Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

4.4.23

Bersyukur adanya puasa

 Kemarin saya menulis tentang puasa dan ibadah lainnya dapat dikerjakan dengan sedikit paksaan untuk memulainya. Bagaimana caranya untuk mengalihkan paksaan itu menjadi dorongan yang lebih baik, khususnya dalam bulan puasa ?

Yang baik adalah hadirnya kesadaran kita untuk menikmati bulan puasa dengan ikhlas, tapi tidak mudah dengan iman yang rendah. Selama ini kita memiliki persepsi bahwa puasa itu kewajiban untuk mendapatkan kebaikan bagi kita. Sebagai kewajiban dalam menjalani puasa agak berat. Maka paksaan itu menjadi langkah awal memulainya. Saya berpikir untuk merubah persepsi itu agar lebih mudah dan ringan serta membuat kita ingin menjalaninya. Apa ya ?


Allah menghadirkan bulan puasa untuk menghapuskan kesalahan, jalan menuju taqwa dan kebaikan yang berlipat. Dengan kata lain Allah memberikan KESEMPATAN kepada kita untuk mengambil kebaikan itu semua, bukankah kita banyak dosa dan kesalahan. Penghapusan dosa itu memperlebar kedekatan kita kepada sehingga kita berharap kepada rahamtNya. KESEMPATAN bulan puasa belum tentu dapat kita jalani setiap bulan, karena Allah hanya memberikan KESEMPATAN ini 1 bulan dari 12 bulan yang ada. Kita dapat membangun persepsi baru tentang bulan puasa yaitu mengambil KESEMPATAN ini untuk memperbaiki diri dan meningkatkan hubungan kita kepada Allah. Masak sih ada orang beriman yang tidak mau diampuni dosa dan diberikan rahmat dari Allah ? Jika KESEMPATAN ini tidak dapat kita ambil, berarti hati ini begitu gelap sehingga tidak mampu lagi melihat KESEMPATAN Allah ini sebagai langkah menjadi bertaqwa. Jika ini terjadi maka kita bener-bener mesti memaksakan diri untuk membersihkan diri.

KESEMPATAN selama bulan puasa ini mesti kita sikapi dengan bersyukur, apakah ada waktu lain ? Sekali pun masih ada di tahun depan, tapi apakah kita masih diberi kesempatan lagi ? Mari kita syukuri bulan puasa ini sebagai KESEMPATAN terakhir dari Allah untuk menjadi kita orang yang bertaqwa. Sikap ini dapat mendorong kita menjalani puasa dengan mudah dan nyaman.

Insya Allah kultum motivasi kali ini bener-bener memberdayakan diri kita dapat berpuasa dengan lebih baik, dan berharap Allah menyempurnakan puasa. 

3.4.23

Paksain baru bisa

 Pada bulan puasa kalau lagi libur atau tidak kerja, suasana bikin malas. Mau ngapain rada malas dan pengennya istirahat dan tidur. Puasa jadi malah tidak produktif, padahal balasan kebaikan menjadi 2 kali lipat dari hari biasa. Bagaimana caranya ?


Alhamdulillah ada yang mampu melawan rasa malasnya karena ingin mendapatkan kebaikan bulan puasa. Yang belum mampu, gemana ? Tidak ada cara lain drngan memaksakan diri dan memiliki motivasi untuk menjadi orang yang bertaqwa. Misalkan mau ngaji aja, malasnya minta ampun. Tapi karena ngaji itu baik dan mendapatkan balasan yang berlipat, maka kita memberanikan diri untuk memulainya. Tanpa memberanikan diri pastilah tidak bisa. Dalam perjalanannya kita pun mesti meneruskannya, dengan sedikit memaksa juga. Pada saat mengaji sudah terasa nyaman, maka lanjutkan terus agar kita mendapatkan bulan puasa.

Selain mengaji, kita juga harus merasa nyaman dengan shalat yang terus ditingkatkan. Menyempurnakan wudhu dengan terus menikmati air yang mengalir dan membasahi bagian tubuh kita. Kita memaksakan diri juga untuk mengimajinasikan dosa selama ini keluar dari bagian tubuh. Agar kita tidak lalai dalam berwudhu, maka belajar kembali dan mengikuti petunjuk wudhu yang benar. Yang tidak kalah pentingnya dalam berwudhu adalah merasakan air yang membasahi tubuh, membuat seger dan terlepasnya dosa. Lakukan wudhu dengan seksama. Mungkin kita selama ini berwudhunya tidak berkesan dan sebagai rutinitas. Ingat wudhu syaratnya shalat.

