Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

2.3.23

Hadirkan diri untuk terlibat dalam setiap perbuatan

 Apa yang terjadi saat kita berbagi atau sedekah ? Kita berusaha untuk ikhlas tanpa berharap balasan dari penerima, bukankah ini menjadi upaya menyempurnakan ikhlas dalam berbagi. Tapi mungkin ada yang mengalami seperti ini, senang dipuji saat berbagi, berbagi itu bisa jadi untuk menghindari penerima dari komunikasi saat itu. Atau ada juga merespon tidak baik atas reaksi penerima. Inilah keadaan dimana kita berbagi dan hadirnya emosional kita. Dimana kehadiran logika, bahasa tubuh dan hati ?

Kehadiran logika, bahasa tubuh dan hati hanya hadir sebentar saja. Apa yang terjadi setelah kehadiran tersebut ?

1. Diawal hati, bahasa tubuh dan logika hadir saat memulai berbagi, setelah itu ketiganya tidak dominan dan perasaan (emosional) mengambil alih dalam perbuatan tersebut.

2. Perasaan (emosional) kita selalu ingin tahu tentang bagaimana proses itu berlangsung (merasakan) dan bagaimana respon atas apa yang kita lakukan.

a. Saat kita berbagi, emosional merasakan susahnya proses berbagi sehingga sering memunculkan keraguan. 

b. Saat berbagi, emosional "melihat" reaksi orang terhadap kita. Kok kurang respect ? dibagi kok biasa saja, atau kok hanya sekedar mengucapkan terima kasih yang datar. Bahkan ada yang menolak halus pemberian kita dan bisa juga mereka malah meminta yang lain. Dan banyak lagi. Secara emosional kita hadir dalam proses berbagi itu, tapi disisi lain hati, logika dan bahasa tubuh tidak hadir dengan positif.

c. Setelah berbagi logika yang cenderung negatif menguatkan dominasi emosional saat berbagi. Logika kita bilang,"kalau begini ya cukup sampai disini aja, tidak ingin berbagi lagi". 

d. Akumulasi dominasi emosional yang cenderung negatif dan tidak terbimbing oleh hati membuat kita "berpikir" menjadi tidak sungguh-sungguh dan tidak ingin menginginkan proses berbagi sempurna.

Sebaiknya kehadiran kita (diri yang meliputi hati dan logika) dapat membimbing emosional dan bahasa tubuh yang positif. Misalkan saat berbagi hati selalu ingat Allah (ihsan) dengan terus membayangkan Allah Maha Melihat kita sehingga kita tidak ingin berbagi itu hanya sekedar formalitas saja, tapi mengundang hati yang bersilaturahmi, berempati, dan lainnya. Maka logika kita terus menggali kemampuan kita untuk hadir dalam berbagi dengan mudah dan ringan. Keadaan ini mengantarkan kita dengan perasaan senang.

Hati-hati dengan perasaan yang merasa mau cepat selesai, yang penting saya sudah lakukan, memikirkan pekerjaan lain, dan sebagainya, karena semua itu mengalihkan fokus untuk hadirnya hati, logika dan bahasa tubuh yang positif.

Dalam shalat juga menjadi tidak berkualitas, karena kita ingin cepat selesai shalatnya, yang penting saya sudah shalat dan merasa tidak penting dengan kualitasnya. Hanya dengan menghadirkan hati saja, shalat itu menjadi bermakna. Misalkan bagaimana hati memahami bacaan shalat sebagai doa kita kepada Allah. Maka perasaan (emosional) kita sangat senang membayangkan doa itu dikabulkan Allah. 

Kerja kita ? Kalau sudah dekat waktu pulang kantor, kita sudah terbius untuk bersiap pulang. Sebaliknya di saat kita memulai pekerjaan membuat kita merasa berat dan susah. Bayangkan jika hati hadir dalam kerja tersebut, memulai kerja itu bagian penting dari rasa syukur kepada Allah sehingga kita bersegera bekerja dan memberikan yang terbaik. Yuk berlatih menghadirkan diri (hati) dalam setiap perbuatan kita.

