Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

9.12.22

Kerja ikhlas

 Apa yang Anda pikirkan tentang kerja ikhlas ? Ada yang bilang,"nggak mungkin lah. Kerja ikhlas itu sukarela dan tidak dibayar". Atau temen saya nimpalin,"kerja ikhlas untuk hal yang bukan kerja utama, misalkan membantu rekan kerja". Tidak mudah lah untuk kerja ikhlas. Terus gimana dong ? Ada hadist seperti berikut,"amalan yang diterima itu adalah yang ikhlas". Bahkan kita shalat pun masih berharap keinginan kita dikabulkan, apakah ini ikhlas ? Kita selalu berharap kepada Allah dan memberi jalan menuju semakin baik. Kita menuju jalan yang terus-menerus untuk ikhlas.

Kerja ikhlas dapat diwujudkan dengan mempersiapkan diri, yang utama adalah niatnya. Tidak mudah untuk langsung ikhlas, kita dapat memulai dengan kerja keras yang cenderung berharap menghasilkan sesuatu. Kerja keras atau beraktivitas yang luar biasa secara fisik dan dilakukan dengan kerja yang diulang, kerja yang ditambah, dan kerja yang meningkat. Kelelahan menjadi bagian dari proses kerja keras. Kekuatan dari kerja keras itu adalah tercapainya tujuan. Tidak banyak yang dapat meraihnya, kalau belum membuat orang memperhitungkan kerja kerasnya. Saat kerja keras, rasanya tidak mudah untuk diikhlaskan. Jadi tingkat kesulitan kerja keras dan hasil yang diperoleh membuat tidak mudah mengikhlaskan apa yang dikerjakan dan menerima hasil yang diperoleh.

Melewati kerja keras dengan meminimalkan faktor yang bisa membuat tidak ikhlas adalah mengurangi kesulitan dalam kerja. Kalau mudah, Insya Allah mudah juga ikhlasnya. Apa yang kita lakukan ? kerja cerdas. Selalu meingkatkan kemampuan yang lebih agar apa yang dikerjakan itu ringan. Tetapi dalam kondisi merasa mampu, kita suka menganggap kerja itu gampang dan diremehkan, dengan kata lain "sombong". Ada kalanya orang yang kerja cerdas bisa mengabaikan peran Allah untuk meraih hasilnya, sekalipun mereka berdoa (formalitas).


Bagaimana level berikutnya ? Kerja ikhlas, kerja yang menggunakan hati. Rendah hati dan terus ingin berbagi dalam banyak hal. Karena menggunakan hati maka kesombongan bisa dihilangkan dan hati selalu dekat dengan Allah. Karena hati yang bekerja, maka kerja kita hanya ditujukan kepada pemilik hati, orang lain atau siapapun adalah media untuk menuju Allah. Semakin hati kita berfungsi dengan bener, maka kerja ikhlas itu semakin terbuka untuk diwujudkan.


8.12.22

Bahagia hari ini dan berikutnya

Jumpa lagi dalam motivasi hari ini. Ada yang menarik untuk saya bahas, yaitu apakah bahagia itu harus naik dan setiap hari ? Misalkan hari ini saya mendapatkan kebahagiaan, bagaimana dengan hari berikutnya ? Pasti ingin bahagia lagi. Dan pertanyaan berikutnya adalah, apakah nilai kebahagiaan itu mesti sama dengan hari sebelumnya ? Pasti saya ingin bahagia yang lebih lagi.

Secara alamiah, semua orang ingin bahagia setiap hari dan frekuensinya semakin sering. Kebahagiaan ini menunjukkan saya mesti "banyak memberi" dengan strategi dalam waktu yang berbeda. Rencanakan aktivitas memberi setiap saat mulai bangun pagi sampai malam. Selanjutnya dari hari ke hari untuk ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya. 


Semakin banyak memberi, semakin sering memberi dan semakin hari semakin memberi. Insya Allah kebahagiaan itu semakin saya rasakan.



Bagaimana caranya untuk bahagia ?

 Selamat siang semuanya. Insya Allah terus dapat bekerja dengan baik dan diberikan kesehatan. Terkadang rada susah untuk bahagia itu disebabkan orang yang lain yang saya hadapi. Respon orang lain kepada saya terkadang tidak baik sehingga saya terpancing untuk merespon tidak baik juga.