Hal yang sama kita pun mulai meningkatkan kualitas shalat dan memperbanyak belajar agama yang semestinya kita lakukan. Tak mudah, tapi paksain diri kita untuk memulainya. Bacaan sebagai ilmu untuk mengingatkan kita kembali dan meluruskan amalan kita. Ilmu agama yang mengubah sikap dan perilaku orang taqwa.

Insya Allah kultum motivasi ini agar dapat memberdayakan diri menjadi orang yang mendapatkan keberkahan puasa 

31.3.23

Mager ?

 Kata  Mager sudah menambah kosa kata dalam bahasa gaul, terutama anak muda. Mager merupakan singkatan malas gerak alias tidak mau gerak dan tidak mau beraktivitas. Saya ingin mengatakan jika sudah ada kata malas, maka sudah pasti tidak ada aktivitas apapun. Salah satu mager itu seperti santai atau istirahat yang berkelanjutan, tadinya niatnya untuk melepaskan lelah. Atau di lain sisi juga terjadi saat saya tidak memiliki aktivitas.

Malas atau mager adalah distraksi yang merusak produktivitas saya. Tanpa disadari malas atau mager ini terjadi begitu saja dan sangat tidak mudah untuk mengalahkannya. Terkadang malas atau mager saya dihilang karena orang lain yang "menyuruh" (berkuasa). Malas atau mager itu sering ditunjukkan oleh alasan-alasan agar terlihat saya "merasa capek" atau "ada kerjaan abis ini". Adapun alasan itu adalah upaya saya untuk meneruskan kemalasan tersebut, memanjakan saya dan pasti merusak kualitas pribadi saya.

Ada beberapa cara untuk mengalahkan malas atau mager, yaitu memiliki kemauan yang kuat dan dimana saya terdesak dengan waktu. Tadinya saya santai di pagi hari dengan nonton TV, tapi karena waktu saya langsung berangkat kerja. Atau karena ingin mendapatkan sesuatu, maka saya langsung beraktivitas. Semua berujung kepada bersegera beraktivitas, itulah cara saya mengalahkan malas atau mager.

Disisi lain, agama Islam mengajarkan saya untuk berdoa, berlindung dari rasa malas. Rasa malas itu dekat dengan setan. Setan tidak suka dan suka menggoda saya agar jadi malas, bisa jadi dengan beraktivitas memberi kebaikan bagi saya. Apalagi aktivitas itu menuju Allah. Bisa jadi malas atau mager itu dimulai dari diri saya dan dikuatkan oleh setan dengan pikiran yang menyesatkan. Atau sebaliknya setan menggoda dengan pikiran yang sesat dan saya pun mengiyakannya.

Selama puasa, malas itu bisa dijadikan pikiran sesat dari setan. "kalau beraktivitas bikin lapar dan bisa merusak puasa, istirahat aja atau aktivitas seperlu aja". Untuk itu saya mesti mengalihkan malas atau mager dengan berani beraktivitas yang ringan dan bisa dilanjutkan kepada yang saya ingin kerjakan. Intinya saya mesti bergerak atau beraktivitas, apapun itu. Seiring waktu malas atau mager itu berkurang dan sampai hilang. Saya menjauhkan diri dari lokasi atau suasana yang bikin saya mau istirahat atau santai dan memelihara diri saya untuk selalu beraktivitas.

Insya Allah saya dijauhkan dari rasa malas dan sayapun mesti banyak hal yang ingin dikerjakan. Kultum motivasi ini tidak lain untuk memberdayakan diri saya agar selalu menjadi orang yang berkualitas.



 


 


 











30.3.23

Merasa sendiri

 Banyak orang yang sudah lelah, dapat merasa (merenungkan) dirinya bahwa dia tak mampu dan apa yang diraih ternyata tidak seberapa. Saat sakit, kita merasa diri kita yang tidak mampu dan pasrah. Tidak punya uang pun membuat kita merasa ...
Tapi ingatlah bahwa dalam keadaan merasa itu kita juga merasa ada Allah. Tetap terus berharap rahmat Allah agar hidup kita terbimbing
Insya Allah tulisan ini dapat memberdayakan diri kita untuk semakin baik walaupun dalam kondisi tidak menyenangkan. Kultum ini untuk memotivasi diri kita.


Kita adalah kebiasaan kita

 Apakah yang masih terus Anda lakukan ? Seorang karyawan bilang, "Saya selalu datang lebih awal baik masuk kerja atau ada event atau ada meeting". Beginilah kebiasaan menjadikan seseorang dinilai dan merupakan nilai dirinya. Orang sekitarnya bilang,"Dia orangnya disiplin dan tepat waktu". Sebaliknya ada orang dikenal sebagai "suka ngobrol". Mengapa begitu ? Karena memang kebiasaannya yang suka menghabiskan waktunya untuk ngobrol. Kita adalah kebiasaan kita.