Dmikian kultum motivasi kali ini untuk selalu memberdayakan diri menjadi semakin menikmati kehidupan dengan mudah dan ringan. Sekalipun yang kita hadapi itu besar dan banyak masalah, maka sikap dan perbuatan tetap dengan selalu menghadirkan hati yang besar sehingga apa pun yang diperbuat menjadi mudah dan ringan


1.3.23

Berharap pasti kecewa

 Apa yang Anda pikirkan saat mengerjakan pekerjaaan ? Bisa jadi banyak yang berpikir apa Anda bisa mengerjakan pekerjaan itu benar. Lalu fokus Anda tertuju kepada hasilnya. Walaupun Anda tahu tenatng pekerjaan tersebut tidak dikerjakan dengan sempurna, tapi selalu berharap hasilnya baik. Apa bisa ? Fokus kepada hasil menjadi lebih besar daripada fokus melakukan kerja dengan lebih baik.

Perhatikan mereka yang kerja yang "tertekan" harus selesai dengan hasil yang sesuai harapan. Apa yang terjadi ? Mereka tidak mendapatkan keadaan yang membuat situasi nyaman sehingga apa yang dikerjakan yang terbaik. Keadaan ini cenderung membuat capek dan sering kecewa. Kerja yang melelahkan dan hasil yang tidak direspon lebih baik sudah cukup mendorong kita untuk kecewa. Bagaimana sebaliknya ?

Anda boleh mempraktekkan. Apa itu ? Buatlah suasana menjadi nyaman dan mengerjakan dengan efektif, step by step. Tekanan paling minimal, dan suasana ini membuka hal untuk mengerjakan lebih baik. Keadaan yang membuat kita selalu ingin memberikan yang terbaik dalam kerja, dan hasil mengikuti. Suasana ini sejalan dengan alam bawah sadar kita.

Pilih yang mana ? Insya Allah kultum ini membuka pikiran kita untuk menjalani hidup dengan lebih baik. Kultum motivasi yang memberdayakan diri.

Suasana  

28.2.23

Tidak ada hari tanpa capek

 Setiap orang selalu merasa capek setiap hari, wajar dong ? Pastilah ada capeknya, baik yang kerja sungguh-sungguh atau tidak maupun yang pengangguran. Bagaimana itu bisa terjadi ? Kerja atau tidak kerja tubuh kita memerlukan energi yang cukup. Energi yang tidak cukup itu membuat kerja menjadi tidak tuntas, alias capek. Lalu apa yang membedakan capek setiap orang ?

Yang tidak bekerja bukan berarti tidak beraktivitas, pasti ada aktivitasnya. Bisa jadi aktivitasnya tidak banyak atau berat, tapi pikirannya menguras energi. Pikiran dan aktivitas banyak bertentangan, pikiran maunya kerja dan tubuh merasa tidak ada yang dikerjakan, konflik ini menguras energi. Itulah capeknya orang tidak bekerja.

Bagi yang bekerja, ada kesungguhan dalam mengerjakan pekerjaannya. Yang bekerja sungguh-sungguh pasti merasa "puas" saat capek itu hadir dipenghujung hari. Inilah perbedaannya dengan yang tidak ada pekerjaan. Hati-hati, kita jangan terpengaruh kepada "kemalasan kerja" karena capeknya menjadi luar biasa tanpa hasil. Keadaan inilah yang bisa mengundang orang sedikit kerja tapi berharap hasil banyak.

Jika capek itu ada, mengapa kita tidak memiliki sikap positif ? Tidak perlu merasakannya, tapi cukup disikapi dengan memberi asupan energi baru atau beristirahat. Keadaan Capek mengundang kita menjadi emosional, tidak mudah untuk berpikir logis. Yuk kita bangun sikap positif saat capek dengan bersyukur bahwa kita sudah melakukan sesuatu yang positif dan memberi kebaikan kepada kita sendiri. Dan lanjutkan sikap terhadap capek itu dengan pikiran logis yaitu menambah energi dan beristirahat.

Kultum motivasi kali ini terus ingin memberdayakan diri menjadi manusia positif dengan apapun yang kita hadapi, baik yang positif maupun yang negatif. 