Apa yang saya terima tidak baik menimbulkan kekecewaan, makin bete dan seterusnya. Dari penjelasan ini, apa yang saya terima (menerima) sesuatu bikin kecewa. Lawannya kecewa senang dan saat ikhlas menjadi bahagia. Jadi aktivitas yang bikin saya bahagia adalah memberi dengan ikhlas. Kalau ikhlas, Insya Allah saya dapat merespon baik apapun respon orang lain, terutama yang tidak baik.


1. Rencanakan untuk memberi apapun kepada siapapun dengan ikhlas

2. Siapkan ilmu yang cukup agar memberinya dengan mudah dan bener. Jika ingin bersedekah, siapkan uangnya. Jika ingin membantu orang lain, silaturahmi untuk mengenal lebih dekat.

3. Agar keikhlasan itu dimudahkan, disarankan untuk selalu berlindung kepada Allah. Orang yang ikhlas itu tidak bisa diganggu setan, karena kehadiran Allah di hati saya.

3. Menjaga kebahagiaan itu dengan terus fokus untuk memberi yang berikutnya. 

4. Untuk mengendalikan emosi agar tidak terpancing oleh respon orang lain dengan tidak responsif membalas. 

5. Selalulah memuji Allah jika proses memberi sudah dilaksanakan. 

Untuk bahagia tidak perlu biaya besar, sebuah senyuman untuk melayani dan merespect orang lain. Insya Allah saya diberi petunjuk dan dimampukan untuk bahagia.








Berlatihlah memberi, kalau tidak kita kecewa

 Selamat pagi semuanya, Insya Allah selalu bangun pagi dan membuat pagi menjadi bermakna. Tak ingin mengajari dan ingin mengajak siapa saja untuk berlatih memberi. Memberi itu bukan dipersepsikan memberi uang atau materi, tapi memberi apa saja. Misalkan memberi ilmu, memberi senyuman, memberi bantuan tenaga, menolong, pokoknya sesuatu yang kita keluarkan atau lakukan itu juga sudah memberi. Contoh kerja, kerja itu melakukan sesuatu dengan mengeluarkan tenaga dan pikiran untuk perusahaan. kerja ini pun memberi. Membukakan pintu rumah untuk orang lain juga sudah memberi. Tapi persoalannya memberi yang kita lakukan, apakah sudah ikhlas ? karena tanpa ikhlas memberinya BUKAN lagi membei tapi "meminta balasan".

Apa yang kita rasakan saat memberi, secara logika itu memberi berarti mengeluarkan sesuatu yang kita miliki untuk orang lain. Perhitungannya rugi, tapi perasaan kita seneng.  Jika ikhlas, maka hati pun jadi bahagia. Semakin banyak orang memberi semakin orang itu bahagia. Masak sih ? Buktikan aja. Dan kalau sudah bahagia, maka hadir perasaan senang dan selalu mendapatkan keuntungan. kebahagiaan inilah yang menjadi tujuan akhir kita dalam hidup ini. Masak sih ada orang yang tidak mau bahagia ? Kebahagiaan itu kita sendiri yang ciptakan dengan memberi.

Bagaimana jika kita memberi tapi orangnya tidak mau atau bersikap tidak baik kepada kita ? Keadaan ini menjadi feedback bagi kita untuk memperbaiki cara memberinya. Ada ilmu dan ada cara memberi. bersyukur kita diajari Allah untuk menyempurnakan memberinya. Tidak perlu direspon tidak baik lagi. Tinggal mengalihkan kepada orang lain atau memberi yang dibutuhkan orang tersebut, maka perlu silataruhmi dengan orang tersebut agar dapat saling memahami.

Apa yang terjadi saat kita memiliki niat memberi tapi nggak jadi ? Niat baik itu pasti dilawan oleh setan untuk digagalkan. Apa yang harus kita lakukan ? Menjaga niat dengan berlindung kepada Allah, karena kita tidak bisa melawan setan. Tapi agar kita terjaga terus untuk melaksanakan niat tersebut, perbanyak mengingat Allah. Dan yang penting juga adalah persiapan memberinya dan menyegerakan terjadi.