Kebiasaan itu telah membuat diri kita tanpa mikir lagi sudah terbentuk aktivitas/kerja di waktu tertentu atau pada waktunya. Kita yang biasa makan jam 12:00 (waktu istirahat), maka tubuh ini secara otomatis segera makan pada jam 12:00. Semua ini terbentuk karena sebelumnya kita selalu makan setiap hari jam 12:00. Ada juga kebiasaan karyawan yang pulang 1 jam setelah jadwal pulang kerja. Maka karyawan tidak bisa pulang kalau belum waktunya kecuali ada keperluan yang genting. Kebiasaan tidak mudah untuk diubah dengan menjadi kebiasaan baru. Kebiasaan itu sudah memiliki waktunya, polanya sendiri.

Apa yang terjadi jika kebiasaan itu tidak dikerjakan ? Misalkan biasa disiplin waktu, pada kondisi tertentu kita ubah menjadi datang terlambat. Bisa saja terjadi, dan dalam pelaksanaannya diri kita dibuat tidak tenang dan ada rasa kekhawatiran. Tetapi bisa saja perubahan hanya terjadi dalam beberapa kali saja dan akhirnya kembali kepada kebiasaan lama. Dalam kondisi memiliki kebiasaan yang "kurang positif" menjadi sangat tidak mudah untuk diubah dengan kebiasaan baru  (yang positif).

Hampir semua karyawan sudah memiliki kebiasaan-kebiasaan dalam kerja. Listkan kebiasaan-kebiasaan itu, ternyata kebiasaan kita itu tidak banyak, tapi menghabiskan banyak waktu. Apa akibatnya ? Kita sebagai karyawan menjadi kurang produktif dan tidak ingin berubah.

Ada beberapa karyawan bisa berubah karena dipaksa, tapi hal ini tidak baik dan berdampak buruk kepada kita sebagai karyawan. Ada cara yang bisa mendorong kita menciptakan kebiasaan baru yang lebih positif :

1. Sisihkan waktu 10 - 30 menit dalam sehari untuk melakukan aktivitas/kerja baru yang menuju kebiasaan yang ingin diciptakan. Pastikan waktu yang disisihkan ini tidak boleh terganggu oleh aktivitas rutin, atau jika terpaksa waktu yang disisihkan ini bisa dijadwalkan

2. Lakukan aktivitas/kerja baru sampai habis waktunya (sesuai waktu yang telah disisihkan.

3. Bekali sikap positif dan ilmu untuk melakukan aktivitas/ kerja baru agar menjadi mudah dan nyaman.

4. Konsistenkan semua point 1 - 3 setiap hari paling minimal 6 bulan ke depan.

5. Insya Allah terbentuk kebiasaan baru. 

6. Dan setiap kebiasaan baru atau lama bisa saja diganggu oleh rasa malas atau hal sejenisnya sehingga kita tidak melakukannya lagi. Sekali tidak mengerjakannya kita bilang,"nggak apa-apa". hati-hati keadaan ini bisa merusak kebiasaan, dan jika tidak kembali kepada kebiasaan yang sudah tercipta, maka hasilnya kebiasaan itu hilang.

Siapa kita adalah apa yang menjadi kebiasaan kita. Yuk ciptakan kebiasaan-kebiasaan positif yang terus diperbarui agar kita dapat menghadapi tantangan hidup hari ini. Kebiasaan adalah tindakan atau kerja atau aktivitas yang dilakukan berulang-ulang setiap hari. Ingin menjadi orang pintar, maka belajar setiap hari. Ingin disiplin, maka hargai waktu dengan benar setiap hari. 

Insya Allah kultum motivasi kali ini dapat menyadarkan kita untuk menjadi semakin baik hari ini. Caranya ? Siapkan diri untuk selalu memberdayakan diri dengan bersyukur dengan memanfaatkan apa yang ada pada diri kita saat ini.



28.3.23

Fokus puasa dengan ibadah taqwa

 Memulai puasa terasa berat dan kebanyakan orang merasakannya. Bisa jadi kita berubah kebiasaan, sebelumnya  normal menjadi bangun lebih pagi untuk sahur dan tidak makan dan minum sepanjang hari, menahan amarah dan kewajiban dalam selama puasa. Keadaan inilah yang mesti dilatih sejak hari pertama dan pasti agak berat di jalani. Kecuali mereka yang sudah terbiasa puasa sunnah, mereka yang terbiasa tidak nafsu makan dan minumnya, mereka yang mampu beradaptasi karena niatnya sangat baik kepada Allah.

