Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Produktivitas dan manajemen syukur

 Beberapa orang berpersepsi bahwa manajemen syukur yang berasal atau didasarkan agama tidak mensupport dalam produktivitas kerja. Agama hanya mengurus kehidupan akhirat (iman, ibadah dan amal saleh), sedangkan kerja dan produktivitas yang mengatur teknis kerja untuk hasil yang baik. Tetapi apakah begitu ? Agama itu memberikan petunjuk hidup termasuk kerja dan bahkan Allah menyatakan bahwa Dia yang mengurus segala hal di dunia  ini, mengizinkan semua terjadi termasuk kerja, ilmu Allah terdapat di semua hal dan apa yang kita peroleh (ilmu) saat ini adalah apa yang Dia kehendaki. Dengan demikian bahwa Allah dengan manajemen syukurnya adalah petunjuk untuk bersikap dan berperilaku yang benar sebagai manusia.

Di zaman dahulu, ilmuwan Islam merupakan orang yang mendasari Al Qur'an sebagai petunjuk untuk menggali dan menemukan ilmu (Ilmu kedokteran, ilmu arsitek, ilmu bisnis, ilmu matematika dan sebagainya). Ilmuwan seperti Ibnu Sina sebagai ilmuwan kedokteran Islam sangat menguasai Al Qur'an. Sebenarnya Iman - manajemen syukur - produktivitas itu sejalan.

Kalimat bersyukur yang menghasilkan nikmat bermakna, bersyukurnya itu bekerja/beraktivitas dengan ilmu dan petunjuk Allah (proses yang benar), dimana hasilnya (tambah nikmat) itu benar-benar menghasilkan hal baru. Bersyukur ini tidak berhenti di saat itu saja, tapi menjadikan bersyukur yang lebih baik lagi agar nikmat (hasilnya) bertambah besar lagi. Keadaan ini menjadikan proses (bersyukur)nya menjadi produktivif karena setiap periode bersyukur berubah menjadi lebih baik. Apakah ada orang yang hanya bersyukur hari ini saja ? Pasti tidak, karena orang ingin hidupnya lebih baik lagi setiap hari. Maka bersyukur itu pasti terus-menerus.

Belum beriman kita bila tidak didukung ilmu dan petunjuk Allah. Menjadi sempurna itu iman kita jika diamalkan (amal saleh) yang terus-menerus. Artinya iman, ilmu dan petunjuk Allah, amal saleh terus berkualitas dan berkuantitas secara periodik.

Bayangkan seorang atasan atau pemilik perusahaan pasti suka dengan karyawan yang produktif,

a. Yang percaya kepada Tuhannya sehingga terhindar dari perbuatan buruk. Bertanggung jawab, disiplin, jujur dan suka beramal saleh (bekerja yang baik).

b. karena memiliki sikap dan perilaku positif dengan prasangka baik dengan siapapun (terutama kepada Allah). selalu bersyukur dengan nikmat yang ada dan memaksimalkan pemanfaatannya.

c. Yang mampu mengendalikan emosional sehingga dapat bekerja dengan cerdas (pikiran sehat). Buah dari iman yang mampu mengaktifkan hati dalam setiap perbuatan.

Produktif dulu dengan ilmu atau bersyukur dulu ? Yang terbaik adalah bersyukur dengan manajemen syukur dan Insya Allah menjadi produktif.


Insya Allah kultum motivasi kali ini untuk selalu memberdayakan diri menjadi semakin berkualitas hidup kita. Dengan memahami agama sebagai petunjuk hidup di dunia dan di akhirat, maka kita menjadi terbimbing oleh Allah dalam hidup ini.


No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...