Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Berharap banyak ternyata tidak semangat

Dalam hidup selalu ada harapan, harapan itu merupakan keinginan kita. Harapan dari kerja untuk dapat banyak uang, tidak lain untuk mencukupkan kehidupan berkeluarga. Harapan itu kadang menyemangati dan kadang pula tidak menyemangati kita kerja. kalau dipikir-pikir, kita kerja (suami) dipaksa cari uang untuk keluarga. Apa iya ? Tapi memang itulah harapan menjalani hidup dalam berkeluarga.

Karena memang pendapatan yang stabil dari tahun ke tahun, sedangkan kebutuhan keluarga terus meningkat menjadi keadaannya tidak tercukupi. Saat seperti inilah, kita yang bekerja merasa agak turun semangatnya. karena yang didapat sudah pasti segitu, sedangkan kebutuhannya lebih tinggi. Begitulah harapan kerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga menjadi naik-turun.

Ternyata untuk membangkitkan semangat kerja lagi tidak mudah dilakukan. Dicari-cari semangat itu tidak ketemu dan hanya ada sedikit saja. Dipikir-pikir harapan hidup itu untuk keluarga ... tidak menguatkan semangat. Harapan satu-satunya adalah harapan kepada Allah. Kita mesti gantungkan harapan itu kepada Allah yang pasti janjiNya. 
Dengan dasar iman kepada Allah, kita percaya dan yakin bahwa Allah "membalas" kerja kita dengan keberkahan. Kalau hitungan logika pastilah uang hasil kerja itu tidak cukup, tapi berharap Allah mencukupkan kebutuhan kita.
Kita cenderung memikirkan segala hal secara logika, padahal kita masih punya hati yang jarang untuk ditanyakan (untuk memahami apa yang kita pikirkan). Rasanya hati yang memahami sesuatu dengan keyakinan dapat menumbuhkan semangat dan hati pun bisa membimbing pikiran (logika) untuk mengerjakannya. 
Motivasi kali ini mengajak kita untuk tidak bersandar 100% kepada logika, tapi mulai mengaktifkan hati yang juga bisa menjadi sandaran kita dalam menyelesaikan pekerjaan.

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...