Memberi bukan sekedar memberi, orang yang bisa memberi adalah orang yang berkecukupan atau memiliki kemampuan mendapatkan sesuatu karena kemampuan. Bisa jadi orang bisa memberi hari ini, tapi hari berikut tidak memberi lagi. Maka memberi adalah mereka yang produktif dan bisa menghasilkan. karena kemampuan inilah seseorang mampu memberi setiap saat. Orang pintar belum tentu mau memberi, jika takut tersaingi. Takut tersaingi itu karena memang tidak mampu mendapatkan ilmu lagi. Orang yang memberi tidak takut kehilangan, tapi mereka merasa memberi atau mengeluarkan sesuatu kepada orang lain berarti kita ditambah lagi dari Allah dengan mengupayakannya dengan bener. Membayangkan ada orang yang tidak bekerja dengan baik (memberi - kontribusi) kepada perusahaan, artinya orang ini memang tidak ada kemampuannya. 

Tidak itu saja, memberi itu merupakan rasa syukur kita kepada Allah. Kok bisa ? Tidak memberi berarti tidak bersyukur. Karena sampai hari ini kita sudah banyak diberi nikmat oleh Allah dan kalau mau dihitung malah tidak bisa. Dosa yang ditutupi  Allah dan tidak dibalas di dunia agar kita bisa memperbaikinya dengan taubat, ada rahmat dan karunia Allah selalu diutamakan daripada azabnya dalam hidup kita selama ini. Ada doa yang dikabulkan atas permintaan kita dan banyak lagi. Yuk bersyukur dengan selalu memberi. lakukan setiap hari dan setiap saat, Insya Allah kita pun berbahagia.

 

 





7.12.22

Kesungguhan butuh kesiapan

 Selamat malam semua, ketemu lagi. Alhamdulillah masih diberi kebaikan untuk menulis terus apa yang pernah dan terus saya lakukan. Insya Allah bermanfaat tulisan berikut ini untuk melengkapi tulisan sebelumnya.

Tidak ada kesungguhan itu tidak mungkin terjadi, hanya soal waktu. Jika tidak memperoleh pun sikap dan perilaku yang sungguh-sungguh sudah tidak memikirkannya lagi, yang terpenting adalah menjalani kesungguhan itu dengan kesiapan yang bener.


Kerja untuk hidup

Selamat sore semuanya, Insya Allah kehidupan sore ini memberi banyak kebaikan. Tulisan sebelumnya tentang kerja cari uang atau cari kerja mendorong saya menulis tulisan dengan judul di atas. Mereka yang masih mempertahankan atau mencari alasan bahwa kerja itu cari uang itu sudah bener. Memang bener, tapi yang perlu direnungkan adalah proses selama kerja yang cenderung kepada hal yang tidak baik dan bagi diri kita saja berdampak buruk (tidak sehat).

Boleh saja ingin mengatakan, "saya kan kerja nih. lalu dengan uang yang saya dapat untuk memenuhi kebutuhan keluarga". lalu apa ? ingin mengatakan lagi bahwa tujuan akhir saya mulia, yaitu kerja untuk keluarga dan ingin ditekankan lagi bahwa kerja itu ibadah. Semuanya itu ada benernya, tapi renungkan dan camkan lagi. Apakah semua itu jujur Anda ungkapkan atau hanya sekedar membenarkan apa yang sudah dilakukan sampai sekarang ? Dengan tujuan mulia tersebut mestinya uang yang didapat sudah banyak. Tetapi kenyataannya masih belum cukup dan ditutupi dengan kartu kredit dan nyicil atau hutang. Bukankah seharusnya jika memang tujuan mulia itu mesti didukung oleh kerja yang baik dan diizinkan Allah. kalau mau bilang apa adanya, "Saya budah uang dan dipaksa kerja dengan cara apapun".




Renungkan hal berikut ini, jika kerja itu untuk hidup (uang dan keluarga) :

1. mengapa kehidupan Anda tidak lebih baik sekarang ? Jangan bilang Anda mau bilang "Apa yang diterima itu disyukuri dan belum diizinkan Allah". Bukankah Allah memberi kehidupan akhirat yang baik dan juga memberi kehidupan yang baik juga di dunia.

2. kalau kehidupan ini tidak lebih baik, ada apa dengan kerja kita selama ini, apakah sudah sungguh-sungguh ?  Apakah ada orang yang sungguh-sungguh kerja yang baik tidak dibalas dengan kebaikan oleh Allah ?

3. kurang yakin dengan kesungguhan sendiri, apakah yang kita kerjakan masih sama dengan kemarin ?  Iya sih. itu memberi indikasi bahwa kita tidak menjadi lebih baik dan itu tidak sungguh-sungguh.

