Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

20.11.22

Merenung

Apa yang kita lakukan saat lagi susah ? Biasanya sih mengeluh, curhat dan membela diri bahwa diri kita sedang susah dan mita diperhatiin. Wajarlah kalau kita manusia, abis itu barulah perasaan dan emosi kita menurun seiring waktu. lanjutannya adalah kita dapat merenung tentang banyak yang sudah terjadi dan hikmah dari apa yang terjadi. Merenung membuka hati yang tenang untuk mendapatkan sisi positif.
Merenung mirip dengan evaluasi, perbedaannya adalah merenung memahami dengan hati dan evaluasi dengan pikiran dan emosi. Merenung lebih kepada apa yang sudah kita perbuat oleh hati (keikhlasan), sedangkan evaluasi memahami dengan pikiran sehat sesuai ilmunya. Evaluasi belum tentu berdampak kepada hasil yang lebih baik, karena tidak menyentuh hati. Jika kita merenung, maka bisa berdampak kepada kerja kita. Perhatikan jika kita ingat kematian, maka kita berusaha mengerjakan ibadah, amal dan kerja dengan ikhlas. Dengan demikian kerja yang berkualitas mendapatkan kehidupan dunia dan ibadah/amal yang mendapatkan kehidupan akhirat. Mau merenung atau mengevaluasi ?
Dalam merenung selalu ada harapan dari apa yang telah terjadi dengan memperbaiki aktivitas kita. Apa sih yang mesti kita renungkan ?  Pasti tentang hidup lah. Ada banyak yang mesti kita renungkan, dan pastikan kita tidak bingung ... 

  1. Renungkan bagaimana kalau kita sudah waktunya meninggal dunia ? Apakah kita menemui kematian itu tanpa ada tanggung jawab ? Pastilah ada. Sudahkah kita beribadah yang ikhlas dan banyak beramal saleh ? Hisablah diri kita sendiri agar kita tahu seperti apa yang terjadi setelah kematian kita. Yang pasti kita tidak cukup untuk memenuhi ibadah dan amal saat kematian itu datang. Dan yang menjadi pertanyaan berikutnya, apakah kita siap juga menanggung balasan dari Allah di alam kubur ? Jawabannya juga kita tidak sanggup dan tidak kuat untuk merasakannya. Lalu apakah kita berpikir kematian masih lama ? Kematian itu paling dekat dengan kita
  2. Renungkan kembali apa yang sudah kita kerjakan ? Kita hidup cari uang dan mengumpulkan uang untuk diperlihatkan kepada orang lain bahwa saya sukses. Apakah ini ada diterima Allah ? Apakah juga ibadah kita sudah ikhlas ? Semua itu mengarahkan apa yang kita lakukan selama hidup ini belum memenuhi apa yang Allah inginkan. Lalu ? 
  3. Inilah yang mesti kita lakukan. Belajar kembali dan menyempurnakan kerja dan ibadah yang ikhlas. Dan mengiringi apa yang kita sudah dapatkan untuk disedekahkan kepada orang yang membutuhkannya agar dibersihkan hati. Tak hanya itu kita mesti memperbanyak istighfar dan zikir agar hati kita tertaut kepada Allah. Teruslah melakukan itu dan menyempurnakannya setiap hari.

Harapan dari renungan itu adalah hidup yang lebih tenang dan memberikan hidup yang lebih berkualitas. Harapan itu memberi kesuksesan di dunia dan diakhirat. 

19.11.22

Magic Word petunjuk sukses

Sampai hari ini kita mencari kunci sukses dari berbagai ilmu atau dari berbagai orang. Ada yang kita ikuti adalah motivator, atasan, orang yang dihormati atau orang yang pernah sukses. Dari petunjuk sukses yang satu berpindah kepada petunjuk sukses berikutnya. Mau sampai kapan kita terus mencari ? Berapa banyak waktu yang telah kita habiskan ? Apakah kita sudah sukses ? Mungkin iya, tapi berikutnya tidak dapat diulangi lagi. Yang ada yang sukses itu bilang ,"dulu saya pernah sukses ...".