Mau tidak mau di awal puasa kita menjalani puasa dengan sedikit ada konflik fisik dan niat yang kita lakukan puasa karena Allah. Fisik dan perasaan menjadi tidak mudah untuk menjalani niat puasa. Dengan kesibukan aktivitas dan kerja, puasa menjadi terasa lebih ringan. Apalagi aktivitas dan kerja itu memang di jalan Allah, diniatkan kepada Allah. Puasa menjadi terasa nyaman.

Puasa adalah niat puasa dan menjalaninya semakin baik (aktivitas/kerja). Niat puasa karena Allah untuk mencapai ketaqwaan. Artinya aktivitas kita pun mesti tertuju kepada nilai-nilai ketaqwaan, menjalani perintah dan petunjuk Allah dengan sabar dan sabar pula dengan tidak mengikuti larangan Allah. Agar puasa kita menjadi bermakna, maka kita mesti mengalihkan fokus tentang persepsi puasa itu menahan lapar dan haus menjadi puasa itu menuju ketaqwaan berupa aktivitas yang baik.

Insya Allah mengalihkan puasa bukan lagi sebagai persepsi menahan lapar dan haus, tetapi puasa adalah ibadah ketaqwaan berupa perbuatan yang baik yang Allah ridhai. Persepsi ini membangun diri kita semakin baik menjalani puasa. Ibadah puasa kita semakin hari semakin mudah.

Kultum kali ini membuat puasa menjadi lebih baik dalam pelaksaannya. Memberdayakan diri lewat pikiran yaitu fokus dengan persepsi yang kita miliki. Yuk motivasi diri kita lebih baik lagi.

24.3.23

Persaudaraan

 Apa makna persaudaraan bagi seseorang ? Tergantung bagaimana persaudaraan itu dibentuk sepanjang hidup, dari kecil sampai besar. Tetapi persaudaraan itu selalu hadir dalam jiwa seseorang, tapi seringkali ditutupi oleh kepentingan atau pola berpikir yang emosional saat terjadi. Misalkan seseorang yang sudah menikah, dapat saja dipengaruhi oleh pasangan dalam menentukan pilihan hidup. Keadaan ini dapat menutupi persaudaraan dengan hubungan dengan saudara kandung atau saudara keluarga besar.

Sebenarnya jika persaudaraan itu terjadi dengan benar, maka kita sebagai saudara kandung atau saudara dalam keluarga besar. Terjadi saling melengkapi dan saling membantu. kehidupan keluarga yang menyenangkan. Saat terpuruk, maka saudaralah yang bisa membantu menyelesaikan apapun masalahnya. Nilai persaudaraan itu mesti dipelihara dan diperkaya dengan interaksi antar saudara.

Apa yang mesti kita lakukan ? Yang pertama adalah selalu ada waktu untuk bersilaturahmi, 

a. Bertemu dan ngobrol bersama.

b. silaturahmi itu juga bisa saling mengunjungi dengan membawa semacam buah tangan sekalipun kecil

c. mengundang saudara di acara keluarga.

d. menyapa lewat HP menanyakan kabar dan bercerita ringan tentang kehidupan.

Selain silaturahmi, kita juga sebisanya memberi sesuatu yang menjadi kebahagiaan kita kepada saudara baik berupa makanan, uang, atau apa saja atas berbagi rezeki yang kita miliki. 

Nilai interaksi persaudaraan itu menjadi semakin kuat dan menikmati hasil interaksi itu dengan baik. Diantaranya bisa saling membantu, mengingatkan dan mensupport serta men-enrichment (meningkatkan kualitas hidup). 

Beberapa orang lebih suka membuat pertemenan  yang didahulukan seperti  saudara, tapi itu seharusnya dilakukan setelah pertalian persaudaraan itu ada. Insya Allah kita merasa penting dan wajib memuliakan pertalian persaudaraan atau pertemenan. Tak lain hal ini merupakan amal kebaikan di mata Allah, agar kita mendapatkan rahmaNya. 

Alhamdulillah renungan kehidupan ini menjadi materi yang tak pernah habis dalam kultum motivasi. Kultum motivasi ini menjadi pendorong untuk ingin memberdayakan diri menjadi semakin baik setiap hari. Alangkah bahagianya memiliki saudara dan memiliki temen yang secara beriringan untuk menjadi semakin baik.


Featured post

Mencintai tubuh dengan perubahan kecil

  Semangat pagi rekan-rekan. Insya Allah hari ini diberikan kesehatan mental yang kuat untuk bertumbuh menjadi semakin sukses dan bahagia. A...