Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Belum target

     Semangat pagi semua, doa mengiringi semua dimampukan sehat dan dimampukan SIAP kerja yang semakin baik hari ini.

   Pagi itu baru mau mulai kerja, saya sudah dipanggil sama bos. Self talk liar saya sambil jalan menuju bos,”Apa salah saya ya, yang penting aja dulu”. Sesampai di pintu ruangan bos sembari membuka pintu,”Selamat pagi bos”. Dan bos mempersilahkan duduk. Tanpa basa-basi bos langsung “marah” dan mempertanyakan,”kenapa bulan lalu tidak capai target ?”. Saya terdiam sebentar,” Begini bos bulan lalu itu tidak capai target karena pasanya lagi lesu”. Langung dibantah bos,”Pasar mana yang lesu, brand sebelah capai target kok” dan bos pun ngerocos terus kesalahan saya. Saya membela diri sedikit dan ternyata bos semakin tinggi marahnya. “Mau gajimu dipotong ?” lanjut bos. Saya hanya bisa diam. Akhirnya obrolan tadi tak memberi apa-apa, yang ada hanya emosional semua. Tersisa seberapa dalam emosional itu dirasakan ... bos kecewa dan kesel, dan saya tak terima caranya dan ada kekahwatiran kalau ketemu bos lagi.





Setelah dari bos, pikiran saya kacau dan kepikiran terus semua ucapan bos tadi. Bahkan hari berikutnya masih kepikiran terus. Kapan selesainya penguasaan emosional saya ? Saya mesti stop hal ini, karena saya tidak melakukan apa-apa dan membuat suasana diri saya semakin tidak baik. Saya bisa bayangkan hanya karena belum capai target sudah begini, bagaimana hal lain. Bos kan mau semua perfect. Berapa banyak hari yang hilang yang membuat saya tidak nyaman dan tidak produktif.

Yuk belajar dan mengamalkan yang terpenting dalam hidup ini adalah penguasaan diri, dalam agama disebutkan orang hebat itu adalah yang bisa mengalahkan hawa nafsu. Sekalipun bisa mengalahkan orang lain karena sesuatu ... sebenarnya saya sudah tidak menang terhadap diri saya.  Apa iya ? Iya lah apa iya dong. Perhatikan hari sebelum hari ini banyak emosi atau nafsu menguasai diri saya ...

1.1. Bangun pagi tak jadi lebih awal karena saya mengikuti hawa nafsu untuk tidur lagi dan baru bangun karena keterdesakan mesti bangun untuk kerja. 

   2. Karena ada kebiasaan minum pagi, maka saya pun mengikuti hawa nafsu minum kopi dulu. Akhirnya waktu mepet untuk bersiap ke kantor.

33. Ntah karena ada, saya menganggap berangkat ke kantor pun ditunda sedikit saja. Bukankah ini juga ketidakmampuan saya untuk menguasai diri saya. Kalaulah ada urusan antar anak yang sudah terburu-buru, paling mudah lagi saya bilang naik ojek aja atau antar sama ibunya.

44. Sesampai di kantor masih ada syukur karena tiba tepat waktu. Ngobrol dulu bareng rekan kerja dan baru kerja. Ini urusan gaul biar nggak jadi orang dijauhin sama rekan kantor. Sekali lagi inipun saya tidak bisa mengatakan iya dan tidak untuk urusan yang penting atau tidak penting. Bukankah ini urusannya ‘nafsu”.

55. Mau mulai kerja pun masih mau ditunda dengan urusan yang remeh-temeh.

66. Dalam kerjapun HP masih menghiasi dalam kerja. Mata dan bunyi nitofication selalu menggoda untuk melihat HP isinya. Hitunglah berapa lama waktu kerja saya telah dibajak oleh HP, bisa 1 jam hingga 2 jam.

77. Ada hal yang menghambat saya kerja, lalu saya tergoda untuk relax dulu atau ngerokok dulu untuk cari ide.

88. Menjelang waktu pulang ontime, 30 menit sebelumnya pikiran sudah tidak fokus kepada kerja

99. Belum waktu ngobrol dengan alasan diskusi telah dihabiskan, ngobrol sesama yang berisi curhatan sesama.

Kebayang nggak sekarang kalau waktu kerja 8 jam sehari itu telah dihabiskan oleh nafsu dan emosional. Bisa jadi hanya kerja 5 jam atau lebih rendah lagi. Bagaimana saya bisa mencapai target kerjaan tepat waktu ? Tidakkah saya bisa memanfaatkan waktu yang habis oleh nafsu tadi untuk :

1.1. Mempercepat kerja yang berkualitas. Yang tidak lain hal ini untuk mengantisipasi pekerjaan yang diberikan bos. Bahkan dapat saya berkomunikasi periode mingguan atau periode hari untuk mengkalibrasi pekerjaan saya dengan harapan bos. Kalau pun belum tercapai sepertinya bisa saling dimengerti oleh saya dan bos.

22. Menyisihkan waktu untuk belajar kompetensi yang semakin tinggi. Buat apa ? Mempersiapkan diri untuk SIAP menerima pekerjaan yang lebih banyak atau berkualitas. Lalu bukannya itu menambah kerjaan ? Insya Allah SIAP kerja itu memunculkan kepercayaan dari bos, yang bermakna untuk menambah pendapatan.

33. Kapan untuk urusan diri sendiri ? Gunakan setiap hati untuk melakukan tindakan-tindakan kecil untuk mengantarkan saya kepada tujuan pribadi. Gunakan waktu sebelum waktu kerja dan beberapa saat setelah pulang kerja.

Bukankah kekhawatiran yang mesti saya hapuskan adalah tidak mampu mengendalikan diri, yang telah menghabiskan waktu yang tidak memberi apa-apa untuk kebaikan saya. Setiap hari saya mengulangi penguasan nafsu atas diri saya telah menjadi kebiasaan tanpa disadari. Akibatnya saya tetap dengan pekerjaan saya saat ini ... adapun kerja yang ditambahkan kepada saya karena bos melihat saya masih ada waktu bukan sebagai kepercayaan. Alhasil pendapatannya SAMA setiap tahun. Ada ketakutan menerima kerjaan lebih tinggi karena saya tidak SIAP. Keadaan ini membuat saya semakin nyaman tidak ingin berubah, semakin terpuruk. Masih mau keadaan seperti ini ? Yuk belajar tentang nafsu, emosional dan referensi yang bener agar hidup semakin baik hari ini.

Insya Allah tulisan ini dapat memberi inspirasi dan menyadarkan diri saya dan siapapun yang membacanya. Tidak lain ada pesan “Wake up”.

No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...