Kita sebagai muslim atau manusia adalah hamba Allah. Allah sudah menurunkan kitab yang memberi pedoman hidup yang sukses, sukses dan bahagia. Apakah bisa dikatakan sukses tanpa bahagia ? Atau sebaliknya. Untuk semua manusia, Allah telah menjanjikan kesuksesan dan kebahagiaan itu dengan mengikuti petunjukNya yang ada dalam Al Qur'an. Sudah dibuktikan di era Nabi Muhammad dan zaman keemasan Islam yang telah melahirkan orang-orang sukses dalam bidang ilmu kedokteran, ilmu arsitek, ilmu perang dan ilmu berdagang dan sebagainya.


Yuk kita membaca, memahami arti dan memahami yang tersurat dalam petunjuk itu dengan hati, Semoga Allah merahmati kita untuk mengamalkannya dan mendapatkan balasannya.




Belajar lagi dan kerja lagi

Dalam keseharian kita dalam kerja, kita sering mengulangi apa yang kita baca untuk memahami ilmu yang berkaitan dengan kerja kita. Mengapa kita mengulangnya ? Karena ingin memahami dengan benar dan kita yakin membuat kita lebih baik. Setelah itu kita pun mengerjakan pemahaman atau mempraktekkannya. Sekali prakteknya belum masih ada kesalahan, maka kita melakukannya lagi. Kalau prakteknya belum juga berhasil, maka kita kembali membaca ulang untuk memeriksa ilmu dengan detail agar bisa melakukannya dengan baik.

Disisi lain, ada orang yang hanya kerja aja dan kerja terus. Mungkin malas untuk belajar secara serius sehingga yang bisa dilakukan adalah kerja sesuai apa yang dia pikir atau bertanya sama orang. Memang kerja itu bisa memberikan hasil dan hasilnya bisa diperbaiki dengan kerja lagi. Harapannya dengan kerja terus dapat mencapai kesuksesan.



Begitulah kita dalam mempelajari ilmu yang kita yakini bisa membawa kita kepada hidup yang lebih. Ilmu itu bisa dari orang terkenal atau orang yang pernah sukses. Seberapa yakin sih kita mengikutinya ? Terobsesi kita untuk menjadi seperti mereka. Tapi apakah kita bisa ? Mereka pun tidak pernah merasa bahwa apa yang dikerjakannya itu pasti berhasil di awalnya. Mereka melakukan A, ke B, dan ke C dan seterusnya sampai mereka berhasil. Keberhasilannya tidak pernah diduga sebelumnya. Apakah cara A, B atau C yang membuat mereka berhasil, tapi mereka mengclaim bahwa cara yang terakhirlah yang membawa kesuksesan.  Bagaimana kita yakin dengan mereka ? Mereka pun tak menjamin kalau mengikuti mereka bisa sukses. Bagaimana kalau ada yang mengikuti mereka lalu tidak sukses bisa meminta pertanggungjawaban mereka ? jawabnya pasti tidak.

Pola pikir di atas mesti kita terapkan kepada Al Qur'an dimana yang menurunkan Al Qur'an yaitu Allah sudah menjamin bahwa Al Qur'an itu petunjuk untuk sukses di dunia dan di akhirat. Kalau kita percaya kepada Allah (beriman), maka kita pun percaya kepada Al Qur'an. Bagaimana kalau kita memperlakukan Al Qur'an seperti kita ingin sukses dengan cara di atas.



Bacalah berkali-kali Al Qur'an, temukan referensi yang mengantarkan kita memahaminya dari hadist dan tafsir ulama sehingga membuat kita begitu yakin untuk mengamalkannya. Kalaulah baru satu kali kita mengamalkannya belum "berhasil" sesuai harapan kita, maka kita pun terus mengamalkannnya dengan terus menyempurnakannya sampai sukses. Pola ini mesti kita lakukan terus-menerus agar Al Qur'an menjadi pintu komunikasi kita kepada Allah, agar kita dibimbing dan ditemani dalam mengamalkannya.


17.11.22

Katanya mau mempraktekkan petunjuk

Setiap hari saya dan banyak lagi kata-kata baik disampaikan di media sosial. Bahkan contentnya ada yang menjualnya dan beberapa aplikasi setiap hari mengeluarkan pesan petunjuk Allah dan hadist. Kita yang membaca seperti mengiyakan dalam hati dan tulisannya bagus. Lalu yang jadi pertanyaan, bukan berlomba untuk menyebarkan pesan tersebut, tapi jauh lebih penting untuk menerapkannya/ mengamalkannya. 