27.2.23

Zikir itu tidak hanya ingat tapi dekat

 Zikir kepada Allah menunjukkan kesungguhan saya untuk mengingat Allah, baik itu berupa lisan atau perbuatan. Lisan atau perbuatan saya dalam mengingat Allah mengandung makna saya sadar terhubung dengan Allah. Maka tidak lain zikir yang sebenarnya adalah sadar terhubung dengan Allah, menyebut nama Allah, ingat Allah, dan semakin dekat kepada Allah.

Saat shalat sebagai zikir kepada Allah, maka shalat itu mesti sadar terhubung kepada Allah, menyebut (ingat) nama Allah, merasakan kehadiran Allah, dan semakin dekat kepada Allah dalam setiap bacaan dan gerakan shalat saya. Sudahkah saya shalat sebagai zikir kepada Allah ? Mulailah berlatih memahami bacaan shalat agar dapat merasakan lisan dan hati tersambung dengan benar. Bacaan itu dapat saya maknai dengan hati yang tunduk dan selalu memuji Allah sehingga diri saya merasa selalu ingat dan dekat dengan Allah. Efek dari shalat pun mesti saya rasakan membuat saya tetep ingat dan dekat dengan Allah, yang mendorong saya ingin shalat lagi. Inilah pemahaman saya dan sangat ingin mewujudkannya. Selalu ada setan yang menghalanginya, dan tetaplah iringi dengan doa.

Bahkan doa yang juga sebagai zikir kepada Allah, selalu semakin ingat saya kepada Allah dan dapat merasakan kehadiran Allah (dekat). Bukankah saat berdoa saya yakin tersambung kepada Allah ? Sama halnya pula zikir yang lain seperti istighfar. Semua zikir mesti membuat saya terhubung dengan Allah, semakin ingat dan semakin dekat.

Dalam setiap zikir mesti diawali dengan sedikit "memaksa", lalu memahami makna zikir, merasakan zikir dan semakin hari semakin merasakan kehadiran Allah (selalu diingat dan dekat). Insya Allah semakin hari Allah berikan hidayah untuk mampu berzikir dengan benar

Insya Allah kultum ini mampu memberdayakan diri untuk semakin bertambah iman saya. Hal ini dapat menjadi motivasi semakin banyak berzikir dan beribadah.

26.2.23

Sakit itu baik buat diri sendiri

 Dalam hidup ini kita kadang mengalami sakit, susah, dan masalah atau musibah. Bagaimana saya bersikap dengan hal tersebut ? Sesuai kondisinya, jika sakit saya bertahan untuk sembuh dengan istirahat dan baru ke dokter saat sakitnya semakin parah. Jika ada kesusahan, maka meminta bantuan mereka yang lebih paham. Dan bersabar saat terjadi musibah. Semua itu seperti berjalan baik, apakah iya ?

Secara logika di atas, saya menjadi orang yang dapat mengatasi semuanya. Tapi saat saya mengalaminya, tidak mudah. Saat sakit, ternyata sakitnya membuat saya tidak nyaman dan banyak hal negatif yang hadir saat sakit. Kok bisa ya saya sakit ? Saat uang saya tak cukup bayar dokter, maka saya diamkan sakitnya dan berharap bisa sembuh seiring waktu. Sakit saya itu membuat saya terhambat dalam kerja dan membuat saya tidak nyaman. Saya berusaha tetap kerja sekalipun sakit, tak ada pilihan. Begitulah apa yang terjadi saat sakit, demikian juga dengan kesusahan dan musibah. 

Terus apa yang bisa saya lakukan ? Saat sakit hadir, maka mau tidak mau saya mesti menerima sakit dengan ikhlas. Sekuat mungkin tidak mengeluh tentang sakitnya, dan wajarlah kalau ada rasa sakit yang dikeluhkan sesaat. Tidak mengeluh itu sebagai tanda penerimaan sakit dengan ikhlas. Menyakini bahwa sakit itu diizinkan Allah untuk diri saya, untuk mengingatkan saya tentang hidup sehat itu baik dan mesti dipelihara. Saya sakit karena ada hal yang salah dalam mengelola hidup saya sehingga terjadi sakit. kesalahan itu adalah dosa (mengabaikan nikmat Allah sehingga Allah cabut kenikmatannya). Bersyukur pula atas sakit, karena Allah ingin membersihkan diri saya dari dosa dan kesalahan. Atas dasar itulah saya mesti banyak melakukan kebaikan, mulai dari memohon ampun Allah dan berbuat baik dalam hidup lewat ibadah dan amal saleh (kerja yang semakin dirahmati Allah).

