin manajemen tidak memahami peran Training Center atau memang tidak punya waktu untuk itu. Manajemen hanya bilang, bagus dan kembangkan terus. Hasilnya baik dari Training Center menjadi nilai positif bagi manajemen. Atas kondisi di atas, saya sebagai manager Training Center saya merasa terpancing untuk mengembangkan sendiri Training Center menjadi semakin berarti. Bayangkan untuk menciptakan Sekolah SPG, saya tidak perlu izin kepada manajemen. Saya hanya ciptakan sekolah SPG dengan kerja bareng manager sales dan dijalankan, dan syukurnya tidak ada biaya yang berarti untuk menjalankan program sekolah SPG tersebut. Alhasil manajemen hanya melihat dan menikmati hasilnya (penjualan dan kesediaan SPG).

Untuk mengembangkan diri, saya bersyukur memiliki kemampuan belajar otodidak yang tinggi disamping itu saya mengikuti berbagai pelatihan dasar yang diperlukan. Saya pernah mengikuti pelatihan hypnosis, menembus batas dan beberapa pelatihan spiritual  dengan biaya sendiri. Kok saya mau ? Hal ini saya lakukan karena saya sendiri ingin berkembang tanpa perlu mengharapkan bantuan manajemen. Kebijakan ini disukai semua manajemen, tapi bagi saya adalah saya penentu masa depan saya sendiri. Dari sini saya menerapkan apa yang saya pelajari untuk diberikan kepada perusahaan yaitu membangun Training Center yang berkemajuan. Bahkan saya menyicil membeli peralatan presentasi untuk diri sendiri dan digunakan juga di dalam Training Center, seperti Infocus, peralatan sound system. Saya membeli semua itu bertahap dari satu peralatan ke peralatan lainnya. Setelah itu saya sudah siap melakukan training dengan peralatan yang lengkap (video dan audio system). Salah satu penerapan dari pengembangan diri saya tersebut adalah saya membuat materi training sendiri, seperti manajemen emosi, hypnoselling, dan lainnya. Yang terjadi adalah perspesi tentang hypnosis menjadi keahlian saya. Banyak yang berpikir seperti halnya di TV. Bahkan ada beberapa manajemen yang "khawatir" dengan saya, karena takut di hipnotis. Padahal kekhawatiran tersebut terjadi karena lemahnya pengetahuan mereka tentang hipnotis. Dalam setiap training saya menggunakan ilmu hipnotis dengan NLP sehingga training berjalan dengan baik.

Beberapa kebijakan lain yang saya jalankan seperti membeli buku setiap bulan. Saya dan team saya diminta untuk berkunjung satu kali dalam sebulan ke toko buku agar mengupdate pengetahuan walaupun hanya baca atau bi juga membeli buku. Kebijakan ini sangat berarti bagi Training Center, karena terbangun kemampuan yang update dari trainernya yang tentunya berdampak positif bagi kelangsungan training yang dilakukan. Apakah program ini didukung oleh manajemen ? Saya jalankan saja tanpa perlu persetujuan, tapi hasilnya positif bagi Training Center dan perusahaan. Saya berpegang hanya perlu biaya sedikit saja, tapi hasil besar. Apa yang terjadi setelah sekian tahun, buku semakin banyak. Buku-buku yang dikumpulkan dijadikan perpustakaan kecil di kantor. Lalu saya pun menghimbau manager atau direksi untuk menyumbangkan buku-buku bagi perpusatakaan dan mereka merespon dengan positif, semakin banyaklah  bukunya. Perpustakaan tersbut saya buka untuk karyawan, ada yang pinjam dan baca diperbolehkan. Salah satu buku favorit pernah dijadikan materi training dari Training Center adalah "Who Moved my Cheese", "Pemburu dan Petani", "QBQ", buku-buku dari Rheynald Kasali, bukunya Mario Teguh, bukunya Sandy Mc Gregor dan lainnya. Materi training saya buat dengan menarik dimana memaksimalkan Microsoft Power Point dan tentunya gaya masing-masing trainer dalam menyampaikan materi. 