4. Buka hati untuk mengakui dan jujur kepada diri sendiri, tidak perlu ditunjukkan kepada orang lain bahwa saya jujur. kejujuran menghadirkan kesungguhan untuk kerja yang lebih baik. kerja yang lebih baik membuat kita bahagia dan berdampak baik kepada perusahaan tempat kita kerja, khusus orang di sekitar kita. Semua orang senang dan mendoakan kita.

Mau tunggu apalagi, segeralah merenungkan arah kerja kita yang sebenarnya. Tidak membuat kita tertekan dan malah membuat kita menjadi optimal kerjanya. kebahagiaan terbesar dalam hidup ini adalah menikmati perjalanan kerja yang selalu optimal BUKAN kepada hasilnya. 

 





 




Kerja cari uang atau cari kerja ?

Selamat sore hari ini, Insya Allah dalam keadaan sehat dan terus mampu mengerjakan banyak hal. Saat seperti ini Anda sangat membutuhkan "uang" untuk membiayai hidup Anda. Selepas sekolah atau kuliah seperti lazimnya hampir 99% mencari kerja. Harapannya dengan kerja itu mendapatkan uang. Lalu pertanyaannya adalah Apakah Anda kerja cari uang atau cari kerja untuk hidup ? keduanya bisa bener, tapi memiliki makna berbeda. Bisa jadi Anda memilih kerja cari uang. Nggak salah, yang dicari itu uang atau kerjanya ?

Mulai bingung untuk menjawab pertanyaan terakhir di atas. Bener sih cara kerja dan dengan kerja itu saya dapat uang. Kalau begitu bukan uang yang dicari tapi kerjanya. Kalau cari kerja (belum kerja), Anda bener-bener tidak "begitu memikirkan" uang (gajinya), yang penting kerjanya dulu. Setelah dapat kerja dan beberapa tahun berikutnya Anda mulai berubah cari uang. Bukankah begitu ? Saat dengan pekerjaan yang ada sekarang Anda berpikir cari uang dengan persepsi kerja kalau ada uangnya. Kualitas kerja yang Anda berikan mesti diukur berapa uang yang diperoleh. Kalau yang diterima sedikit, maka kerja Anda pun tidak banyak. Apakah Anda mendpatkan uangnya ? Tidak banyak dan banyak kecewanya. Tak hanya itu ada tekanan saat deal uang kerja itu disepakati, yang memberi uang mengontrol ketat kerja Anda dan Anda pun merasa tidak berkembang karena diawasi sehingga kerja tidak optimal. Jika menghadapi masalah Anda merasa tidak nyaman dan semakin tertekan karena kurang menemukan solusi yang pas. Saat terdesak Anda membela diri untuk menyalahkan orang lain lingkungan. Maka dikatakan bahwa Anda tidak siap dibayar dengan uang (cari uang) karena memang Anda mencari uang sedangkan kemampuan dan ketrampilan Anda tidak siap.


Bagaimana jika Anda berpikir lain, mencari kerja ? Awal sih memang Anda mencari perusahaan yang mempekerjakan Anda. Setelah memasuki awal kerja, Anda berusaha maksimal kerja yang luar biasa. Soal uang pasti mengikuti. Selang beberapa lama, Anda pun masih sibuk cari kerja, yaitu mencari kerja yang mesti ditingkatkan, menemukan kerja yang inovatif agar semakin mudah, dan mencari kerja untuk menyelesaikan masalah yang Anda hadapi dan banyak lagi. Apakah habis kerja yang Anda cari ? Tidak pernah habis. Selama itu kemampuan Anda menjadi meningkat dan membawa hasil luar biasa. Anda menjadi dipercaya, inilah buah dari kerja yang dicari.


Yuk merenungkan kerja cari uang atau cari kerja terus ? Carilah kerja dan kerja lagi yang membuat Anda sibuk selalu memperbaiki diri sampai usia Anda. Dan selama itu pula Anda dipercaya. Dipercaya itu membuahkan uang yang Anda harapkan. Insya AllahAnda diberi petunjuk dalam kerja dan terus bertambah kebaikan.






ang


Featured post

Mencintai tubuh dengan perubahan kecil

  Semangat pagi rekan-rekan. Insya Allah hari ini diberikan kesehatan mental yang kuat untuk bertumbuh menjadi semakin sukses dan bahagia. A...