Beberapa hari yang lalu saya mengumpulkan ayat- ayat Al Qur'an dan membuatnya dalam video untuk didengarkan. Bacaan Al Qur'an dan terjemahannya, maksudnya untuk memudahkan orang yang sudah terbiasa menonton dan mendengar. Kalau disuruh baca Al Qur'an agak berat. Memahami tema yang ingin saya berbagi adalah bagian yang ingin saya pahami terlebih dahulu dan barulah berbagi untuk orang lain.


Pesan tren yang pertama tentang Al Qur'an adalah Al Qur'an itu mudah (tidak menyulitkan orang yang membaca dan memahaminya). Al Qur'an itu adalah rahmat dari Allah, sedangkan rahamt Allah lebih baik dari apa yang kita kumpulkan. Saya mengamalkannya :

1. Mudahkan diri kita untuk membuka Al Qur'an, membaca dan memahami terjemahannya. Buatlah rencana untuk membaca minimal 1 kali sehari. Membiasakannya memilih waktu tertentu, misalkan habis shalat Subuh atau Isya. Bacakan 1 atau 2 lembar.

2. Menggunakan hati dan akal pikiran kita untuk memahami betul Al Qur'an sehingga kita mendapatkan rahmat dan petunjuk Allah. Apakah ini wajib ? Boleh nggak kita tidak membaca dan memahaminya ? Ternyata jika kita tidak membaca dan memahami Al Qur'an berarti kita tidak berpegang kepada pengajaran dari Allah. Akibatnya ? Allah siapkan syetan untuk mendampinginya.

3. Satu hari kita tidak membaca Al Qur'an, sepanjang hari kita ditemani syetan. Wajib nggak membacanya ? Kalau kita beriman berarti mesti membaca, memahami dan berbagi. 

4. Selain syetan sebagai temen karena tidak mengamalkan pengajaran dari Allah. Ternyata hanya orang yang berakal lah yang bisa memahami Al Qur'an, yaitu memikirkan ciptaan Allah di saat berbaring, berdiri dan duduk. Akal sehat kita bisa berfungsi dengan baik saat membaca dan memahami Al Qur'an. Penting nggak sih ? Ya penting, kalau tidak kita dikuasai oleh syetan dengan nafsu dan emosi kita yang dominan dalam mengambil keputusan.

5. Asahlah akal sehat kita dengan selalu membaca Al Qur'an agar kita semakin cerdas.


Yuk kita mengamalkan apa yang kita sampaikan walaupun berat. Mengerjakannya bertahap jauh lebih mudah, anggap saja kita lagi belajar. 

Insya Allah apa yang ada di medsos merupakan upaya saling mengingatkan dan kita lah yang mesti mengamalkannya. 


2. 


Harapan = masalah

Masalah ? Iya, masalah itu harapan. Kan semua orang ingin harapan, harapan baru yang membuat kita semakin hidup lebih baik. Perhatikan orang yang banyak masalah dan masalahnya selesai, maka kehidupannya lebih baik (sukses). Bahkan dalam agama difirmankan,"setelah kesulitan itu ada kemudahan". Saya menafsirkan setiap orang memiliki kesulitan (menghadapi masalah) dengan harapan mereka. Setelah menyelesaikan kesulitan itu, maka yang ada adalah kemudahan (tercapainya harapan). Yuk melihat masalah sebagai sebuah harapan. 

Saya pernah mencoret-coret kata masalah yang terdiri dari m - a - s - a - l - a - h, ada dua sudut pandang melihat kata perkata dari masalah :

Yang pertama adalah sisi negatif : M A S, A S A L, S A L A H. ada pesan yang ingin disampaikan yaitu "mas jangan ngasal (tanpa ilmu) nanti salah". Kerja yang tanpa dibekali ilmu (asal) nanti berujung kepada kesalahan. Ciri kerja yang tidak dibekali ilmu itu adalah proses mengerjakannya sangat berat. Disinilah kita mesti banyak belajar.