Trainig Center juga mengembangkan persoalan yang dihadapi karyawan seperti kemampuan SPG, kemampuan admin, dan karyawan lainnya. Saya dan team selalu menerima masukan apa yang mereka inginkan. Ada yang bilang, "motivasi dong biar semangat kerja" dan ada juga yang bilang, "manajemen stress", "biar disukai semua orang", dan banyak lagi. Awalnya masukan tersebut cukup merepotkan saya dan team. Membayangkan kerja rutin saja sudah sibuk, apalagi untuk merancang sebuah training. Dengan sikap terbuka yang kami miliki, ternyata kami pun siap mengakomodir semuanya dengan baik. Mulai dari masukan sampai terbentuknya materi training sekitar 1 bulan. Alhamdulillah apa yang saya dan team kerjakan memberi respon positif kepada karyawan selain sales. Setiap tahun sudah pasti ada pertemuan manager dan adminnya, saya dan team selalu memberikan pembekalan dalam pekerjaan mereka. Apakah program ini diminta oleh manajemen ? Ya nggak juga dan tidak ada juga peran langsung manajemen. Yang pasti manajemen senang karena semua sudah saya dan team kerjakan. Yang menarik pasti semua ini terlaksana karena trainer yang senang belajar otodidak, support perpusatakaan, selalu ingin membuat Training Center lebih maju, tanpa ada biaya yang besar. 


Dalam perjalanannya, saya dan team sudah melakukan out bound bagi karyawan sendiri dan karyawan dari luar perusahaan yang menjadi dealer atau distributor. Hal ini pun saya lakukan tanpa perlu didukung manajemen secara langsung. Acara berlangsung di hari Sabtu dan Minggu, dan Seninnya sudah bekerja seperti biasanya. Apakah ada biaya ? Biaya dibebankan kepada team sales penyelenggara (biasanya sales) sehingga Training Center tidak mengeluarkan biaya. Apakah biayanya besar ? Outbound bisa berlangsung dengan biaya rendah 5 jutaan. Bayangkan bila menggunakan jasa luar, out bound yang dihitung perorang bisa di atas 20 jutaan. Program out bound ini berisi tentang salesmansip, motivasi dan produk yang dikemas dalam permainan di alam terbuka. Hampir 99% peserta menyatakan positif dan bermanfaat bagi mereka (dealer) dalam menjual produk. Ada kedekatan penjual (dealer) dengan pusat info produk, tidak ada kekhawatiran atas pelayanan dan mereka pun merasa nyaman. Bahkan ada beberapa dealer menjadi langganan setiap tahun untuk dijadikan gathering bagi mereka sendiri. Bagi sales menjadi menarik karena mereka bisa membuat program sales dengan outbound dapat meminta nilai penjualan tertentu. Alhasil program ini berhasil tanpa banyak keterlibatan manajemen, yang biasa malah bikin ribet. Program outbound ini pun terlaksana untuk karyawan seperti grup salesmen, grup SPG, grup service center. Sangat menarik dan menambah banyak pengalaman yang luar biasa.

Apa sih yang terjadi selama ini tanpa keterlibatan manajemen dalam mengembangkan Training center ? Saya sih merasa oke-oke saja dan bagi saya semua itu adalah pembuktian kualitas siapa saya. Bisa membangun dan memberi kontribusi positif bagi perusahaan berupa produktivitas kerja karyawan. Tentu dalam pengembangannya, saya mesti mampu menyerap situasi dan kondisi perusahaan. Dan akhirnya apa yang saya alami menjadi pengalaman berharga sampai sekarang, terutama kemampuan saya dalam mengembangkan materi atau issue yang diperlukan. Keterbatasan yang saya alami adalah uang. Saya membayangkan apa yang saya lakukan mendapatkan dukungan penuh dari manajemen, maka hasilnya menjadi lebih kaya dalam kemampuan dan hasilnya menjadi lebih cepat dan yang pasti berdampak positif bagi karyawan.


Kesimpulannya adalah Training center ditentukan oleh pelaku di dalamnya. Lihatlah apa  yang dihasilkannya dan apa yang ada didalamnya. Oleh sebab itu sangat menentukan keberlangsungan Training center dari sisi kemampuan pelaku di dalamnya dan kemampuan untuk mengembangkan diri. Lakukan hal sederhana dalam training dengan "minimal biaya" dan selalu buktikan hasilnya. Karena hasilnyalah yang memberi penilaian terhadap Training center. Hindari kerja yang seperti sibuk tapi tidak memberikan kontribusi yang update.

Mau tahu cerita lainnya, ikuti saja tulisan saya berikutnya.

Munir Hasan Basri

Writer, Trainer, Motivator

Featured post

Trainer yang menginspirasi

Semangat pagi rekan-rekan, Insya Allah apapun yang dilakukan dapat mengantarkan kepada keikhlasan. Aamiin Tulisan saya sebelumnya tentang pe...