Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Curhat kepada Allah

 Dalam keseharian, anak perempuan jika ada masalah mengadu (curhat) maknya, masih bagus sih. Ada juga curhat sama temen cewek atau bahkan curhat ke temen cowok yang dipercaya. Curhat awalnya hanya sekedar ngobrol, lama-lama jika sudah asyik dan merasa nyaman ... keluar deh isi hati yang terdalam.

Sebenarnya curhatan itu sumbernya adalah masalah, sesuatu yang membuat dir tidak nyaman. Bisa karena orang lain tidak sesuai dengan keinginan kita, tidak mampu melakukan sesuatu sesuai keinginan, dan banyak lagi. Tidak selalu curhatan kita dapat direspon baik oleh orang yang mendengarkan, padahal harapan kita ada solusinya

Dilain waktu kita berdoa kepada Allah, ada yang berdoanya dengan panjang lebar tapi ada juga yang isi doanya standard-standard aja. In mau dibilang curhat juga iya, tapi memang tidak detail. Yang menjadi pertanyaan saat kita curhat, ada dalam pikiran kita tentang kepada siapa yang kita percaya untuk mendengarkan curhatan kita. Harapannya tidak terbongkar aib kita. Siapa dia ? Orang tua, temen (pacar), sahabat sejati ... atau Allah.

Dari orang tua, temen, sahabat sejati dan Allah ... mana yang kita percaya ? Ya pastinya Allah. Tapi dalam hidup tidak kita terapkan. Allah itu tempat kita bergantung apapun dalam hidup ini, Allah Asshamad. Allah yang mengabulkan doa kita (yang mengabulkan curahatan kita), Allah yang Maha Mendengar apa yang kita sampaikan ... masihkah kita curhat kepada manusia ? 


Yang perlu kita luruskan adalah setiap kita curhat, seringnya kita menunggu hasilnya. Padahal hasilnya ditentukan dari apa yang kita kerjakan. Semestinya setelah kita curhat, ikuti dengan belajar untuk mendapatkan ilmu/petunjuk agar curhatan kita ada solusi. Yang utama adalah belajar dari Al Qur'an, dan bisa juga bertanya ilmu kepada yang memahaminya (ulama, orang pintar dan pengalaman).  Kuncinya jika kita curhat, maka hal itu menandakan bahwa kita masih belum cukup ilmu untuk menghadapinya. Oleh sebab itu setelah curhat kita harus merubah perilaku agar hasil pun berbeda. 

Agar kita mampu meminimalkan curhat, belajarlah setiap hari, membacalah setiap, memahamilah setiap hari dan mengamalkan setiap hari Al Qur'an dan berada dalam majlis ilmu. Hindari belajar setelah adanya curhat. Insya Allah tulisan ini menjadi motivasi diri yang islami agar kita dapat menjalani hidup dengan lancar dan mudah. Inilah pemberdayaan diri menjadi semakin baik setiap hari. Kesibukkan kita mencari ilmu sudah mengantarkan kita kepada jalan menuju Syurga. Aamiin

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...