Yang kedua adalah sisi positif : M A S,  M A S A, A S A, pesanya adalah "mas ada masa untuk belajar dan sabar menghadapi apa yang kita kerjakan, yang berakhir kepada ASA atau harapan". Jadi Masalah itu = ASA (harapan). Kalau masalah itu harapan, maka sebaiknya masalah itu jangan dipersepsikan berat mengerjakannya, tapi hasilnya yang perlu kita imajinasikan dalam pikiran dengan jelas agar menjadi motivasi kerja untuk meraih asa.

Karena masalah itu selalu ada dan berkelanjutan, maka ubahlah sikap kita menghadapinya. Imajinasikan harapan dari masalah yang terselesaikan dengan jelas, lalu berikan ruang bagi pikiran untuk belajar dan hati untuk sabar menjalani kerja kita. Alangkah indahnya kemudahan hidup yang indah setelah kesulitan (masalah).


16.11.22

Ikuti petunjuk dapat rahmat

Selamat malam rekan-rekan muslim, malam ini waktu yang pas untuk menerima pesan atau ilmu karena keadaan malam yang membuat kita relax dan mudah memahami sesuatu.

Malam ini saya berbagi bacaan Al Qur'an dan hanya dengerin aja dan baca sedikit. Sebelumnya pesan Al Qur'an itu  mudah dan tidak membuat kita susah. Saya lanjutkan dengan kalau mudah, maka kita semestinya membaca dan memahaminya (mengikuti). Apa yang kita dapatkan dengan mengikuti Al Qur'an ? Kita dapat rahmat, dengan rahmat itu kita bisa diberikan kebaikan di dunia dan di akhirat. Rahmat itu lebih baik dari apa yang kita kumpulkan di dunia ini, masak nggak mau ?

Apakah jika kita tidak mengikuti Al Qur'an tidak berdampak pada diri kita ? Ternyata ada, jika kita tidak mengikuti Al Qur'an, Allah yang Maha rahman maka Allah siapkan syetan sebagai temen kita. Temen yang menghalangi kita untuk berbuat baik, menuju Allah. 

Orang yang mengikuti Al Qur'an itu adalah mereka yang berakal. Allah murka kepada mereka yang tidak mau memahami Al Qur'an, tidak bersyukur dengan akal yang telah Allah berikan. Siapa mereka yang berakal itu ? Mereka yang dalam setiap saat, berbaring, berdiri dan duduk selalu memikirkan ciptaan Allah.

mari kita dengarkan ayat-ayat Allah :


























15.11.22

Kok Masalah lagi ?

Seorang temen curhat,"Mas, kok masalah saya nggak habis-habis ?" Saya hanya bisa berempati dan mengajak untuk sabar. Saya bilang,"bukan masalahnya nggak habis-habis, masalahnya besar". Temen saya bilang lagi,"kok orang "kaya" itu seperti nggak ada masalah". Saya menguatkannya,"Tidak pantas untuk dibandingkan, setiap orang mempunyai masalahnya sendiri". Yuk kita tenangkan diri.

Masalah itu bisa jadi ada lagi, tapi sebenarnya masalah itu belum tuntas penyelesaiannya. Lihatlah masalah dalam secara menyeluruh. Menghadapi masalah bukan berarti masalah sudah selesai. Sebenarnya masalahnya besar, saat kita menganggap sudah menyelesaikan masalah. Padahal masalahnya belum selesai. Mulailah bukan ingin menyelesaikan masalah, karena saat kita berpikir masalahnya selesai, maka muncul masalah lagi.  Mulailah bekerja semakin baik dengan terus belajar sehingga kerja itu bagian yang mesti kita jalani dan fokus. Masalah tidak disikapi sebagai masalah, masalah tidak jadi masalah karena kita semakin kerja yang semakin baik setiap hari.

Kerja dan masalah bukan dua hal yang berbeda, bagaimana kita menyikapi kerja dan masalah sebagai satu-kesatuan. Saat kerja kita semakin baik, maka masalah itu tidak sebagai masalah. Saat kerja yang tidak semakin baik, masalah itu menjadi nampak besar.

Featured post

Mencintai tubuh dengan perubahan kecil

  Semangat pagi rekan-rekan. Insya Allah hari ini diberikan kesehatan mental yang kuat untuk bertumbuh menjadi semakin sukses dan bahagia. A...