Semangat pagi semua, doa mengiringi semua dimampukan sehat dan dimampukan SIAP kerja yang semakin baik hari ini.
Pagi itu baru mau mulai kerja, saya sudah dipanggil sama bos. Self talk liar saya sambil jalan menuju bos,”Apa salah saya ya, yang penting aja dulu”. Sesampai di pintu ruangan bos sembari membuka pintu,”Selamat pagi bos”. Dan bos mempersilahkan duduk. Tanpa basa-basi bos langsung “marah” dan mempertanyakan,”kenapa bulan lalu tidak capai target ?”. Saya terdiam sebentar,” Begini bos bulan lalu itu tidak capai target karena pasanya lagi lesu”. Langung dibantah bos,”Pasar mana yang lesu, brand sebelah capai target kok” dan bos pun ngerocos terus kesalahan saya. Saya membela diri sedikit dan ternyata bos semakin tinggi marahnya. “Mau gajimu dipotong ?” lanjut bos. Saya hanya bisa diam. Akhirnya obrolan tadi tak memberi apa-apa, yang ada hanya emosional semua. Tersisa seberapa dalam emosional itu dirasakan ... bos kecewa dan kesel, dan saya tak terima caranya dan ada kekahwatiran kalau ketemu bos lagi.
Setelah dari bos, pikiran saya kacau dan kepikiran terus semua ucapan bos tadi. Bahkan hari berikutnya masih kepikiran terus. Kapan selesainya penguasaan emosional saya ? Saya mesti stop hal ini, karena saya tidak melakukan apa-apa dan membuat suasana diri saya semakin tidak baik. Saya bisa bayangkan hanya karena belum capai target sudah begini, bagaimana hal lain. Bos kan mau semua perfect. Berapa banyak hari yang hilang yang membuat saya tidak nyaman dan tidak produktif.
Yuk belajar dan
mengamalkan yang terpenting dalam hidup ini adalah penguasaan diri, dalam agama
disebutkan orang hebat itu adalah yang bisa mengalahkan hawa nafsu. Sekalipun
bisa mengalahkan orang lain karena sesuatu ... sebenarnya saya sudah tidak
menang terhadap diri saya. Apa iya ? Iya
lah apa iya dong. Perhatikan hari sebelum hari ini banyak emosi atau nafsu
menguasai diri saya ...
1.1. Bangun pagi tak jadi lebih awal karena saya mengikuti hawa nafsu untuk tidur lagi dan baru bangun karena keterdesakan mesti bangun untuk kerja.
2. Karena ada kebiasaan minum pagi, maka saya pun mengikuti hawa nafsu minum kopi dulu. Akhirnya waktu mepet untuk bersiap ke kantor.
33. Ntah karena ada, saya menganggap berangkat ke
kantor pun ditunda sedikit saja. Bukankah ini juga ketidakmampuan saya untuk
menguasai diri saya. Kalaulah ada urusan antar anak yang sudah terburu-buru, paling
mudah lagi saya bilang naik ojek aja atau antar sama ibunya.
44. Sesampai di kantor masih ada syukur karena tiba
tepat waktu. Ngobrol dulu bareng rekan kerja dan baru kerja. Ini urusan gaul
biar nggak jadi orang dijauhin sama rekan kantor. Sekali lagi inipun saya tidak
bisa mengatakan iya dan tidak untuk urusan yang penting atau tidak penting. Bukankah
ini urusannya ‘nafsu”.
55. Mau mulai kerja pun masih mau ditunda dengan urusan
yang remeh-temeh.
66. Dalam kerjapun HP masih menghiasi dalam kerja.
Mata dan bunyi nitofication selalu menggoda untuk melihat HP isinya. Hitunglah
berapa lama waktu kerja saya telah dibajak oleh HP, bisa 1 jam hingga 2 jam.
77. Ada hal yang menghambat saya kerja, lalu saya
tergoda untuk relax dulu atau ngerokok dulu untuk cari ide.
88. Menjelang waktu pulang ontime, 30 menit sebelumnya
pikiran sudah tidak fokus kepada kerja
99. Belum waktu ngobrol dengan alasan diskusi telah
dihabiskan, ngobrol sesama yang berisi curhatan sesama.
Kebayang nggak
sekarang kalau waktu kerja 8 jam sehari itu telah dihabiskan oleh nafsu dan
emosional. Bisa jadi hanya kerja 5 jam atau lebih rendah lagi. Bagaimana saya
bisa mencapai target kerjaan tepat waktu ? Tidakkah saya bisa memanfaatkan
waktu yang habis oleh nafsu tadi untuk :
1.1. Mempercepat kerja yang berkualitas. Yang tidak
lain hal ini untuk mengantisipasi pekerjaan yang diberikan bos. Bahkan dapat
saya berkomunikasi periode mingguan atau periode hari untuk mengkalibrasi
pekerjaan saya dengan harapan bos. Kalau pun belum tercapai sepertinya bisa
saling dimengerti oleh saya dan bos.
22. Menyisihkan waktu untuk belajar kompetensi yang
semakin tinggi. Buat apa ? Mempersiapkan diri untuk SIAP menerima pekerjaan
yang lebih banyak atau berkualitas. Lalu bukannya itu menambah kerjaan ? Insya
Allah SIAP kerja itu memunculkan kepercayaan dari bos, yang bermakna untuk menambah
pendapatan.
33. Kapan untuk urusan diri sendiri ? Gunakan setiap
hati untuk melakukan tindakan-tindakan kecil untuk mengantarkan saya kepada
tujuan pribadi. Gunakan waktu sebelum waktu kerja dan beberapa saat setelah
pulang kerja.
Bukankah kekhawatiran
yang mesti saya hapuskan adalah tidak mampu mengendalikan diri, yang telah menghabiskan
waktu yang tidak memberi apa-apa untuk kebaikan saya. Setiap hari saya
mengulangi penguasan nafsu atas diri saya telah menjadi kebiasaan tanpa
disadari. Akibatnya saya tetap dengan pekerjaan saya saat ini ... adapun kerja
yang ditambahkan kepada saya karena bos melihat saya masih ada waktu bukan
sebagai kepercayaan. Alhasil pendapatannya SAMA setiap tahun. Ada ketakutan
menerima kerjaan lebih tinggi karena saya tidak SIAP. Keadaan ini membuat saya
semakin nyaman tidak ingin berubah, semakin terpuruk. Masih mau keadaan seperti
ini ? Yuk belajar tentang nafsu, emosional dan referensi yang bener agar hidup
semakin baik hari ini.
Insya Allah
tulisan ini dapat memberi inspirasi dan menyadarkan diri saya dan siapapun yang
membacanya. Tidak lain ada pesan “Wake up”.
No comments:
Post a Comment