Menyediakan pelatihan motivasi spiritual, pendampingan, e-book dan konsultasi pemberdayaan diri Islam, WA/CALL 087823659247

e-Book Munir Hsan Basri

e-Book Munir Hsan Basri

Semangat dan logika ilmu pasti

Saat ini kita masih dominan berpikir logis untuk pekerjaan apapun, apalagi untuk urusan kerja. Misalkan untuk meningkatkan pendapatan, apa yang dibenak pikiran kita ? Yang pasti kerja keras, kerja cerdas ... kalau kita karyawan, maka kita kerja yang mencapai target dan disenangi atasan (mengerjakan apa yang diperintahkan). Tanpa itu semua secara logika tidak mudah meningkatkan pendapatan. Gaji (pendapatan) = kualitas dan kuantitas kerja.

Apakah sudah kita lakukan ? Kita bilang,”saya sudah kerja luar biasa, tapi hasilnya tidak menggembirakan”. Apakah benar sudah kerja luar biasa ? Banyak orang masih menunjukkan dia terlihat kerja luar biasa ... tapi kenyataannya belum. Ingat lagi saat kita berpikir logis mengatakan,”kerja keras pasti ada hasilnya”. Artinya pendapatan kita yang belum meningkat menunjukkan kita belum kerja yang benar, bisa jadi kerjanya belum banyak (konsisten) atau kerja kita yang belum berkualitas atau kerja kita yang tidak dengan dasar ilmu yang benar. Sudahkah kita melakukan perubahan dalam kerja ? Untuk tahu itu semua, mari kita tanya diri kita sendiri tentang “Sudah belajar ilmu baru ? atau sudah pernah mengukur dan mengevaluasi ?”

Sudah berapa lama kita mengerjakan hal di atas ? Anda bisa jadi sudah bekerja sampai 5 bahkan 10 tahun lebih ... apa hasilnya ? Ungkapan menyenangkan hati adalah bersyukur aja. Bagaimana jika ternyata Anda berhasil meningkatkan pendapatan ? Bisa jadi Anda mau bilang begini,”semua itu terjadi karena saya kerja keras dan sebagainya”. Begitulah perilaku kita sebagai manusia.

Apakah kita tetap berrpikir secara logis untuk urusan pendapatan ini ? Semua orang melakukan hal yang sama. Berapa banyak orang yang berhasil ? Faktanya hanya sedikit, dalam satu perusahaan hanya ada 1 –  5 orang yang berhasil. Lalu ? Mari pertanyakan beberapa hal ini :

1.       Berpikir logis, kerja A dapat maksimal A. Tanpa kerja A maka hasilnya tidak mendapatkan A.

2.       Saat kita berpikir logis,”kerja A hasil A”. Siapa yang menjamin hasil A itu didapat dengan kerja A ? Bukankah kita berpikir seperti itu berarti kitalah yang menentukannya. Tapi mengapa kita belum juga mendapatkan hasil A, padahal sudah kerja A ?

3.       Kerja A itu kita ciptakan sendiri. Kok kita begitu yakin dengan kerja A itu ?

4.       Pola berpikir logis ...

a.       ternyata tidak selalu benar kerja A menghasilkan A.

b.       Bisa jadi mereka yang tidak kerja A mendapatkan A.

c.       Bisa jadi mereka yang kerja A mendapatkan hasil bukan A

d.       Dan banyak kemungkinan yang bisa terjadi

5.       Masihkah kita berpegang 100% dan yakin dengan pola berpikir logis ?

Apakah ada yang bisa memberikan cara berpikir yang lebih baik ? Bukankah kita ini makhluk yang diciptakan Allah ? Artinya Allah pasti TAHU tentang kita dan Allah juga memberikan petunjuk (kerja) yang benar agar kita mendapatkan hasil yang baik buat diri kita sendiri. Berpikir memahami dengan iman, percaya dan yakin kepada Allah yang meridhai hasil dari apa yang kita kerjakan. Apa yang kita kerjakan adalah amal saleh yang Allah beri petunjuk sebagai cara kita kerja. Allah menjanjikan dengan pasti, bahwa jika kita kerja A maka Allah balas lebih baik dari hasil A. Rumus “berpikir” Allah itu mutlak kebenarannya. Mengapa kita masih mencari jalan lain ?

Semua kembali kepada Allah, saat kita meninggal dunia ... kita kembali kepada Allah. Sehari-hari kita kerja dan mengalami lelah. Malam hari kita tidur ... kita dipaksa untuk kembali kepada Allah (suka atau tidak suka). Saat kita mengalami kesulitan/musibah/keadaan terpuruk dan sejenisnya ... kita kembali juga kepada Allah dengan memohon doa (pertolongan). Apakah kita bisa hidup tanpa daya dan kekuatan dari Allah ?

Insya Allah kita selalu diberi hidayah agar ingat kepada Allah, Alangkah indahnya kita memulai dari Allah, kerja bersama Allah dan menghadirkan Allah dalam setiap langkah, akhirnya kita pun selalu bertawakkal kepada Allah.



No comments:

Post a Comment

Featured post

Apa iya karyawan itu mesti nurut ?

  Judul ini saya ambil dari pengalaman memimpin sebuah team. Ada karyawan yang nurut dan ada yang "memberontak". Apakah keduanya a...