Saat saya beriman kepada Allah, maka saya mesti memelihara iman itu dengan menjalankan petunjuk Allah. Beribadah dan beraktivitas (amal saleh). Bukan berarti juga yang tetap sehat itu tidak ada kesalahan atau dosa. Setiap manusia tak lepas dari dosa dan kesalahan. Sikapilah untuk selalu introspeksi diri dengan terus bersyukur saat tidak sakit, dan bersabar saat sakit.  Saat tidak sakit pun saya mesti juga ingin meminta ampun kepada Allah. 

Bayangkan saat sehat, dimana saya mendapatkannya lebih banyak dari saat sakit. Sakit mungkin hanya 1 minggu, sedangkan sehat mungkin bertahun-tahun. Kok saya lebih fokus sakit yang hanya sebentar dengan mengeluh dan sebagainya. Bandingkan sakit dan tidak sakit ... Alhamdulillah saya masih diberi sakit dan tak perlu khawatir. Insya Allah saya mendapatkan kebaikan dari apa yang saya alami, sakit maupun tidak sakit.

Kultum motivasi ini tidak lain untuk mengambil hikmah dari kehidupan saya. Saya mesti memberdayakan diri untuk selalu menjadi semakin sehat, semakin mudah dalam beraktivitas (hidup), semakin pandai menghadapi masalah. 

25.2.23

Saat yakin ada energi luar biasa

 Apa sih yang terjadi pada diri kita saat memiliki keyakinan yang tinggi ? Keadaan kita sangat senang, semua seperti nyaman dan sangat jelas apa yang dikerjakan. Keyakinan itu sangat percaya kepada apa yang dikerjakan itu dapat dicapai. Ada imajinasi dalam pikiran yang merupakan skenario yang dikerjakan. Semakin tinggi keyakinan itu semakin jelas imajinasi itu. Inilah yang membimbing kita dapat mewujudkan kerja nyatanya.

Yang menjadi pertanyaan adalah siapa yang menjamin keberhasilan apa yang kita yakini ? Tentulah Allah yang memberikan jaminan keberhasilan itu, BUKAN kerja keras dan bukan juga ilmu kita dan sebagainya. Jadi pastikan keyakinan apa pun mesti tertuju kepada Allah. Keyakinan bisa tumbuh dari selalu ingat kepada Allah dari berbagai ibadah dan amal yang kita lakukan atau Allah sendiri yang memberikannya.

Setelah kita yakin, maka hadirlah niat, semangat yang luar biasa dan diiringi dengan energi yang besar untuk melakukan kerja yang baik dan benar. Misalkan saat kita yakin kepada Allah yang memberikan jalan meraih rezeki dengan berdagang. Hadirlah imajinasi dalam pikiran untuk berdagang barang/jasa, ada kepada siapa kita belajar, bagaimana cara melakukan dan sebagainya. Skenario imajinasi dalam pikiran ini merupakan petunjuk yang mesti dijalani. Jangan sampai kita melewatkan imajinasi ini dan bercampur dengan kekhawatiran yang bisa menghapus semua imajinasi tersebut. Yang diperlukan hanya just do it now. Jika tidak just do it now, maka semangat dan energi yang luar biasa tadi terbuang percuma dengan banyak mikir dan ketakutan dalam pikiran.

Bayangkan kita memiliki sikap positif, langkah pertama dikerjakan dengan sempurna. Tak perlu mikir langkah kedua, tapi semua itu terlihat setelah menyelesaikan langkah pertama. Disinilah kita diuji sikapnya, masih yakin nggak ? Keyakinan dengan hasil langkah pertama sudah menambah semangat dan energi yang lebih besar. keyakinan ini mendorong kita melakukan langkah kedua. Tapi sebaliknya jika kita meragukan dengan hasil langkah pertama, maka keyakinan menjadi menurun dan melemahkan semangat. Energinya tidak cukup untuk menjalani langkah kedua. Begitulah seterusnya. Ada orang yang selalu berpikir bahwa hasil langkah pertama yang belum terlihat sering meragukan atas keyakinannya. Padahal hasil langkah pertama itu bisa jadi belum terlihat apa-apa hasilnya, tapi langkah pertama itu mesti dilalui dan diteruskan kepada langkah kedua. 

Keyakinan itu tidak berorientasi kepada hasil dari langkah demi langkah, tapi yakin bisa mengerjakannya. Karena keyakinan bisa mengerjakan langkah demi langkah adalah fokusnya bukan hasilnya. Hasil adalah akibat dari pekerjaan yang terus ditingkatkan lewat tahapannya. 

Kultum motivasi kali ini mengajak kita untuk selalu yakin sepenuh hati kepada Allah yang mengizinkan, memberi petunjuk, membimbing dan mengabulkan apa yang kita kerjakan. Jika memang ada keinginan dari dalam diri kita, maka yakinkan bahwa keinginan dapat dirahmati Allah. Hal ini untuk menumbuhkan keyakinan kita agar dapat mewujudkannya. Pelihara keyakinan kita dengan kontinu mengerjakan dengan semakin baik. Teruslah kita memberdayakan diri menjadi orang yang bersyukur.

24.2.23

Virus dipercaya

 Dalam kerja, banyak orang ingin mencari uang yang banyak. Seiring keinginan itu, karyawan pun berupaya mengerjakan pekerjaannya dengan sangat baik. Apa yang terjadi ? Karyawan dengan kesungguhan kerja itu mulai dipercaya. Kepercayaan itu menambah semangat karyawan untuk membuktikan kepercayaan itu dengan kerja produktif, dan amanah. Insya Allah sampai disini ada uang yang proporsional yang diperoleh.

Lalu karyawan mesti memiliki sikap positif (yang bener) agar kepercayaan itu bertumbuh. Salah satunya adalah memberikan hasil yang memuaskan atasannya, bentuk tanggung jawab yang dipercaya. Sikap positif mesti harus mengacu kepada kepercayaan BUKAN lagi karena uang. Apa yang terjadi jika masih bersikap mencari uang ? Maka karyawan suka memilih pekerjaan yang bisa dan disukainya. Yang tidak bisa ditolak dengan halus. Hal ini jangan terjadi.

Kepercayaan yang sudah dibuktikan, segera menular seperti virus dengan hadirnya kepercayaan berikutnya. Bayangkan apakah ada kepercayaan itu hanya sampai disitu aja ? Atasan segera memberi kepercayaan lain (bertambah). Seringnya di sisi karyawan mulai merasa berat dan menolak halus. Padahal salah satu juga langkah untuk memelihara kepercayaan itu adalah mengerjakan kepercayaan berikutnya. Ini membutuhkan sikap yang selalu positif. Bayangkan jika karyawan menolak kepercayaan lainnya, bisa jadi dapat menurunkan kepercayaan itu dan atasan memberi kepercayaan itu kepada karyawan lain

Kepercayaan demi kepercayaan menumbuhkan kemampuan dan memberikan hasil (uang) yang proporsional, bahkan ada yang merasakan bahwa kepercayaan itu sudah membuah karyawan bahagia (uang hanya pelengkap saja). Ada contoh sederhana, seorang kurir keuangan menjadi orang yang dipercaya karena kejujuran dan tanggung jawabnya. Jika kepercayaan ini dikerjakan dengan luar biasa (dengan menambah kemampuan), mak tak mustahil kepercayaan sebagai kurir itu mengantarkan kepada kepercayaan lain. Diberinya kesempatan untuk sekolah lebih tinggi atau kursus yang dapat membantu pekerjaan dari kepercayaan berikutnya. Dan soal kurir, biasanya pendidikannya tidak tinggi. Jadi bersiaplah untuk menjadi orang yang dipercaya.

Kultum motivasi kali untuk memberdayakan diri agar selalu menjadi pribadi yang kuat dan bahagia. Cari uang dalam kerja ? Carilah kerja-kerja yang membuat Anda menjadi orang yang dipercaya.

Featured post

Mencintai tubuh dengan perubahan kecil

  Semangat pagi rekan-rekan. Insya Allah hari ini diberikan kesehatan mental yang kuat untuk bertumbuh menjadi semakin sukses dan bahagia. A...